"Kamu masih yakin kalau Ling The dan Drago ada di Desa Bayangan ini, Draken?" tanya Candaka yang baru teringat ucapan Naga Draken sebelumnya."Aku yakin mereka bersembunyi di dalam Desa Bayangan tapi dalam wujud yang hanya kelihatan di waktu sore menjelang malam saja! Kalau hari terang, mereka tidak akan kelihatan!' ujar Naga Draken yang tetap yakin dengan keberadaan Ling The dan Drago."Apa kamu pernah melihat makhluk seperti yang dikatakan Naga Draken ini, Shama?" tanya Candaka."Makhluk seperti apa, Candaka?" tanya Shama."Bagaimana wujud Ling The dan Drago sekarang, Draken?" tanya Candaka."Aku tidak tahu wujud mereka seperti apa setelah dibebaskan dari Alam Iblis oleh sosok misterius! Aku juga tidak tahu kepentingab apa yang sosok ini harapkan dari Ling The dan Drago!" sahut Naga Draken."jadi sebenarnya Ling The dan Drago sudah tewas tapi dibebaskan dari Alam Iblis oleh sosok misterius?" tanya Rinjani untuk menyakinkan ucapan Naga Draken."Benar sekali, Dewi Racun!" jawab Naga D
Suasana gembira yang terjalin antara Candaka, Rinjani, Shadow Master, dan Shadow Trinity sedikit terganggu oleh masuknya salah satu Shadow yang datang dan melapor kepada Shama."Maaf menganggu waktunya, Ketua! Ada hewan ternak kita yang hilang lagi! Salah satu penduduk desa sempat melihat bayangan putih yang melesat cepat meninggalkan Desa Bayangan ini!" lapor Shadow ini."Bayangan putih? Kenapa baru sekarang penduduk desa melihatnya?" tanya Shama yang merasa heran dengan laporan Shadow ini."Lebih baik kita pergi melihat lokasi kejadian, Shama!' ajak Candaka yang juga penasaran dengan bayangan putih yang dilihat oleh penduduk desa."Biar kami saja yang melihatnya! Paduka Raja dan Ratu beristirahat saja agar besok pagi merasa segar untuk melakukan perjalanan kembali!" saran Shama.Tentu saja saran Shama ditolak mentah-mentah oleh Candaka dan Rinjani yang memang sudah penasaran dengan ucapan Naga Draken mengenai sosok Ling The dan Drago yang diyakini bersembunyi di Desa Bayangan."Kami
Candaka melesat pergi dengan cepat meninggalkan Rinjani sendirian untuk memanggil Trinity agar menemani Dewi Racun ini masuk ke perbukitan Mandorugo yang berbahaya. "Hantu pencuri ini pasti wanita sehingga berani memasuki perbukitan yang dihuni Mandorugo ini, atau mungkin juga naga seperti Draken yang dsukai oleh Kinnari, wujud manusia dari makhluk ini." Rinjani menunggu Candaka yang katanya akan segera memanggil Trinity, tapi setelah sejam berlalu belum juga ada tanda-tanda Candaka kembali menemuinya bersama Trinity. "Apa yang terjadi pada Kanda ya? Kenapa lama sekali untuk memanggil Trinity saja? Apa aku kembali ke Desa Bayangan saja dahulu?' pikir Rinjani. Baru saja Rinjani berpikir untuk kembali, tampak olehnya sosok berpakaian serba putih melesat masuk lagi ke dalam perbukitan Mandorugo. "Kapan hantu pencuri ini keluar dari perbukitan? Kenapa sekarang dia kembali lagi?" tanya Rinjani dalam hatinya. Rasa penasaran membuatnya tidak bisa lagi berlama-lama menunggu kedatangan Ca
Candaka tiba di Desa Bayangan saat terjadi kehebohan di desa tersebut padahal baru sebentar saja dia tinggalkan bersama Rinjani."Apa yang terjadi, Shama?' tanya Candaka yang terkejut melihat seisi desa terbakar dengan cepatnya."Ada yang membakar perkampungan ini. Tuduhan diarahkan kepada Naga Draken, tapi menurut Trinity tidak ada tanda-tanda kalau Naga Draken yang melakukan semua ini!" ujar Shama."Kebakaran sebesar ini hanya bisa dilakukan oleh Naga! Memang Draken pasti menjadi tersangka utama karena hanya dia satu-satunya naga yang ada di Desa Bayangan ini!" seru Candaka.Pendekar Naga Biru ini langsung turun tangan membantu warga desa tanpa memandang derajatnya sebagai Raja Kamandaria."Adinda Rin bisa menunggu sebentar ... keselamatan warga Desa Bayangan ini lebih penting!" ujar Candaka dalam hati. "Pasti Adinda Rin memaklumi tindakanku ini.""Kak Candaka kok kembali sendiri, mana Ratu Rinjani?" tanya Trinity yang baru kembali dari membantu warga desa untuk memadamkan api.Butu
Trinity berlari cepat menuju ke arah perbukitan untuk menemui Rinjani yang sedang mengejar hantu pencuri hewan ternak milik warga Desa Bayangan.Namun, sesampainya di depan perbukitan, Rinjani sudah tidak ada di tempatnya.Hanya ada kesunyian dan kegelapan di depan Hutan Mandurugo yang disertai angin yang bertiup kencang."Kemana ya Ratu Rinjani? Apa Ratu nekad masuk ke dalam hutan di perbukitan ini sendirian?" tanya Trinity kepada dirinya sendiri.Trinity masih mencoba mencari Rinjani ke sekeliling perbukitan ini tapi tidak menemukan Dewi Racun ini."Jalan satu-satunya adalah Ratu masuk ke dalam perbukitan ini sendirian. Aku harus segera masuk membantu Ratu apabila memang benar kalau hantu pencuri ternak ini melarikan diri masuk ke dalam hutan di perbukitan ini.Trinity memasuki hutan di perbukitan ini dengan sangat berhati-hati.Dia tidak ingin menjadi santapan Mandurogu yang mungkin saja sudah tidak memilih-milih lagi korbannya.Hutan Mandurogu ini sunyi sekali saat Trinity memasuk
Candaka yang terus berkonsentrasi melacak keberadaan Evil Dragon alias Naga Drago mulai menemukan titik terang dengan mulai bercahayanya tubuh Pendekar Naga Biru ini."Aku tahu kamu bersembunyi di mana, Drago! Jangan harap kau bisa meloloskan diri sekarang!" seru Candaka."Ada di mana Naga Drago ini, Candaka?" tanya Shama."Ayo, kita paksa Drago keluar dari persembunyiannya!" ajak Candaka yang beranjak keluar menuju daerah terbuka di Desa Bayangan.Saat berada di luar tempat persembunyian, sudah tampak sosok yang dicari selama ini.Kemampuan terbaru Naga Buta adalah bisa memunculkan objek yang tidak terlihat menjadi terlihat oleh mata biasa."Drago! Ternyata memang benar kau! Draken selalu benar tentang ingatannya! Apa kalian yang memanggil Draken ke Desa Bayangan?" tanya Candaka."Benar sekali, Candaka! Tujuan kami adalah menjebakmu dan Ratu agar kami leluasa untuk menghabisi kalian berdua!" sahut Evil Dragon yang sudah berubah ke wujud Drago."Kata Draken kalian telah berubah wajahn
"Apa kamu ini Kultivator atau Immortal?" tanya Trinity yang penasaran dengan kemisteriusan Long Xi Fang."Apa pedulimu kalau aku ini Immortal?" tanya Long Xi Fang."Berarti kamu sudah tua! Immortal kan awet muda!" ujar Trinity sambil tertawa mengejek.Baru kali ini Trinity bisa bersenda gurau lagi dengan seseorang selain dengan Candaka, padahal dia baru saja bertemu dengan Naga Barat yang aneh ini."Bagaimana kalau aku bukan kultivator biasa tapi Naga Kultivator!" sahut Naga Barat."Apa itu Naga Kultivator?" tanya Treinity."Kamu tidak tahu apa itu Naga Kultivator?" tanya Naga Barat dengan wajah bingung."Benar, aku sungguh tidak tahu! Tidak ada kultivator di Kamandaria ini yang pernah aku temui! Ada bebrapa sahabat Kak Candaka tapi aku tidak ikut campur!" ujar Trinity."Naga Kultivator adalah naga yang bisa berkultivasi menuju kehebatan tertinggi dan menjadi manusia abadi! Kami menyebutnya Supreme Divine Dragon, yang merupakan tingkatan tertinggi kultivasi naga!" jelas Naga Barat."W
"Pukulanmu benar-benar dasyat, Candaka!' seru Drago yang masih belum bisa bangkit akibat luka dalam yang dialaminya."Aku masih tidak percaya padamu, jadi kamu harus kubuat luka dalam dahulu agar kamu tidak bisa menjebakku!" sahut Candaka yang berhasil menyusul Drago."Aku tahu kalau aku sulit untuk dipercaya, tapi semua yang kukatakan ini benar!""Sekarang, ceritakan tentang Mahesa yang kamu ketahui!" seru Candaka yang masih waspada dengan serangan balasan Drago."Kamu tidak penasaran siapa yang membakar Desa Bayangan?" tanya Drago."Bukannya kamu yang membakar Desa Bayangan, Drago!" sahut Candaka."Kamu telah menuduh naga yang salah, Candaka!' ujar Drago."Kalau bukan kamu, siapa lagi yang punya kepentingan di Desa Bayangan? Apa Ling The yang membakar Desa Bayangan?" tanya Candaka."Lagi-lagi kamu salah, Candaka! Kakakku yang membakar Desa Bayangan ini!" "Tadi kamu tuduh Naga Draken ingin membunuhku dalam misinya, sekarang kamu bilang dia juga yang membakar Desa Bayangan! Apa infor
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia