"Aku ingat sesuatu, Pendekar Naga Biru!" seru Draken."Apa yang kamu ingat, Draken?" tanya Candaka."Aku berada di sebuah tempat yang indah sekali, bahkan melebihi Nirvana sekalipun! Naga-naga di sana tampak bahagia sekali dan sangat sakti! Tunggu dulu ... aku juga melihat pemimpin tempat ini!" ujar Draken."Bagaimana rupa naga pemimpin yang kamu lihat, Draken?" tanya Candaka lagi."Naga ini memiliki tubuh berkilau keemasan dengan beberapa bagian berwarna merah berkilau. Naga-naga di sana memanggilnya ... aduh ! Kenapa aku bisa lupa! Sebentar ...""Apa naga ini besar melebihi dirimu, Draken?" tanya Candaka."Bukan hanya besar, tapi wajah naga ini sangat berwibawa! Sepertinya dunia yang ditempatinya merupakan Dunia Tanpa Batas!" sahut Naga Draken."Seperti apa Dunia Tanpa Batas itu? Apa seperti dunia tempat kita berada sekarang?" tanya Candaka."Bukannya sudah kukatakan kalau Dunia Tanpa Batas itu sangat indah, jauh melampaui dunia tempat kita berada yang penuh kekerasan!" sahut Naga D
Draken tanpa alasan yang jelas langsung mengamuk begitu mata merahnya menyala tanpa sebab yang jelas.Namun, naga ini tidak merusak Desa Bayangan, melainkan pergi menjauh dari Desa Bayangan, walaupun dalam kondisi mengamuk."Apa yang terjadi? Kenapa Draken bisa seganas ini?" tanya Candaka."Ada yang mengendalikan Draken ini, Kanda! kalau kutebak pasti Infinity Dragon!" sahut Rinjani."Apa yang diinginkannya dariku? Aku saja tidak pernah bertemu naga yang disebut Naga Tanpa Batas ini. Bahkan dunianya saja belum pernah kukunjungi, dan sepertinya mustahil kukunjungi dengan kemampuanku yang masih rendah ini!" ujar Candaka."Kanda tahu mengenai Infinity Dragon ini? Apa yang diinginkannya dari Kanda?" tanya Rinjani."Lu Ming mengatakan kalau lima tahun lagi, Infinity Dragon akan datang menculik Mahesa, Adinda Rin!" sahut Candaka yang memutuskan berterus terang pada Rinjani."Kenapa Kanda merahasiakannya dari kak Zhian dan juga kita-kita ini yang menjadi isteri Kanda?" tanya Rinjani yang kec
"Aku melihat Zenith ini pertama kali saat aku kecil, Ratu! Menurut kepercayaan kami para Shadow di Shadow Island, hanya Shadow terpilih yang bisa melihat Zenith ini!" sahut Trinity menanggapi pertanyaan Rinjani. "Pantas Shama tidak bisa melihat makhluk mitos ini. Apa benar makhluk mitos ini melindungi tempat asal kalian ini?" tanya Rinjani. "Benar, Ratu!" sahut Trinity. "Kalau yang di Shadow Forest ini, Zenith yang sama seperti yang kamu lihat saat kecil di Shadow Island?" tanya Rinjani. "Agak berbeda! Zenith yang kulihat saat kecil terasa penuh kelembutan, tapi Zenith yang berada di Shadow Forest mengandung kekuatan yang membuatku tidak nyaman!" ujar Trinity. "Kenapa tidak kamu katakan kepada Shama?" tanya Rinjani. "Penduduk Desa Bayangan begitu yakin kalau Zenith ini adalah Zenith yang sama seperti makhluk mitos di Kepulauan Bayangan. Aku tidak ingin mengecewakan mereka. Shama juga mempercayainya!' sahut Trinity. "Lebih baik mereka mempercayai kalau Zenith ini akanmelindungi m
Ucapaan Trinity secara tiba-tiba ini sungguh mengejutkan semuanya. "Kamu tahu Naga Draken berada di mana selama ini? Kenapa kamu merahasiakannya?" tanya Rinjani. "Aku sudah janji dengan Draken agar tidak memberitahukan tempat persembunyiannya saat dia pertama kali tiba di dekat Desa Bayangan ini. Maafkan aku, Shama!" ujar Trinity. "Kenapa Naga Draken membuatmu berjanji seperti itu?" tanya Rinjani. "Ada misi yang sedang dijalankannya di Kamandaria, tapi dia lupa misi seperti apa yang harus dijalankannya. Saat itu dia tidak separah sekarang ini. Dia masih ingat dengan dirimu, Kak Candaka! Malahan dia bilang misi pentinganya ini ada hubungannya dengan Kak Candaka! Untuk itulah aku melindungi dirinya. Tidak tahunya kehilangan ingatannya semakin parah dengan mulai mendatangi Desa Bayangan!" Trinity penuh penyesalan menceritakan rahasia yang terpaksa dibukanya karena semakin parahnya ingatan Draken yang bisa saja mengancam keselmatan seluruh penduduk Desa Bayangan. "Apa Draken pernah
Suara raungan naga dari dalam goa besar ini menggetarkan seluruh perbukitan termasuk hutan, tempat naga ini berada."Apa raungan ini dapat memancing keluarnya makhluk Beast yang menghuni hutan ini, Trinity?" tanya Rinjani."Kinnari tidak mungkin keluar saat ini karena wujudnya masih berupa gadis yang sangat cantik. Berbeda kalau malam tiba yang wujudnya Mandurugo! Tapi, dengan banyaknya orang di sini, mustahil makhluk Beast ini akan keluar dari persembunyiannya!" jelas Trinity.ROOOAAARRR ....Raungan keras kembali terdengar.Kali ini lebih kencang daripada sebelumnya."Draken, keluarlah! kami tidak bermaksud jahat padamu!" seru Candaka."Biar aku yang masuk ke dalam goa besar ini, Kanda!" sahut Rinjani."Kamu yakin bisa melawan Naga Draken ini sendirian?" tanya Candaka."Kanda masih meragukan kemampuanku?" tanya Rinjani dengan tatapan matanya yang tajam.keraguan Candaka terhadap dirinya membuat Rinjani sedikit kesal terhadap Pendekar Naga Biru ini."Bukan meragukan kemampuanmu, Adin
Trinity merasakan seluruh tubuhnya bergidik menyaksikan Naga Draken yang menyemburkan api besarnya ke arah Candaka dan Rinjani yang tanpa perlindungan sama sekali."Apa yang terjadi? Kenapa mereka bisa begitu ceroboh terhadap serangan Naga Draken?" pikir Trinity.Shama yang menyaksikan serangan mengerikan yang dikeluarkan Naga Draken juga sama terkejutnya dengan Trinity."Apa mereka selamat, Trinity?" tanya Shama.Trinity dan Shama bergegas menuju ke arah Candaka dan Rinjani.Langkah mereka terhenti saat melihat kepulan asap yang menghilang dari api naga yang membakar ratu dan Raja Kamandaria ini.Sosok Naga Emas yang berukuran raksasa tampak berkilau diterpa sinar mentari yang menutupi Candaka dan Rinjani dengan kedua sayapnya yang kokoh dan tahan api.GWAAAKKK ....Pekik Naga Emas membahana, membuat Naga Draken terdorong mundur dari posisinya yang melayang di angkasa.Tampak sayap Naga Emas ini terbuka dengan megahnya."Kalian tidak apa-apa?" tanya Shama yang cemas dengan keadaan Ca
"Kamu masih yakin kalau Ling The dan Drago ada di Desa Bayangan ini, Draken?" tanya Candaka yang baru teringat ucapan Naga Draken sebelumnya."Aku yakin mereka bersembunyi di dalam Desa Bayangan tapi dalam wujud yang hanya kelihatan di waktu sore menjelang malam saja! Kalau hari terang, mereka tidak akan kelihatan!' ujar Naga Draken yang tetap yakin dengan keberadaan Ling The dan Drago."Apa kamu pernah melihat makhluk seperti yang dikatakan Naga Draken ini, Shama?" tanya Candaka."Makhluk seperti apa, Candaka?" tanya Shama."Bagaimana wujud Ling The dan Drago sekarang, Draken?" tanya Candaka."Aku tidak tahu wujud mereka seperti apa setelah dibebaskan dari Alam Iblis oleh sosok misterius! Aku juga tidak tahu kepentingab apa yang sosok ini harapkan dari Ling The dan Drago!" sahut Naga Draken."jadi sebenarnya Ling The dan Drago sudah tewas tapi dibebaskan dari Alam Iblis oleh sosok misterius?" tanya Rinjani untuk menyakinkan ucapan Naga Draken."Benar sekali, Dewi Racun!" jawab Naga D
Suasana gembira yang terjalin antara Candaka, Rinjani, Shadow Master, dan Shadow Trinity sedikit terganggu oleh masuknya salah satu Shadow yang datang dan melapor kepada Shama."Maaf menganggu waktunya, Ketua! Ada hewan ternak kita yang hilang lagi! Salah satu penduduk desa sempat melihat bayangan putih yang melesat cepat meninggalkan Desa Bayangan ini!" lapor Shadow ini."Bayangan putih? Kenapa baru sekarang penduduk desa melihatnya?" tanya Shama yang merasa heran dengan laporan Shadow ini."Lebih baik kita pergi melihat lokasi kejadian, Shama!' ajak Candaka yang juga penasaran dengan bayangan putih yang dilihat oleh penduduk desa."Biar kami saja yang melihatnya! Paduka Raja dan Ratu beristirahat saja agar besok pagi merasa segar untuk melakukan perjalanan kembali!" saran Shama.Tentu saja saran Shama ditolak mentah-mentah oleh Candaka dan Rinjani yang memang sudah penasaran dengan ucapan Naga Draken mengenai sosok Ling The dan Drago yang diyakini bersembunyi di Desa Bayangan."Kami