Share

Bab 20

Penulis: Lara Aksara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 09:00:11

Katon berjalan sambil memeluk dua wanita, Mama dan adik bungsunya sementara di belakang mereka ada Morgan berjalan beriringan dengan Satria sambil membicarakan tentang kuda pacu. Andrew sedang duduk di taman bersama Maya. Lily melesat meninggalkan Katon untuk menghampiri kakek-neneknya.

“Nana! Lihat siapa yang datang!” pekik Lily. Maya menoleh ke arah suara dan Andrew hanya ikutan menoleh karena dicolek Maya.

“Katon?” Suara Maya pelan dan serak. Ia berusaha berdiri meski sedikit goyah, dalam upayanya untuk melihat Katon lebih jelas. Arini melepaskan Katon dan menyuruhnya mendekati Maya.

“Halo Nana tercantik di dunia,” sapa Katon dan memeluk Maya tua yang bertubuh ringkih. Katon seperti memeluk wanita terbuat dari kertas. Kulitnya terasa kering dan berkeresak ketika bersentuhan dengan kulit sehat Katon. Maya tertawa dengan suara serak dan balas memeluk lalu menciumi pipi Katon.

“Cucuku yang hilang sudah pulang. Kenapa kamu suka sekali pergi meninggalkan Nana?” tanya Maya antara bah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 21

    “Ngomong seperti itu di depan Bu Rose, berani?” tantang Icha yang sudah berdiri di depan pintu kantor Rosalind. “Tentu saja! Kenapa tidak?” tandas Katon. “Saya yang tidak berani, Mas. Silakan masuk, Ibu menunggu di dalam.” Icha membukakan pintu sambil tersenyum manis. Katon dan Morgan melewati Icha, Morgan menyempatkan mengangguk sopan ketika melewati Icha yang dibalas dengan senyum tak kalah sopan. “Kamu sudah pernah tidur dengannya, ya?” tuduh Morgan. Mereka masih berjalan melintasi lorong panjang yang kanan kirinya adalah taman sebelum memasuki kantor Rosalind. “Tuduhan atau tebakan?” “Analisa dari bahasa tubuh kalian berdua!” “Hanya sekali, Morg.” “Brengsek!” maki Morgan pelan karena Katon sudah membuka pintu ke ruangan kerja Rosalind. “Mawarku,” sapa Katon. Rosalind sedang berdiri di depan meja kerjanya sambil berbicara melalui telepon. Ia meluruskan lengan dan menaikkan jari telunjuknya pertanda ia mau Katon diam dan tidak menganggu. Sangat tegas dan mendominasi. Postur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 22

    Baik Katon maupun Morgan reaksinya sama. Rosalind bisa merasakan penolakan Katon. Ia duduk bersandar sambil melipat tangan. Sedari tadi Rosalind bicara sambil mencodongkan tubuhnya ke arah dua pria di depannya. Sangat mirip Andrew Wijaya Collins di masa muda jika tertarik atau serius akan sesuatu. “Yang aku minta supaya kamu habisi bukan orang baik, Mas. Sebagai ketua sindikat, ia tidak ragu melukai anak-anak dan wanita untuk mengintimidasi petani-petaniku.” Nada suara Rosalind penuh emosi. “Kenapa tidak menyuruh tentara bayaranmu?” tanya Katon. “Oooh, tidak bisa. Mereka harus terlihat baik dan melindungi petaniku maupun keluarga mereka. Tentara bayaranku juga harus memiliki alibi ketika ketua sindikat laknat tersebut ditemukan tewas!” tukas Rosalind. “Oke! Tentu saja ini adalah hal baik, Katon! Mengirim satu bajingan ke neraka dan membuat dunia yang lebih indah,” kata Morgan penuh semangat. Katon memincingkan mata ke arah Morgan. Ia mengenali sesuatu. Morgan kelihatan sekali menc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 23

    Katon mengikuti langkah wanita itu sambil membelenggu pencopetnya. Dan mereka menyerahkan ke pos polisi terdekat. Baik Katon maupun wanita itu, harus melalui prosedur pelaporan pencopetan berdua. Sebagai korban dan saksi. Keduanya diminta nomor ponsel utk penyelidikan lebih lanjut. Saat itulah Katon mengetahui nama wanita penolongnya. Ratih Ayu Putraningtyas. Tepat dugaan Katon, ia seorang wanita Jawa tulen. Setelah melalui pelaporan berdua, mereka keluar dari pos polisi secara bersama-sama. Katon mengeluarkan ponsel dari kantung dan bermaksud menghubungi Stella. Betapa terkejutnya Katon ketika ia baru menyadari kalau ponselnya mati dan kacanya retak. Memang selama proses pemeriksaan dan laporan kepolisian, Katon tidak perlu mengeluarkan ponsel karena ia menyerahkan kartu nama saja. "Crap!" Maki Katon pelan. Wanita di sebelahnya menatap datar. Katon kesal karena tidak bisa menghubungi Stella. “Maaf.” “Tidak apa, Pak” ujar wanita tersebut. Katon memasukkan ponsel rusaknya kembali ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 24

    Katon terbangun di pagi buta, seperti kebiasaannya. Ruangan sekitarnya remang-remang, hanya berdasarkan nyala lampu tidur yang redup di sisi tempat tidur. Stella masih tertidur di atas dada dan memeluknya. Rambut pirang gelap wanita itu bertebaran di bahunya. Katon menghela napas perlahan dan berusaha membebaskan diri sehalus mungkin. Stella ikut menarik napas seiring gerakan Katon dan berpindah. Tetapi tidak terbangun. Wanita itu bergeser dan berbalik membelakangi Katon untuk melanjutkan tidurnya.Katon duduk dan mengusap wajahnya. Bisa-bisanya ia bermalam dengan Stella malah memimpikan Ratih. Wanita itu terus-terusan tersenyum ke arahnya di dalam mimpi. Sesekali mengerling dengan sudut mata bikin jantung Katon ajrut-ajrutan tak karuan. Rambut Ratih yang ditemuinya semalam diikat dalam satu ikatan dibelakang leher, tetapi dalam mimpinya, Ratih menggerai rambutnya. Dan tipikal rambut Ratih adalah kesukaan Katon. Hitam legam, panjang dan tebal. Hanya Arini, satu-satunya wanita yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 25

    Segitiga Emas adalah kawasan di bagian utara Asia Tenggara yang meliputi Myanmar, utara Laos dan bagian utara Thailand. Disebut ‘emas’ karena kekayaan kawasan ini berasal dari emas hitam atau opium. Kawasan ini merupakan pengeluar candu serta heroin yang paling utama di Asia Tenggara.Desa Loi Chyaram terletak di Utara Negara Bagian Shan, Myanmar dan berbatasan dengan China di utara, Laos di sebelah timur, dan Thailand di selatan. Negara Bagian Shan adalah rumah bagi beberapa kelompok etnis, termasuk Shan, Bamar, Han-Chinese, Wa, Lisu, Danu, Intha, Lahu, Ta’ang, Pa-O, Taungyo, India, dan Gurkha.Di sinilah Katon dan Morgan berada. Dikenal karena keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya. Desa ini dikelilingi oleh hutan hijau subur dan perbukitan. Ada sebuah kuil terkenal di sini, Kuil Chyaram, yang merupakan kuil Buddha yang berasal dari abad ke-11.Mereka baru saja turun dari sebuah bus tua yang penuh sesak dan berjalan terseok sejak dari Yangon. Kini keduanya berdiri di tepi ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 26

    Ternyata malam di Desa Loi Chyaram sangat indah. Karena penerangan yang terbatas dan belum merata. Sebagian rumah masih memakai lampu minyak, sedangkan rumah yang ditinggali katon dan Morgan sudah lebih baik karena menggunakan lampu petromax. Dan di luar yang seluruhnya gelap gulita, jadi menampakkan kunang-kunang di atas ilalang. Seolah ingin menyaingi, di langit terang dengan milyaran bintang. Bahkan Morgan yang sedang kesal pun, tidak bisa mengabaikan kesederhanaan yang terasa indah ini. “Jadi, tidak bete lagi?” tanya Katon ketika mereka makan malam bersama. “Hm. Di luar sangat indah, Ton. Tapi di dalam kok mengerikan ya?” bisik Morgan. Katon mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Mereka sedang makan malam bersama penduduk lokal yang merupakan petani Rosalind dan keluarganya. Sebagian lagi adalah Jeremy dan anak buahnya yang kebanyakan bule seperti Morgan. Yang sahabat Katon katakan sebagai mengerikan adalah keberadaan tentara bayaran Rosalind yang ternyata orang-orang Gurkha. Mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 27

    Rabu masih dua hari lagi. Mau tidak mau Katon dan Morgan harus menunggu. Katon sepertinya tidak bermasalah dengan aktifitas yang melibatkan air dan kamar mandi. Morgan yang sebal. Pria besar itu mengerang ketika bangun di pagi hari dan tubuhnya memberi alarm untuk buang hajat. “Sial!” umpatnya kesal. Ia bergerak keluar dari kantung tidurnya. Ya, Morgan mengikuti jejak Katon dan memilih bergelung di dalam kantung tidur ketimbang tidur bersisian dengan sesama pria di atas tempat tidur kayu. “Ton. Ton. Aku mau ke kamar mandi,” bisiknya sambil mengguncang tubuh Katon pelan. “Mana ada. Ke sungai sana.” Suara Katon teredam dan terdengar serak. “Ya itu maksudku!” desis Morgan jengkel Katon mendengus tertawa tetapi ia bangun juga untuk menemani sahabatnya. “Kau ini aneh. Kau tidak masalah ketika harus buang air besar di gunung. Apa bedanya, sih?” omel Katon dalam bisikan. “Hei, kunyuk. Di gunung alam liar. Beda! Di sini, sungai dikelilingi lingkungan penduduk! Dengar? Lingkungan pendudu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 28

    “Kampret!! Kalau bercukur aku juga ganteng, dasar Myint tidak tahu diuntung!” Morgan mengejar Myint yang sudah melesat duluan dengan ditatap heran oleh Katon. Selepas makan pagi, Katon dan Morgan menyempatkan diri untuk memerika senapan dan teropong mereka. Jeremy hanya muncul sesaat dan meletakkan dua SIG Sauer P226 beserta amunisinya. “Kalau kalian kehilangan senapan,” katanya sebelum meninggalkan Katon dan Morgan lagi. “Wah!” Myint melompat ke arah mereka, mendekati meja dan berusaha meraih senjata api yang ditinggalkan Jeremy. “Woohoo! Pemuda, jaga tanganmu!” Katon memperingatkan Myint. Ia baru saja menepis tangan Myint yang akan meraih pistol. “Kenapa, Pak. Kan tidak ada pelurunya?” tanya Myint heran. Katon yang merenggut SIG Sauer P226 yang nyaris diraih Myint, menatap curiga ke remaja itu. “Dari mana kamu tahu tidak ada pelurunya?” tanya penuh selidik. Myint tertawa. “Pak! Itu kan masih baru. Pelurunya di sana.” Myint menjawab sambil menunjuk kotak peluru yang juga diting

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 118

    Katon menahan napas dan mulai menata lengannya, lalu ia memutar perlahan melawan arah sebelumnya dan terdengar sekali lagi derak tulang sendi bahu kembali ke posisinya lagi. Ia melemaskan lengan sambil mempercepat langkah menuju ke wanita yang masih terkapar di tanah. “Hei, kamu tidak apa-apa?” tanya Katon seraya memeriksa nadi di leher wanita tersebut. Masih terasa tetapi lemah dan mata wanita itu tertutup dengan napasnya yang pendek-pendek. Dengan satu tangan masih memeriksa nadi leher wanita itu, Katon memakai tangan yang lain untuk merogoh ponsel dan menghubungi 192, panggilan darurat layanan keselamatan di Brazil. Tidak perlu waktu lama dari waktu menghubungi hingga tim medis datang. Katon yang berkewajiban menunggu mencoba menghubungi nomor ponsel Ratih tetapi tidak terjawab. Akhirnya Katon memilih menghubungi Morgan dan memberitahukan posisi dan keperluannya saat ini. “Mereka memintamu ikut ke Rumah Sakit?” tanya Morgan. “Ya, karena korbannya pingsan dan aku harus ikut untu

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 117

    Katon dibantu Morgan menambatkan perahu mereka ke geladak pelabuhan sungai, mengikatnya dengan tali yang terbuat dari serat pohon. Setelah dua hari berlayar melalui hutan Amazon yang lebat, rombongannya akhirnya tiba kembali di pelabuhan sungai kota kecil Seringueiras. Matahari terbenam menyinari permukaan air, menciptakan kilauan emas di permukaan gelombang. Ratih melangkah keluar dari perahu, kakinya menginjak pasir halus. Sarah dan Emily mengikutinya. Wajah ketiganya tampak lelah. Namun, lega juga terpancar di sana. Katon yang telah selesai menambatkan perahu kini bekerja sama dengan Stuart, Christopher dan Daniel untuk menurunkan sisa barang-barang mereka dari atas perahu. Dengan membawa barang-barang yang tidak seberapa, rombongan meninggalkan pelabuhan dan memasuki kota Serinqueiras yang masih ramai menjelang senja ini. Mereka kembali check-in ke hotel kecil tempat mereka menginap saat tiba pertama kali di sini. Segera, Katon kehilangan tunangannya karena wanita itu tidak me

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 116

    Rombongan Katon dan Ratih meninggalkan pemukiman Urarina tanpa dilepas oleh Palmera dan Omwezi. Mereka hanya diantar oleh Spit, sebagian pasukannya dan Kino yang memang selalu bersama mereka dua hari terakhir. Remaja pria itu memakai pakaian terbaiknya dan kulit tubuhnya dicat biru terang. Sekarang Katon paham mengapa petinggi Urarina dicat biru. Karena mengacu pada Virola dan bunga biru terangnya. Seolah pimpinan mereka diletakkan pada trah tertinggi dan tetap dalam lindungan Virola. Katon dan Kino berjalan beriringan di pusat rombongan, sedangkan Ratih memilih berjalan di belakang Katon. Langkah membawa mereka memasuki hutan kembali. Daun lebat dan rimbun menutupi langit, menciptakan keteduhan yang misterius. Udara lembap dan berbau tanah basah memenuhi hidung mereka. Mereka telah meninggalkan pemukiman Suku Kuno Urarina, dan sekarang, hutan hujan Amazon membuka di hadapan mereka. Mereka melangkah lebih dalam. Suara burung-burung hutan mengiringi mereka, menyanyikan lagu-lagu ya

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 115

    Manusia-manusia modern menatap penuh horor, kedua tubuh yang perlahan menghilang dibalik belitan anakonda raksasa yang bergulung-gulung di tepi sungai. Mereka mendadak menyadari mengapa mereka semua dibawa kesini. Entah menjadi saksi sebuah penghukuman seperti sekarang atau malah menjadi yang terhukum. Mengingat mereka semua dibawa dengan terikat dan disiksa tak manusiawi, semuanya memiliki kesimpulan yang sama. Para manusia modern semula dibawa kesini untuk dikorbankan kepada anakonda raksasa. Entah apa yang diucapkan Kino sehingga hukuman berbalik arah hanya mengorbankan dua orang suku mereka sendiri. Sementara para manusia terasing menunduk penuh khidmat selama ssota meremukkan kedua tubuh warga mereka lalu menghilang kembali dalam air sungai. Setelah prosesi hukuman yang mengerikan itu berakhir. Palmera mengayunkan tangan kepada kedua wakilnya yang sontak bergerak serasi. Berjalan kembali ke arah rombongan jauh dari sungai tetapi sambil memetik bunga-bunga biru. Saat tiba kemb

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 114

    Kembali semua terkesiap dan memekik terkejut. Stuart baru saja menembak wakil Palmera untuk memperingatkan agar orang itu diam tidak bergerak. Peluru Colt Stuart nyaris menghancurkan kaki wakil Palmera. “Hemat pelurumu, setan alas!” seru Morgan. “Dari tadi panggilin setan alas melulu. Setannya beneran keluar kamu yang pusing!” ejek Stuart ke muka Palmera yang merah padam. Ratih yang sudah membebaskan teman-temannya sekarang menuju ke arah Katon dan berusaha menyadarkan pria itu. “Jadi apa salah kami, Palmera? Mengapa kami dibawa ke sini? Tidak untuk wisata kurasa? Air terjunmu tidak sebagus itu. Dan kalau memang wisata kenapa kami diikat?” omel Stuart. “Kau butuh penterjemah kan sekarang? Hm? Atau kubunuh saja kau ya? Aku yakin teman-teman avatarmu sekalian wargamu bakalan menangis. Atau malah seneng kalau kamu mampus? Bagaimana?” Stuart berkata jahat sambil menempelkan moncong Colt pada dahi Palmera yang tetap menatap dengan marah. Terdengar suara ceklik ketika Stuart menarik tu

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 113

    Sarah menjerit ketakutan dan kemudian menangis meraung-raung. Di dekatnya Ratih seketika berwajah pucat sedangkan Emily merosot pingsan dan tetap diseret oleh penawannya. Sekarang Katon tahu apa penyebab ketiga wanita tersebut berekspresi demikian. Seekor anakonda dengan lingkar tubuh sebesar pria dewasa. Tak diketahui berapa panjangnya karena ia melata di tanah, di antara batang pohon dan rerumputan sisi kanan mereka. Warna sisik anakonda itu kuning emas dan corak berlian berwarna hitam. Berbeda dengan anakonda hijau yang mereka lihat di sungai. Gerakannya yang melata sajalah yang membuatnya dikenali sebagai anakonda karena sejatinya, warna sisik dan motifnya malah mirip jaguar. Entah di mana kepala atau ekor anakonda itu. Tetapi melihat dari luncuran tubuhnya yang tampak di sela-sela rerumputan, anakonda tersebut berjalan mengiringi para tawanan dan Suku Kuno Urarina menuju pusat curug, air terjun yang indah di depan mereka. {Yang mulia ssota menunggu kita!} desis beberapa warga

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 112

    {Lihat Palmera! Teman asingmu tidak tampak bersalah telah menyerang dan menghajar kami, hanya karena kami mengejarnya ke sungai} lapor Empewo. {Kami menuntut keadilan. Dia harus dihukum adat!} desis Ekitala. Wajah keduanya hancur dan masih menyisakan darah yang mengering. Namun, mereka bisa bicara dengan baik. Meletupkan emosi, meskipun mereka menggunakan bahasa kuno tetapi Katon dapat merasakan kemarahannya. Dan sekarang emosi yang sama terpantul di wajah Palmera. Perasaan Katon tidak enak. Ia ulurkan tangan kanannya dan sedikit merunduk. Ia bermaksud menenangkan Palmera dan meminta ijin meletakkan tempayan air untuk kemudian menjelaskan posisinya. Baru saja Katon meletakkan tempayan ke tanah, Kaki Ekitala menghajar dadanya dan membuatnya terpental ke belakang sejauh satu setengah meter. Tempayannya terbanting dan pecah, menumpahkan isinya kemana-mana. Katon terbatuk karena udara dipaksa keluar dari paru-parunya secara mendadak. Belum sempat ia bergerak lebih jauh, prajurit pe

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 111

    Pagi menjelang. Udara terasa sangat dingin. Kabut bahkan menjalar masuk melalui bagian bawah pintu yang tidak tertutup sempurna, maupun jendela yang tak berpenutup. Tetapi Ratih yang membuka matanya terbangun dengan rasa nyaman. Selain kakinya tidak lagi sakit, iapun merasa hangat dan terlindungi. Sesaat kemudian barulah ia sadar kalau dirinya ada di dalam pelukan Katon dan mereka memakai satu selimut bersama. Ia memakai lengan Katon sebagai bantal, tangan Katon yang lain memeluknya. Kaki Katon melibat dan membungkus kakinya di dalam selimut. Wajah mereka sedemikian dekat. Ratih tidak ingat, kapan ia jatuh tertidur. Yang pasti, tunangannya masih sibuk memijit kakinya. Maka sekarang melihat Katon masih tertidur lelap, Ratih tidak tega langsung bergerak bangun dan berpotensi menganggu Katon. Ratih menatap wajah lelaki yang memaksakan diri menjadi tunangannya. Lelaki ini bernapas teratur. Dengkurnya halus bukan termasuk dengkur yang menganggu. Malah seperti musik yang menenangkan kar

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 110

    Ratih berderap di depan Katon dan menyeret pria itu bersamanya. Katon tersenyum, melihat kuatnya cengkeraman Ratih di pergelangan dan jalannya yang cepat dan menghentak-hentak, sepertinya tunangan cantiknya ini memang baik-baik saja. Katon pasrah diseret oleh Ratih. Asal tangannya masih digandeng kekasihnya itu. Sepertinya obrolan sebelum perkelahian akhirnya menenangkan Ratih. Kemarahannya sekarang mungkin manifestasi dari rasa cemburu bercampur tersinggung atas perbuatan dua prajurit Palmera. Katon yang mengenal banyak wanita, bisa memperkirakan segala tindakan Ratih. Mereka masuk ke pemukiman dan hanya disambut sepi. Seluruh warga Urarina yang berusia dewasa mungkin masih di lapangan sementara wanita yang memiliki bayi dan anak-anak maupun remaja mungkin sudah masuk ke rumah masing-masing. Katon membayangkan Palmera sedang beraktifitas dengan Omwezi membuatnya menarik Ratih dan gadis itu mental ke belakang dan dipeluk Katon. “Kita pulang aja, yuk? Aduh!!” Ratih tidak tinggal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status