Share

42. Ibu kena Mental (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-21 03:41:38

42. Ibu kena Mental (Bagian B)

Kami langsung menoleh ke belakang, dan menemukan Ibu mertuaku yang baru saja turun dari motor bersama si Lampir Lisa. Sepertinya mereka baru saja berbelanja sayur, terlihat dari sekantong sayur yang ada di motor Lisa.

"Iya, Bu!" sahutku cepat.

"Mau ke mana?" tanyanya dengan mata yang memicing tajam.

"Mau ke rumah Emak!" Aira yang menyahut. "Bu Sri apa kabar?" tanyanya lagi sambil menunjukkan senyum manis.

"Oh, mau ke rumah besan!" sahut Ibu sinis. "Beli buah segala, biasanya kan orang susah nggak biasa makan buah! Ups!" katanya mengejek.

Aira memberikan senyum terbaik, namun dengan cekatan dia tetap memasukkan buah-buahan segar ke dalam kantong.

"Kalau gitu, Bu Sri hati-hati. Takutnya nanti tersedak, kan nggak biasa!" ujar Aira santai.

"Maksud kamu, aku ini orang susah? Begitu?" tanya Ibu dengan nada tak percaya.

"Ya … saya nggak ada ngomong begitu sih, Bu Sri! Tapi kalau Bu Sri merasa, saya bisa apa?" kata Aira dengan nada yang mendayu-dayu.

Ibu langsu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   43. Melihara tuyul! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)43. Melihara tuyul! (Bagian A) "Eh, mau datang kok, nggak bilang-bilang, Anna, Aira?" Emak berujar heran.Orang tua yang telah membesarkan kami itu terlihat sangat sumringah, karena melihat aku dan juga Aira mendekat. Emak langsung meletakkan sapunya dan berjalan mendekati motor kami dengan cepat.“Wah, motor baru, nih!” katanya menggoda,.Aira langsung tersenyum dengan bangga dan menepuk dadanya, “baru, dong!” katanya dengan senyum sumringah.“Hebat anak Emak!” balas Emak sambil mengacak rambut Aira dengan penuh kasih sayang. “Suami kalian tidak ikut?” tanyanya sambil menatap ke belakang. “Nggak, Mak! Mereka lagi sibuk,” kata Aira sambil menggandeng lengan Emak.“Ayo masuk!” kata Emak sambil beranjak menuju ke dalam, dengan Aira yang menempel di lengannya seperti lintah. Aku kemudian mengikuti langkah kaki Emak, dengan santai kami memasuki rumah dimana kami telah dibesarkan dulu. Tidak terlihat keberadaan Aina di manapun, ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   44. Melihara tuyul! (Bagian B)

    44. Melihara tuyul! (Bagian B)"Tadi Bi Ramlah datang ke rumah, dan dia juga bilang kalau Ana halu mau bangun rumah, terus Ana keceplosan, Ana emosi, Ana bilang Ana mau bangun rumah mau buat usaha, mau beli motor seperti punya Mbak Lisa. Tapi yang warna biru" kataku lagi."Bagus dong, Mbak. Bagus itu namanya Mbak. Hebat aku bangga sama, Mbak," kata Aira dengan nada menggebu-gebu. "Memang orang kayak gitu tuh wajib dilawan, Mbak. Halal untuk diperangi," katanya lagi."Tapi kan Mbak jadi ngerasa gimana gitu, Dek". Aku menyahut ragu."Ngerasa apa?" tanyanya sewot. "Udah deh singkirkan aja rasa-rasa nggak enak itu. Mbak tuh harus bangkit! Harus punya rumah! Harus beli motor! Harus punya usaha. Kalau ada lebihnya,Mbak beli tuh skin care kek, biar glowingan dikit!" kata Aira lagi."Iya, aku setuju banget." Sahut Aina yang keluar dari dalam kamar, rambutnya terlihat dililit oleh handuk dan wajahnya tampak jauh lebih segar.Hahhh … aku jadi ingin mandi untuk meredakan kegerahan yang aku rasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   45. Membalas Bi Ramlah! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)45. Membalas Bi Ramlah! (Bagian A)"Ya Allah!" Emak mengelus dadanya.Beliau pasti terkejut dengan postingan yang Bi Ramlah buat di media sosial, karena bagaimanapun juga sepengetahuan Emak Bi Ramlah adalah orang yang baik dan juga selalu bersikap sopan ketika Emak datang ke rumah kami.Emak tidak tahu saja sifatnya yang seperti iblis betina, aku tidak terima dengan postingan yang dia buat tapi aku ingin marah pun bagaimana? Dia tidak menyebut namaku, aku bingung harus berbuat apa."Emang sialan Bi Ramlah ini!" ujar Aira dengan nada menggebu-gebu."Aira!" Emak menegur tidak suka. "Semarah apapun kamu, kamu tidak boleh mengucapkan kata-kata yang buruk seperti itu!" kata Emak mengingatkan.Aira hanya diam dan mencebikkan bibirnya dengan sinis, aku paham perasaannya bagaimana karena aku juga merasakan perasaan yang sama saat ini. Emak bisa sabar karena dia belum pernah berhubungan langsung dengan keluarga toxic seperti keluarga Mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   46. Membalas Bi Ramlah! (Bagian B)

    46. Membalas Bi Ramlah! (Bagian B)[Aku mah, tahu orangnya!] Tulisnya dengan emoticon ngakak sebanyak tiga buah.Lalu banyak yang membalas komentarnya tersebut, menanyakan siapa yang dia maksud. Tetapi tentu saja Lisa tidak akan pernah berani menyebutkan namaku, karena aku sudah memberinya pelajaran kemarin. Jika dia berani musikku lagi, maka aku tidak akan segan-segan padanya.[Nah, Lisa saja tahu! Ya kan, Lis? Masak pekerjaan suaminya hanya ……. dia bisa membangun rumah, dan katanya mau beli motor lo, Lis!] Tulis Bi Ramlah dengan penuh teka-teki, karena dia hanya memberikan titik-titik saat menyebutkan pekerjaan suami orang yang dituduh mempunyai tuyul itu. [Ya tahulah, Bi. Bagaimanapun juga kan, aku ini memang teliti orangnya. Tidak mungkin juga orang miskin mereka bisa tiba-tiba membangun rumah!]Balas Lisa lagi dengan cepat, aku tidak perlu menunggu lama karena setelahnya aku bisa melihat Bi Ramlah yang mengetik balasan, dengan tidak sabar aku menunggu dirinya."Emang, Lis! Bi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   47. Membalas Bi Ramlah! (Bagian C)

    47. Membalas Bi Ramlah! (Bagian C)[Sudahlah tidak usah dibahas, kalian ini kepo sekali!] tulis Bi Ramlah dengan cepat.Dan kemudian setelahnya, tidak ada lagi balasan dan pembicaraan di kolom komentar postingan Bi Ramlah. Aku dan Aira kemudian saling berpandangan dan setelahnya kami cekikikan bersama."Dia belum tahu saja berhadapan sama siapa, Mbak!" kata Aira dengan nada ketus."Yang aku nggak habis pikir itu Mbak, bagaimana bisa dia berpikiran sampai ke sana? Apa tidak ada pemikiran positif dari dalam tubuhnya itu?" kata Aina dengan nada yang tak kalah ketus."Kok, bisa-bisanya nuduh memelihara tuyul? Lah, Mas Abi itu kan, keponakannya sendiri. Masak nuduh keponakannya sendiri memelihara tuyul, gimana sih ?" kata Aira lagi."Sudahlah, tidak usah dibahas! Yang pasti kita kan, sudah memberikan sedikit peringatan kepada Bi Ramlah waktu di facebook tadi, benar kata Emak, Mbak gak mau memperpanjang masalah ini, karena Mbak mau fokus kepada rumah yang tengah Mbak bangun. Dan juga usah

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   48. Wanita yang bernama Ema! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)48. Wanita yang bernama Ema! (Bagian A)POV ABIAku sedang berada di halaman belakang saat suara beberapa orang terdengar dari depan sana, aku langsung bergegas untuk melihat yang datang karena memang aku sedang menunggu truk pengangkut pasir.Sopirnya tadi mengatakan akan mengantar pasir ke rumahku setelah dari rumah Pak Paijo yang ada di Kecamatan sebelah, Pak Paijo adalah orang yang terpaksa aku tolak permintaannya untuk membangun rumah beliau.Karena Alhamdulillah kami mempunyai rezeki untuk membangun rumah sendiri, dan aku terpaksa menolak pekerjaan itu. Dan syukurnya Pak Paijo mengerti, dan dia sekarang menggunakan jasa temanku."Bi! Abi!" Suara Ibu! Aku sangat mengenali suara wanita yang sudah melahirkanku dua puluh delapan tahun yang silam, suara Ibu sangat khas. Entah karena suaranya yang mempunyai sedikit logat Jawa atau karena dia yang terlalu sering berteriak dengan semangat masa mudanya."Abi! Abi! Kamu di mana?" Su

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   49. Wanita yang bernama Ema! (Bagian B)

    49. Wanita yang bernama Ema! (Bagian B)Mas Aji dan Mbak Lisa langsung melotot kaget, mereka sepertinya tidak terima dengan apa yang baru saja aku katakan. Namun, aku tidak peduli! Aku tidak akan diam lagi, jika mereka terus-terusan menghina istriku."ABI!" Ibu membentak aku, suaranya keras dan juga lantang. Dia sepertinya amat marah karena aku baru saja mengatakan kalau anak kesayangannya itu, akan bercerai dengan menantu kesayangannya juga.Wajah Ibu terlihat memerah, dia melihatku dengan tatapan geram. Aku hanya melihatnya dengan pandangan datar, aku menunggu lanjutan dari bentakan yang baru saja Ibu berikan."Kamu ini, bagaimana bisa kamu mendoakan kalau masmu dan juga mbakmu akan bercerai?" katanya dengan wajah yang terlihat sangat menakutkan."Aku tidak mendoakan mereka, Bu. Malah aku bilang, semoga saja mereka tidak bercerai," kataku membela diri."Itu sama saja kamu mendoakan mereka, Abi!" kata Ibu dengan marah."Lah, dari mana aku mendoakan mereka? Bukannya mereka yang selam

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   50. Ternyata dia adalah …. (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)50. Ternyata dia adalah …. (Bagian A)Aku lantas beranjak ke pintu dan setelahnya aku bisa menemukan seorang wanita muda, yang tengah berdiri canggung menatapku. Dia terlihat malu-malu."Maaf, Mbak! Mencari siapa, ya?" tanyaku ingin tahu."Oh, saya ingin mencari Bu Sri. Tadi waktu saya ke rumahnya, Bapak mengatakan bahwa Bu Sri sedang ada di sini," katanya sambil menunduk.Aku langsung mempersilahkan wanita itu untuk masuk kedalam, bagaimanapun juga dia adalah tamu. Walaupun tamu untuk Ibu, karena aku sama sekali tidak mengenal wanita ini.Kalau bisa menerka, aku mengira wanita ini pasti seusia dengan Aina. Ada perlu apa Ibu dengan wanita ini? Aku bertanya-tanya di dalam hati."Bu, ada yang mencari," kataku dengan cepat.Ibu lantas berbalik dan tersenyum sumringah, dia langsung berdiri dan menarik wanita itu untuk duduk di sofa. Wanita itu bergerak tidak nyaman dan dia menatap ke sekeliling dengan canggung."Kamu kok ke sini, Ndu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status