Share

292. Talak yang jatuh! (Bagian B)

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2022-08-11 02:12:07

292. Talak yang jatuh! (Bagian B)

[Heh, kamu kira aku ini orang susah? Nggak mampu bayar sewanya? Bayari hp-mu yang murahan itu aja aku mampu, belinya sepuluh biji aku juga mampu, bahkan aku bisa beli pabriknya sekalian!] Kata Mbak Lisa dengan nada menggebu-gebu.

"Halah, sak karepmu lah, Mbak. Ya sudah, aku tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum!" kataku berpamitan.

Aku lalu menutup teleponnya dengan cepat, dan mematikan ponselku. Karena aku sudah muak mendengar ocehan Lisa, dia benar-benar seperti Mak Lampir yang kalau berbicara dengan nada cempreng dan juga dengan kecepatan 400 km/jam.

"Lihat, kan? Sudah aku bilang, nggak usah angkat teleponnya. Omongan dia itu sama sekali tidak ada faedahnya, kalau menelpon orang pasti hanya merecoki dan juga membuat onar," kata Mas Aji sambil mencibir.

"Ya, yang nyuruh kan Emak sama Ibu, Mas," kataku sambil mencebik sinis.

"Ya nggak apa-apa, Nak Aji. Seenggaknya kita tahu kalau Nak Lisa baik-baik saja di sana, begitu juga dengan Naufal dan juga Sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   293. Talak yang jatuh! (Bagian C)

    293. Talak yang jatuh! (Bagian C)Suaraku berhasil memecah keheningan, sehingga membuat yang lainnya menatapku dengan pandangan penasaran terutama Ibu, Bapak dan juga Mas Aji."Kamu mau menunjukkan apa, Dek?" tanya Mas Aji dengan raut penasaran."Sebenarnya waktu aku ke pasar tadi, aku udah dengar kabar tentang grup WA yang dibuat oleh Mbak Lisa dari Mbak Rini," kataku sambil melirik ke arah lain."Lalu?" tanya Mas Aji lagi. "Kalau ini tentang screenshot dari grup WA itu, Mas juga ada. Tadi Mas berhasil menscreenshot status dari Ruli, dan Mas udah menyimpannya ini. Jadi, kalau mbakmu mengelak Mas sudah ada bukti," kata Mas Aji sambil menunjukkan ponselnya."Bukan itu Mas," sahutku sambil menggeleng pelan."Terus apa?" tanya Mas Aji dengan kening yang berkerut dalam. "Apalagi yang dibuat sama mbakmu? Coba ngomong sama Mas, biar Mas tahu apa saja yang sudah dia lakukannya!" kata Mas Aji sambil menggeram pelan."Aku kirim aja ya, ke WA Mas," kataku sambil mengambil ponselku dan mengutak-

    Last Updated : 2022-08-11
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   294. Ancaman Lisa (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)294. Ancaman Lisa (Bagian A) "AJI!"Ibu memekik dengan kuat, begitu juga dengan Emak. Kedua wanita paruh baya itu kemudian saling bertatapan, dan setelahnya kembali menatap Mas Aji dengan pandangan terkejut "Kamu keterlaluan, Nak! Kata-kata itu tidak bisa dijadikan bahan untuk bercanda, kata talak bukan hal yang main-main!" Emak berujar tegas."Hahhhhhhh …." Mas Aji menghela nafas dengan teramat panjang dan juga dalam, terlihat jelas wajahnya menunjukkan kegelisahan dan juga rasa frustasi yang amat sangat.Ponsel pintarnya masih tergenggam erat di tangannya, aku yakin benda pipih itu sudah mati karena kami tidak lagi bisa mendengar suara Lisa dari seberang sana. Wanita itu sempat memekik terkejut dan berteriak marah tadi, namun dengan cepat Mas Aji mematikan dan mengakhiri panggilan mereka.Mas Aji kembali menghela nafas, dan menyandarkan punggungnya di kursi. Dia mendongakkan kepalanya, dan menatap langit-langit dengan pandan

    Last Updated : 2022-08-12
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   295. Ancaman Lisa (Bagian B)

    295. Ancaman Lisa (Bagian B)Kakak iparku itu lalu bangkit berdiri, dan dia meraih kunci motor yang ada di dekat meja."Aku pulang dulu Bi, An. Terima kasih untuk jamuan makannya," katanya sambil menatap Mas Abi dengan pandangan dalam. "Mak, Aji pamit dulu," kata Mas Aji kepada Emak.Dia memungut ponselnya yang ada di halaman, dan berjalan pergi ke arah motornya yang ada di depan toko. Tak lama kemudian suara motor KLM yang terdengar sangat khas itu mengaung, dan melaju pergi dengan amat kencang."Astaghfirullahaladzim! Bagaimana bisa Aji bersikap seperti itu? Ya Allah …." Ibu mendesah dengan lelah."Sudahlah, tidak apa-apa. Mungkin ini memang sudah keputusan Aji dan kita wajib untuk menghormatinya," sahut Emak tiba-tiba. "Lagi pula, ini masih talak satu dan mereka masih bisa rujuk. Kita hanya bisa berdoa agar hubungan mereka mendapat jalan yang paling baik, dan masalah-masalah yang menimpa Aji segera bisa terselesaikan," kata Emak lagi."Saya benar-benar tidak habis pikir, Bu. Masala

    Last Updated : 2022-08-12
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   296. Ancaman Lisa (Bagian C)

    296. Ancaman Lisa (Bagian C)"Kalau begini kenyataannya, aku juga tidak menyalahkan Mas Aji," kata Mas Abi sambil mengembalikan ponselku."Jadi Mas setuju melihat Mas Aji menceraikan Mbak Lisa?" tanyaku dengan cepat."Bukan masalah setuju ataupun tidak setuju, Mas hanya bilang kalau Mas tidak menyalahkan Mas Aji sudah mengambil keputusan seperti itu. Suatu penghinaan kepada dirinya, juga keluarga dan orang tua kami khususnya. Tentu saja membuat dia berang dan juga marah," sahut Mas Abi dengan lembut. Mas Abi terlihat menghela nafas dengan amat dalam, dan mengeluarkannya dengan sangat panjang. Dia lalu menatapku dan juga menatap Emak secara bergantian, kemudian menyunggingkan senyum manis yang dia miliki."Mbak Lisa memang sudah sangat keterlaluan saat ini, dia memfitnah Ibu dan juga Bapak yang sudah memberikan apapun yang dia inginkan, dan memberikan yang keluarga mereka butuhkan. Agar mereka tidak kekurangan dan juga tidak pusing untuk memikirkan kehidupan Naufal dan juga Salsa, tet

    Last Updated : 2022-08-12
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   297. Perubahan Aji (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)297. Perubahan Aji (Bagian A)Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, sebelum adzan subuh berkumandang, aku, Emak, dan juga Aina sudah terjaga dan berbincang kecil di kamar yang mereka tempati. Ketika adzan subuh berkumandang dari masjid yang terletak tak jauh dari rumah, kami langsung melaksanakan shalat subuh berjamaah.Sedangkan Mas Abi shalat ke masjid, jadi di rumah hanya ada aku, Emak, dan juga Aina yang melaksanakan shalat berjamaah. Setelah selesai melaksanakan melakukan kewajiban dua rakaat, kami langsung pergi ke dapur. Emak berencana membuat sambal ayam cabai hijau, karena ayam panggang yang tersisa tadi malam masih cukup banyak.Aku memetik cabai hijau dengan telaten, sedangkan Aina juga sedang mengupas bawang putih dan juga bawang merah, yang akan digunakan sebagai bahan dasar sambal hijau khas masakan andalan Emak.Sambil melaksanakan kegiatan kami masing-masing, kami saling bercanda dan juga tertawa. Sudah lama sekali r

    Last Updated : 2022-08-12
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   298. Perubahan Aji (Bagian B)

    298. Perubahan Aji (Bagian B)"Bagus dong! Itu artinya Aji mulai berubah, dan kita seharusnya merasa bangga akan hal itu. Karena dia sudah mulai menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik," kata Emak sambil tersenyum kecil."Iya, Mak. Abi sangat bahagia dengan perubahan yang Mas Aji lakukan," kata suamiku itu sambil ikut tersenyum."Mungkin saja, perpisahannya dengan Mbak Lisa memang adalah jalan yang terbaik!" sahutku tiba-tiba. "Hust! Tidak boleh bilang begitu, An!" Emak berujar mengingatkan."Ya mau gimana lagi, Mak? Buktinya saja, baru tadi malam Mas Aji dan juga Mbak Lisa berpisah tetapi lihat sekarang … perubahannya sudah cukup drastis. Mas Aji sudah mau ke masjid, loh. Bukankah itu adalah hal yang sangat bagus?" tanyaku sambil menatap Emak dengan pandangan bertanya.Emak menggeleng, dan menatapku dengan pandangan kesal. "Kamu itu kalau dibilangin, ada aja jawabannya!" kata Emak sambil merengut."Fakta, Mak." Aku terkekeh geli."Oh ya, Mbak. Mbak Lisa ada menghubungi lagi t

    Last Updated : 2022-08-12
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   299. Perubahan Aji (Bagian C)

    299. Perubahan Aji (Bagian C)"Assalamualaikum, Bu." Aku menyapa Ibu, dan berjalan mendekat."Waalaikumsalam, An. Ngapain pagi-pagi begini ke sini, Nduk?" tanya Ibu dengan heran.Setelah dekat dengan mereka berdua, aku baru bisa melihat dengan jelas kalau yang berbicara dengan Ibu tadi adalah Bi Ramlah. Bibi dari suamiku itu terlihat duduk di kursi teras, dan melambai ke arahku dengan semangat "Ini nganter lauk untuk sarapan, Bu. Tadi Emak buat sambal ayam yang tadi malam," sahutku sambil memberikan satu kotak tumorwer kepada Ibu."Bagianku mana, An? Kok, tidak ada?" tanya Bi Ramlah sambil menadahkan tangannya."Ana nggak tahu kalau Bibi ada di sini," sahutku sekenanya, sambil ikut mengambil tempat duduk di samping Bi Ramlah. "Lagian ngapain pagi-pagi begini sudah ngerumpi di sini, Bi? Bibi tidak punya pekerjaan lain? Nanti kalau Pak Lek mau pergi bekerja, terus tidak ada yang bisa dimakan. Pak Lek bakalan marah, loh!" kataku sambil mencebik."Gampang, nanti sekalian pulang aku tingg

    Last Updated : 2022-08-12
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   Hallo Guys..

    Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan aku harap kalian mau membaca verita aku yang lain.1. IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUCeritanya menarik, dengan perselingkuhan yang terjadi antara suami Sayaka dan juga sahabatnya sendiri.2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰

    Last Updated : 2022-08-12

Latest chapter

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status