Seorang perempuan dewasa dengan baju piyama berwarna biru laut itu sedang tertidur di atas kasur berukuran king size. Awalnya dia tertidur dengan tenang namun tidurnya menjadi terganggu saat mimpi buruk dua belas tahu lalu kembali berputar. Bukan mimpi namun masa lalunya yang kelam.
"Aku mencintaimu."
"Jangan lakukan ini padaku."
Tubuh perempuan itu bergerak ke kanan dan ke kiri, keringat dingin membasahi pelipisnya dan dia pun mulai mengigau seakan dia sedang mengalami kejadian dua belas tahun lalu. Air mata menetes dari matanya yang terpejam dan mengalir di kedua pipinya, pertanda bahwa mimpi itu membuatnya sedih.
"Aku mohon terima cintaku."
Wajah perempuan itu terlihat pucat dan ketakutan. Sang ibu yang mendengar suara dari kamar puterinya oun segera masuk ke dalam dan langsung menghampirinya lalu memeluknya dengan lembut dan berusaha menenangkannya. Raut wajah sedih dan iba terpatri di wajah perempuan paruh baya yang sudah keriput itu. Sudah kesekian kalinya dia melihat puterinya masih berkabung dalam kesedihan dan trauma.
Pria bajingan itu tak bisa melepaskan puterinya sejenak saja. Kehidupan puterinya masih terpatok pada masa lalu bahkan saat tidur pun dia tak bisa tenang akibat pria itu.
"Nandini, tenang. Ini Ibu, jangan takut, pria itu tak akan bisa menyakitimu lagi."
"Bangun, Sayang. Sadar, itu hanya mimpi."
Perempuan paruh baya itu berusaha membangunkan puterinya karena tak kuasa melihat puterinya sedih dalam keadaan tak sadar. Namun percuma karena kejadian kelam itu masih membekas dengan sempurna di otak puterinya hingga ia sendiri tak bisa melakukan apapun untuk menyadarkannya.
"Tidak."
"Jangan tolak aku!"
"JANGAN!"
Akhirnya Nandini terbangun dan sadar bahwa tadi hanya mimpi, dia menatap ke arah kanan dan kiri untuk memastikan bahwa tadi benar-benar mimpi. Tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut. Ia baru sadar jika ada ibunya di sini ketika ibunya menyodorkan segelas air padanya yang langsung ia terima dan ia minum sampai habis. Walaupun sudah minum namun pengaruh mimpi itu masih sangat nyata baginya.
"Dia kembali."
"Dia menghantuiku lagi dalam mimpi."
"Pria itu tak akan pergi dari hidupku."
Ia langsung memeluk ibunya dengan lembut untuk meminta perlindungan dari mimpi buruknya. Isak tangisnya pecah saat ia merasa begitu lemah karena tak bisa melupakan kejadian dua belas tahun lalu saat pria itu mempermalukannya di depan umum dengan cara paling sadis untuk ukuran remaja Sekolah Menengah Atas dan hal itu dilakukan di depan umum.
"Pria itu akan pergi jika kau siap membuka hatimu. Ibu akan jodohkan kau dengan pria pilihan Ibu. Tolong katakan iya kali ini, Ibu tak kuat melihat kondisimu seperti ini."
Aku spontan menggelengkan kepalaku pertanda menolak perkataannya, bagaimana bisa aku membuka hati saat masa laluku membuat hatiku mati. Sudah lama aku menolak semua pria pilihan ibuku bahkan tak mau melihat mereka karena aku takut akan merasakan penolakan kedua kalinya saat aku mencintai pria lagi.
"Tapi, Nak. Lihat kondisimu, kau selalu menangis dan bermimpi buruk setiap malamnya. Sedangkan pria itu sedang bersenang-senang karena akan menikah."
"Dia akan menikah?"
Sungguh aku tak menyangka jika pria itu akan menikah, aku tak lagi merasakan sakit hati atau cemburu namun aku merasa dendam karena kelakuan pria itu aku menjadi seperti ini sedangkan pria itu akan bahagia dengan hidupnya.
Tanganku mengepal kuat karena tak terima dengan ketidakadilan ini, harusnya pria itu juga menderita sepertiku. Harusnya bukan hanya aku yang menderita di sini. Setelah menorehkan luka di masa remajaku, pria itu memperoleh kebahagiaan. Aku tak akan membiarkannya.
"Dia seorang Aktor, semua mengenalnya. Rencana pernikahannya sudah ada di televisi."
"Bu, tinggalkan aku sendirian. Aku butuh waktu sendiri."
"Kau yakin?"
"Iya, Bu."
Aku menatap ibuku dengan tatapan yakin agar bersedia pergi dari kamarku. Akhirnya ibuku pun keluar dari kamarku dan menutup kembali pintu kamarku. Aku langsung bergegas turun dari kasur dan membuka pintu lemariku, lalu mengambil sebuah kotak kayu yang berisi banyak kenangan manis dengan pria bajingan itu.
Memegang kotak ini saja sudah membuat tanganku bergetar karena mengingat setiap waktu yang kami habiskan bersama. Tetes demi tetes air mata mengalir dan jatuh ke atas kotak ini. Aku langsung menghapus air mataku karena ini bukan waktunya menangis namun waktunya menunjukkan kekuatanku pada pria itu.
"Kuat, Nandini. Kau pasti bisa membuat pria itu sama menderitanya seperti dirimu."
Aku pun kembali duduk di meja dan menaruh kotak itu di pangkuanku lalu membuka kotak itu. Karena sudah lama tersimpan, kotak ini jadi berdebu namun untung isinya masih tersimpan dengan baik. Foto sepasang insan yang sedang tersenyum, naik sepeda, tertawa, makan bersama, dan lain-lain. Siapa pun yang melihat foto ini pasti mengira sepasang insan manusia itu adalah kekasih, bahkan sang perempuan pun merasakan yang sama namun sang pria tidak.
"Aku tak bisa menghilangkan trauma pada pria karena dirimu. Maka aku juga harus membuatmu hancur bukan, Sayang?"
Senyum miring terbit di bibirku, aku pun mulai merekam semua kenangan ini mulai dari foto, boneka, cincin, tulisan lalu mengunggahnya di akun instagram asliku dengan menandai nama akun pria itu yang memiliki puluhan juta pengikut. Tak lupa aku berikan caption yang menyedihkan untuk menyempurnakan rencanaku.
"Dua belas tahun berlalu sejak kau mempermainkan hatiku, sekarang dengan bahagianya kau menikah dan meninggalkan aku dengan duka teramat dalam." -Sayangku-
Tak perlu sampai berjam-jam atau menunggu pagi untuk mendapat respon dari para penggemar pria itu karena sekarang sudah banyak yang memberikan reaksi atas unggahanku. Mereka memenuhi kolom komentar postinganku dan mengirim pesan lewat instagram. Ada yang bingung, kasihan, marah, emosi, bahkan sampai menghinaku karena berniat merusak hubungan idola mereka. Namun aku tak mempermasalahkan hal itu karena yang terpenting image pria itu juga hancur bersama image diriku.
"Selama ini aku diam, bukan karena aku masih mencintaimu dan tak ingin kau menderita. Namun karena aku sedang menunggu waktu yang tepat."
Hanya butuh lima belas menit untuk pria itu kembali berkirim pesan padaku setelah dua belas tahun menghilang. Aku hanya memasang senyum kemenangan saat pria itu terpancing akan umpanku. Sekarang aku menyesal karena tak membalas pria itu.
"Hapus postinganmu. Kita sudah selesai dua belas tahun lalu. Aku dan kau hanya orang asing."
Aku mengabaikan pesannya dan mematikan ponselku, tinggal tunggu saja besok bagaimana postinganku akan menggemparkan seluruh Negeri ini. Pria itu tak akan lolos dengan mudah dariku.
Seketika ingatan akan perbuatan bajingan itu kembali terlintas di otakku. Bagaimana pria itu membuat hatiku hancur berkeping-keping setelah mengucap berbagai pujian manis yang membuat aku terlena.
Dua belas tahun lalu ....
"Tama, aku mencintaimu. Apakah kau mau menjadi kekasihku?"
Tanpa rasa malu saat itu aku berdiri di depan pria tertampan dan tercedas di sekolah kami. Aku terlena akan pesonanya dan kedekatan kami apalagi usahanya yang membuatku langsung jatuh hati. Hari ini aku memberanikan melamar dia duluan karena aku tak mau kehilangannya dan mau meresmikan hubungan kami.
"Kau sedang bermimpi, Nandin?!"
Hanya dia yang aku perbolehkan memanggil namaku dengan berbeda sebagai bentuk spesial dirinya di hidupku. Namun pertanyaannya dengan nada tinggi membuat aku bingung sekaligus takut, apalagi anak-anak sekolah mulai berkumpul dan mengelilingi kami seakan kami adalah tontonan yang menarik. Aku tak mengerti kenapa pria yang aku cintai malah bertanya setelah kami cukup lama bersama. Harusnya dia langsung menerima lamaranku ini.
"Apa maksudmu? Aku tidak bermimpi, aku sadar. Kau ingatkan jika kau berkali-kali mengatakan mencintaiku, kau mengatakan jika aku harus melamarmu sebagai kekasihku di depan umum dan ini yang aku lakukan. Aku tak mau kehilanganmu."
Aku hendak menggenggam tangannya untuk mengingatkannya namun dia menghempaskan tanganku dan tersenyum miring yang mengejek aku. Aku kenal senyum itu, senyum yang sering dia berikan pada gadis lain saat gadis itu menyatakan cintanya. Membayangkan aku bernasib sama dengan gadis-gadis itu membuat aku menangis karena merasa bodoh telah terlena dalam cintanya.
"Sayangnya aku juga mencintai semua gadis di Sekolah ini."
Dia dan teman-temannya beserta seluruh siswa sekolah ini menertawai diriku yang jatuh dalam janji manisnya. Pria itu sangat oandai berakting hingga aku mengira dia benar-benar mencintaiku namun nyatanya dia hanya mempermainkan hatiku.
"Kenapa kau lakukan ini padaku? Aku mencintaimu dengan tulus, tapi kau malah menjadikan aku mainan?"
"Alasannya hanya satu, kau ingat saat pentas seni? Kau menolak bernyanyi bersamaku, sejak saat itu aku dan teman-temanku memasang taruhan atas dirimu. Semuanya dengarkan ucapanku ini, hari ini aku memenangkan taruhan atas gadis bodoh ini!"
Rasanya sulit dipercaya jika pria yang dulu terlihat begitu melindungi dan mencintaiku berubah menjadi iblis yang mematahkan hatiku. Dia menerima kunci mobil dari temannya yang pasti hadiah taruhan itu. Para siswa mencemooh, mengejek, dan menghina diriku yang tak lebih dari permainan saja. Tak ada yang peduli akan rasa sakitku.
"Makanya jadi perempuan jangan mimpi terlalu tinggi."
"Mau dapat Tama yang keren, cerdas, dan tampan? Jangan mimpi!"
"Akhirnya Tama menyadarkan dia dimana tempatnya berada."
Aku berusaha menulikan telingaku dengan pura-pura tak mendengar apa yang siswa lain katakan padaku. Aku mulai berdiri dan berjalan ke arah pria itu, mengeluarkan kunci mobilku dan mengambil tangannya untuk meletakkan kunci mobilku di telapak tangannya. Semua orang termasuk dia terkejut dengan tindakanku. Yang tadinya semua orang tertawa kini terdiam di tempat dan hanya terfokus menatap aku dan Tama.
"Ambil juga kunci mobilku, selamat atas kemenanganmu. Aku bersumpah jika suatu hari nanti, kau akan merasakan apa yang aku rasakan. Ingat namaku dengan jelas Nandini Safira, nama ini akan hadir lagi di hidupmu namun bukan sebagai gadis yang mencintaimu namun sebagai gadis yang membencimu, Tama Andrian Thomas."
Aku menatap matanya yang terlihat indah itu dengan tatapan tajam. Jika dulu aku suka binar kebahagiaan di mata pria itu namun sekarang aku membenci binar itu. Aku akan membuat binar kebahagiaan itu menjadi berkaca-kaca. Aku pun pergi dari sana untuk selamanya karena setelahnya aku pindah sekolah, bukan karena aku malu dengan penolakan Tama namun aku tak mampu melupakan pria itu. Semakin aku lama berada di tempat dimana Tama berada maka aku akan semakin merasa sakit.
Aku kira aku bisa melupakan kejadian itu namun kejadian itu ternyata berubah menjadi trauma terbesar dalan hidupku. Hidupku menjadi kacau karena pria bajingan itu dan aku tak akan melepaskan pria itu dengan mudah.
Tangerang, 03 Februari 2021
Sudah berulang kali aku mengirim pesan pada akun instagram milik gadis sialan yang telah membuat citraku yang selama ini aku jaga dengan baik menjadi buruk dalam semalam. Namun hanya satu pesanku dibaca setelahnya tidak ada pesanku yang dibaca."Gadis sialan!""Apa maksudnya melakukan ini?!"Sungguh aku kesal dan marah karena kejadian tadi malam, tadinya aku tak mengenal siapa gadis yang mengunggah fotonya denganku melalui rekaman video apalagi puisi-puisi cinta itu atas namaku. Aku kira tadinya itu kebohongan atau editan namun ketika aku amati wajah cantik profil akun media sosial itu, aku pun tahu dia salah satu korban yang pernah aku bohongi dengan iming-iming cinta."Tam
Aku tersenyum puas ketika membaca koran hari ini yang memuat berita tentang kejadian kemarin yang menghebohkan seluruh Negeri ini apalagi penggemar dari Tama. Saat menyalakan televisi, yang aku lihat juga adalah Tama yang dikerumuni oleh para wartawan yang bertanya dan memintanya untuk menjawab. Namun pria itu memilih menjauh dan pergi dari tempat konferensi pers dengan bantuan dan perlindungan dari pengawalnya.Aku yakin gosip ini akan sulit dihilangkan bagaikan angin yang berlalu. Apalagi penjelasan pria itu dan manajernya di konferensi pers tidak bisa memuaskan berbagai kebingungan dan pertanyaan dalam benak wartawan, media berita, penggemar, sesama artis lainnya, dan rakyat biasa."Akhirnya hidupmu sama sepertiku, kau tidaka akan pernah tenang setelah menanamkan trauma terberat dalam hidupku yaitu k
Bohong jika seorang Tama akan melupakan apa yang orang telah lakukan padanya. Apalagi perbuatan orang itu merugikan dirinya. Balas dendam yang dilakukan Nandin sebulan yang lalu membuat ia menjadi lebih kejam dan berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas gadis itu. Bagaimana pun gadis itu harus terlihat jelek juga di depan masyarakat karena gadis itu telah merusak nama baiknya di mata masyarakat.Mataku yang berwarna abu-abu menatap tajam ke arah sepasang kekasih yang sedang melaksanakan pertunangan, aku tidak menghadiri pertunangan Nandin dengan Indra yang merupakan pengusaha hotel bintang lima di Negeri ini dengan cabang dimana-mana. Senyum licik terbit di bibirku saat melihat rekaman CCTV yang aku pasang di gedung tempat pertunangan mewah itu berlangsung. Sangat mudah mendapatkan rekaman ini, hanya perlu mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah dan ia pun bisa mel
Sedari tadi, tak hentinya ibuku terus bertanya sehabis melihat aku pulang dengan keadaan pakaian kusut dan rambut berantakan, ibu terus bertanya tentang berita yang ada di koran dan televisi yang membawa namaku dan pria sialan itu. Sungguh aku tak menyangka jika dia bisa memakai cara kotor seperti itu dengan mempermainkan harga diri seorang gadis hanya karena dendam. Sepertinya hatinya sudah dibutakan oleh dendam hingga bisa melakukan apapun.Sejak pulang pun, aku belum membuka suara sama sekali, aku masih diam dan menatap kesal pada tayangan berita di televisi yang seakan menggambarkan jika aku adalah gadis murahan padahal nyatanya pria itu menjebakku. Namun mana mungkin media yang merupakan tempat pria itu berjaya mau mendengarkan cerita versiku? Mereka pasti akan lebih mendengarkan idola mereka. Jadi percuma melakukan klarifikasi atas masalah ini.
Kami dulu pernah memiliki hubungan yang indah saat masa sekolah. Namun dia memutuskan hubungan kami, tapi saat kami bertemu lagi, dia ternyata masih mencintaiku, seperti kekasih pada umumnya, kami melakukan hubungan itu. Ini bukan hal yang tabu lagi di masyarakat. Doakan saja pernikahan kami akan lancar, lagi pula sekarang aku sedang mengandung anaknya. Hasil dari cinta kami.Adakah yang lebih gila dari Wanita Sialan ini?! Apa Nandin tidak malu mengatakan hal itu di depan media? Apa urat malu wanita itu sudah putus? Dia bahkan dengan mudah mengatakan tentang hubungan ranjang dan hamil, mana mungkin dia bisa hamil jika disentuh seinci saja tidak?! Karangan yang sangat indah!Ingin rasanya aku melempar remote di tanganku ke layar televisi yang menampilkan klarifikasi dari Nandin akan postinganku di media
Akhirnya setelah aku menunggu berjam-jam untuk kehadiran aktor terkenal yang terlibat skandal hubungan denganku, dia datang juga ke rumahku setelah melakukan aksi heroik dengan menggedor gerbang rumahku, teriak-teriak bagaikan orang gila di depan rumahku, dan mengancam para penjagaku. Setelah puas dengan aksinya itu, aku akhirnya memberikan perintah agar membolehkan pria itu masuk ke rumahku dan kini dia berdiri di depanku dengan tatapan marah dan tangan terkepal kuat ketika melihat aku memberikannya tatapan menghina sambil tertawa puas karena sudah berhasil membuat uring-uringan untuk bertemu denganku."Hai, Kekasihku. Akhirnya aku membolehkanmu masuk ke rumahku lagi setelah sekian lama.""Bagaimana kabarmu?"
Setelah proses lamaran yang dilakukan Tama di depan ibuku, akhirnya ibu pun setuju dengan rencana pernikahan kami setelah puas bertanya dan menginterogasi Tama. Tadinya aku sudah pasrah jika pria itu menyerah di tengah jalan karena ibu tak hentinya bertanya namun pria itu berhasil menjawab semua pertanyaan ibu dan membuat ibu lebih tenang melepas anak gadisnya di pernikahan hari ini.Pria di depannya yang sedang memasang cincin pernikahan di jari manisnya ini sepertinya ingin sekali dicekik olehku karena sudah mengundang seribu tamu padahal kami sudah janji ini hanya pernikahan sederhana untuk menutup skandal. Namun dia tetap sama dengan Tama yang dulu, bodoh dan tak punya otak.Hampir saja aku meringis kesakitan saat Tama tiba-tiba saja menekan jari manisku dengan kukunya yang cukup panjang, aku menoleh padanya deng
Entah apa yang terjadi antara Nandini dengan ayahnya hingga sampai membuat sikap istrinya menjadi dingin dan kejam pada ayah kandungnya sendiri. Apalagi saat aku menyusulnya masuk ke dalam kamar hotel, aku melihat kamar hotel yang tadinya indah dirancang seperti kamar pengantin yang romantis, berubah menjadi kapal pecah.Selimut tergeletak di lantai, pecahan kaca vas bunga berceceran di lantai, barang-barang lainnya tidak pada tempatnya dan berakhir mengenaskan di lantai. Pasti ini perbuatan Nandini, wanita itu sangat berubah menjadi pemarah padahal dulu dia adalah gadis pendiam."Mana wanita itu?""Akan aku marahi dia karena sudah menghabiskan uangku dengan merusak barang-barang hotel, pasti aku nanti yang disuruh bayar kerugian oleh pihak hotel."Kakiku mulai melangkah mencari keberadaan istriku itu sambil menggerutu kesal karena perbuatan Nandini yang membuat aku harus mengalami kerugian. Aku menikahi w
Ayla berlari ke arah kelas akuntansi nya yang diajar oleh dosen galak yang menjadi sasaran taruhan Ayla dan teman-teman nya saat Ayla kalah sehingga Ayla harus dapat menaklukan hati dosen galak itu dalam dua Minggu karena dosen galak itu akan pergi ke Swiss dua Minggu lagi."Maaf pak, saya telat", ucap Ayla berdiri di pintu membuat mahasiswa dan gio, dosen galak itu menoleh."Dua jam......."ITU BUKAN TERLAMBAT AYLA TAPI MALAS!"Ayla dan mahasiswa lain nya yang berada di kelas kaget saat mendengar bentakan gio."Kelas selesai dan kamu Ayla saya jamin nilai kamu mata kuliah saya E"Aulia langsung mengejar langkah besar dosen galak nya itu saat mendengar nilai nya yang dipertaruhkan."Bapak jangan kasih nilai E ke saya pak A saja"Gio menatap tajam mahasiswi nya yang masih bisa bercanda saat diberi nilai E."Keluar kamu dari ruangan
Kita adalah satu kesatuan, di dalam tubuhmu mengalir darahku dan di dalam hatimu tertanam namaku~Aldo Ragaff Pratap Putra~5 tahun lalu... Senyum manis terbit di bibir gadis berusia dua puluh dua tahun itu, saat melihat kekasihnya berdiri di depan rumah megahnya sambil membalas senyumnya. Rona merah muncul di pipi Melva, selalu saja seperti itu saat ia bertemu dengan Aldo kekasihnya. Padahal mereka sudah lima tahun berpacaran tapi ia tetap merona dan salah tingkah saat berdekatan dengan Aldo. "Kau kenapa menunggu di sini?" tanya Melva saat sudah berada di hadapan kekasihnya, mata Melva menatap sekitar d
Alunan lagu tidur di malam hariMengingatkan kami padaMalam penuh darah ituAlexa & AlenaSUDAH BEDA CERITA! PESONA SUDAH ENDING! INI CERITA SATU BAB DAN LANGSUNG TAMAT.JUDUL: MISTERI KEMATIAN SENIOR........................."Nina bobo oh Nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk."Suara merdu seorang Ibu yang membelai lembut rambut halus kedua putri kembarnya yang sudah terlelap dalam mimpi dalam heningnya malam dan gelapnya kamar. "Kalian adalah kekuatan ibu menjalani keperihan hidup ini," ucap Saira lalu mencium kedua kening putri kecilnya bergantian.
Tama yang pergi ditinggal Nandini jadi frustasi dan hanya bisa menangis dan berteriak meraung di dalam kamar, melempar benda apapun yang ada di sekitarnya untuk melampiaskan amarah dalam dirinya, ia mengutuk dirinya sendiri yang berkali-kali sudah menyakiti Nandini hingga ia sendiri pun tak tahu bagaimana caranya mengobati luka itu.Nauli yang melihat keadaan Tama menjadi memburuk pun khawatir jika pria itu akan menjadi sangat frustasi hingga berujung bunuh diri akibat patah hati ditinggalkan istrinya. Nyatanya Nauli masih mencintai mantannya yang merupakan anak tirinya.Dulu, Nauli dan Tama adalah sepasang kekasih. Namun karena sifat Tama yang suka main wanita di belakang bahkan langsung di depannya membuat Nauli berniat membalas perilaku pria itu dengan menghancurkan hidup Tama sama seperti Tama yang menghancurkan hati dan hidupnya saat menyuruhnya menggugurkan janin yang merupakan hasil perbuatan mereka di setiap malam, Nauli terpaksa menggugurkan janin tersebut karen
"Sekarang kau makan dulu, baru setelahnya kita akan menemui Tama.""Baiklah."Laura pun langsung mengambil nampan di atas meja dan menyuapi temannya dengan perlahan-lahan. Temannya ini sedang hamil, namun tubuhnya bukan membesar, malah semakin kurus saja, hal itu yang membuat mama Nandini sampai menelepon dirinya agar menemui Nandini, mencoba menghiburnya, dan melupakan masa lalu agar Nandini bisa merasa bahagia dan bersatu dengan Tama.Nandini menerima setiap suapan nasi yang diberikan oleh Laura, ia begitu senang karena sebentar lagi bisa menemui Tama. Ia harus menurut agar temannya mau membawanya pada Tama, namun di samping rasa senang, ada rasa khawatir teramat dalam diri Nandini dengan berbagai pertanyaan yang berada di pikirannya.Setelah makan siang habis, Laura pun meletakkan nampak itu ke meja lagi, lalu berjalan ke arah lemari sahabatnya untuk menyuruh Nandini bersiap-siap karena sekarang kondisi Nandini sangat kacau dengan wajah pucat, mata bengkak
Sudah seminggu sejak kejadian dimana Nandini menolak Tama mentah-mentah, sejak saat itu Tama tak terlihat di mana pun, baik di layar kaca maupun di acara apapun, Tama seakan menghilang ditelan bumi sehingga para wartawan tak bisa mendapat berita tentang kejadian yang menggegerkan publik itu.Para wartawan pun tak bisa meminta klarifikasi dari Nandini maupun Laura Xeniata yang merupakan pihak yang terlibat dalam kejadian itu. Nomor kedua wanita itu tak bisa dihubungi, keduanya pun tak pernah keluar dari rumah masing-masing selama seminggu ini, jelas sekali mencoba menjauhi wartawan. Sehingga sampai saat ini belum diketahui titik terang kenapa bisa terjadi hal itu karena tak ada narasumber yang bisa ditanya.Para wartawan hanya berhasil mendapat info dari saksi mata kejadian yang hanya tahu saat kejadian berlangsung, netizen pun hanya bisa menyimpulkan bahwa ada orang ketiga dan lain-lain sesuai keinginan otak mereka tanpa ada bukti nyata. Bahkan akun media sosial Nandini
Nandini mengambil bunga mawar itu dari tangan Tama, hal itu membuat Tama tersenyum senang karena merasa istrinya mau menerimanya namun semuanya salah. Nandini malah membuang bunga indah itu lalu menginjaknya layaknya sampah, bahkan ia merebut paksa kotak cincin itu dari tangan Tama lalu menginjaknya juga hingga cincin itu rusak.Semua orang yang menyaksikan itu sangat terkejut dan tak menyangka jika Nandini akan menolak pernyataan cinta Tama dengan begitu jahat dan kejam. Para fans bahkan terang-terangan meneriaki tak suka pada Nandini, sedangkan para pemain menatap tajam ke arah Nandini yang telah menolak pria sempurna Tama.Di luar dugaan, Tama yang seharusnya menjadi pihak yang paling marah di sini malah tersenyum namun senyumannya terlihat begitu dipaksakan sehingga terlihat menyedihkan di hadapan semua orang yang jadi iba pada Tama."Kau sudah tahu kan jawabanku?"Nandini bertanya dengan nada dingin dan tatapan datar, ia bahkan memberikan senyum mi
Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Saat ini Nandini dan Tama sedang berada di mobil yang sama yang akan membawa mereka ke tempat promosi film baru Tama. Tama pun sedari tadi menggenggam tangan istrinya dengan lembut, hal itu membuat Nandini merasa risih namun tak bisa menolak karena tak mau membuat pria itu curiga."Kau sampai berkeringat, pasti gugup kan? Tenang saja, ada aku di sana yang akan terus menemanimu."Tama bahkan sampai mengambil tisu dan mengusap keringat di kening istrinya dengan tisu saat tahu istrinya berkeringat sedangkan Nandini menjadi diam membatu karena sikap romantis pria ini yang mendebarkan jantungnya."Kau yakin akan melakukan ini?""Yakin.""Kenapa kau sampai mau melakukan ini?""Karena kau yang meminta. Aku ingin memperbaiki kesalahanku di masa lalu."Nandini hanya mengangguk sebagai jawaban lalu memilih memandang ke luar jendela mobil dari pada ia menatap ke arah suaminya yang terus menatap penuh cinta deng
Seorang wanita cantik dengan celana panjang dan kemeja polos dibalut blazer berjalan masuk ke dalam restoran. Wanita itu adalah Nandini yang akan menemui temannya setelah beberapa bulan tak bertemu, ia pun langsung menghampiri temannya sambil membalas lambaian tangan temannya. Ia sangat senang bisa bertemu dengannya, begitu pun dengan temannya yang langsung bersemangat dan memeluknya saat sudah berada di hadapan temannya."Akhirnya kau datang juga, aku pikir Bu Nandini yang terhormat tak akan datang karena sibuk dengan bisnisnya.""Tak mungkin aku tidak datang saat aku punya kabar baik untukmu dan untukku."Nandini menatap temannya dengan binar kebahagiaan, inilah tujuannya menemui temannya untuk berbagi kabar baik yang baru saja ia dapat tadi pagi. Kabar baik ini tak akan bisa ia dapat tanpa bantuan temannya ini yaitu Laura Xeniata.Tak ada yang tahu jika Nandini dan Laura adalah teman semasa sekolah. Laura memang sudah senior di dunia artis walaupun umurnya