Home / Romansa / PESONA / P E S O N A -3-

Share

P E S O N A -3-

Author: Rustama123
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku tersenyum puas ketika membaca koran hari ini yang memuat berita tentang kejadian kemarin yang menghebohkan seluruh Negeri ini apalagi penggemar dari Tama. Saat menyalakan televisi, yang aku lihat juga adalah Tama yang dikerumuni oleh para wartawan yang bertanya dan memintanya untuk menjawab. Namun pria itu memilih menjauh dan pergi dari tempat konferensi pers dengan bantuan dan perlindungan dari pengawalnya.

Aku yakin gosip ini akan sulit dihilangkan bagaikan angin yang berlalu. Apalagi penjelasan pria itu dan manajernya di konferensi pers tidak bisa memuaskan berbagai kebingungan dan pertanyaan dalam benak wartawan, media berita, penggemar, sesama artis lainnya, dan rakyat biasa.

"Akhirnya hidupmu sama sepertiku, kau tidaka akan pernah tenang setelah menanamkan trauma terberat dalam hidupku yaitu ketakutanku akan pria."

Rencanaku berhasil, hanya perlu dinyalakan percikan apinya maka api itu akan menyebar sendirinya dan membesar dengan cepat karena status pria itu sebagai artis yang sedang naik daun. Aku menoleh ke samping saat merasa sofa yang aku duduki sedikit bergoyang, ternyata ibuku baru saja duduk di sampingku dan menghela nafas kasar saat melihat berita yang sama selama beberapa hari ini, soal hubungan masa laluku dengan Tama. Ibu langsung mematikan televisi dan menatapku dengan tatapan tajamnya.

"Ibu tahu rasanya menyakitkan saat cinta kita dijadikan permainan. Tapi apa pantas menghancurkan seseorang dengan cara yang sama pula? Lalu apa bedanya mereka dengan kita?"

"Tidak ada. Aku tidak ingin berbeda dari pria itu. Biarkan kami sama-sama kejam, Bu."

Ini sudah kesekian kalinya ibuku mencoba menjelaskan dan menasehatiku dengan berbagai cara agar aku mengerti jika yang aku lakukan ini salah. Karir, hubungan, dan reputasi serta nama baik seseorang dan keluarga besarnya dipertaruhkan dalam balas dendamku. Namun bagiku ini masih kurang, dua belas tahun penderitaanku tak akan pernah cukup dengan beberapa hari melihat pria itu menderita.

"Mungkin Tama yang menorehkan luka dengan mempermainkan cintamu. Namun kau yang membesarkan luka itu dengan terus mencintainya dan tak mencoba menjalin hubungan dengan pria lain. Kau yang membuat hatimu terus dengan tidak memaafkannya dan lebih memilih menaruh dendam."

Kali ini aku diam, tak menjawab atau membalas jawaban ibuku karena yang dia ucapkan adalah kebenarannya. Tanganku mengepal kuat saat hatiku kecilku menertawakan diriku yang membenarkan ucapan ibuku. Aku sudah tak tahan berada di dekat ibuku atau nantinya aku akan lemah dan luluh dengan menghentikan permainan ini karena nasehat ibuku. Saat aku hendak pergi, ibuku menarik pergelangan tanganku hingga aku terduduk lagi. Aku langsung mengalihkan pandanganku agar tak melihat tatapan matanya yang sendu.

"Ibu bisa bicara itu dengan mudah karena Ibu engga merasakan yang aku rasakan. Aku sakit setiap saat ketika ingat bagaimana dia menanamkan cinta di hatiku dengan begitu dalam hingga rasanya aku ingin merobek hatiku sendiri agar cinta itu keluar dari tubuhku."

"Ibu tidak mengerti perasaanmu? Ibu tidak merasakannya? Kau lupa tentang Ayahmu?"

Air mata langsung menetes dari kelopak mataku dan mengalir di kedua pipiku saat ingat tentang satu bajingan lagi di hidupku. Ingatkan aku untuk membalas perbuatan bajingan yang memiliki status sebagai ayahku itu. Ibu kembali mengingatkan aku tentang kejadian dua puluh tahun lalu, ketika aku berumur sepuluh tahun. Aku yang masih anak-anak dengan pemikiran polos dan lugu melihat kegiatan menjijikan ayahku dengan bibiku sendiri yang merupakan adik ibuku yang sudah menjadi janda sejak dua tahun. Mungkin bibiku tidak tahan dengan nafsu birahinya hingga kakak iparnya sendiri ia jadikan pelampiasan nafsu yang selama ini ditahan selama dua tahun jadi janda akibat suaminya meninggal. Ayah meminta aku diam dan aku yang tak mengerti arti selingkuh pun mengangguk dan setuju untuk diam dengan pemberian cokelat darinya. Hingga ibu yang melihat sendiri kelakuan mereka dan meminta cerai lalu hak asuhku jatuh pada ibu karena umurku masih di bawah umur untuk memutuskan tinggal dengan siapa dan aku bersyukur tinggal bersama ibu.

Saat beranjak remaja, aku akhirnya tahu dan mengerti bahwa ayahku dan bibiku bukan bermain dokter dan pasien melainkan berzinah di rumah kami sendiri dan sejak saat itu aku tak mau bertemu dengan pria itu dan membencinya sampai darahku mendidih ketika ibuku mengungkit tentangnya. Penderitaanku tak seberapa dengan penderitaan ibuku namun masih sulit untuk memaafkan karena aku tak sebaik ibuku.

"Maaf, Bu. Aku tidak bermaksud menyakiti Ibu. Tapi rasa sakitku dan traumaku tak akan pernah hilang sebelum melihat penyebab dari kedua hal itu hancur di depan mataku."

Kali ini aku benar-benar pergi dan ibu tak lagi mencegah diriku. Aku memutuskan untuk keluar rumah agar aku bisa menenangkan diri sejenak. Aku tahu ibu terluka melihat aku menjadi pendendam, dia ingin aku seperti dirinya yang memiliki hati yang pemaaf.

Dengan keadaan yang buruk dan tak terkendali, aku mulai mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi tanpa peduli lagi dengan bahaya yang akan mengintai aku dan pengemudi lain karena tindakanku ini. Aku hanya butuh pelampiasan agar aku tak terus memikirkan ucapan ibu.

"Aku juga akan melupakan tentang apa yang dia lakukan padaku jika dia mau meminta maaf sekali saja padaku. Tapi sampai gosip ini semakin menyebar, Tama bahkan tak merasa bersalah atau meminta maaf. Pria itu memang tak punya hati dan tak pernah menyesali apa yand dia lakukan."

Aku meluapkan apa yang aku rasakan saat ini lewat kata-kata. Mataku mulai berkaca-kaca dan kembali menangis. Aku mulai tidak konsentrasi menyetir hingga tak melihat ada mobil pribadi yang berbelok di perempatan dan aku pun tak bisa mampu lagi menghentikan mobilku hingga terjadi benturan antara mobilku dan mobil pribadi itu. Tubuhku condong ke depan dan kepalaku membentur setir mobil hingga keningku berdarah, aku tak tahu bagaimana kondisi pengemudi mobil pribadi itu. Namun kondisiku sangat buruk dan sialnya aku malah menyebut nama pria bajingan itu sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.

"Tama."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Saat aku terbangun, aku menyadari jika aku berada di rumah sakit dan melihat ada suster yang sedang menulis catatan medisku serta memeriksa selang infusku. Aku langsung bangun dan dia terkejut saat aku sudah sadar, dia pun langsung membantuku bangun dan menanyai keadaanku.

"Bagaimana keadaan Anda? Apa ada yang terasa sakit?"

"Iya, kepalaku sangat sakit."

"Itu hal yang wajar, tidak ada masalah serius, hanya efek dari benturan kecil akibat kecelakaan itu."

Aku pun lantas mengangguk mengerti setelah mendengar penjelasan suster itu. Sedangkan suster itu kembali melanjutkan pekerjaannya yang tengah menempel namaku di papan informasi di depan brankarku.

Tak lama kemudian, ibuku masuk ke ruang rawatku dan menghampiriku dengan wajah khawatir. Pasti pihak rumah sakit yang menelepon ibu dari ponselku. Aku berusaha tersenyum manis di depannya agar mengurangi rasa khawatirnya akibat mengetahui jika aku mengalami kecelakaan.

"Bagaimana ini semua bisa terjadi, Nak?"

"Kenapa kau berkendara jika kondisimu sedang buruk?"

"Apa ada luka dalam akibat kecelakaan itu?"

"Tenang, Bu."

Niat hati ingin menenangkan ibuku yang terus bertanya tanpa henti dan tidak memberikan waktu untukku menjawab. Namun dia malah menatapku dengan tatapan protes lalu memarahiku. Aku hanya bisa menghela nafas kasar dan kembali diam mendengarkan omelannya.

"Kau menyuruh Ibu diam?!"

"Ibu sangat khawatir akan keadaanmu."

"Ibu mana yang bisa tenang saat anak semata wayangnya mengalami kecelakaan dan terluka?!"

"Ibu takut hal buruk terjadi padamu. Makanya kalau menyetir itu yang fokus, jangan memikirkan hal lain."

"Iya, Bu. Aku baik-baik saja, hanya ada luka kecil di keningku yang berdarah akibat benturan dengan setir mobil. Tanya saja pada suster."

Sontak aku dan ibu menatap suster yang sedang terdiam dengan ekspresi terkejut karena respon ibuku yang berbicara cepat dan marah-marah. Dia langsung mengangguk cepat tanpa bersuara, mungkin takut juga dijadikan pelampiasan emosi oleh ibu.

Namun ibuku sepertinya lega saat melihat anggukan kepala suster itu lalu mulai memeluk lembut diriku dengan penuh kasih sayang. Aku tahu ketakutannya adalah hal yang wajar mengingat hanya aku yang dia miliki saat ini, dia tak akan bisa kehilangan aku setelah pengkhianatan suaminya dan adiknya sendiri.

"Maafkan, Ibu. Ibu marah-marah karena takut jika kau terluka. Kau mau kan memaafkan Ibu?"

"Iya, Bu. Aku tahu jika Ibu sangat menyayangiku hingga takut aku kenapa-kenapa."

"Lalu pengemudi mobil yang tabrakan dengan mobilmu itu, bagaimana keadaannya?"

Ibu melepaskan pelukannya dan menatap diriku dengan tatapan tanya. Sedangkan aku pun langsung teringat akan pengemudi mobil pribadi itu. Aku belum mengetahui keadaannya karena aku baru saja sadar dari pingsan. Sekarang aku jadi panik jika terjadi hal buruk pada pengemudi itu. Aku pun langsung menoleh ke arah suster dan bertanya padanya.

"Suster, pengemudi mobil itu, bagaimana keadaannya?"

"Kondisinya baik-baik saja. Bahkan dia yang membawamu ke sini, dia sedang keluar sebentar untuk membelikanku makanan karena dia bilang kau tidak suka bubur rumah sakit."

Keningku dan kening ibu langsung mengerut bingung dan tatapan terkejut terlihat jelas di mata kami. Apa pengemudi itu peramal hingga dia tahu tentang diriku yang tak suka bubur rumah sakut? Sekarang aku jadi penasaran akan pengemudi mobil pribadi itu. Sedangkan suster pamit keluar dari ruangan dan aku pun hanya mengangguk sebagai respon. Suster pun keluar dan secara bersamaan seorang pemuda tampan bertubuh tinggi dan kekar masuk ke ruang rawatku dan menenteng kantung plastik yang aku yakini berisi makanan.

Seketika rasa penasaran dalam diriku dan ibu langsung hilang. Darahku rasanya langsung mendidih saat melihat Tama ada di sini. Jadi pria itu yang merupakan pemilik mobil yang bertabrakan dengan mobilku? Namun kenapa pria itu masih ingat akan apa yang aku tidak suka seperti bubur rumah sakit?

Tatapan kami bertemu saat dia mengangkat kepalanya. Aku menatap tajam dirinya dengan tangan mengepal kuat dan berusaha menahan amarah saat melihat dia ada di sini. Ibu yang sadar dengan keadaan mencekam ini langsung angkat suara.

"Sepertinya kalian butuh waktu untuk bicara berdua. Kalau bergitu Ibu pamit pulang dulu."

"Tapi, Bu ....

"Selesaikan masalahmu dengan Tama hari ini."

Baru saja aku ingin memprotes tindakan ibuku, apa ibu tidak tahu bahwa jika aku ditinggalkan berdua dengan Tama maka kami bisa saling membunuh satu sama lain? Namun sepertinya ibu tidak ingin tahu dan memotong ucapanku dan memberikanku tatapan peringatan untuk diam dan menurut. Aku pun hanya bisa pasrah dan mengangguk.

Ibu pun keluar dari ruang rawatku dan Tama berjalan mendekat ke arahku lalu menaruh kantung plastik yang dia pegang ke atas nakas.

"Aku harap kau tidak amnesia karena kecelakaan itu."

"Aku tidak selemah yang kau pikir."

"Baguslah. Jadi aku bisa memulai untuk membahas mengenai masa lalu kita."

"Sepertinya tak ada yang perlu dibahas karena masa lalu kita sudah berakhir di sekolah saat kau mempermainkan perasaanku."

Aku menatap sengit ke arahnya yang masih terlihat tenang. Jujur, aku tak suka pembicaraan akan masa lalu yang menyakitkan. Namun dia sepertinya tidak terpengaruh akan penolakanku dan lanjut bicara. Hal itu membuat aku mendengus sebal karena dia masih sama seperti dulu yang mengambil sikap sesuai keinginannya, tanpa mempedulikan orang lain.

"Aku minta maaf atas perbuatanku di masa lalu yang menyakiti hatimu. Aku tahu aku salah saat itu, sekarang aku mengerti jika yang aku lakukan sangat kejam. Aku berharap kau mau memaafkan aku dan kita bisa berdamai dengan masa lalu serta melanjutkan hidup di jalan masing-masing."

Aku tak menyangka jika ucapan itu yang keluar dari bibirnya. Entahlah dia benar-benar menyesali perbuatannya atau dia tak mau lagi berurusan denganku yang akan membuat karirnya hancur. Namun aku menghargai usahanya untuk meminta maaf karena aku tahu seberapa tingginya Ego seorang Tama. Dia akan selalu merasa rendah jika meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

"Baiklah. Aku memaafkanmu. Aku akan berhenti mengganggu hidupmu. Sekarang keluar dari ruangan ini. Aku lelah dan butuh istirahat."

"Terima kasih."

Sebenarnya aku tidak lelah dan tidak mengantuk namun aku ingin dia segera pergi dari hadapanku sehingga aku mengusirnya dengan cara harus dan langsung kembali berbaring. Aku memaafkannya karena ingat perkataan ibu lagi pula dia sudah melakukan apa yang aku inginkan sejak dulu darinya yaitu permintaan maaf dan semuanya selesai di sini.

Dia pun pergi dari ruanganku, sedangkan aku pun akhirnya bisa menghela nafas lega saat dia sudah pergi. Hatiku pun ikut lega saat hatiku sudah mulai melunak dan siap melupakan masa lalu lalu mulai kehidupan yang baru dan lebih baik. Sepertinya aku akan memulai untuk menerima perjodohan yang ibu lalukan.

Tangerang, 03 Februari 2021


Related chapters

  • PESONA   P E S O N A -4-

    Bohong jika seorang Tama akan melupakan apa yang orang telah lakukan padanya. Apalagi perbuatan orang itu merugikan dirinya. Balas dendam yang dilakukan Nandin sebulan yang lalu membuat ia menjadi lebih kejam dan berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas gadis itu. Bagaimana pun gadis itu harus terlihat jelek juga di depan masyarakat karena gadis itu telah merusak nama baiknya di mata masyarakat.Mataku yang berwarna abu-abu menatap tajam ke arah sepasang kekasih yang sedang melaksanakan pertunangan, aku tidak menghadiri pertunangan Nandin dengan Indra yang merupakan pengusaha hotel bintang lima di Negeri ini dengan cabang dimana-mana. Senyum licik terbit di bibirku saat melihat rekaman CCTV yang aku pasang di gedung tempat pertunangan mewah itu berlangsung. Sangat mudah mendapatkan rekaman ini, hanya perlu mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah dan ia pun bisa mel

  • PESONA    P E S O N A -5-

    Sedari tadi, tak hentinya ibuku terus bertanya sehabis melihat aku pulang dengan keadaan pakaian kusut dan rambut berantakan, ibu terus bertanya tentang berita yang ada di koran dan televisi yang membawa namaku dan pria sialan itu. Sungguh aku tak menyangka jika dia bisa memakai cara kotor seperti itu dengan mempermainkan harga diri seorang gadis hanya karena dendam. Sepertinya hatinya sudah dibutakan oleh dendam hingga bisa melakukan apapun.Sejak pulang pun, aku belum membuka suara sama sekali, aku masih diam dan menatap kesal pada tayangan berita di televisi yang seakan menggambarkan jika aku adalah gadis murahan padahal nyatanya pria itu menjebakku. Namun mana mungkin media yang merupakan tempat pria itu berjaya mau mendengarkan cerita versiku? Mereka pasti akan lebih mendengarkan idola mereka. Jadi percuma melakukan klarifikasi atas masalah ini.

  • PESONA   P E S O N A -6-

    Kami dulu pernah memiliki hubungan yang indah saat masa sekolah. Namun dia memutuskan hubungan kami, tapi saat kami bertemu lagi, dia ternyata masih mencintaiku, seperti kekasih pada umumnya, kami melakukan hubungan itu. Ini bukan hal yang tabu lagi di masyarakat. Doakan saja pernikahan kami akan lancar, lagi pula sekarang aku sedang mengandung anaknya. Hasil dari cinta kami.Adakah yang lebih gila dari Wanita Sialan ini?! Apa Nandin tidak malu mengatakan hal itu di depan media? Apa urat malu wanita itu sudah putus? Dia bahkan dengan mudah mengatakan tentang hubungan ranjang dan hamil, mana mungkin dia bisa hamil jika disentuh seinci saja tidak?! Karangan yang sangat indah!Ingin rasanya aku melempar remote di tanganku ke layar televisi yang menampilkan klarifikasi dari Nandin akan postinganku di media

  • PESONA   P E S O N A -7-

    Akhirnya setelah aku menunggu berjam-jam untuk kehadiran aktor terkenal yang terlibat skandal hubungan denganku, dia datang juga ke rumahku setelah melakukan aksi heroik dengan menggedor gerbang rumahku, teriak-teriak bagaikan orang gila di depan rumahku, dan mengancam para penjagaku. Setelah puas dengan aksinya itu, aku akhirnya memberikan perintah agar membolehkan pria itu masuk ke rumahku dan kini dia berdiri di depanku dengan tatapan marah dan tangan terkepal kuat ketika melihat aku memberikannya tatapan menghina sambil tertawa puas karena sudah berhasil membuat uring-uringan untuk bertemu denganku."Hai, Kekasihku. Akhirnya aku membolehkanmu masuk ke rumahku lagi setelah sekian lama.""Bagaimana kabarmu?"

  • PESONA   P E S O N A -8-

    Setelah proses lamaran yang dilakukan Tama di depan ibuku, akhirnya ibu pun setuju dengan rencana pernikahan kami setelah puas bertanya dan menginterogasi Tama. Tadinya aku sudah pasrah jika pria itu menyerah di tengah jalan karena ibu tak hentinya bertanya namun pria itu berhasil menjawab semua pertanyaan ibu dan membuat ibu lebih tenang melepas anak gadisnya di pernikahan hari ini.Pria di depannya yang sedang memasang cincin pernikahan di jari manisnya ini sepertinya ingin sekali dicekik olehku karena sudah mengundang seribu tamu padahal kami sudah janji ini hanya pernikahan sederhana untuk menutup skandal. Namun dia tetap sama dengan Tama yang dulu, bodoh dan tak punya otak.Hampir saja aku meringis kesakitan saat Tama tiba-tiba saja menekan jari manisku dengan kukunya yang cukup panjang, aku menoleh padanya deng

  • PESONA   P E S O N A -9-

    Entah apa yang terjadi antara Nandini dengan ayahnya hingga sampai membuat sikap istrinya menjadi dingin dan kejam pada ayah kandungnya sendiri. Apalagi saat aku menyusulnya masuk ke dalam kamar hotel, aku melihat kamar hotel yang tadinya indah dirancang seperti kamar pengantin yang romantis, berubah menjadi kapal pecah.Selimut tergeletak di lantai, pecahan kaca vas bunga berceceran di lantai, barang-barang lainnya tidak pada tempatnya dan berakhir mengenaskan di lantai. Pasti ini perbuatan Nandini, wanita itu sangat berubah menjadi pemarah padahal dulu dia adalah gadis pendiam."Mana wanita itu?""Akan aku marahi dia karena sudah menghabiskan uangku dengan merusak barang-barang hotel, pasti aku nanti yang disuruh bayar kerugian oleh pihak hotel."Kakiku mulai melangkah mencari keberadaan istriku itu sambil menggerutu kesal karena perbuatan Nandini yang membuat aku harus mengalami kerugian. Aku menikahi w

  • PESONA   P E S O N A -10-

    Pagi hari yang cerah disusul dengan cahaya matahari yang menembus gorden kamar hotel membuat aku terbangun karena tidurku sudah terganggu, aku juga bukan tipe orang yang biasa bangun siang, aku lebih suka bangun pagi agar karena udara pagi hari sangat sejuk dan belum terkontaminasi polusi sehingga terasa sejuk dan segar.Namun saat aku sudah bangun dan duduk di kasur, aku melihat suamiku sudah bangun terlebih dahulu dan sudah rapi dengan pakaian kasual berupa kaos hitam, jaket dengan motif tentara, lalu celana selutut hitam, sepatu converse dan jangan lupakan kacamata hitam beserta topi hitamnya. Pria ini tak pernah berubah tentang kesukaannya pada warna hitam, namun kebiasaan buruknya yang suka bangun siang sepertinya sudah berubah semenjak jadi artis."Apa ada acara undangan sampai kau sudah bangun sepagi ini?""Tutup mulutmu, aku lagi malas berdebat, sebentar lagi akan ada yang meliputku karena kita baru menikah, aku

  • PESONA   P E S O N A -11-

    Akhirnya acara sarapannya sudah selesai, aku dan Nandini pun kembali ke kamar hotel untuk mengemas pakaian kami agar kembali ke rumah hari ini juga, banyak pekerjaan yang menunggu setelah ini dan walaupun berat hati namun aku harus mengakuinya bahwa pernikahan ini membawa dampak baik bagi karirku, sejak pengumuman pernikahanku dengan Nandini, banyak sekali job datang dari berbagai agensi film, iklan, model, dan lain-lain sehingga karirku akan semakin menanjak naik.Kami masuk ke dalam kamar hotel, lalu kami segera mengemas pakaian kami dan keluar lagi dari kamar hotel, belum ada yang buka suara, namun saat berada di lift, Nandini akhirnya buka suara."Aku kira kisah perselingkuhan ibu dan anak hanya ada di film atau novel, tapi itu terjadi di pernikahanku."Aku langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut, dari sekian banyak hal yang bisa ia ucapkan, kenapa harus ucapan yang akan berujung drama baru? Wanita ini s

Latest chapter

  • PESONA   EXTRA STORY -02-

    Ayla berlari ke arah kelas akuntansi nya yang diajar oleh dosen galak yang menjadi sasaran taruhan Ayla dan teman-teman nya saat Ayla kalah sehingga Ayla harus dapat menaklukan hati dosen galak itu dalam dua Minggu karena dosen galak itu akan pergi ke Swiss dua Minggu lagi."Maaf pak, saya telat", ucap Ayla berdiri di pintu membuat mahasiswa dan gio, dosen galak itu menoleh."Dua jam......."ITU BUKAN TERLAMBAT AYLA TAPI MALAS!"Ayla dan mahasiswa lain nya yang berada di kelas kaget saat mendengar bentakan gio."Kelas selesai dan kamu Ayla saya jamin nilai kamu mata kuliah saya E"Aulia langsung mengejar langkah besar dosen galak nya itu saat mendengar nilai nya yang dipertaruhkan."Bapak jangan kasih nilai E ke saya pak A saja"Gio menatap tajam mahasiswi nya yang masih bisa bercanda saat diberi nilai E."Keluar kamu dari ruangan

  • PESONA   EXTRA STORY -01-

    Kita adalah satu kesatuan, di dalam tubuhmu mengalir darahku dan di dalam hatimu tertanam namaku~Aldo Ragaff Pratap Putra~5 tahun lalu... Senyum manis terbit di bibir gadis berusia dua puluh dua tahun itu, saat melihat kekasihnya berdiri di depan rumah megahnya sambil membalas senyumnya. Rona merah muncul di pipi Melva, selalu saja seperti itu saat ia bertemu dengan Aldo kekasihnya. Padahal mereka sudah lima tahun berpacaran tapi ia tetap merona dan salah tingkah saat berdekatan dengan Aldo. "Kau kenapa menunggu di sini?" tanya Melva saat sudah berada di hadapan kekasihnya, mata Melva menatap sekitar d

  • PESONA   EXTRA STORY -00-

    Alunan lagu tidur di malam hariMengingatkan kami padaMalam penuh darah ituAlexa & AlenaSUDAH BEDA CERITA! PESONA SUDAH ENDING! INI CERITA SATU BAB DAN LANGSUNG TAMAT.JUDUL: MISTERI KEMATIAN SENIOR........................."Nina bobo oh Nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk."Suara merdu seorang Ibu yang membelai lembut rambut halus kedua putri kembarnya yang sudah terlelap dalam mimpi dalam heningnya malam dan gelapnya kamar. "Kalian adalah kekuatan ibu menjalani keperihan hidup ini," ucap Saira lalu mencium kedua kening putri kecilnya bergantian.

  • PESONA   P E S O N A -41-

    Tama yang pergi ditinggal Nandini jadi frustasi dan hanya bisa menangis dan berteriak meraung di dalam kamar, melempar benda apapun yang ada di sekitarnya untuk melampiaskan amarah dalam dirinya, ia mengutuk dirinya sendiri yang berkali-kali sudah menyakiti Nandini hingga ia sendiri pun tak tahu bagaimana caranya mengobati luka itu.Nauli yang melihat keadaan Tama menjadi memburuk pun khawatir jika pria itu akan menjadi sangat frustasi hingga berujung bunuh diri akibat patah hati ditinggalkan istrinya. Nyatanya Nauli masih mencintai mantannya yang merupakan anak tirinya.Dulu, Nauli dan Tama adalah sepasang kekasih. Namun karena sifat Tama yang suka main wanita di belakang bahkan langsung di depannya membuat Nauli berniat membalas perilaku pria itu dengan menghancurkan hidup Tama sama seperti Tama yang menghancurkan hati dan hidupnya saat menyuruhnya menggugurkan janin yang merupakan hasil perbuatan mereka di setiap malam, Nauli terpaksa menggugurkan janin tersebut karen

  • PESONA   P E S O N A -40-

    "Sekarang kau makan dulu, baru setelahnya kita akan menemui Tama.""Baiklah."Laura pun langsung mengambil nampan di atas meja dan menyuapi temannya dengan perlahan-lahan. Temannya ini sedang hamil, namun tubuhnya bukan membesar, malah semakin kurus saja, hal itu yang membuat mama Nandini sampai menelepon dirinya agar menemui Nandini, mencoba menghiburnya, dan melupakan masa lalu agar Nandini bisa merasa bahagia dan bersatu dengan Tama.Nandini menerima setiap suapan nasi yang diberikan oleh Laura, ia begitu senang karena sebentar lagi bisa menemui Tama. Ia harus menurut agar temannya mau membawanya pada Tama, namun di samping rasa senang, ada rasa khawatir teramat dalam diri Nandini dengan berbagai pertanyaan yang berada di pikirannya.Setelah makan siang habis, Laura pun meletakkan nampak itu ke meja lagi, lalu berjalan ke arah lemari sahabatnya untuk menyuruh Nandini bersiap-siap karena sekarang kondisi Nandini sangat kacau dengan wajah pucat, mata bengkak

  • PESONA   P E S O N A -39-

    Sudah seminggu sejak kejadian dimana Nandini menolak Tama mentah-mentah, sejak saat itu Tama tak terlihat di mana pun, baik di layar kaca maupun di acara apapun, Tama seakan menghilang ditelan bumi sehingga para wartawan tak bisa mendapat berita tentang kejadian yang menggegerkan publik itu.Para wartawan pun tak bisa meminta klarifikasi dari Nandini maupun Laura Xeniata yang merupakan pihak yang terlibat dalam kejadian itu. Nomor kedua wanita itu tak bisa dihubungi, keduanya pun tak pernah keluar dari rumah masing-masing selama seminggu ini, jelas sekali mencoba menjauhi wartawan. Sehingga sampai saat ini belum diketahui titik terang kenapa bisa terjadi hal itu karena tak ada narasumber yang bisa ditanya.Para wartawan hanya berhasil mendapat info dari saksi mata kejadian yang hanya tahu saat kejadian berlangsung, netizen pun hanya bisa menyimpulkan bahwa ada orang ketiga dan lain-lain sesuai keinginan otak mereka tanpa ada bukti nyata. Bahkan akun media sosial Nandini

  • PESONA   P E S O N A -38-

    Nandini mengambil bunga mawar itu dari tangan Tama, hal itu membuat Tama tersenyum senang karena merasa istrinya mau menerimanya namun semuanya salah. Nandini malah membuang bunga indah itu lalu menginjaknya layaknya sampah, bahkan ia merebut paksa kotak cincin itu dari tangan Tama lalu menginjaknya juga hingga cincin itu rusak.Semua orang yang menyaksikan itu sangat terkejut dan tak menyangka jika Nandini akan menolak pernyataan cinta Tama dengan begitu jahat dan kejam. Para fans bahkan terang-terangan meneriaki tak suka pada Nandini, sedangkan para pemain menatap tajam ke arah Nandini yang telah menolak pria sempurna Tama.Di luar dugaan, Tama yang seharusnya menjadi pihak yang paling marah di sini malah tersenyum namun senyumannya terlihat begitu dipaksakan sehingga terlihat menyedihkan di hadapan semua orang yang jadi iba pada Tama."Kau sudah tahu kan jawabanku?"Nandini bertanya dengan nada dingin dan tatapan datar, ia bahkan memberikan senyum mi

  • PESONA   P E S O N A -37-

    Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Saat ini Nandini dan Tama sedang berada di mobil yang sama yang akan membawa mereka ke tempat promosi film baru Tama. Tama pun sedari tadi menggenggam tangan istrinya dengan lembut, hal itu membuat Nandini merasa risih namun tak bisa menolak karena tak mau membuat pria itu curiga."Kau sampai berkeringat, pasti gugup kan? Tenang saja, ada aku di sana yang akan terus menemanimu."Tama bahkan sampai mengambil tisu dan mengusap keringat di kening istrinya dengan tisu saat tahu istrinya berkeringat sedangkan Nandini menjadi diam membatu karena sikap romantis pria ini yang mendebarkan jantungnya."Kau yakin akan melakukan ini?""Yakin.""Kenapa kau sampai mau melakukan ini?""Karena kau yang meminta. Aku ingin memperbaiki kesalahanku di masa lalu."Nandini hanya mengangguk sebagai jawaban lalu memilih memandang ke luar jendela mobil dari pada ia menatap ke arah suaminya yang terus menatap penuh cinta deng

  • PESONA   P E S O N A -36-

    Seorang wanita cantik dengan celana panjang dan kemeja polos dibalut blazer berjalan masuk ke dalam restoran. Wanita itu adalah Nandini yang akan menemui temannya setelah beberapa bulan tak bertemu, ia pun langsung menghampiri temannya sambil membalas lambaian tangan temannya. Ia sangat senang bisa bertemu dengannya, begitu pun dengan temannya yang langsung bersemangat dan memeluknya saat sudah berada di hadapan temannya."Akhirnya kau datang juga, aku pikir Bu Nandini yang terhormat tak akan datang karena sibuk dengan bisnisnya.""Tak mungkin aku tidak datang saat aku punya kabar baik untukmu dan untukku."Nandini menatap temannya dengan binar kebahagiaan, inilah tujuannya menemui temannya untuk berbagi kabar baik yang baru saja ia dapat tadi pagi. Kabar baik ini tak akan bisa ia dapat tanpa bantuan temannya ini yaitu Laura Xeniata.Tak ada yang tahu jika Nandini dan Laura adalah teman semasa sekolah. Laura memang sudah senior di dunia artis walaupun umurnya

DMCA.com Protection Status