Home / Romansa / PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON! / 7. CELANA YANG DIGUNTING

Share

7. CELANA YANG DIGUNTING

Author: lyns_marlyn
last update Last Updated: 2023-06-08 13:59:37

"Iya, Dokter. Ini yang paling dekat. Lukamu harus segera diobati."

Melodi melihat lututnya, darahnya mulai mengering. "Antarkan saja aku pulang."

"Kenapa? Ini sudah di depan klinik. Lukamu bisa infeksi kalau telat diobati."

Melodi melihat Cleon. "Aku ... aku tidak mau ke Dokter."

Cleon mengeryitkan alisnya, bingung dengan Melodi yang berubah gugup.

Melodi melihat ke arah pintu klinik. "Antarkan saja aku pulang. Aku tidak mau ke sana."

"Kenapa? Kamu takut dengan Dokter?" tanya Cleon bingung. "Tenang saja, kamu tidak bakalan disuntik. Lukamu hanya diobati saja, tidak perlu disuntik."

Melodi menunduk, matanya tiba-tiba saja berkaca-kaca. "Antarkan saja aku pulang," ucapnya dengan suara yang hampir tercekat ditenggorokan.

Cleon yang sudah bingung dengan perubahan Melodi, sekarang bertambah bingung melihat Melodi jadi sedih. "Iya, iya baiklah. Tapi bagaimana dengan lukamu itu?"

"Biar aku tahan," bisik Melodi serak.

Cleon tidak banyak bicara lagi, seatbelt yang telah dilepas sekarang dipasang lagi. "Kita sekarang pergi sesuai keinginanmu, jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa dengan lukamu itu."

Selama dalam perjalanan Melodi lebih banyak diam, tatapannya jauh melihat ke depan. Klinik tadi mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun yang lalu ketika dirinya masih kecil, kejadian yang tidak pernah dilupakan seumur hidupnya.

Menit ke menit telah berlalu, Cleon melihat Melodi. "Aku tidak tahu alamat rumahmu."

Tidak ada jawaban, Melodi terdiam dengan mata tertutup.

"Pantas tidak dijawab, dia tidur," gumam Cleon. "Ke mana aku harus mengantarnya?"

Cleon mengemudikan mobilnya pelan, sekali-kali melihat Melodi yang terlelap. "Bagaimana ini? Apa aku harus membangunkannya? Tapi ... aku tidak tega, tidurnya terlihat begitu nyenyak."

Cleon menghentikan mobilnya dipinggir jalan raya yang sepi. "Lalu, aku harus bagaimana sekarang?" Dilihatnya jam bermerk yang melingkar di tangannya.

Satu menit, dua menit, tiga menit berlalu, tapi Melodi masih terlelap. "Sudahlah, daripada jadi seperti orang bego di sini. Bengong tidak karuan, lebih baik aku bawa pulang saja nih bocah!"

Mobil fortuner hitam kembali meluncur membelah jalan raya Ibukota, membaur bersama kendaraan lain.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Cleon untuk sampai di mansionnya. Pintu pagar besi yang menjulang tinggi langsung terbuka secara otomatis ketika sang pemilik tempat akan masuk. Halaman luas penuh dengan tumbuhan rindang memberikan kesan yang sejuk sekaligus misteri bagi siapa saja yang memasuki halaman rumah seorang Cleon Helios Lewis.

Dari arah samping mansion, seorang wanita setengah baya datang tergopoh-gopoh begitu melihat mobil Fortuner hitam terparkir di depan mansion. "Tuan Cleon sudah pulang."

Cleon terdiam beberapa saat melihat Melodi yang masih terlelap. "Tidurnya seperti orang mati. Apa aku harus menggendongnya masuk ke dalam?!"

Tidak ada pilihan lain, Cleon akhirnya menggendong Melodi ala bridal style masuk ke dalam mansionnya.

"Tuan." Raut wajah asisten rumah tangganya terlihat heran melihat Tuannya pulang dengan membawa seorang wanita muda yang sedang tertidur.

"Bi Darmi. Bawakan air hangat dan handuk kecil serta kotak obat ke kamar," pinta Cleon sambil berlalu pergi menuju kamar pribadinya yang ada di lantai dua.

"Iya Tuan," jawab Bi Darmi pelan. "Yang pulang bersama Tuan, bukannya Mang Ujang malah seorang wanita muda. Lalu suamiku di mana?"

Cleon pelan-pelan membaringkan tubuh Melodi di atas tempat tidur empuknya. "Gila nih cewek, tidurnya seperti orang mati."

Bi Darmi datang dengan membawa semua yang tadi diminta Cleon. "Tuan."

Cleon membuka jas dan melempar begitu saja ke atas sofa. "Bibi, apa Mang Ujang sudah pulang?"

"Belum Tuan," jawab Bibi melihat Melodi mulai menggerakkan tangannya. "Ini siapa Tuan?"

"Melodi." Cleon berdiri di samping tempat tidur memperhatikan Melodi baru saja membuka matanya.

Melodi melihat sekelilingnya yang nampak asing. "Aku di mana?"

"Akhirnya kamu bangun juga?" ucap Cleon.

Melodi langsung bangun begitu matanya melihat Cleon. "Aku di mana? Bukankah tadi, kita sedang berada di dalam mobil?"

"Tidurmu seperti orang mati!" Cleon mengambil air hangat yang ada di dalam wadah.

Melodi meringis, merasakan lukanya kembali perih. "Issh, sakit."

Cleon melihat celana panjang yang dipakai Melodi. "Celanamu harus digunting. Aku tidak bisa mengobati lukamu jika tertutup celana begitu."

Bi Darmi tanpa disuruh, langsung mengambil gunting dari dalam laci. "Ini Tuan guntingnya!"

"Eh, jangan!" Melodi menepiskan tangan Cleon yang hendak menggunting celananya.

"Kenapa?" tanya Cleon. "Lihat itu! Celanamu juga banyak darahnya!"

Melodi kembali meringis sakit. "Aku tidak mau celanaku digunting!"

"Tuan, mungkin Nona Melodi malu," ucap Bi Darmi pelan.

"Malu?" Cleon menoleh melihat Bibi. "Malu kenapa?"

"Tuan, Nona ini terlihat masih muda. Mungkin dia tidak terbiasa dekat-dekat dengan seorang pria. Masa begitu saja Tuan tidak mengerti."

Melodi membuang muka, ucapan Bibi memang benar adanya. Cleon adalah pria yang baru saja dikenalnya, tidak tahu siapa dia dan bagaimana dia, masa sembarangan main gunting celana yang dipakainya.

Tiba-tiba tawa Cleon meledak memenuhi ruang kamarnya yang luas. "Ha-ha-ha."

Melodi dan Bi Darmi saling melempar pandang, heran melihat Cleon tertawa terbahak seperti orang gila.

Cleon bicara lagi setelah puas tertawa. "Jika kalian berpikir seperti apa yang aku pikirkan, tenang saja! Aku tidak tertarik dengan bocah ini!"

Melodi dan Bi Darmi saling memandang tanpa mengeluarkan suara.

"Santai saja, aku tidak mungkin berbuat macam-macam padamu. Selain kamu bukan tipeku, aku juga tidak tertarik dengan gadis bau kencur!" Cleon kembali bersiap akan menggunting celana Melodi.

"Bukan begitu maksudku!" Melodi kembali menepiskan tangan Cleon. "Jika kamu menggunting celanaku ...." Melodi tidak melanjutkan kalimatnya.

"Oh, itu maksudmu?!" Cleon seakan mengerti dengan apa yang Melodi khawatirkan. "Jangan khawatir, aku hanya menggunting sampai lutut saja. Tidak mungkin aku menggunting sampai ke atas pahamu! Dasar bodoh!"

Melodi melihat Bi Darmi, matanya seakan berbicara agar Bi Darmi yang melakukannya.

"Tuan."

"Apa?" jawab Cleon.

Bi Darmi mendekati Cleon. "Biar Bibi saja yang mengurus Nona Melodi."

Cleon melihat Melodi. "Iya baiklah. Lagipula aku juga masih banyak urusan." Cleon langsung berdiri. "Obati lukanya, kalau bisa ganti bajunya yang kotor itu. Cari pakaianku yang pas di tubuhnya, kaos atau kemeja."

"Iya Tuan." Bi Darmi langsung mengambil alih gunting yang ada di tangan Cleon.

Tanpa banyak bicara, Cleon langsung masuk ke dalam kamar mandi lalu tidak lama kemudian terdengar suara air yang menandakan Cleon sedang membersihkan tubuhnya yang sempurna itu.

Bi Darmi dengan telaten membantu Melodi mengobati lukanya sampai selesai.

"Terima kasih Bi," ucap Melodi ketika lukanya selesai diperban.

Bi Darmi merapikan kembali kotak obatnya. "Sama-sama Non. Apa bajunya mau diganti juga?"

"Tidak ... tidak usah! Aku juga mau pulang," jawab Melodi.

Kamar mandi terbuka, Cleon ke luar hanya memakai handuk putih yang menutupi bagian bawahnya saja sehingga perut roti sobeknya terpampang sempurna.

"Ya, Tuhan...."

Related chapters

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   8. SANG PENGGODA

    Melodi melongo melihat pemandangan indah depan matanya. Wajah yang tadi terlihat seperti Om-om dengan penampilan orang pergi ke kantor, sekarang terlihat seperti anak muda yang umurnya tidak jauh berbeda dengannya.Bi Darmi tersenyum melihat Melodi melongo. Baginya, melihat majikannya seperti itu sudah tidak aneh karena dari kecil dirinya yang mengurus Cleon. Diam-diam Bi Darmi ke luar kamar tanpa menimbulkan suara langsung menutup pintu kamar.Cleon dengan santai berjalan masuk ke dalam walk in closet tanpa menghiraukan Melodi."Gila, ternyata si Cleon ini ganteng banget! Ya Tuhan, kenapa jantung ini jadi berdebar?!" Melodi bicara sendiri melihat pintu walk in closet yang tertutup. Pandangan Melodi lalu menyapu seluruh ruangan kamar. "Ini kamar atau rumah? Gede banget! Rumahku saja tidak sebesar kamar ini. Siapa si Cleon ini?!"Pintu walk in closet terbuka, Cleon ke luar sudah memakai celana pendek dan kaos polo hitam ketat sehingga dadanya yang bidang seakan mengundang banyak kaum

    Last Updated : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   9. ANTARA LOGIKA DAN NAFSU

    David terpejam sejenak. "Jangan berpikir terlalu jauh Intan! Aku dan kamu tidaklah sama!""Kita memang tidak sama. Aku wanita dewasa dan kamu ...," bisik Intan di telinga David. "Pria yang sangat luar biasa."Tangan David terkepal di antara kedua sisi tubuhnya. "Ingat kedudukanmu! Aku siapa dan kamu siapa?!""Ups!" Intan mundur dua langkah ke belakang. "Ternyata kamu pria yang sangat sabar."David menatap tajam Intan. "Cepat ke luar dari sini!"Intan tersenyum. "Aku tidak mau," jawabnya santai malah duduk di sofa."Jangan menguji kesabaranku! Di mataku, kamu tidak lebih hanyalah wanita murahan! Hubungan kita hanya sebatas pelanggan, tidak lebih dari itu!"Intan mengangkat kedua kakinya ke atas meja tanpa rasa takut sedikit pun. "Tanpa kamu ingatkan pun, aku tahu akan hal itu.""Selama aku masih bisa bersabar, cepat angkat kakimu dari sini!" Teriak David.Intan menatap David. "Baiklah, baik. Tapi bisakah aku minta segelas air. Rasanya tenggorokan ini kering." Intan mengelus lehernya s

    Last Updated : 2023-06-09
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   10. RENCANA TERSEMBUNYI CLARA

    David tidak menghiraukan ucapan Intan, tubuhnya yang tidak tertutup sehelai benang langsung mengambil bathrobe yang tergeletak di lantai lalu pergi ke kamar mandi.Wajah Intan yang lelah, tersungging senyum. "Aku sangat puas. Rasanya aku sedang berada di surga ketika melihat wajah David yang berpeluh menghentak tubuhku dari atas. David benar-benar sangat perkasa. Dia bagai singa liar jika sedang terbakar gairah."Tidak lama, David ke luar dari kamar mandi, wajahnya terlihat jauh lebih segar. Langsung membuka laci dan mengeluarkan buku cek. Setelah menulis nominal angka, David segera melemparnya ke tubuh Intan."Apa ini?!" tanya Intan kaget mengambil secarik kertas yang ada di atas selimut. "Itu bayaranmu karena telah memuaskan aku barusan," jawab David sambil menyalakan rokok. "Cepat pakai bajumu dan pergi dari sini!"Intan tercengang. "Tapi bukankah, apa yang kita lakukan tadi ...."David segera memotong kalimat Intan. "Yang kita lakukan tadi, tidak lebih dari penjual dan pembeli. K

    Last Updated : 2023-06-09
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   11. LEPASKAN JERATAN WANITA MALAM

    Brian menatap dalam iris mata wanita yang dicintainya. "Clara Aulia, sekali lagi aku tanya padamu. Apa kamu yakin akan pulang ke kota kelahiranmu?!""Yakin, sangat yakin." Clara tersenyum, hatinya senang melihat Brian sedikit melunak.Brian menghela napas. "Baiklah, jika keputusanmu tidak bisa diubah lagi, kita akan pulang."Senyum lebar langsung merekah dari bibir Clara. "Terima kasih. Terima kasih Brian.""Aku sudah mengingatkan resiko apa yang akan terjadi jika kita pulang," ucap Brian. "Jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa."Clara memeluk erat Brian. "Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri.""Baiklah, kita akan pulang." Brian balas memeluk erat kekasih yang sangat dicintainya.Hati Clara luar biasa bahagianya, tersungging senyum licik dari bibir merahnya. "Sampai bertemu lagi Cleon Helios Lewis.".....Mobil Fortuner hitam, tepat berhenti di depan pagar rumah yang terlihat sederhana. "Ini rumahmu?" tanya Cleon melihat sebuah bangunan sederhana bercat putih yang warn

    Last Updated : 2023-06-10
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   12. UNDANGAN

    Seketika raut wajah Cleon langsung berubah begitu mendengar nama Clara. "Kenapa loe harus menyebut nama wanita itu?!""He-he-he." David terkekeh. "Ternyata loe masih belum bisa melupakannya!"Cleon meneguk kembali wine miliknya sampai habis tak bersisa. "Sialan!""Siapa nama gadis cantik yang si Ujang seruduk?!" David mengalihkan pembicaraan."Melodi!""Wow, nama yang indah!" David memuji. "Pasti kedua orangtuanya sangat menyukai musik."Cleon bangun dari duduknya. "Gue mau pulang! Rasanya pinggang mau copot, gue lelah sekali.""Loe bisa tidur di sini! Ini juga apartemen loe!" ujar David.Cleon menyimpan gelas kosongnya di atas meja. "Ogah gue! Tidur di atas ranjang yang loe pakai maksiat!""Sialan loe!" David melempar Cleon dengan dus tisu yang ada di atas meja.Cleon langsung pergi dengan terlebih dahulu mengingatkan. "Besok loe masuk kantor tepat waktu! Awas kalau telat! Gue potong gaji loe selama setahun!""Silahkan potong kalau berani!" Tantang David. "Gue kagak takut!"BLUUGH!!!

    Last Updated : 2023-06-11
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   13. ANNIVERSARY AV CORP

    Cleon melihat jam tangannya. "Apa semua pekerjaan sudah kamu selesaikan?!""Sudah Pak!" jawab Gloria cepat."Baiklah. Sekarang kamu boleh pulang! Bersiaplah untuk nanti malam," ucap Cleon. "Pakai baju yang sopan, penampilanmu juga mewakili attitude perusahaan kita. Apalagi ini acara anniversary yang ke 25, banyak klien kita yang diundang.""Iya Bos!" Gloria bergegas pergi meninggalkan ruangan Bosnya.David mengambil ponsel yang bergetar di dalam saku celana panjangnya. Sebuah nomor asing masuk ke dalam panggilan teleponnya. "Siapa ini?!""Apa?" tanya Cleon tanpa melepaskan matanya dari laptop yang ada di depannya."Nomor asing. Siapa ini?" ucap David memandang layar ponselnya.Cleon menutup laptopnya. "Mungkin penggemar ranjangmu. Salah satu perempuan yang pernah loe tiduri."David menaruh ponselnya di atas meja. "Emang gue pikirin!""Loe mau pulang?!" Cleon berdiri dari duduknya. "Pulanglah! Gue juga mau bersiap ke acara anniversary perusahaan kita," jawab David ikut berdiri, menga

    Last Updated : 2023-06-12
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   14. GAUN MALAM WARNA MERAH

    Melodi dan Lastri melihat gaun malam yang dipakainya. Hati mereka menciut begitu melihat salah satu tamu wanita datang dengan gaun malam yang terlihat seperti artis mau konser."Apa gaun yang aku pakai ini tidak norak?" tanya Lastri melihat gaunnya sendiri."Tentu saja tidak. Gaun yang kamu pakai itu sesuai dengan umurmu," jawab Mama. "Jangan melihat orang lain. Kamu dan mereka berbeda, yang penting kita berpakaian yang pantas dilihat orang."Papa tersenyum. "Benar apa kata Mama kamu. Ingat! Nanti di dalam sana, kalian berdua jangan berjauhan dan jangan membuat masalah, apalagi bikin rusuh. Hindari sesuatu hal yang akan membuat masalah, mengerti!""Iya Pa," jawab Lastri.Melodi dan Lastri menarik napas panjang, tas tangan yang ada di tangan masing-masing dipegang erat, seakan minta kekuatan agar tidak gugup.Ruangan yang begitu megah dengan penataan yang begitu apik, bertabur bunga-bunga segar di setiap tempat sangat memanjakan mata memandang. Melodi memandang takjub dengan apa yang

    Last Updated : 2023-06-13
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   15. SALAH MASUK

    Melodi terkesiap, darahnya seakan berhenti mengalir dalam setiap aliran nadi begitu melihat wajah siapa yang berdiri di depannya. "Cleon."Senyuman tersungging di bibir. "Hai, Melodi Celena!"Kegugupan langsung melingkupi Melodi. "Hai.""Kupikir penglihatanku salah," Cleon tersenyum manis, senyum yang jarang sekali diperlihatkan pada orang lain. "Ternyata, ini memang kamu!"Melodi berusaha tersenyum agar tidak terlihat gugup. "I ... iya.""Dengan siapa kamu ke sini?" tanya Cleon to the point.Melodi menarik tangan Lastri agar berdiri di sampingnya. "Temanku."Cleon melihat Lastri, keningnya mengernyit seperti sedang mengingat. "Ini ...""Kita pernah bertemu di restoran Chinese food." Lastri membantu ingatan Cleon."O, iya, iya, betul! Aku ingat sekarang." Cleon tersenyum. "Kita pernah bertemu di restoran Chinese food."Gloria datang. "Bos, ada klien kita yang ingin bertemu.""Siapa?" "Tuan Abraham, perusahaannya cukup berpengaruh. Saranku, Bos menyapanya walau hanya sebentar," bisik

    Last Updated : 2023-06-14

Latest chapter

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   115. AKHIR YANG INDAH

    Melodi memutar tubuhnya di depan cermin, senyum lebar tak pernah lepas dari bibirnya ketika melihat dress yang sedang dipakainya begitu cocok dengan tubuh kecil mungilnya. "Pasti yang memilih baju ini bukan si manusia es, mana mungkin dia mau bersusah payah membeli baju," ucap Melodi sendiri."Baju yang Nona pakai itu, Tuan Cleon sendiri yang memilihnya," terdengar suara lembut seorang wanita dari belakang tubuh Melodi.Tubuh Melodi langsung berbalik melihat ke belakang. "Sejak kapan Nyonya ada di sini?!" tanyanya."Sejak Nona mulai bicara sendiri," jawabnya. "Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Bibi."Melodi sejenak menatap wajah wanita itu. "Bibi bekerja di sini?!""Iya, bahkan Bibi yang mengasuh Tuan muda dari kecil," jawabnya tenang disertai senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. "Nona pasti gadis yang sangat spesial buat Tuan muda karena baru kali ini membawa seorang wanita ke rumah ini.""Eh, tidak, tidak!" Melodi menggelengkan kepalanya. "Bibi jangan salah paham. Saya

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   114. HATI YANG TELAH TERCURI

    Melodi yang dipanggil oleh Bos besarnya, tapi Mang Sugeng yang terlihat khawatir. "Non Melodi, cepat masuk ke dalam mobil. Nanti Tuan marah."Melodi malah mendekati Mang Sugeng, kemudian berbisik, "sebenarnya, aku takut ikut dengan Bos.""Takut?!" tanya Mang Sugeng bingung. "Takut kenapa?!""Sst," Melodi menutup bibir mungilnya dengan jari telunjuk. "Jangan kencang-kencang ngomongnya, nanti Bos bisa dengar," bisiknya."Kenapa harus takut?" bisik Mang Sugeng heran. "Tuan Cleon bukan orang jahat.""Masa Mang Sugeng tidak mengerti! Aku dan Tuan besarmu itu berlainan jenis," jawab Melodi. "Mang Sugeng pahamkan?!"Berapa detik Mang Sugeng diam, mencerna ucapan Melodi, tak lama kemudian manggut-manggut. "Maksud Non Melodi, karena kalian berdua ini berlainan jenis jadi Non Melodi takut.""Pinter!" Melodi tanpa sadar memukul tangan Mang Sugeng. "Itu mengerti.""He-he," Mang Sugeng terkekeh sambil mengelus bagian tangan yang dipukul Melodi. "Jangan takut Non, Tuan tidak seperti itu," bisik Man

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   113. SENYUM MISTERIUS

    Intan masuk kembali ke dalam apartemennya. Walaupun Kevin telah pergi, tapi perasaan takut masih membayangi. "Semoga bocah sialan itu tidak datang lagi! Mengganggu kenyamanan ku saja. Brengsek!" Intan menggerutu sendiri.DREET!DREET!Ponsel di atas nakas bergetar. "Siapa yang meneleponku?!" tanya Intan pada diri sendiri langsung melihat layar ponselnya. "Astaga! Bocah tengil itu lagi!" Ponsel langsung dilempar ke atas kasur. Intan berdiri di depan cermin besar, menatap wajahnya yang kusut dan terlihat pucat. Berapa menit kemudian, Intan mengganti bajunya dan berdandan. "Sebaiknya aku ke luar menemui Brian! Sedang apa dia sekarang?!" Intan lalu melihat jam tangannya. "Tapi, apa Brian ada di kantor?!"....Melodi dan Cleon baru saja selesai meeting membahas beberapa tender yang telah berhasil mereka menangkan bersama para direktur utama."Bos," panggil Melodi kerepotan memegang tas kerja dan beberapa berkas yang ada di tangannya, langkahnya begitu tergesa-gesa untuk mengimbangi langka

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   112. JATUHNYA HARGA DIRI

    "Apa kau tuli?!" tanya Kevin sarkas. "Kau pikir aku bodoh, percaya pada wanita murahan sepertimu!"Mendengar apa yang dikatakan Kevin, detik berikutnya Intan mengusir Kevin ke luar dari apartemennya. "Ke luar! Cepat ke luar!" Kevin bukannya pergi seperti yang Intan inginkan, kakinya malah semakin mendekat. "Berani kau mengusirku dari sini!"Tanpa berpikir panjang, Intan segera membuka pintu apartemennya lebar-lebar. "Ke luar!" Ucapnya galak menatap tajam pada Kevin dengan tangan mengarahkan ke luar pintu.Wajah Kevin berubah beringas. "Berani kau mengusirku, wanita murahan!" "Ke luar!" Bentak Intan lebih keras.Kedua tangan Kevin mengepal di sisi kiri dan kanan tubuhnya. "Layani aku dulu, baru aku akan pergi dari sini!"Dada Intan naik turun menahan marah. "Aku tak sudi melayani nafsu gilamu itu! Pergi kau dari sini!"Kevin melangkah mendekat, berdiri dengan sombongnya di depan Intan. "Wanita murahan! Kau pikir siapa dirimu sampai berani-beraninya mengusirku dari sini! Kau hanya sam

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   111. TAMU PELANGGAN

    Waktu terus berlalu, Lastri sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Menurut Dokter, tidak ada luka parah dibagian kepalanya, hanya sedikit luka robek dibagian kulit kepala. "Syukurlah, Lastri baik-baik saja," ucap Melodi. "Aku sudah sangat cemas dengan keadaannya," Melodi menatap wajah Lastri yang kepalanya diperban dibagian kening melingkar ke belakang. "Kamu sudah menghubungi keluarganya?!" tanya Cleon masih setia menemani sekretaris pribadinya tersebut."Ya ampun, aku lupa!" Melodi segera mengambil ponsel, tapi detik berikut wajahnya jadi berubah kesal. "Batreinya habis. Bagaimana ini?!""Pakai ini," Cleon memberikan ponselnya. Melodi sedikit ragu. "Tidak, tidak usah Bos! Biar aku charger saja ponselku sebentar.""Butuh berapa menit untuk charger ponsel? Kamu ini, dikasih yang mudah malah cari yang susah," ujar Cleon. "Tapi ...," Melodi garuk-garuk kepala tak gatal, tidak enak rasanya harus memakai ponsel yang sama sekali tidak pernah disentuh orang lain."Mau pakai tidak?!" Cleo

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   110. KECELAKAAN

    Sejenak Melodi terdiam melihat perubahan wajah Lastri, rasanya ingin bertanya tapi waktu sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. "Lastri, ini kartu namaku!" Melodi mengambil kertas hitam kecil dengan tulisan warna silver dari dalam tasnya langsung diberikan pada Lastri. "Telepon aku jika kamu perlu bantuanku." "Iya," jawab Lastri singkat dan begitu datar menerima kartu nama dari tangan Melodi."Baiklah, aku harus segera pergi ke kantor. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama," ucap Melodi tidak enak hati meninggalkan Lastri, tapi kewajibannya sebagai seorang pegawai harus membuatnya pergi. "Jangan lupa, telepon aku!"Lastri menganggukan kepala, tersenyum menatap Melodi. "Semoga kamu sukses!""Iya, terima kasih! Kamu juga," jawab Melodi memeluk Lastri.Selesai saling berpelukan, Lastri pamit meninggalkan Melodi. "Aku harus menyeberang lagi, arah jalanku ke sana," tunjuk Lastri ke arah berlawanan. "Iya, hati-hati!" ucap Melodi melihat punggung Lastri yang berjalan pergi menjauh. "By

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   109. BERTEMU TEMAN LAMA

    Brian tidak bisa berbuat apa-apa. "Baiklah, ini mungkin hukuman yang harus aku terima," gumam Brian lirih. "Tapi asal kamu tahu, aku sangat mencintai mu." Baju yang berserakan di lantai segera Brian pungut begitu kakinya melangkah masuk ke dalam kamar. Satu per satu dimasukkan ke dalam koper. "Tak kusangka, aku dan Clara akan berakhir seperti ini." Selesai semua, Brian segera menarik kopernya ke luar."Clara," panggil Brian mengetuk pintu kamar berharap wanita yang telah bersamanya bertahun-tahun akan membukakan pintu agar bisa berpamitan. "Clara!" Sepi, tidak ada jawaban. Clara yang berada di dalam kamar tidak menjawab apalagi membuka pintu."Clara," panggil Brian menatap daun pintu yang tertutup. "Aku pergi, jaga dirimu baik-baik. Jika kamu perlu bantuanku, jangan sungkan untuk menghubungi ku. Clara, maafkan aku!"Masih tidak ada jawaban, akhirnya Brian memutuskan untuk pergi ke luar dari apartemen yang baru beberapa bulan ditempati bersama Clara setelah bertahun-tahun pergi berse

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   108. SEMUA SUDAH USAI

    Dengan antusias, Clara melihat bagian belakang jam tangan yang sedang dipegangnya. Mata merah sembab yang telah kering dengan air mata seketika tergenang lagi dengan air mata, kedua kakinya seakan tidak bertulang dan bertenaga, sangat lemas, bahkan kedua tangan yang sedang memegang jam tangan pun langsung gemetaran ketika melihat ukiran inisial nama yang khusus dirancangnya sendiri terpampang manis begitu indah."A-apa maksudmu?!" tanya Brian gugup lalu dengan cepat mengambil jam tangan dari tangan Clara. "Inisial apa?! A-aku tidak mengerti."Air mata Clara perlahan jatuh kembali membasahi pipi kemudian melihat Brian dengan tatapan kosong. "Kenapa? Kenapa kamu mengkhianati ku?!" bisiknya lirih. "Apa salahku? Apa kamu sudah tidak mencintai ku lagi?!"Brian melihat sebuah inisial nama. "Ini ... ini ...," Seketika itu juga tubuh Brian langsung lemas, bingung harus memberikan alasan apa atau bersandiwara apalagi, bukti kuat bahwa memang itu jam tangannya sekarang ada di depan mata, di da

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   107. SANDIWARA

    Brian melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawa ke lantai di mana apartemennya berada. Wajah khawatir diselimuti ketakutan nampak sangat jelas terlihat "Alasan apa yang harus aku katakan pada Clara?" gumamnya sendiri.TING!Pintu lift terbuka, Brian menghela napas sebelum melangkah ke luar berharap rasa takut yang ada dalam dirinya bisa hilang bersama hembusan napasnya.Pintu apartemen hanya Brian pandangi sebelum menekan beberapa sandi untuk membuka pintu. "Semoga tidak terjadi perang dunia."Langkah kaki Brian begitu berhati-hati ketika memasuki apartemennya. Sepi, tidak ada Clara apalagi orang lain di dalam. "Pasti dia ada di dalam kamar," gumamnya pelan perlahan melangkahkan kakinya menuju ke kamar.BLUGH!Sebuah bantal besar mendarat manis di wajah Brian begitu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. "Laki-laki brengsek! Masih berani kau datang ke sini!" teriak Clara menatap galak dengan tangan bersiap melemparkan satu buah vas bunga yang berada di dekatnya. "Eh, eh,"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status