Beranda / Romansa / PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON! / 4. CLARA AUDIA SANG MANTAN

Share

4. CLARA AUDIA SANG MANTAN

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-23 13:35:58

Ibu melihat Melodi. "Tapi apa? Bicara itu yang jelas."

Melodi garuk-garuk kepala tidak gatal dengan hati bicara sendiri. "Apa yang harus aku katakan pada Ibu? Aku tidak tega."

Ibu melempar tisu pada putrinya. "Ditanya malah bengong!"

Untuk menghindari pertanyaan Ibu selanjutnya, Melodi buru-buru pergi. "Aku kebelet pipis."

"Dasar bocah, bicara tidak ada jelasnya." Ibu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat putrinya masuk ke dalam kamar.

.....

Di tempat lain, lebih tepatnya di depan gedung pencakar langit, Cleon dengan langkah tegas memasuki gedung miliknya, perusahaan besar yang diwariskan kedua orangtuanya, VP Corp.

"Selamat siang Pak." Sekretaris pribadinya langsung datang menyambut ketika Cleon baru saja ke luar dari lift yang hanya dikhususkan untuk dirinya seorang.

"Ada meeting apa hari ini? Kamu mengganggu saja! Apa tidak bisa kamu sendiri yang menangani?!" Cleon terlihat kesal melihat sekretarisnya sambil melangkah menuju ke ruangannya.

Gloria menghela napas, raut wajah Cleon yang sedang kesal membuatnya harus lebih berhati-hati dalam berbicara.

"Di mana David?!" tanya Cleon menanyakan sahabat sekaligus tangan kanannya.

"Saya tidak tahu di mana Pak David. Dari tadi saya coba menghubunginya tidak tersambung, ponselnya mati," jawab Gloria.

Cleon menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya. "Pasti dia sedang berenang di atas perut wanita."

"Siapa yang sedang berenang di atas perut wanita?" Orang yang dibicarakan tiba-tiba masuk, David.

Cleon melihat David. "Darimana loe?! Gue pecat baru tahu rasa loe! Masuk kantor seenak perutmu!"

"Silahkan pecat kalau berani!" Tantang David. "Semua rahasia loe ada di tangan gue."

"Loe ngancam gue?!"

"He-he-he. Terserah loe mau menilainya apa." David langsung duduk di sofa yang ada di sudut ruangan.

"Jam berapa kita meeting?" tanya Cleon melihat Gloria.

"Sebentar lagi Pak." Gloria melihat jam tangannya.

"Siapkan semua berkasnya! Jangan sampai ada yang tertinggal!"

"Iya Pak." Gloria segera pergi dari ruangan Bosnya.

Cleon mendekati David. "Darimana saja loe? Kerja kabur mulu!"

"Habis olahraga gue."

Cleon langsung duduk disebelah David. "Olahraga Mbahmu! Cewek mana yang loe tiduri?!"

"Cewek yang semalam," jawab David tersenyum mesum.

Cleon mengernyitkan alisnya. "Gila loe! Gue pikir kagak berlanjut ke atas ranjang. Itu cewek bempernya gede banget."

David tertawa terbahak. "Ha-ha-ha. Permainan ranjangnya luar biasa. Gue hampir kewalahan. Gila, gila! Servicenya luar biasa."

"Pantas loe datang ke kantor terlambat ternyata loe terkapar di ranjang. Ha-ha-ha. Kena penyakit kelamin baru tahu rasa loe!"

"Loe pikir gue bego, tidur dengan sembarang cewek! Gue juga pilih-pilih kali," jawab David.

"Baguslah kalau loe tahu itu! Jangan sampai loe terkena penyakit kelamin, masa depanmu bisa terancam." Cleon bangun dari duduknya ketika Gloria masuk.

"Semua sudah siap Pak," ucap Gloria. "Kita ke ruang meeting."

Cleon merapikan penampilannya, begitu juga dengan David. Jika sedang berdua, Cleon dan David memang seorang sahabat yang bisa bicara bebas selayaknya seorang teman, tapi jika sedang bersama orang lain, David harus menjaga wibawa seorang Cleon Helios Lewis karena biar bagaimana pun, Cleon adalah atasannya. Pemilik VP Corp yang tentunya disegani orang banyak yang harus dijaga kharismanya.

....

Ditempat lain, di sebuah kota yang jauh dari Ibukota di dalam apartemen yang tidak begitu mewah. Duduk seorang gadis di depan balkon dengan tangan memegang segelas air putih.

"Selamat siang, sayangku." Seorang pria baru saja datang langsung memeluknya dari belakang.

"Kamu membuatku kaget, Brian." Hanya dengan melihat tangannya, sudah tahu siapa yang memeluknya.

Brian semakin erat memeluk pinggang wanita itu. "Sedang apa di sini? Udara begitu dingin. Nanti kamu sakit, Clara."

Clara melepaskan pelukan Brian, membalikkan tubuhnya, menatap dalam iris mata Brian. "Aku ingin pulang."

Beberapa detik Brian terdiam. "Pulang? Kenapa?"

"Aku tidak betah tinggal di sini," jawab Clara. "Sudah cukup lama kita di sini. Aku rindu kampung halamanku."

Brian terdiam, ditatapnya dalam iris mata wanita yang telah berhasil mencuri hatinya.

"Aku mohon Brian. Kali ini saja, penuhi keinginanku untuk pulang," ucap Clara memelas.

"Bukankah kamu tahu resikonya jika kita pulang?"

"Aku tahu, sangat tahu. Nyawa kita taruhannya," jawab Clara pelan membuang muka. "Tapi keinginanku untuk pulang, jauh lebih besar dari itu semua."

Brian menghela napas. "Apa kamu sudah bosan denganku?"

Clara menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, aku tidak bosan padamu. Tidak mungkin aku bosan denganmu."

"Lalu? Kenapa kamu ingin pulang?! Padahal kamu tahu resikonya apa, jika kita menginjakkan kaki di kota yang sama dengan seorang Cleon Helios Lewis, nyawa kita taruhannya!"

Clara menunduk. "Aku tahu Brian, tapi ... tapi ...."

Brian menyisir rambutnya dengan sepuluh jarinya ke belakang. "Tapi apa?! Kamu mencari mati, Clara!"

Clara terdiam membisu, tidak berani bicara begitu melihat Brian sudah mulai kesal.

"Sekarang jawab pertanyaanku! Apa kamu ingin pulang karena melihat ini?!" Brian tiba-tiba mengambil majalah yang ada di atas meja kemudian melemparkannya ke tubuh Clara. "Apa karena Cleon Helios Lewis?!"

Majalah yang dilempar jatuh tepat di kaki Clara, seraut wajah tampan mantan kekasihnya nampak tersenyum lebar dibagian sampul.

"Apa karena itu? Jawab!" bentak Brian marah menatap tajam wajah Clara yang tertunduk.

Perlahan Clara mengambil majalah yang ada dibawah kakinya. "Aku ingin pulang tidak ada hubungannya dengan Cleon."

"Bulshit! Matamu tidak bisa berbohong, kamu masih mencintainya! Jawab!" Brian benar-benar emosi.

"Aku berani bersumpah Brian, aku hanya ingin pulang." Clara mencoba menenangkan. "Ini tidak ada hubungannya dengan Cleon. Aku meninggalkan Cleon demi kamu, apa kamu tidak menyadari dengan apa yang telah aku lakukan?"

"Itu kamu tahu lalu kenapa ingin pulang?" tanya Brian mulai tenang.

Clara menghela napas, gelas yang masih dipegangnya disimpan di atas meja bersama dengan majalah kemudian meminta Brian duduk bersamanya. "Kemarilah aku ingin bicara denganmu."

Dengan malas, Brian mengikuti kemauan Clara sambil melonggarkan dasi yang melingkari lehernya.

"Brian, jangan pernah meragukan cintaku padamu. Aku bahkan rela meninggalkan Cleon demi dirimu. Kamu tahu itukan?" tanya Clara.

"Iya, aku tahu. Lalu?"

"Jadi cemburumu itu menurutku tidak masuk akal. Aku ingin pulang karena ...." Clara tidak melanjutkan kalimatnya, ragu.

"Karena apa?"

Clara menatap wajah Brian. "Karena aku rasa kehidupan kita di sini suram."

Brian mengernyitkan alisnya. "Suram? Apa maksudnya suram?"

"Lihatlah keadaan kita Brian. Tidak ada yang bisa kita banggakan. Kamu bekerja hanya cukup untuk kita makan. Semua uang tabunganku sudah habis, begitu juga dengan semua perhiasan yang Cleon berikan dulu, semuanya telah habis kita jual untuk memenuhi kebutuhan kita."

Brian terdiam, apa yang dikatakan Clara memang benar.

"Kalau kita tetap seperti ini, hidup kita tidak ada kemajuan. Aku tidak mau itu," sambung Clara. "Biaya hidupku mahal, alat make up aku saja harganya setengah dari gaji kamu. Maka dari itu, aku ingin pulang. Di sini mencari pekerjaan untukku sangat sulit."

"Lalu?"

"Aku ingin pulang, memulai lagi karirku dari awal sebagai model," jawab Clara.

Brian menyandarkan tubuhnya, kepalanya mendadak jadi pening. "Kamu tahu resikonya kita pulang?"

"Iya, aku tahu," jawab Clara pelan. "Sebisa mungkin hindari Cleon dan orang-orang yang dekat dengannya, maka hidup kita akan aman."

"Entahlah." Brian bangun dari duduknya kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Clara mengambil majalah yang ada di atas meja, dipandanginya wajah Cleon yang ada disampul. "Kamu tidak pernah berubah Cleon masih tetap tampan. Apa sekarang sudah ada wanita lain yang menggantikan aku di hatimu?"

Bab terkait

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   5. HATI YANG DIHANCURKAN

    Cleon dan David duduk dengan santai setelah selesai meeting yang cukup memeras otak. Gloria yang diminta membuat kopi untuk kedua atasannya dengan sigap segera pergi ke pantry."Akhirnya tender besar yang kita menangkan bisa juga mulai kita garap," ucap David."Tender itu tidak seberapa nilainya bagi gue, biasa saja," jawab Cleon duduk di sebelah David."Ya iyalah, secara uang loe itu tidak habis tujuh turunan. Tentu saja jumlah angka tender itu tidak seberapa di matamu. Sombong banget loe!" Cibir David."Ha-ha-ha. Menyombongkan diri sendiri tidak ada salahnya jika itu sesuai kenyataan. Kecuali loe, apa yang bisa loe sombongkan dari diri loe. Uang kagak punya, muka?!" Cleon melihat muka David. "Kalah telak dari muka gue. Ha-ha-ha.""Makin tidak beres otak loe! Ngata-ngatain gue lagi." David melempar Cleon dengan sebatang rokok yang sedang dipegangnya."Ha-ha-ha." Cleon tertawa terbahak melihat wajah David jadi kesal. Baginya, hanya David yang bisa membuatnya tertawa.Dengan santai Dav

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   6. LUTUT BERDARAH

    "Aaaaa!" Teriakan panjang ke luar dari bibir mungil Melodi dengan mata melebar sempurna ketika tubuh kecil mungilnya serta motor matic kesayangannya meluncur begitu saja masuk ke dalam selokan tanpa air."Ada apa?!" "Ada apa?!""Ada kecelakaan!" Orang-orang yang berada di sekitar, langsung berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aduh ...." Melodi meringis kesakitan dengan posisi tubuh sudah terjatuh di atas rumput kering, sementara motor matic kesayangannya sudah masuk terperosok ke dalam selokan."Ada yang masuk selokan!" Pria tua yang pertama kali melihat Melodi langsung menolongnya."Apa dia tidak apa-apa?! Kenapa bisa begitu?!""Untung saja dia tidak masuk ke dalam selokan!""Kasihan. Cepat! Cepat! Tolong dia! Sepertinya dia terluka!"Suara-suara orang yang ingin melihat Melodi mulai terdengar dari sana sini.Melodi masih meringis kesakitan berusaha untuk bisa duduk, lututnya terasa sakit. "Aduh, kakiku sakit.""Neng, tidak apa-apa Neng?!" Wanita setengah baya berjongkok me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   7. CELANA YANG DIGUNTING

    "Iya, Dokter. Ini yang paling dekat. Lukamu harus segera diobati."Melodi melihat lututnya, darahnya mulai mengering. "Antarkan saja aku pulang.""Kenapa? Ini sudah di depan klinik. Lukamu bisa infeksi kalau telat diobati."Melodi melihat Cleon. "Aku ... aku tidak mau ke Dokter."Cleon mengeryitkan alisnya, bingung dengan Melodi yang berubah gugup. Melodi melihat ke arah pintu klinik. "Antarkan saja aku pulang. Aku tidak mau ke sana.""Kenapa? Kamu takut dengan Dokter?" tanya Cleon bingung. "Tenang saja, kamu tidak bakalan disuntik. Lukamu hanya diobati saja, tidak perlu disuntik."Melodi menunduk, matanya tiba-tiba saja berkaca-kaca. "Antarkan saja aku pulang," ucapnya dengan suara yang hampir tercekat ditenggorokan.Cleon yang sudah bingung dengan perubahan Melodi, sekarang bertambah bingung melihat Melodi jadi sedih. "Iya, iya baiklah. Tapi bagaimana dengan lukamu itu?""Biar aku tahan," bisik Melodi serak.Cleon tidak banyak bicara lagi, seatbelt yang telah dilepas sekarang dipas

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   8. SANG PENGGODA

    Melodi melongo melihat pemandangan indah depan matanya. Wajah yang tadi terlihat seperti Om-om dengan penampilan orang pergi ke kantor, sekarang terlihat seperti anak muda yang umurnya tidak jauh berbeda dengannya.Bi Darmi tersenyum melihat Melodi melongo. Baginya, melihat majikannya seperti itu sudah tidak aneh karena dari kecil dirinya yang mengurus Cleon. Diam-diam Bi Darmi ke luar kamar tanpa menimbulkan suara langsung menutup pintu kamar.Cleon dengan santai berjalan masuk ke dalam walk in closet tanpa menghiraukan Melodi."Gila, ternyata si Cleon ini ganteng banget! Ya Tuhan, kenapa jantung ini jadi berdebar?!" Melodi bicara sendiri melihat pintu walk in closet yang tertutup. Pandangan Melodi lalu menyapu seluruh ruangan kamar. "Ini kamar atau rumah? Gede banget! Rumahku saja tidak sebesar kamar ini. Siapa si Cleon ini?!"Pintu walk in closet terbuka, Cleon ke luar sudah memakai celana pendek dan kaos polo hitam ketat sehingga dadanya yang bidang seakan mengundang banyak kaum

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   9. ANTARA LOGIKA DAN NAFSU

    David terpejam sejenak. "Jangan berpikir terlalu jauh Intan! Aku dan kamu tidaklah sama!""Kita memang tidak sama. Aku wanita dewasa dan kamu ...," bisik Intan di telinga David. "Pria yang sangat luar biasa."Tangan David terkepal di antara kedua sisi tubuhnya. "Ingat kedudukanmu! Aku siapa dan kamu siapa?!""Ups!" Intan mundur dua langkah ke belakang. "Ternyata kamu pria yang sangat sabar."David menatap tajam Intan. "Cepat ke luar dari sini!"Intan tersenyum. "Aku tidak mau," jawabnya santai malah duduk di sofa."Jangan menguji kesabaranku! Di mataku, kamu tidak lebih hanyalah wanita murahan! Hubungan kita hanya sebatas pelanggan, tidak lebih dari itu!"Intan mengangkat kedua kakinya ke atas meja tanpa rasa takut sedikit pun. "Tanpa kamu ingatkan pun, aku tahu akan hal itu.""Selama aku masih bisa bersabar, cepat angkat kakimu dari sini!" Teriak David.Intan menatap David. "Baiklah, baik. Tapi bisakah aku minta segelas air. Rasanya tenggorokan ini kering." Intan mengelus lehernya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   10. RENCANA TERSEMBUNYI CLARA

    David tidak menghiraukan ucapan Intan, tubuhnya yang tidak tertutup sehelai benang langsung mengambil bathrobe yang tergeletak di lantai lalu pergi ke kamar mandi.Wajah Intan yang lelah, tersungging senyum. "Aku sangat puas. Rasanya aku sedang berada di surga ketika melihat wajah David yang berpeluh menghentak tubuhku dari atas. David benar-benar sangat perkasa. Dia bagai singa liar jika sedang terbakar gairah."Tidak lama, David ke luar dari kamar mandi, wajahnya terlihat jauh lebih segar. Langsung membuka laci dan mengeluarkan buku cek. Setelah menulis nominal angka, David segera melemparnya ke tubuh Intan."Apa ini?!" tanya Intan kaget mengambil secarik kertas yang ada di atas selimut. "Itu bayaranmu karena telah memuaskan aku barusan," jawab David sambil menyalakan rokok. "Cepat pakai bajumu dan pergi dari sini!"Intan tercengang. "Tapi bukankah, apa yang kita lakukan tadi ...."David segera memotong kalimat Intan. "Yang kita lakukan tadi, tidak lebih dari penjual dan pembeli. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   11. LEPASKAN JERATAN WANITA MALAM

    Brian menatap dalam iris mata wanita yang dicintainya. "Clara Aulia, sekali lagi aku tanya padamu. Apa kamu yakin akan pulang ke kota kelahiranmu?!""Yakin, sangat yakin." Clara tersenyum, hatinya senang melihat Brian sedikit melunak.Brian menghela napas. "Baiklah, jika keputusanmu tidak bisa diubah lagi, kita akan pulang."Senyum lebar langsung merekah dari bibir Clara. "Terima kasih. Terima kasih Brian.""Aku sudah mengingatkan resiko apa yang akan terjadi jika kita pulang," ucap Brian. "Jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa."Clara memeluk erat Brian. "Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri.""Baiklah, kita akan pulang." Brian balas memeluk erat kekasih yang sangat dicintainya.Hati Clara luar biasa bahagianya, tersungging senyum licik dari bibir merahnya. "Sampai bertemu lagi Cleon Helios Lewis.".....Mobil Fortuner hitam, tepat berhenti di depan pagar rumah yang terlihat sederhana. "Ini rumahmu?" tanya Cleon melihat sebuah bangunan sederhana bercat putih yang warn

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   12. UNDANGAN

    Seketika raut wajah Cleon langsung berubah begitu mendengar nama Clara. "Kenapa loe harus menyebut nama wanita itu?!""He-he-he." David terkekeh. "Ternyata loe masih belum bisa melupakannya!"Cleon meneguk kembali wine miliknya sampai habis tak bersisa. "Sialan!""Siapa nama gadis cantik yang si Ujang seruduk?!" David mengalihkan pembicaraan."Melodi!""Wow, nama yang indah!" David memuji. "Pasti kedua orangtuanya sangat menyukai musik."Cleon bangun dari duduknya. "Gue mau pulang! Rasanya pinggang mau copot, gue lelah sekali.""Loe bisa tidur di sini! Ini juga apartemen loe!" ujar David.Cleon menyimpan gelas kosongnya di atas meja. "Ogah gue! Tidur di atas ranjang yang loe pakai maksiat!""Sialan loe!" David melempar Cleon dengan dus tisu yang ada di atas meja.Cleon langsung pergi dengan terlebih dahulu mengingatkan. "Besok loe masuk kantor tepat waktu! Awas kalau telat! Gue potong gaji loe selama setahun!""Silahkan potong kalau berani!" Tantang David. "Gue kagak takut!"BLUUGH!!!

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11

Bab terbaru

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   115. AKHIR YANG INDAH

    Melodi memutar tubuhnya di depan cermin, senyum lebar tak pernah lepas dari bibirnya ketika melihat dress yang sedang dipakainya begitu cocok dengan tubuh kecil mungilnya. "Pasti yang memilih baju ini bukan si manusia es, mana mungkin dia mau bersusah payah membeli baju," ucap Melodi sendiri."Baju yang Nona pakai itu, Tuan Cleon sendiri yang memilihnya," terdengar suara lembut seorang wanita dari belakang tubuh Melodi.Tubuh Melodi langsung berbalik melihat ke belakang. "Sejak kapan Nyonya ada di sini?!" tanyanya."Sejak Nona mulai bicara sendiri," jawabnya. "Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Bibi."Melodi sejenak menatap wajah wanita itu. "Bibi bekerja di sini?!""Iya, bahkan Bibi yang mengasuh Tuan muda dari kecil," jawabnya tenang disertai senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. "Nona pasti gadis yang sangat spesial buat Tuan muda karena baru kali ini membawa seorang wanita ke rumah ini.""Eh, tidak, tidak!" Melodi menggelengkan kepalanya. "Bibi jangan salah paham. Saya

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   114. HATI YANG TELAH TERCURI

    Melodi yang dipanggil oleh Bos besarnya, tapi Mang Sugeng yang terlihat khawatir. "Non Melodi, cepat masuk ke dalam mobil. Nanti Tuan marah."Melodi malah mendekati Mang Sugeng, kemudian berbisik, "sebenarnya, aku takut ikut dengan Bos.""Takut?!" tanya Mang Sugeng bingung. "Takut kenapa?!""Sst," Melodi menutup bibir mungilnya dengan jari telunjuk. "Jangan kencang-kencang ngomongnya, nanti Bos bisa dengar," bisiknya."Kenapa harus takut?" bisik Mang Sugeng heran. "Tuan Cleon bukan orang jahat.""Masa Mang Sugeng tidak mengerti! Aku dan Tuan besarmu itu berlainan jenis," jawab Melodi. "Mang Sugeng pahamkan?!"Berapa detik Mang Sugeng diam, mencerna ucapan Melodi, tak lama kemudian manggut-manggut. "Maksud Non Melodi, karena kalian berdua ini berlainan jenis jadi Non Melodi takut.""Pinter!" Melodi tanpa sadar memukul tangan Mang Sugeng. "Itu mengerti.""He-he," Mang Sugeng terkekeh sambil mengelus bagian tangan yang dipukul Melodi. "Jangan takut Non, Tuan tidak seperti itu," bisik Man

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   113. SENYUM MISTERIUS

    Intan masuk kembali ke dalam apartemennya. Walaupun Kevin telah pergi, tapi perasaan takut masih membayangi. "Semoga bocah sialan itu tidak datang lagi! Mengganggu kenyamanan ku saja. Brengsek!" Intan menggerutu sendiri.DREET!DREET!Ponsel di atas nakas bergetar. "Siapa yang meneleponku?!" tanya Intan pada diri sendiri langsung melihat layar ponselnya. "Astaga! Bocah tengil itu lagi!" Ponsel langsung dilempar ke atas kasur. Intan berdiri di depan cermin besar, menatap wajahnya yang kusut dan terlihat pucat. Berapa menit kemudian, Intan mengganti bajunya dan berdandan. "Sebaiknya aku ke luar menemui Brian! Sedang apa dia sekarang?!" Intan lalu melihat jam tangannya. "Tapi, apa Brian ada di kantor?!"....Melodi dan Cleon baru saja selesai meeting membahas beberapa tender yang telah berhasil mereka menangkan bersama para direktur utama."Bos," panggil Melodi kerepotan memegang tas kerja dan beberapa berkas yang ada di tangannya, langkahnya begitu tergesa-gesa untuk mengimbangi langka

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   112. JATUHNYA HARGA DIRI

    "Apa kau tuli?!" tanya Kevin sarkas. "Kau pikir aku bodoh, percaya pada wanita murahan sepertimu!"Mendengar apa yang dikatakan Kevin, detik berikutnya Intan mengusir Kevin ke luar dari apartemennya. "Ke luar! Cepat ke luar!" Kevin bukannya pergi seperti yang Intan inginkan, kakinya malah semakin mendekat. "Berani kau mengusirku dari sini!"Tanpa berpikir panjang, Intan segera membuka pintu apartemennya lebar-lebar. "Ke luar!" Ucapnya galak menatap tajam pada Kevin dengan tangan mengarahkan ke luar pintu.Wajah Kevin berubah beringas. "Berani kau mengusirku, wanita murahan!" "Ke luar!" Bentak Intan lebih keras.Kedua tangan Kevin mengepal di sisi kiri dan kanan tubuhnya. "Layani aku dulu, baru aku akan pergi dari sini!"Dada Intan naik turun menahan marah. "Aku tak sudi melayani nafsu gilamu itu! Pergi kau dari sini!"Kevin melangkah mendekat, berdiri dengan sombongnya di depan Intan. "Wanita murahan! Kau pikir siapa dirimu sampai berani-beraninya mengusirku dari sini! Kau hanya sam

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   111. TAMU PELANGGAN

    Waktu terus berlalu, Lastri sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Menurut Dokter, tidak ada luka parah dibagian kepalanya, hanya sedikit luka robek dibagian kulit kepala. "Syukurlah, Lastri baik-baik saja," ucap Melodi. "Aku sudah sangat cemas dengan keadaannya," Melodi menatap wajah Lastri yang kepalanya diperban dibagian kening melingkar ke belakang. "Kamu sudah menghubungi keluarganya?!" tanya Cleon masih setia menemani sekretaris pribadinya tersebut."Ya ampun, aku lupa!" Melodi segera mengambil ponsel, tapi detik berikut wajahnya jadi berubah kesal. "Batreinya habis. Bagaimana ini?!""Pakai ini," Cleon memberikan ponselnya. Melodi sedikit ragu. "Tidak, tidak usah Bos! Biar aku charger saja ponselku sebentar.""Butuh berapa menit untuk charger ponsel? Kamu ini, dikasih yang mudah malah cari yang susah," ujar Cleon. "Tapi ...," Melodi garuk-garuk kepala tak gatal, tidak enak rasanya harus memakai ponsel yang sama sekali tidak pernah disentuh orang lain."Mau pakai tidak?!" Cleo

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   110. KECELAKAAN

    Sejenak Melodi terdiam melihat perubahan wajah Lastri, rasanya ingin bertanya tapi waktu sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. "Lastri, ini kartu namaku!" Melodi mengambil kertas hitam kecil dengan tulisan warna silver dari dalam tasnya langsung diberikan pada Lastri. "Telepon aku jika kamu perlu bantuanku." "Iya," jawab Lastri singkat dan begitu datar menerima kartu nama dari tangan Melodi."Baiklah, aku harus segera pergi ke kantor. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama," ucap Melodi tidak enak hati meninggalkan Lastri, tapi kewajibannya sebagai seorang pegawai harus membuatnya pergi. "Jangan lupa, telepon aku!"Lastri menganggukan kepala, tersenyum menatap Melodi. "Semoga kamu sukses!""Iya, terima kasih! Kamu juga," jawab Melodi memeluk Lastri.Selesai saling berpelukan, Lastri pamit meninggalkan Melodi. "Aku harus menyeberang lagi, arah jalanku ke sana," tunjuk Lastri ke arah berlawanan. "Iya, hati-hati!" ucap Melodi melihat punggung Lastri yang berjalan pergi menjauh. "By

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   109. BERTEMU TEMAN LAMA

    Brian tidak bisa berbuat apa-apa. "Baiklah, ini mungkin hukuman yang harus aku terima," gumam Brian lirih. "Tapi asal kamu tahu, aku sangat mencintai mu." Baju yang berserakan di lantai segera Brian pungut begitu kakinya melangkah masuk ke dalam kamar. Satu per satu dimasukkan ke dalam koper. "Tak kusangka, aku dan Clara akan berakhir seperti ini." Selesai semua, Brian segera menarik kopernya ke luar."Clara," panggil Brian mengetuk pintu kamar berharap wanita yang telah bersamanya bertahun-tahun akan membukakan pintu agar bisa berpamitan. "Clara!" Sepi, tidak ada jawaban. Clara yang berada di dalam kamar tidak menjawab apalagi membuka pintu."Clara," panggil Brian menatap daun pintu yang tertutup. "Aku pergi, jaga dirimu baik-baik. Jika kamu perlu bantuanku, jangan sungkan untuk menghubungi ku. Clara, maafkan aku!"Masih tidak ada jawaban, akhirnya Brian memutuskan untuk pergi ke luar dari apartemen yang baru beberapa bulan ditempati bersama Clara setelah bertahun-tahun pergi berse

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   108. SEMUA SUDAH USAI

    Dengan antusias, Clara melihat bagian belakang jam tangan yang sedang dipegangnya. Mata merah sembab yang telah kering dengan air mata seketika tergenang lagi dengan air mata, kedua kakinya seakan tidak bertulang dan bertenaga, sangat lemas, bahkan kedua tangan yang sedang memegang jam tangan pun langsung gemetaran ketika melihat ukiran inisial nama yang khusus dirancangnya sendiri terpampang manis begitu indah."A-apa maksudmu?!" tanya Brian gugup lalu dengan cepat mengambil jam tangan dari tangan Clara. "Inisial apa?! A-aku tidak mengerti."Air mata Clara perlahan jatuh kembali membasahi pipi kemudian melihat Brian dengan tatapan kosong. "Kenapa? Kenapa kamu mengkhianati ku?!" bisiknya lirih. "Apa salahku? Apa kamu sudah tidak mencintai ku lagi?!"Brian melihat sebuah inisial nama. "Ini ... ini ...," Seketika itu juga tubuh Brian langsung lemas, bingung harus memberikan alasan apa atau bersandiwara apalagi, bukti kuat bahwa memang itu jam tangannya sekarang ada di depan mata, di da

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   107. SANDIWARA

    Brian melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawa ke lantai di mana apartemennya berada. Wajah khawatir diselimuti ketakutan nampak sangat jelas terlihat "Alasan apa yang harus aku katakan pada Clara?" gumamnya sendiri.TING!Pintu lift terbuka, Brian menghela napas sebelum melangkah ke luar berharap rasa takut yang ada dalam dirinya bisa hilang bersama hembusan napasnya.Pintu apartemen hanya Brian pandangi sebelum menekan beberapa sandi untuk membuka pintu. "Semoga tidak terjadi perang dunia."Langkah kaki Brian begitu berhati-hati ketika memasuki apartemennya. Sepi, tidak ada Clara apalagi orang lain di dalam. "Pasti dia ada di dalam kamar," gumamnya pelan perlahan melangkahkan kakinya menuju ke kamar.BLUGH!Sebuah bantal besar mendarat manis di wajah Brian begitu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. "Laki-laki brengsek! Masih berani kau datang ke sini!" teriak Clara menatap galak dengan tangan bersiap melemparkan satu buah vas bunga yang berada di dekatnya. "Eh, eh,"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status