Share

3. MELODI CELENA WIJAYA

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-23 13:34:37

Melodi melihat nanar ponsel rusak yang ada di tangannya. "Gue harus bertahun-tahun menabung agar bisa membeli ponsel ini, tapi sekarang malah hancur dalam hitungan detik."

"Lalu harus bagaimana lagi?! Loe yang salah," ucap Vina ikut merasakan kesedihan Melodi, tapi mau bagaimana lagi.

Cleon menatap Melodi yang tertunduk melihat ponselnya dengan hati bicara sendiri. "Gadis ini, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana?"

Wajah sedih terlihat diraut muka Melodi. "Ya sudahlah, benar apa yang loe bilang, ini sudah nasibku."

"Nasi sudah menjadi bubur. Mudah-mudahan loe ketiban rejeki nomplok bisa beli ponsel baru." Vina memberi semangat.

Melodi tersenyum kecut, ponsel yang telah hancur dimasukkan dalam tas kecilnya lalu melihat Cleon.

"Kalau kamu mau, aku bisa mengganti ponselmu," ucap Cleon tersenyum.

Vina menyenggol lengan Melodi. "Mau, mau Melodi. Jawab mau."

"By the way, namaku Cleon Helios Lewis." Cleon mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.

Vina dengan antusias segera menyambut tangan Cleon. "Vina panduwinata, tapi gue bukan penyanyi "Burung Camar".

Cleon tersenyum menarik tangannya kembali lalu mengajak berkenalan Melodi. "Lalu siapa gadis manis berlesung pipi ini?"

Melodi tertegun, ternyata pria yang dari tadi dimarahinya punya wajah blasteran yang luar biasa tampan. Alis tebal, hidung mancung serta rahang tegas.

Melihat Melodi hanya tertegun, Vina segera menyenggol lengannya. "Malah bengong. Norak loe!"

"Apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Cleon memegang wajahnya sendiri.

"Eh, tidak ... tidak. Wajah loe sangat sempurna. Pasti waktu Tuhan sedang menciptakan dirimu, hatinya sedang dalam keadaan senang sampai-sampai menciptakan wajah rupawan seperti ini," puji Melodi dengan polosnya.

Cleon terkekeh. "He-he-he. Kamu juga cantik dengan lesung pipimu itu. By the way, siapa namamu?"

"Melodi Celena."

"Wah, nama yang indah. Seindah wajahmu," puji Cleon senang ternyata gadis yang telah menarik perhatiannya bernama Melodi.

"Rupanya kalian di sini! Gue mencari kalian kemana-mana." Lastri datang dengan wajah khawatir. "Gue takut kalian nyasar."

Vina dan Melodi serta Cleon langsung melihat Lastri.

"Loe tadi katanya mau mencari Melodi malah ikut menghilang," ucap Lastri pada Vina lalu melihat Cleon.

"Tadi ada insiden," jawab Vina.

"Tuan Cleon." Lastri ternyata mengenal Cleon.

"Loe mengenalnya?" tanya Melodi dan Vina berbarengan.

"Tentu saja. Tuan Cleon Bos Papaku," jawab Lastri. "Apa kalian tidak pernah melihatnya?"

"Tidak!" jawab Melodi dan Vina serentak.

"Makanya sekali-kali lihat berita, jangan cuma lihat sinetron dan gosip," ledek Lastri.

Cleon tersenyum melihat ketiga gadis muda yang ada di depannya. Ada kesenangan tersendiri melihat mereka yang begitu polos berbicara.

"Ada masalah apa kalian dengan Tuan Cleon?" tanya Lastri.

"Tanya tuh si Melodi, dia yang punya masalah," jawab Vina.

Ponsel yang ada di dalam saku jas Cleon bergetar sehingga mau tidak mau harus menerima panggilan telepon. "Maaf, aku terima telepon dulu."

"Iya, silahkan Pak Cleon," jawab Lastri ramah karena biar bagaimanapun Cleon Bos Ayahnya.

Melihat Cleon sudah menjauh, Vina segera bertanya. "Lastri, Pak Cloen itu siapa? Apa dia orang penting? Apa dia itu politikus? Atau dia itu Aktor?"

"Dia makhluk bumi sama seperti kita, cuma nasibnya sedikit mujur dibandingkan dengan kita. Pak Cleon ini CEO VP Corp, pemilik perusahaan besar. Apa kalian tidak tahu sama sekali, dia itu seorang pengusaha sukses?" tanya Lastri menatap kedua temannya.

Melodi dan Vina saling menggelengkan kepala.

"Dasar kuper!"

Tidak lama Cleon sudah kembali lagi. "Maaf nona-nona manis, sepertinya aku harus cepat kembali ke kantor, masih banyak urusan."

"Iya Pak, silahkan," jawab Lastri.

Cleon mengeluarkan kartu nama dari saku jasnya. "Ini kartu namaku, jika ada perlu denganku. Jangan sungkan untuk menghubungiku."

"Iya, terima kasih." Lastri akan mengambil kartu nama dari tangan Cleon, tapi kartu nama diberikan pada Melodi.

Cleon tersenyum manis menatap wajah Melodi. "Sampai bertemu lagi Nona."

Jantung Melodi berdetak kencang, ada desiran aneh yang mengalir dalam darahnya sampai hatinya terasa tidak karuan dengan sejuta perasaan yang tidak bisa dilukiskan ketika iris matanya saling bertabrakan dengan iris mata hitam legam seorang Cleon Helios Lewis.

"Ayo kita kembali masuk, teman-teman sedang menunggu kita," ajak Lastri setelah Cleon pergi.

Cleon tersenyum senang ketika masuk ke dalam mobilnya sehingga mengundang rasa penasaran Mang Sugeng. "Sepertinya Chinese food membawa aura positif buat Bos."

"Maksudnya?"

"Bos ini jarang-jarang bisa tersenyum seperti tadi," jawab Mang Sugeng.

"Jadi selama ini tidak pernah tersenyum, begitu?!"

"He-he-he. Bukan begitu Bos, hanya saya merasa senang saja melihat Bos terlihat senang," jawab Mang Sugeng. "Sekarang tujuan kita ke mana Bos?"

"Kantor! Tadi si Gloria bilang ada meeting," jawab Cleon.

"Ok Bos, meluncur!"

Di restoran Chinese food, Melodi dan semua temannya bersiap akan pulang karena acara makan telah selesai.

"Gue pulang duluan ya! Mau ke butik ambil baju punya nyokap," ucap Vina.

"Ok bye, hati-hati di jalan." Lastri memeluk Vina sebagai tanda perpisahan.

"Gue juga mau cepat pulang. Kasihan nyokap sendirian di rumah." Melodi ikutan pamit.

"Ok." Lastri memeluk Melodi. "Thanks sudah datang."

"Thanks juga sudah ngundang gue," jawab Melodi lalu pamit pada semua temannya yang juga bersiap untuk pulang.

Jalan raya yang macet dan berdebu, Melodi jajaki kembali untuk pulang. Suara klakson yang saling bersahutan serta asap hitam yang dikeluarkan dari knalpot membuat lengkap sudah bagaimana suasana dan pemandangan sehari-hari jalan raya Ibukota tercinta kita ini.

"Akhirnya sampai juga gue di rumah," gumam Melodi turun dari sepeda motornya untuk membuka pintu pagar.

"Baru pulang kamu?"

"Iya Bu." Melodi membalikkan badan melihat Ibunya.

Pintu pagar segera dibuka Ibu agar Melodi bisa masuk dengan mudah.

Rumah sederhana yang terlihat asri dan cukup nyaman tempat Melodi dan Ibunya tinggal setelah 10 tahun yang lalu Ayahnya Melodi meninggal karena serangan jantung setelah tahu perusahaanya bangkrut karena hutang yang menumpuk.

Ibu Kasih, harus banting tulang mengambil alih semua tanggung jawab yang ditinggalkan suaminya. Memenuhi semua kebutuhan dan Sekolah putrinya, Melodi Celena Wijaya dengan berjualan kue-kue yang dititipkan ke setiap toko.

Melihat perjuangan Ibunya, menjadikan Melodi gadis yang pintar dan mandiri. Setiap pagi sebelum berangkat Sekolah akan mampir terlebih dahulu ke setiap toko untuk menitipkan kue yang telah dibuat Ibunya. Alhasil dari penghasilan yang tidak seberapa itu, Melodi dan Ibunya bisa bertahan dari kerasnya kehidupan Ibukota tanpa harus minta bantuan pada orang lain.

"Bagaimana acara ulang tahun temanmu?" tanya Ibu setelah masuk ke dalam rumah.

"Seru Bu. Lastri mengajak kita semua makan di tempat yang mewah," jawab Melodi sambil melepaskan sepatu sneakers nya.

"Wah, kamu makan enak dong," ucap Ibu ikut senang.

"Iya, tapi Bu ...." Melodi teringat dengan ponselnya yang jatuh.

"Tapi apa?"

Melodi melihat Ibunya, apa yang harus dikatakannya?

Bab terkait

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   4. CLARA AUDIA SANG MANTAN

    Ibu melihat Melodi. "Tapi apa? Bicara itu yang jelas."Melodi garuk-garuk kepala tidak gatal dengan hati bicara sendiri. "Apa yang harus aku katakan pada Ibu? Aku tidak tega."Ibu melempar tisu pada putrinya. "Ditanya malah bengong!"Untuk menghindari pertanyaan Ibu selanjutnya, Melodi buru-buru pergi. "Aku kebelet pipis." "Dasar bocah, bicara tidak ada jelasnya." Ibu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat putrinya masuk ke dalam kamar......Di tempat lain, lebih tepatnya di depan gedung pencakar langit, Cleon dengan langkah tegas memasuki gedung miliknya, perusahaan besar yang diwariskan kedua orangtuanya, VP Corp. "Selamat siang Pak." Sekretaris pribadinya langsung datang menyambut ketika Cleon baru saja ke luar dari lift yang hanya dikhususkan untuk dirinya seorang."Ada meeting apa hari ini? Kamu mengganggu saja! Apa tidak bisa kamu sendiri yang menangani?!" Cleon terlihat kesal melihat sekretarisnya sambil melangkah menuju ke ruangannya.Gloria menghela napas, raut wajah Cleo

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   5. HATI YANG DIHANCURKAN

    Cleon dan David duduk dengan santai setelah selesai meeting yang cukup memeras otak. Gloria yang diminta membuat kopi untuk kedua atasannya dengan sigap segera pergi ke pantry."Akhirnya tender besar yang kita menangkan bisa juga mulai kita garap," ucap David."Tender itu tidak seberapa nilainya bagi gue, biasa saja," jawab Cleon duduk di sebelah David."Ya iyalah, secara uang loe itu tidak habis tujuh turunan. Tentu saja jumlah angka tender itu tidak seberapa di matamu. Sombong banget loe!" Cibir David."Ha-ha-ha. Menyombongkan diri sendiri tidak ada salahnya jika itu sesuai kenyataan. Kecuali loe, apa yang bisa loe sombongkan dari diri loe. Uang kagak punya, muka?!" Cleon melihat muka David. "Kalah telak dari muka gue. Ha-ha-ha.""Makin tidak beres otak loe! Ngata-ngatain gue lagi." David melempar Cleon dengan sebatang rokok yang sedang dipegangnya."Ha-ha-ha." Cleon tertawa terbahak melihat wajah David jadi kesal. Baginya, hanya David yang bisa membuatnya tertawa.Dengan santai Dav

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   6. LUTUT BERDARAH

    "Aaaaa!" Teriakan panjang ke luar dari bibir mungil Melodi dengan mata melebar sempurna ketika tubuh kecil mungilnya serta motor matic kesayangannya meluncur begitu saja masuk ke dalam selokan tanpa air."Ada apa?!" "Ada apa?!""Ada kecelakaan!" Orang-orang yang berada di sekitar, langsung berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aduh ...." Melodi meringis kesakitan dengan posisi tubuh sudah terjatuh di atas rumput kering, sementara motor matic kesayangannya sudah masuk terperosok ke dalam selokan."Ada yang masuk selokan!" Pria tua yang pertama kali melihat Melodi langsung menolongnya."Apa dia tidak apa-apa?! Kenapa bisa begitu?!""Untung saja dia tidak masuk ke dalam selokan!""Kasihan. Cepat! Cepat! Tolong dia! Sepertinya dia terluka!"Suara-suara orang yang ingin melihat Melodi mulai terdengar dari sana sini.Melodi masih meringis kesakitan berusaha untuk bisa duduk, lututnya terasa sakit. "Aduh, kakiku sakit.""Neng, tidak apa-apa Neng?!" Wanita setengah baya berjongkok me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   7. CELANA YANG DIGUNTING

    "Iya, Dokter. Ini yang paling dekat. Lukamu harus segera diobati."Melodi melihat lututnya, darahnya mulai mengering. "Antarkan saja aku pulang.""Kenapa? Ini sudah di depan klinik. Lukamu bisa infeksi kalau telat diobati."Melodi melihat Cleon. "Aku ... aku tidak mau ke Dokter."Cleon mengeryitkan alisnya, bingung dengan Melodi yang berubah gugup. Melodi melihat ke arah pintu klinik. "Antarkan saja aku pulang. Aku tidak mau ke sana.""Kenapa? Kamu takut dengan Dokter?" tanya Cleon bingung. "Tenang saja, kamu tidak bakalan disuntik. Lukamu hanya diobati saja, tidak perlu disuntik."Melodi menunduk, matanya tiba-tiba saja berkaca-kaca. "Antarkan saja aku pulang," ucapnya dengan suara yang hampir tercekat ditenggorokan.Cleon yang sudah bingung dengan perubahan Melodi, sekarang bertambah bingung melihat Melodi jadi sedih. "Iya, iya baiklah. Tapi bagaimana dengan lukamu itu?""Biar aku tahan," bisik Melodi serak.Cleon tidak banyak bicara lagi, seatbelt yang telah dilepas sekarang dipas

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   8. SANG PENGGODA

    Melodi melongo melihat pemandangan indah depan matanya. Wajah yang tadi terlihat seperti Om-om dengan penampilan orang pergi ke kantor, sekarang terlihat seperti anak muda yang umurnya tidak jauh berbeda dengannya.Bi Darmi tersenyum melihat Melodi melongo. Baginya, melihat majikannya seperti itu sudah tidak aneh karena dari kecil dirinya yang mengurus Cleon. Diam-diam Bi Darmi ke luar kamar tanpa menimbulkan suara langsung menutup pintu kamar.Cleon dengan santai berjalan masuk ke dalam walk in closet tanpa menghiraukan Melodi."Gila, ternyata si Cleon ini ganteng banget! Ya Tuhan, kenapa jantung ini jadi berdebar?!" Melodi bicara sendiri melihat pintu walk in closet yang tertutup. Pandangan Melodi lalu menyapu seluruh ruangan kamar. "Ini kamar atau rumah? Gede banget! Rumahku saja tidak sebesar kamar ini. Siapa si Cleon ini?!"Pintu walk in closet terbuka, Cleon ke luar sudah memakai celana pendek dan kaos polo hitam ketat sehingga dadanya yang bidang seakan mengundang banyak kaum

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   9. ANTARA LOGIKA DAN NAFSU

    David terpejam sejenak. "Jangan berpikir terlalu jauh Intan! Aku dan kamu tidaklah sama!""Kita memang tidak sama. Aku wanita dewasa dan kamu ...," bisik Intan di telinga David. "Pria yang sangat luar biasa."Tangan David terkepal di antara kedua sisi tubuhnya. "Ingat kedudukanmu! Aku siapa dan kamu siapa?!""Ups!" Intan mundur dua langkah ke belakang. "Ternyata kamu pria yang sangat sabar."David menatap tajam Intan. "Cepat ke luar dari sini!"Intan tersenyum. "Aku tidak mau," jawabnya santai malah duduk di sofa."Jangan menguji kesabaranku! Di mataku, kamu tidak lebih hanyalah wanita murahan! Hubungan kita hanya sebatas pelanggan, tidak lebih dari itu!"Intan mengangkat kedua kakinya ke atas meja tanpa rasa takut sedikit pun. "Tanpa kamu ingatkan pun, aku tahu akan hal itu.""Selama aku masih bisa bersabar, cepat angkat kakimu dari sini!" Teriak David.Intan menatap David. "Baiklah, baik. Tapi bisakah aku minta segelas air. Rasanya tenggorokan ini kering." Intan mengelus lehernya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   10. RENCANA TERSEMBUNYI CLARA

    David tidak menghiraukan ucapan Intan, tubuhnya yang tidak tertutup sehelai benang langsung mengambil bathrobe yang tergeletak di lantai lalu pergi ke kamar mandi.Wajah Intan yang lelah, tersungging senyum. "Aku sangat puas. Rasanya aku sedang berada di surga ketika melihat wajah David yang berpeluh menghentak tubuhku dari atas. David benar-benar sangat perkasa. Dia bagai singa liar jika sedang terbakar gairah."Tidak lama, David ke luar dari kamar mandi, wajahnya terlihat jauh lebih segar. Langsung membuka laci dan mengeluarkan buku cek. Setelah menulis nominal angka, David segera melemparnya ke tubuh Intan."Apa ini?!" tanya Intan kaget mengambil secarik kertas yang ada di atas selimut. "Itu bayaranmu karena telah memuaskan aku barusan," jawab David sambil menyalakan rokok. "Cepat pakai bajumu dan pergi dari sini!"Intan tercengang. "Tapi bukankah, apa yang kita lakukan tadi ...."David segera memotong kalimat Intan. "Yang kita lakukan tadi, tidak lebih dari penjual dan pembeli. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   11. LEPASKAN JERATAN WANITA MALAM

    Brian menatap dalam iris mata wanita yang dicintainya. "Clara Aulia, sekali lagi aku tanya padamu. Apa kamu yakin akan pulang ke kota kelahiranmu?!""Yakin, sangat yakin." Clara tersenyum, hatinya senang melihat Brian sedikit melunak.Brian menghela napas. "Baiklah, jika keputusanmu tidak bisa diubah lagi, kita akan pulang."Senyum lebar langsung merekah dari bibir Clara. "Terima kasih. Terima kasih Brian.""Aku sudah mengingatkan resiko apa yang akan terjadi jika kita pulang," ucap Brian. "Jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa."Clara memeluk erat Brian. "Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri.""Baiklah, kita akan pulang." Brian balas memeluk erat kekasih yang sangat dicintainya.Hati Clara luar biasa bahagianya, tersungging senyum licik dari bibir merahnya. "Sampai bertemu lagi Cleon Helios Lewis.".....Mobil Fortuner hitam, tepat berhenti di depan pagar rumah yang terlihat sederhana. "Ini rumahmu?" tanya Cleon melihat sebuah bangunan sederhana bercat putih yang warn

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10

Bab terbaru

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   115. AKHIR YANG INDAH

    Melodi memutar tubuhnya di depan cermin, senyum lebar tak pernah lepas dari bibirnya ketika melihat dress yang sedang dipakainya begitu cocok dengan tubuh kecil mungilnya. "Pasti yang memilih baju ini bukan si manusia es, mana mungkin dia mau bersusah payah membeli baju," ucap Melodi sendiri."Baju yang Nona pakai itu, Tuan Cleon sendiri yang memilihnya," terdengar suara lembut seorang wanita dari belakang tubuh Melodi.Tubuh Melodi langsung berbalik melihat ke belakang. "Sejak kapan Nyonya ada di sini?!" tanyanya."Sejak Nona mulai bicara sendiri," jawabnya. "Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Bibi."Melodi sejenak menatap wajah wanita itu. "Bibi bekerja di sini?!""Iya, bahkan Bibi yang mengasuh Tuan muda dari kecil," jawabnya tenang disertai senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. "Nona pasti gadis yang sangat spesial buat Tuan muda karena baru kali ini membawa seorang wanita ke rumah ini.""Eh, tidak, tidak!" Melodi menggelengkan kepalanya. "Bibi jangan salah paham. Saya

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   114. HATI YANG TELAH TERCURI

    Melodi yang dipanggil oleh Bos besarnya, tapi Mang Sugeng yang terlihat khawatir. "Non Melodi, cepat masuk ke dalam mobil. Nanti Tuan marah."Melodi malah mendekati Mang Sugeng, kemudian berbisik, "sebenarnya, aku takut ikut dengan Bos.""Takut?!" tanya Mang Sugeng bingung. "Takut kenapa?!""Sst," Melodi menutup bibir mungilnya dengan jari telunjuk. "Jangan kencang-kencang ngomongnya, nanti Bos bisa dengar," bisiknya."Kenapa harus takut?" bisik Mang Sugeng heran. "Tuan Cleon bukan orang jahat.""Masa Mang Sugeng tidak mengerti! Aku dan Tuan besarmu itu berlainan jenis," jawab Melodi. "Mang Sugeng pahamkan?!"Berapa detik Mang Sugeng diam, mencerna ucapan Melodi, tak lama kemudian manggut-manggut. "Maksud Non Melodi, karena kalian berdua ini berlainan jenis jadi Non Melodi takut.""Pinter!" Melodi tanpa sadar memukul tangan Mang Sugeng. "Itu mengerti.""He-he," Mang Sugeng terkekeh sambil mengelus bagian tangan yang dipukul Melodi. "Jangan takut Non, Tuan tidak seperti itu," bisik Man

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   113. SENYUM MISTERIUS

    Intan masuk kembali ke dalam apartemennya. Walaupun Kevin telah pergi, tapi perasaan takut masih membayangi. "Semoga bocah sialan itu tidak datang lagi! Mengganggu kenyamanan ku saja. Brengsek!" Intan menggerutu sendiri.DREET!DREET!Ponsel di atas nakas bergetar. "Siapa yang meneleponku?!" tanya Intan pada diri sendiri langsung melihat layar ponselnya. "Astaga! Bocah tengil itu lagi!" Ponsel langsung dilempar ke atas kasur. Intan berdiri di depan cermin besar, menatap wajahnya yang kusut dan terlihat pucat. Berapa menit kemudian, Intan mengganti bajunya dan berdandan. "Sebaiknya aku ke luar menemui Brian! Sedang apa dia sekarang?!" Intan lalu melihat jam tangannya. "Tapi, apa Brian ada di kantor?!"....Melodi dan Cleon baru saja selesai meeting membahas beberapa tender yang telah berhasil mereka menangkan bersama para direktur utama."Bos," panggil Melodi kerepotan memegang tas kerja dan beberapa berkas yang ada di tangannya, langkahnya begitu tergesa-gesa untuk mengimbangi langka

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   112. JATUHNYA HARGA DIRI

    "Apa kau tuli?!" tanya Kevin sarkas. "Kau pikir aku bodoh, percaya pada wanita murahan sepertimu!"Mendengar apa yang dikatakan Kevin, detik berikutnya Intan mengusir Kevin ke luar dari apartemennya. "Ke luar! Cepat ke luar!" Kevin bukannya pergi seperti yang Intan inginkan, kakinya malah semakin mendekat. "Berani kau mengusirku dari sini!"Tanpa berpikir panjang, Intan segera membuka pintu apartemennya lebar-lebar. "Ke luar!" Ucapnya galak menatap tajam pada Kevin dengan tangan mengarahkan ke luar pintu.Wajah Kevin berubah beringas. "Berani kau mengusirku, wanita murahan!" "Ke luar!" Bentak Intan lebih keras.Kedua tangan Kevin mengepal di sisi kiri dan kanan tubuhnya. "Layani aku dulu, baru aku akan pergi dari sini!"Dada Intan naik turun menahan marah. "Aku tak sudi melayani nafsu gilamu itu! Pergi kau dari sini!"Kevin melangkah mendekat, berdiri dengan sombongnya di depan Intan. "Wanita murahan! Kau pikir siapa dirimu sampai berani-beraninya mengusirku dari sini! Kau hanya sam

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   111. TAMU PELANGGAN

    Waktu terus berlalu, Lastri sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Menurut Dokter, tidak ada luka parah dibagian kepalanya, hanya sedikit luka robek dibagian kulit kepala. "Syukurlah, Lastri baik-baik saja," ucap Melodi. "Aku sudah sangat cemas dengan keadaannya," Melodi menatap wajah Lastri yang kepalanya diperban dibagian kening melingkar ke belakang. "Kamu sudah menghubungi keluarganya?!" tanya Cleon masih setia menemani sekretaris pribadinya tersebut."Ya ampun, aku lupa!" Melodi segera mengambil ponsel, tapi detik berikut wajahnya jadi berubah kesal. "Batreinya habis. Bagaimana ini?!""Pakai ini," Cleon memberikan ponselnya. Melodi sedikit ragu. "Tidak, tidak usah Bos! Biar aku charger saja ponselku sebentar.""Butuh berapa menit untuk charger ponsel? Kamu ini, dikasih yang mudah malah cari yang susah," ujar Cleon. "Tapi ...," Melodi garuk-garuk kepala tak gatal, tidak enak rasanya harus memakai ponsel yang sama sekali tidak pernah disentuh orang lain."Mau pakai tidak?!" Cleo

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   110. KECELAKAAN

    Sejenak Melodi terdiam melihat perubahan wajah Lastri, rasanya ingin bertanya tapi waktu sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. "Lastri, ini kartu namaku!" Melodi mengambil kertas hitam kecil dengan tulisan warna silver dari dalam tasnya langsung diberikan pada Lastri. "Telepon aku jika kamu perlu bantuanku." "Iya," jawab Lastri singkat dan begitu datar menerima kartu nama dari tangan Melodi."Baiklah, aku harus segera pergi ke kantor. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama," ucap Melodi tidak enak hati meninggalkan Lastri, tapi kewajibannya sebagai seorang pegawai harus membuatnya pergi. "Jangan lupa, telepon aku!"Lastri menganggukan kepala, tersenyum menatap Melodi. "Semoga kamu sukses!""Iya, terima kasih! Kamu juga," jawab Melodi memeluk Lastri.Selesai saling berpelukan, Lastri pamit meninggalkan Melodi. "Aku harus menyeberang lagi, arah jalanku ke sana," tunjuk Lastri ke arah berlawanan. "Iya, hati-hati!" ucap Melodi melihat punggung Lastri yang berjalan pergi menjauh. "By

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   109. BERTEMU TEMAN LAMA

    Brian tidak bisa berbuat apa-apa. "Baiklah, ini mungkin hukuman yang harus aku terima," gumam Brian lirih. "Tapi asal kamu tahu, aku sangat mencintai mu." Baju yang berserakan di lantai segera Brian pungut begitu kakinya melangkah masuk ke dalam kamar. Satu per satu dimasukkan ke dalam koper. "Tak kusangka, aku dan Clara akan berakhir seperti ini." Selesai semua, Brian segera menarik kopernya ke luar."Clara," panggil Brian mengetuk pintu kamar berharap wanita yang telah bersamanya bertahun-tahun akan membukakan pintu agar bisa berpamitan. "Clara!" Sepi, tidak ada jawaban. Clara yang berada di dalam kamar tidak menjawab apalagi membuka pintu."Clara," panggil Brian menatap daun pintu yang tertutup. "Aku pergi, jaga dirimu baik-baik. Jika kamu perlu bantuanku, jangan sungkan untuk menghubungi ku. Clara, maafkan aku!"Masih tidak ada jawaban, akhirnya Brian memutuskan untuk pergi ke luar dari apartemen yang baru beberapa bulan ditempati bersama Clara setelah bertahun-tahun pergi berse

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   108. SEMUA SUDAH USAI

    Dengan antusias, Clara melihat bagian belakang jam tangan yang sedang dipegangnya. Mata merah sembab yang telah kering dengan air mata seketika tergenang lagi dengan air mata, kedua kakinya seakan tidak bertulang dan bertenaga, sangat lemas, bahkan kedua tangan yang sedang memegang jam tangan pun langsung gemetaran ketika melihat ukiran inisial nama yang khusus dirancangnya sendiri terpampang manis begitu indah."A-apa maksudmu?!" tanya Brian gugup lalu dengan cepat mengambil jam tangan dari tangan Clara. "Inisial apa?! A-aku tidak mengerti."Air mata Clara perlahan jatuh kembali membasahi pipi kemudian melihat Brian dengan tatapan kosong. "Kenapa? Kenapa kamu mengkhianati ku?!" bisiknya lirih. "Apa salahku? Apa kamu sudah tidak mencintai ku lagi?!"Brian melihat sebuah inisial nama. "Ini ... ini ...," Seketika itu juga tubuh Brian langsung lemas, bingung harus memberikan alasan apa atau bersandiwara apalagi, bukti kuat bahwa memang itu jam tangannya sekarang ada di depan mata, di da

  • PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!   107. SANDIWARA

    Brian melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawa ke lantai di mana apartemennya berada. Wajah khawatir diselimuti ketakutan nampak sangat jelas terlihat "Alasan apa yang harus aku katakan pada Clara?" gumamnya sendiri.TING!Pintu lift terbuka, Brian menghela napas sebelum melangkah ke luar berharap rasa takut yang ada dalam dirinya bisa hilang bersama hembusan napasnya.Pintu apartemen hanya Brian pandangi sebelum menekan beberapa sandi untuk membuka pintu. "Semoga tidak terjadi perang dunia."Langkah kaki Brian begitu berhati-hati ketika memasuki apartemennya. Sepi, tidak ada Clara apalagi orang lain di dalam. "Pasti dia ada di dalam kamar," gumamnya pelan perlahan melangkahkan kakinya menuju ke kamar.BLUGH!Sebuah bantal besar mendarat manis di wajah Brian begitu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. "Laki-laki brengsek! Masih berani kau datang ke sini!" teriak Clara menatap galak dengan tangan bersiap melemparkan satu buah vas bunga yang berada di dekatnya. "Eh, eh,"

DMCA.com Protection Status