Share

Dilarang Masuk

Penulis: Aisyah Ais
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 17:03:04

" Kenapa berhenti?"

"Lihat itu! Sepertinya itu nikmat sekali." Kanaya menunjuk seorang lelaki paruh baya yang membawa jualan.

"Apa yang kau cari?"

Tidak menjawab, Kanaya hanya melangkah menuju pedagang rujak yang ada di seberang jalan. Devan mengikutinya di belakang. "Aku ingin beli rujak itu!"

"Tapi itu tidak higienis, Sayang." Kanaya berhenti dan menatap tajam suaminya. "Nanti aku minta Bi Karti membuatnya."

"Aku ingin yang di sana, Honey." Kanaya tetap melangkah, membuat Devan mengikutinya.

"Maaf, Tuan. Anda sudah ditunggu oleh Tuan Jody," panggil Andre, sang sekretaris yang merangkap sebagai asisten.

"Katakan untuk menunggu," perintah Devan.

"Tapi Tuan Jody tidak mau menunggu lagi, beliau sudah hadir sepuluh menit yang lalu. Anda tahu sendiri bagaimana orang itu."

Devan melihat istrinya itu tengah menemui pedagang rujak dan ingin membeli rujak di sana. Dilarang pun percuma, karena Kanaya memang lebih suka membeli makanan pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
up tiap hari dong thor,hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Dugaan

    Dengan wajah merah padam, Devan mendatangi para pegawainya yang sudah berani berbuat kasar pada wanita kesayangannya. "Maaf, Tuan. Wanita ini memaksa masuk. Tapi kami akan segera mengusirnya." Pegawai wanita itu berusaha menjelaskan hal yang terjadi, berharap akan mendapat sanjungan karena telah mengusir Kanaya, yang dianggap ingin mengganggu. Akan tetapi, bukan mendapat sanjungan, Devan bahkan semakin mengeratkan rahangnya. Lelaki berjas mahal itu terlihat marah dan itu membuat nyali mereka menciut. Apa ada yang salah, begitu tanya mereka dalam hati. "Apa yang kalian lakukan pada istriku!" geram Devan saat mendengar sendiri jika mereka hendak mengusir istrinya. Nampak mereka semua terkejut. Raut wajah mereka memucat, begitu mendengar apa yang terucap dari pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Sungguh mereka telah melakukan kesalahan. Rasa takut terlihat jelas di wajah mereka. Sepertinya akan ada masalah besar yang menanti. Tidak ada yang berani b

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Bertemu Zalia

    "Ya, itu benar," jawab Devan, yang berpikir istrinya bertanya tentang kebenaran dirinya yang melarang perempuan yang tidak berkepentingan untuk menemuinya. Namun berbeda, Kanaya justru merasa kaget. Karena yang ia maksud adalah tentang suaminya yang katanya menyimpang. "Tidak-tidak. Ini pasti tidak benar." "Hei, apa maksudmu, Sayang?" Devan berusaha meraih tangan istrinya yang kini mengambang. Padahal tadi dipegangnya. "Kau ... seperti kata mereka?" "Memangnya apa yang mereka katakan? Aku memang melarang masuk siapa pun perempuan yang hanya ingin menggodaku. Aku tidak suka pada mereka." "Mereka bilang kamu menyimpang," ucap Kanaya tanpa basa basi. "Apa?!" teriak Devan refleks. Ia menyugar rambutnya. "Bisa-bisanya mereka berbicara seperti itu tentangku. Mereka pikir aku menyimpang? Apa mereka tidak waras! Dan, apa kau percaya itu, Sayang?" Kanaya menatap lekat wajah suaminya. Sungguh ia tidak percaya pada cerita yang ia dengar itu. Bagaimana mungkin suaminya yang begitu kua

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Masa Lalu Kelam

    "Maksud kamu apa, Dit?" "Eemm, maksudku ... oh, ya, tidak apa-apa, Pa." "Kamu ini aneh sekali. Bicara berbelit-belit. Apa ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Pak Pratama yang merasa putra angkatnya itu ingin menyampaikan sesuatu. "Tidak ada, Pa. Maaf jika telah memotong pembicaraan. Apa aku boleh berjalan-jalan di sekitar taman ini?" "Tentu saja. Di sana ada kolam ikan yang sering dijadikan tempat foto oleh beberapa anak-anak di sini." Ustaz Zaki menunjuk ke arah di belakang gazebo. Radit pamit meninggalkan ayah angkatnya yang masih asyik berbincang dengan Ustaz Zaki. Ia menuju kolam yang dimaksud sang ustaz. Saat sedang menikmati pemandangan yang asri di sekitar taman itu, netranya menangkap sosok yang tadi menari-nari dalam pikiran. Seorang gadis berjilbab yang tentu tersimpan banyak keindahan di dalamnya. Zalia Almirah. Gadis itu tengah menyiram bunga-bunga yang tertata dengan rapi. Tak henti-hentinya Radit memandang wajah itu dari kejauhan. Ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Upaya Yang Gagal

    67 Hatinya terbakar amarah, bagaikan bensin yang terkena percikan api. Meledak dan meruntuhkan segala yang ia bangun selama ini. Kepercayaan, kesetiaan, rasa cinta dan pengorbanan. Suara des4han itu semakin membuat telinganya panas. Tak mampu lagi menahan gejolak amarah dalam jiwanya, Devan melempar bucket bunga yang dibawanya dengan keras hingga hancur berantakan. Bunga yang sudah disusun rapi oleh pembuatnya itu hancur berantakan seperti hancurnya perasaannya saat ini. Bruakk! "Br3ngs3k!" Setelah menendang pintu ruangan di samping kolam itu, Devan melayangkan bogem mentah kepada Doddy. Dilihatnya kedua anak manusia itu tidak memakai selembar benang pun. Bahkan ia bisa melihat adegan di depannya sesaat sebelum ia meninju Doddy. Revi bergaya nun99in9 sementara Doddy berdiri di belakang Revi. Ia melihat dengan matanya sendiri, bagaimana sang kekasih yang begitu dipujanya, bersikap seperti wanita mur4han dan bin4l. Wanita yang selalu dijaganya, bahkan untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Memulainya

    68 "Tidak perlu khawatir, Tama. Aku akan berusaha membantumu. Tentu saja aku tidak keberatan dan dengan semang hati menerimanya jika itu yang terbaik. Kau adalah sahabatku, tidak mungkin aku membiarkanmu memikul beban ini sendirian." "Terima kasih, Zaki. Aku akan mengutarakan perjodohan ini pada Devan. Aku akan menghubungimu nanti. Aku harap, Devan akan terbuka pikirannya setelah bertemu dengan Zalia. Putrimu sangat berbeda dengan perempuan-perempuan yang mendekati putraku," ungkap Pratama. Dirinya sudah mengenal Zalia, dan bahkan beberapa kali sempat berbicara dengan perempuan berjilbab itu. Seperti saat ini, saat ia berkunjung ke rumah Ustaz Zaki bersama Radit. Ia baru saja melihat perempuan itu menyuguhkan minuman. Pak Pratama melihat Zalia. Wajahnya ayu, lemah lembut dan tanpa cela. Perempuan yang sempurna dengan akhlak yang baik karena dididik dengan baik oleh sang ayah. Tentu perempuan seperti itu akan bisa meluluhkan hati Devan, begitu pikirnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Menantang Singa Lapar

    "Sudah, ayo kita masuk!" Dengan perasaan gembira, Kanaya memasuki kampus barunya. Begitu pun dengan Tika yang justru sangat-sangat bahagia. Karena ia bisa melanjutkan sekolah, sekaligus bekerja. Pekerjaannya sebenarnya susah-susah gampang. Sebab, ia harus benar-benar memastikan jika Kanaya tidak diganggu oleh pria-pria di kampus tersebut. Maklum, Devan sudah mewanti-wanti dirinya agar selalu mengawasi Kanaya. Namun yang menjadi masalahnya, Kanaya tidak mengijinkan Tika untuk menjaga dirinya. Karena Kanaya hanya ingin belajar sungguhan, tanpa ada yang mengawasi. Terlebih, ia juga ingin agar Tika bisa mendapatkan keberuntungan seperti dirinya. Bisa kembali melanjutkan pendidikan, dan menjadi lebih baik. Sebenarnya selain Tika, Devan juga menugaskan dua orang pengawal untuk berjaga-jaga. Khawatir jika ada seseorang yang tidak menyukai Kanaya dan berbuat jahat. Benar-benar sangat berlebihan suami Kanaya itu. Waktu kuliah sudah selesai, Kanaya mengajak Tika ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Bertemu Lagi

    "Kesalahpahaman apa?" Tidak menyahut, Devan malah mencium kening sang istri. Hal itu membuat Kanaya semakin bingung dengan sikap suaminya. "Lupakan saja. Ayo kita mandi!" Selesai mandi, Devan dan Kanaya turun dan bergabung di meja makan. Menikmati makan malam bersama keluarga. Seperti biasa, Kanaya akan menyaksikan perdebatan antara suaminya dan Radit. Mereka berdua memang seperti kucing dan tikus saat bersama. Namun itu semua membuat Kanaya merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarga itu. Saat pagi menjelang, seluruh anggota keluarga sudah sibuk dengan seluruh aktifitas. "Bagaimana rencana kamu dengan pembangunan masjid di daerah pelosok yang kamu bahas kemarin, Dit?" "Semuanya berjalan dengan baik, Ma. Lokasinya sudah dapat dan warganya juga sangat antusias membantu. Untuk pekerjanya sendiri, banyak warga juga yang akan dipekerjakan." "Baguslah. Jadi kamu tinggal memantau saja nanti." "Tapi aku ingin ikut membantu pembangunannya juga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Disekap

    "Kau yakin wanita ular itu tidak tahu tentang istriku?" "Sepertinya begitu. Dia hanya kebetulan saja bertemu dengan Kanaya. Dia belum percaya kalau kau sudah menikah, Dev. Dia sangat percaya diri, menganggapmu tidak bisa melupakannya. Kau tenang saja, aku akan bantu mengurus wanita ular itu," ujar Radit. "Aku harap, aku tidak bertemu lagi dengannya," ucap Devan kesal. "Bukannya kau sempat frustasi gara-gara dia?" cemooh Radit. "Sudahlah, jangan memgingatkan tentang kebodohanku. Terlalu bodoh jika harus merana gara-gara dia. Sekarang hanya ada Kanaya di hatiku. Wanita ular itu sudah tidak ada sedikit pun di sini." Tunjuk Devan pada dadanya. "Bagaimana pertemuan dengan klien kesayanganmu itu?" "Sudah beres, dan aku akan pergi ke Desa Sumber Makmur sekarang." Radit beranjak, tapi Devan memintanya duduk kembali. "Ada apa lagi, Dev? Aku bisa terlambat ke sana!" "Kenapa bersikeras ikut membantu pembangunan masjid itu? Apa ada yang kau sembunyikan dariku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30

Bab terbaru

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Kehamilan Beruntun

    "Aya! Kamu kenapa, Sayang?" Bu Herlin menghampiri Kanaya yang berada di kamar mandi dapur. Menantunya itul tampak lemas dan pucat. "Bi, bantu bawa Aya ke kamarnya."Dengan bantuan Bi Karti, Bu Herlin membawa menantunya ke kamar. Sampai di sana, dia semakin terkejut melihat Devan yang juga tampak lemas dan tiduran di ranjang. "Istriku kenapa, Ma?" Dengan tubuh yang lemas, Devan mendekati istrinya yang kini dibaringkan di sampingnya. "Kamu kenapa, Sayang?Kanaya memegang perutnya, sementara Bu Herlin memijat kepala menantunya itu. "Aya muntah di kamar mandi," jawab Bu Herlin. "Kamu sakit juga, Dev?" "Kepalaku pusing, Ma, tapi aku lebih khawatir sama Aya. Biar kutelepon Aldo agar memeriksanya." Devan mengambil ponsel dan melakukan panggilan pada Aldo. "Apa? Lalu kamu tidak bisa ke sini? Ya sudah, tolong suruh Dokter Maria kemari untuk memeriksa istriku.""Gimana, Dev?""Aldo sedang mengurusi istrinya yang juga sakit, Ma. Sama seperti Aya, Resti juga muntah-muntah parah dan harus dirawa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Setelah Bulan Madu Kedua

    Hari ini Kanaya akan menghadiri pernikahan Tini, setelah mendapatkan undangan yang diberikan Resti dua hari yang lalu. Kanaya sudah bersiap dan sedang menunggu Resti dan Mili. Tak lama kemudian, kedua sahabatnya itu datang bersama pasangannya masing-masing.Setelah ijab kabul yang dilaksanakan berbarengan dengan Mili, Resti akan ikut suaminya ke Jakarta, begitupun Mili yang akan ikut di mana suaminya tinggal. Namun, sebelum itu mereka akan menghabiskan beberapa hari lagi untuk menikmati suasana di kampung mereka. Seperti hari ini, ketiga pasangan itu sudah berada di salah satu gedung yang sedang diadakannya pesta pernikahan Tini dan Pak Iyan, dosen Kanaya dulu. Mereka tidak menyangka jika Pak Iyan yang sikapnya kadang lemah lembut seperti perempuan itu akhirnya menikah. Dan yang tidak disangka juga, Tini, yang dulu selalu mengutamakan ketampanan untuk menjadi pasangannya, kini menjatuhkan pilihan pada Pak Iyan."Hai, Aya, Mas Ganteng, selamat datang!" sapa Tini, setelah melihat kedat

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Menikah Hari Ini Juga!

    Kanaya dan Devan mengajak semua tamunya untuk masuk. Mereka duduk bersantai di belakang rumah, yang mana ada dua gazebo yang baru saja dipesan oleh Devan dari meubel Pak Karman. Tempatnya yang rindang, membuat mereka betah berlama-lama di sana. Terlebih ada banyak mangga yang sudah tua dan ada yang sudah masak dari pohonnya. Kemarin setelah menghabiskan waktu di gazebo yang disediakan warga, Devan mempunyai inisiatif untuk membuat gazebo juga di belakang rumah sang istri. Kapan-kapan ia akan mengajak seluruh keluarganya untuk ke sini, sambil membuat tenda dan bermalam di belakang rumah. Sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan seperti itu. Tidak masalah meski harus kemah di belakang rumah karena suasananya sudah seperti di hutan, banyak pohon yang rindang. "Ayo ambil lagi! Itu yang atas ada yang sudah masak, My Sweety. Aku mau yang di atas yang warnanya sudah kuning." Mili berteriak pada sang kekasih yang kini naik ke atas pohon mangga. Andre mengambil beberapa mangga muda serta

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Dua Pria Tampan

    "Aku hanya bercanda, Sayang. Aku tahu tidak akan ada yang bisa menandingi pesonaku," kata Devan dengan percaya dirinya."Jadi, kamu mau memberinya pekerjaan?""Iya. Nanti akan kuminta Andre untuk menanyakan posisi yang masih membutuhkan karyawan di kantor cabang yang ada di sini." Kanaya pun tersenyum bahagia.Mereka menikmati jajanan yang tadi dibawanya, ditemani angin sepoi-sepoi dan lucunya Mira yang sesekali merebut makanan Kanaya."Kali ini biar aku yang menggendongnya. Setelah ini kita langsung istirahat," tegas Devan saat melihat istrinya lelah. Dengan membawa payung, Devan menggendong Mira dan menggandeng istrinya. Sungguh pemandangan yang membuat banyak orang merasa iri pada Kanaya. Memiliki suami yang tampan dan juga kaya, serta perhatian dan penuh kasih."Waduh, jadi ngerepotin Nak Devan. Sini Mira, sama Nenek." Bu Sumi langsung menyambut Mira yang berada di gendongan Devan dan Devan pun menyerahkan balita itu setelah sampai di rumah Bu Sumi."Nggak ngerepotin kok, Bu," sa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Lelaki Pecemburu

    Cintia menatap Devan, yang membuat laki-laki juga menoleh. "Aku minta maaf karena membuatmu digerebek warga. Aku juga minta maaf atas kesalahan yang telah kulakukan pada Aya selama ini."Cintia menangkupkan kedua tangannya, membuat Kanaya memegang tangan itu. "Suamiku sudah memaafkanmu, iya, kan, Honey?" Kanaya lagi-lagi tersenyum, Devan hanya mengangguk."Papa, ayo kita pulang!" Anak kecil berusia dua tahun itu menarik lengan papanya."Iya, Sayang. Sebentar, ya.""Hai, anak manis, siapa namamu?" Kanaya menanyai anaknya Alex."Namaku Altaf, Tante," jawabnya dengan lancar. Meski baru dua tahun, anak itu sudah pandai berbicara dengan lancarnya. Hal itu membuat Kanaya senang karena dia memang sangat menyukai anak kecil."Oh ya, Altaf, Tante ada jajanan, kamu mau nggak?" Kanaya mengambil plastik berisi jajanan miliknya, memberikan pada Altaf.Anak kecil itu memilih-milih dan akhirnya mengambil klepon."Terima kasih, Tante.""Sama-sama, Sayang." Kanaya tersenyum ramah dan mengusap kepala A

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Pengakuan Cintia

    Alex dan Cintia sama terkejutnya kala melihat kedatangan Kanaya dan Devan. Namun, Alex bersikap ramah dan menyapa Devan serta Kanaya. "Hai, Ay. Bagaimana kabarmu dan suamimu?"Alex yang tadinya tengah duduk di gazebo akhirnya berdiri dan mendekat ke arah Kanaya dan Devan. Devan hanya menatapnya dengan tatapan datar, sementara Kanaya tersenyum ramah. "Baik, Lex, kami sangat baik," ujar Kanaya yang menoleh pada Cintia di samping Alex.Selain bersama Cintia, di sana juga ada Bu Mirna yang duduk di kursi roda. Kanaya sangat penasaran mengapa Bu Mirna berada di kursi roda dan sepertinya tidak begitu sehat. Belum sempat Kanaya bertanya, Cintia akhirnya berdiri sambil menggendong putranya. "Kapan kamu datang, Aya?""Kemarin. Ini anak kalian?" Kanaya menatap anak laki-laki yang matanya mirip dengan Alex."Iya, ini anak kami," sahut Cintia yang kini bersikap ramah, tidak seperti Cintia yang dulu. Ia bahkan memperhatikan balita yang berada di gendongan Kanaya. "Ini, kan, anaknya Lita, kok bisa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Bertemu Lagi

    Suara jangkrik masih terdengar karena masih terlalu petang. Kanaya bangun pagi-pagi sekali. Sebelum suaminya bangun, ia sudah lebih dahulu berada di dapur setelah membersihkan tubuhnya. Rasanya ia lebih bersemangat pagi ini. Memasak beberapa menu masakan, wanita berambut panjang itu melakukannya dengan gembira.Jendela dan pintu sudah dibuka, Kanaya menghirup udara pagi yang begitu sejuk dan segar. Dirinya berdiri, merenggangkan otot-otot tangan, lalu memperhatikan keadaan di sekitar rumahnya. Beberapa sudah ada rumah baru, juga ada rumah yang sudah direnovasi."Aku mencarimu, Sayang." Devan memeluk Kanaya dari belakang. "Kupikir kamu kabur.""Untuk apa, aku kabur? Memangnya aku buronan?" Devan menghidu aroma istrinya dan menciumi tengkuknya. "Geli, Honey. Jangan menggodaku! Kalau tidak mau aku terkam!" Devan menyernyit, lalu melepaskan tangan yang melingkar di perut istrinya. Ia tertawa mendengar kata-kata istrinya yang seperti mengancam. "Kenapa kamu jadi begini, Sayang? Harusnya

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Agresif

    "Bagaimana keadaan anak-anak asuh? Aku sudah lama tidak ke sana." Radit memulai pembicaraan di tengah perjalanan menuju ruang tamu."Mereka baik-baik saja dan ... mereka menanyakanmu." Zalia menjawab tanpa menoleh.Sejak Bu Herlin memintanya untuk tinggal lagi di rumah, Radit hanya sesekali pergi ke desa Sumber Makmur, tempat di mana ia menghabiskan waktu untuk lebih dekat dengan Ustaz Zaki dan Zalia. Di tempat itu ia sering diajak Ustaz Zaki untuk mengurusi anak-anak asuh yang diambil dari jalanan. Radit yang pernah tinggal di jalanan, merasa sangat tergugah untuk membantu mengurusi mereka. Ia menghabiskan banyak uang untuk membantu pembangunan rumah anak-anak asuh itu."Oh ya? Aku juga sudah rindu pada mereka. Juga, pada kalian semua." Zalia menoleh sekilas, lalu menatap ke depan lagi. Jujur hatinya juga bahagia bisa melihat Radit lagi. Menurutnya, Radit adalah sosok yang baik dan penyayang. Selama di desa Sumber Makmur, Zalia sering melihat Radit membantu pembangunan masjid dan j

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Calon Mantu Baru

    Gerimis yang tiba-tiba mengguyur, seolah ikut merasakan kesedihan Kanaya. Di samping makam sang ibu yang masih basah, perempuan itu masih duduk berjongkok. Diusapnya pusara yang baru beberapa menit terpasang itu, berkali-kali pula menghapus air mata yang terus mengalir. Rasa sedih di hatinya tak bisa lagi ditahan. Untuk kedua kalinya ia merasakan kehilangan orang terkasih.Biar seperti apa pun, Dewi tetaplah ibu yang pernah mengisi hatinya. Kenangan indah sebelum ia memutuskan meninggalkan dirinya dan sang ayah pun masih ada dalam ingatan. Pun dengan pelukan hangat yang selalu dirindukannya. Kini, harapan untuk bisa mendapatkan pelukan hangat itupun telah sirna. Dewi, telah terbujur kaku di bawah sana. "Ayo kita pulang, Sayang. Di sini dingin," ajak Devan yang memegang bahu sang istri.Kanaya menoleh, menatap wajah teduh sang suami yang tersenyum hangat padanya. Sungguh, ia bersyukur masih memiliki Devan. Suami yang dikirimkan Tuhan, dengan segala kesempurnaan di matanya."Ayo, Sayan

DMCA.com Protection Status