"Itu, enggak seperti yang kamu pikirkan," bantah Mitha dengan suara sedikit tersendat. "Tidak seperti yang aku pikirkan? Terus seperti apa yang sebenarnya? Atasan di mana aku kerja yang bilang, kamu itu penyebab Moreno menjadi pembunuh, benar, kan?"Mitha ingin merespon tuduhan yang diucapkan oleh Maira, akan tetapi, ponsel milik Maira berbunyi hingga perempuan tersebut memilih menjauh dari tempat tidur ketika melihat siapa yang memanggil. "Pembicaraan kita belum selesai, Mitha, aku masih ingin bicara dengan kamu untuk masalah ini, tapi sekarang, aku punya urusan, aku keluar dulu," pamit Maira karena ia ingin menerima panggilan itu di luar tanpa ada orang lain di dekatnya.Mitha hanya menghela napas. Pikirannya semakin penuh sekarang. Mitha heran karena Maira begitu banyak tahu tentang dirinya, sementara ia sendiri tidak tahu apa-apa tentang istri kontrak Moreno tersebut. ***Pak Marvel sudah diberangkatkan ke Jakarta untuk menjalani pengobatan yang lebih baik di rumah sakit pusat
Wajah Moreno pucat kala mendengar apa yang diucapkan oleh sang kakek. Tidak menyangka bahwa kakeknya yang ia kira tidak tahu apa yang dilakukannya dengan Mitha ternyata justru tahu. "Kakek licik!" katanya setelah hanya diam beberapa saat lamanya."Kau yang licik. Kau melakukan tindakan sebesar ini tanpa sepersetujuan Kakek, jika orang tuamu tahu masalah ini, apa yang akan dilakukannya? Kau bisa membahayakan kondisi ayahmu sendiri, Moreno!""Iya, aku minta maaf, tapi hanya dengan cara ini aku bisa membuat papi berobat dengan serius."Akhirnya, Moreno berterus terang pada sang kakek dengan wajah suram dan nada suara yang lemah. Membuat kakek Moreno yang awalnya sangat kesal dengan perbuatan-perbuatan Moreno saat Mitha di rumah mereka jadi musnah seketika. Pria yang sangat menyayangi Moreno itu menepuk pundak sang cucu seolah ingin membuat cucunya itu tegar menghadapi semuanya."Itu sebabnya, Kakek diam saja saat kamu melakukan tindakan nekat ini, tapi kehamilan Maira itu-""Dia tidak
"Untuk sekarang, yang sangat aku khawatirkan adalah kondisi Marvel, Maira, jadi kekhawatiran yang lain nanti saja.""Jadi, Kakek benar-benar tidak khawatir kalau suatu hari nanti, Moreno kembali terpuruk?""Aku khawatir! Moreno adalah cucu kesayanganku! Jika kau menyukainya seharusnya kau bisa membuat dia berhenti ketergantungan dengan Mitha! Untuk sekarang, Marvel adalah alasan utama aku diam saja melihat sandiwara yang dilakukan oleh Moreno, kau juga bersandiwara untuk kepentinganmu sendiri, bukan? Jadi, tidak perlu sok suci di sini!"Setelah bicara demikian, kakek Moreno meninggalkan Maira yang hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar apa yang diucapkan oleh pria tersebut. Maira mengeluh di dalam hati, mengapa ia sampai bicara banyak dengan kakek Moreno itu tadi? Sementara itu, Moreno yang diselimuti kemarahan membawa motornya melaju kencang di jalanan yang masih padat dengan kendaraan lain.Dengan keahliannya membawa motor, meskipun jalanan sangat padat dengan kendaraan. Moreno
Roger melontarkan pertanyaan itu sambil menatap serius ke arah sang istri, dan Mitha hanya mengiyakan, meskipun beberapa kali adegan di mana Moreno nyaris menciumnya berkelebat di benaknya.Namun, itu bukan dari bagian dari Moreno yang seenaknya padanya. Bukan ingin membela tapi karena Moreno yang marah ia tidak mau patuh dengan aturan pemuda tersebut sampai Moreno seenaknya melakukan hal yang membuat Mitha jadi tertekan walaupun Mitha tetap bisa menjaga dirinya hingga tak tersentuh, tetap saja ada rasa bersalah merayapi hati Mitha karena ia tidak mengatakan bagian itu pada sang suami. Bukan tidak mau jujur, tapi Mitha sadar emosi suaminya akan membara dan bisa jadi sesuatu yang ekstrim akan terjadi pada Moreno dan Roger jadi ia memilih untuk lain waktu saja bercerita ketika situasinya sudah tepat.Sementara itu, Moreno yang kesal karena melihat kemesraan yang terjadi antara Mitha dan suaminya memacu motornya dengan sangat kencang menuju kota Samarinda kembali. Moreno tidak kembali
Moreno mengucapkan kalimat itu dengan nada suara yang meninggi, membuat Ardian menghela napas panjang."Reno, aku tahu, kamu berkorban saat itu, tapi pihakmu itu memilih untuk menutup kasus, ini membuat sebagian orang merasa janggal, kenapa tidak mempublikasikannya secara transparan, jika kau tidak bersalah, apa yang harus ditakutkan?""Ada alasan dibalik itu semua.""Alasan apa? Khawatir nama baik kamu dan keluargamu tercoreng?""Mitha akan menjadi target orang-orang dan ia enggak akan bisa hidup tenang kalo keluarga gue enggak menutup kasus itu.""Dengan kata lain, ada orang lain yang memanfaatkan masalah itu?""Mungkin....""Kenapa tidak mengerahkan orang-orang ayahmu untuk menelusuri?""Bokap gue udah melakukannya, tapi itu berdampak sama kehidupan Mitha, Mitha minta sama bokap gue untuk enggak lagi mengurus kasus itu, intinya, kita enggak mau orang lain memanfaatkan situasi itu untuk menekan gue atau Mitha.""Aneh ....""Apanya?""Menurutku ini aneh, kau dan keluargamu itu punya
Mendengar apa yang diucapkan oleh Kenzie, Moreno mau tidak mau terkejut. Perasaannya yang sudah tidak nyaman bertambah tidak nyaman, hingga gerakannya yang tadi berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Kenzie musnah seketika."Gue minjem motor lu emang ke arena balap, tapi gue enggak melakukan apapun yang sekiranya bikin lu terseret, Kenzie!""Tapi, lu terlibat dengan Combro terlalu jauh, dan apa lu tau, Combro itu punya backing yang bisa bikin orang enggak bisa melawan dia!""Backing? Gue juga bisa menciptakan backing!""Gue tau bokap lu bisa melakukan itu, tapi apa lu bisa mikirin dampaknya untuk perusahaan bokap lu apa?""Terus, Kak Jay datang ke sini buat menangkap gue dan lu?"Pertanyaan Moreno membuat Kenzie sebal. Ingin sekali ia menjitak kepala pria tersebut karena terlalu sebal dengan isi pertanyaan yang diajukan oleh Moreno, namun, tentu saja ia tidak bisa melakukan hal itu karena akan menciptakan keributan setelah Moreno tidak terima dijitak olehnya."Gue kan udah bil
Mendengar apa yang diucapkan oleh Arman, Kenzie terdiam. Ia tidak tahu jika situasinya sampai separah itu hingga membuat Moreno dicari oleh kakak Mitha.Namun, Kenzie sangsi Moreno melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Akan tetapi, tidak mungkin sang kakak sepupu berbohong apalagi, tadi Moreno sempat mengatakan bahwa ia diserang seseorang yang misterius. Sementara itu di waktu yang sama, di luar, mendengar pertanyaan Moreno, Jay menghela napas. "Kenapa masalah lama kamu ungkit kembali? Toh, Arman juga tidak menikah dengan Mitha, kenapa kamu membahas masalah itu?""Karena masalah itu sempat bikin gue kesal!""Lalu?""Apa lu pikir seseorang yang pernah bandel enggak bisa diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya?""Siapa yang tidak bisa memberikan kamu kesempatan? Aku? Mitha?""Kalian berdua!""Reno, apakah saat itu kamu memang berusaha untuk memperbaiki diri? Kamu selalu ingkar setiap kali berjanji, itu yang membuat Mitha lelah.""Saat itu gue masih SMA, tapi gue s
Laki-laki misterius itu memperhatikan jalannya pertarungan antara Roger dan Moreno dengan sangat serius sampai akhirnya, ia melihat baik Moreno dan Roger sama-sama terkapar di atas aspal. Melihat hal itu, pria tersebut melangkah mendekati di mana Moreno tergeletak tanpa menimbulkan suara. Dan tiba-tiba saja, ia menendang kepala Moreno hingga tubuh Moreno terpental.Moreno yang sudah kehabisan energi karena pertarungannya dengan Roger benar-benar tidak menyangka akan diserang seperti itu. Ia berusaha untuk melakukan perlawanan, tapi punggungnya diinjak dengan kuat hingga ia tidak bisa bangun setelah tersungkur akibat tendangan orang tersebut.Melihat apa yang terjadi pada Moreno, Roger segera bangkit dan berusaha untuk berdiri dengan kokoh.Roger melihat Moreno menatap ke arahnya dengan tatapan mata yang menahan rasa sakit pertanda pemuda itu tidak bisa melakukan perlawanan. Terseok-seok, Roger mendekati posisi di mana pria misterius itu menginjak punggung Moreno yang tersungkur di j