Membaca pesan dari sang kakak, rasa gelisah Adam semakin besar. Jika ia tidak mengatakan kondisi terakhir Moreno, ia khawatir saat sesuatu terjadi, ia akan menjadi orang yang paling bersalah dalam hal itu, hingga akhirnya, setelah memantapkan hati, Adam akhirnya menulis pesan balasan untuk sang kakak, tentang kondisi terakhir Moreno. Maira yang membaca pesan balasan Adam shock seketika. Wanita itu benar-benar tidak menyangka ia akan sepanik ini saat mendengar situasi yang dialami oleh Moreno. Andai saja ia bisa menahan Moreno untuk tidak pergi, tidak mungkin suami kontraknya itu tertembak.Karena pesannya tidak dibalas oleh Maira, Adam jadi cemas. Remaja itu langsung menghubungi kakaknya untuk memastikan kondisi kakaknya baik-baik saja.{Sepertinya, ada orang yang meminta preman itu untuk memaksa Moreno cerai sama Kakak....}Adam mengucapkan kata-kata itu setelah Maira merespon pertanyaannya bahwa, ia baik saja meskipun shock setelah mendengar kabar Moreno dari adiknya.{Iya, aku j
Mendengar apa yang dipertanyakan oleh asisten pribadi ayah Moreno, Maira terdiam. Bayangan Moreno berkelebat di benaknya dan wanita itu terkejut sendiri karena hal itu.Saat bayangan Moreno berkelebat di benaknya, Maira merasakan sesuatu yang aneh menguasai hatinya, dan sesuatu itu....Tidak! Aku tidak mungkin menyukai berondong tengil itu, aku merasakan perasaan seperti ini karena aku khawatir dia merusak segalanya yang sudah kami rencanakan, ya, bukan karena aku suka....Hati Maira bicara demikian, sambil berpikir kalimat apa yang sekiranya tepat untuk menjawab pertanyaan kritis yang diucapkan oleh asisten pribadi ayah Moreno tersebut."Saya mencintainya...."Akhirnya kalimat itu yang diucapkan oleh Maira, dan perempuan itu langsung mengatakan di dalam hati bahwa ia tidak serius mengucapkan kata-kata tersebut karena, tidak mungkin ia menyukai pria yang jauh lebih muda daripada dirinya.Aku tidak mungkin menyukai pemuda tengil seperti Moreno!Kembali Maira menegaskan kalimat itu di
Pertanyaan yang diajukan oleh Pak Marvel benar-benar membuat sekujur tubuh Maira membeku. Perempuan itu mendadak tidak tahu apa yang akan ia katakan karena khawatir pertanyaan itu adalah pertanyaan jebakan. "Kau tidak bisa menjawab?" Suara Pak Marvel terdengar kembali hingga Maira semakin merasa terdesak sekarang. Jika ia tidak membenarkan salah satu kesimpulan yang diberikan oleh ayah Moreno, pasti pria itu akan semakin curiga ada yang tidak beres dengan pernikahan antara dirinya dengan Moreno.Maira memejamkan matanya sesaat seolah berusaha untuk menguatkan hati, bahwa apa yang akan dilakukannya adalah sebuah keputusan yang tepat. Sampai akhirnya...."Saya ... Hamil, Pak...."Bedebah kamu, Maira! Kebohongan apalagi yang kamu lakukan? Saat Maira mengucapkan kata bahwa ia hamil di depan Pak Marvel, suara hati Maira langsung mengutuk wanita tersebut dengan keras.Maira sebenarnya tidak ingin melakukan sebuah kebohongan lagi, tapi apa mau dikata, ia terpaksa, dan ia tidak bisa lari
"Janji apaan? Gue enggak pernah mengingkari janji, tapi orang selalu ingkar kalo janji sama gue!""Termasuk mantan kamu?""Lu enggak ada hak untuk membahas dia sama gue!"Maira terdiam. Jemari tangannya mencengkram pahanya sendiri seolah ingin mengendalikan perasaannya yang tiba-tiba saja menjadi sangat sesak, entah kenapa. "Aku ingin membahasnya karena tadi kamu mengigau soal dia....""Apa?"Moreno terlihat terkejut ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Maira."Ya. Kamu terlihat sangat terpuruk tadi, seperti sangat disakiti, hingga rasanya aku ingin sekali melihat wanita seperti apa yang bisa membuat seorang Moreno menjadi seperti sekarang."Moreno tersenyum kecut mendengar ucapan Maira."Terus, lu mau apa? Kalo udah tau, lu mau apa? Ngigau doang lu ributin, itu kan enggak nyata!""Orang yang mengigau itu artinya tidak pernah melupakan orang yang hadir di alam bawah sadarnya....""Ya, terus?""Kamu hidup seperti sekarang karena dia?""Bukan urusan lu!""Selama kita bekerjasama, ma
Maira bingung ingin merespon bagaimana perkataan bos-nya, karena jika ia terlihat tidak tahu dengan apa yang dikatakan oleh suami Viona tersebut, ia khawatir bos-nya akan menilai dirinya dan Moreno memang tidak menikah dengan sungguh-sungguh."Itu masa lalu yang buruk memang, tapi saya percaya Moreno tidak melakukan hal itu, Pak."Akhirnya, Maira memilih untuk bersikap seolah-olah tahu, meskipun ia tidak tahu dan sejujurnya sangat terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya dari Pak Salim, tapi, Maira tidak ingin semuanya terbongkar jika bosnya itu curiga dengan sikapnya. "Kau tidak keberatan dengan catatan kriminal yang pernah dilakukan suamimu itu?""Semua orang punya masa lalu, Pak, jadi asalkan di masa sekarang Moreno berubah, saya tidak keberatan.""Dafa mantan tunanganmu itu pengusaha, kalian nyaris menikah tapi kemudian putus, padahal antara Dafa dan Moreno kurasa masa depan kamu lebih terjamin dengan Dafa.""Bapak bekerjasama dengan Dafa?"Karena sedang membahas Dafa, Mair
"Apa? Hamil?""Tuan tidak tahu?"Melihat Danu yang terkejut mendengar ucapannya, Moreno menahan diri untuk mendamprat. Otaknya langsung berpikir, jangan-jangan ada yang terjadi saat Maira ke rumahnya, dan bertemu dengan ayahnya, hingga sang asisten pribadi ayahnya sampai bicara seperti itu padanya."Baiklah, pulanglah, jaga bokap dengan baik, gue pikirkan lagi untuk apa yang sudah lu katakan tadi."Danu menarik napas lega ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno. Tadinya, ia sudah berpikir, Moreno tidak tahu tentang kehamilan Maira hingga reaksi wajah anak majikannya itu terasa aneh di matanya. Hampir saja ia berpikir kehamilan Maira tidak benar, jika saja Moreno membahas itu lebih lanjut. Danu segera pamit pada Moreno, sementara itu, Moreno langsung bergegas menuju rumah untuk memberikan perhitungan pada Maira, apalagi yang diperbuat perempuan itu sampai asistennya mengatakan bahwa ia sebentar lagi jadi ayah?"Maira!!" teriaknya saat sudah sampai di dalam rumah.Maira yang bar
Perlahan, kedua mata Maira terpejam, seolah menunggu sentuhan yang seperti ingin diberikan oleh Moreno.Sedetik, dua detik, sampai satu menit apa yang ditunggu Maira tidak terjadi, bahkan suara Moreno terdengar sangat dekat di telinganya mengatakan...."Lu pengen gue cium? Jangan ngimpi!" katanya lalu dengan kasar, Moreno menyingkirkan tubuh Maira yang menghalangi pintu. Karena tadi sempat terhipnotis dengan apa yang dilakukan oleh Moreno, Maira jadi tidak fokus untuk berjaga. Dengan mudah, Moreno berhasil menyingkirkan dirinya dari pintu dan dalam sekejap, pria itu membuka pintu lalu keluar dari rumah meskipun Maira berusaha untuk memanggilnya mencegah agar ia jangan pergi.Moreno berlari melintasi pekarangan rumah untuk ke jalan, karena motor Kenzie masih ada di bengkel lantaran mengalami sedikit kerusakan akibat saat ia parkir di parkiran rumah sakit, motor itu ambruk.Mereka pulang dari rumah sakit saja diantar oleh Danu dengan mobil, karena itulah, Moreno pergi dari rumah mengan
Mendengar apa yang diucapkan oleh Rani, bayangan Moreno saat berbicara dengan perempuan berjilbab saat di rumah sakit langsung berkelebat di benak Maira.Ingin membantah, tapi apa yang dikatakan oleh Rani ada benarnya. Adam sendiri mengatakan bahwa Moreno belum bisa melupakan mantannya tersebut. Namun, apakah benar perempuan itu juga masih mengharapkan Moreno hingga merancang rencana membuat Moreno bercerai dengan dirinya?Hati Maira mendadak gelisah...."Maira, aku akui, aku memang sempat jahat sama kamu, aku tidak berpikir panjang saat berusaha untuk menarik perhatian Dafa, itu karena aku kurang kasih sayang, sekarang, aku merasa bersalah, aku minta maaf, ya? Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuat kamu memaafkan aku?"Suara Rani membuyarkan lamunan Maira, hingga perempuan itu menghela napas panjang."Aku enggak dendam sama kamu, apa yang sudah terjadi, aku rasa ada hikmahnya, sekarang aku sudah menikah, aku enggak mau memikirkan masalah itu lagi.""Jadi, kamu mau memaafkan ak