Share

BAB 48. FIRASAT

Penulis: QIEV
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Bada subuh, menantu Jaedy mengabarkan pada mertuanya tentang kehamilan Yara. Dia meminta doa dari Jamila untuk kesehatan keluarga serta kelanggengan rumah tangga mereka.

"Jiera mana, Mas?" tanya Jamila, sumringah saat wajahnya memenuhi layar handphone.

"Ada, bentar, Ma."

Andaru menghampiri nyonya Garvi yang masih mengaji di atas sajadah sembari bersandar di pangkal ranjang. Dia ikut duduk disampingnya, menyandar manja di bahu Yara sementara tangan kiri memegang ponsel.

Paras wanita muda yang menuruni kecantikan Jamila itu tersenyum manis ketika tampilan ponsel menyoroti ibunya. Sang mama terlihat lebih segar akhir-akhir ini. Sinar mata mereka serupa cerahnya, pun masih sama-sama belum melepas mukena.

"Maaaaaaa," seru Yara, melambaikan tangan ke depan layar.

"Nduk, alhamdulillah." Jamila mulai berkaca-kaca, dia teringat almarhum Jaedy. Jika suaminya masih hidup, tentu sangat bahagia menerima kabar ini. "Di ja-gaa, ya. Nurut sama suamimu," lirihnya terbata, menitikkan air mata.

Yara jad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 49. MENGHILANGNYA YARA

    Pesan masuk ke ponsel Yara. Dari manager agency.["Ra, ada tawaran buat lu. Pria lansia pengen ketemu sekedar ngobrol sambil ngopi santuy di Kopitiam MTA."]Ting. Beberapa menit kemudian.["Ra, gimana? ... kata manager beliau, kalian dah pernah ketemu. Gue tunggu jawaban lu, ya."]Android di atas nakas kamar berkedip dan bergetar beberapa kali. Nyonya Garvi lupa membawa ponselnya karena terburu-buru tadi. Sementara di Mall Pondok Indah, Dewi menahan dua orang yang dia curigai."Tolong berhenti sebentar," ujarnya, berjalan menghampiri para wanita di lawang pintu. "Kenapa, Mbak?" tanya wanita muda, yang mengenakan hijab lebar dan gamis panjang, menoleh ke arah Dewi. Asisten Yara itu lantas berjongkok di depan wanita sepuh yang duduk di kursi roda, dia berpura salim untuk merasakan kelenturan kulit aslinya. Tatapan teduh dan heran, diberikan oleh sang nenek pada Dewi, dia pasrah mengikuti kemana tangannya ditarik."Nggak apa, hanya ingat nenekku ... maaf," ucap Dewi, tersenyum ke ar

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 50. SAMA BERJUANG

    "Namanya-," jeda Brotoyudho karena melihat supirnya berjalan mendekat."Ndoro," sebutnya. Berdiri merunduk sambil mengacungkan jempol ke arah luar. "Monggo, mobil sudah siap," imbuh pria muda yang memakai seragam serba hitam.Sang pemilik joglo mengangguk, bersiap bangun dibantu Budi. "Nggak penting siapa namanya," kekeh Brotoyudho. Dia berjalan melewati putranya yang masih duduk. Tangan tua itu lalu menepuk bahu Andra dua kali. "Jaga rumah baik-baik ... ayah pergi dulu," kata pria sepuh sambil lalu.Gusti Raden Mas Andra hanya mengangguk, menoleh hingga badannya ikut miring kesamping melihat sang ayah meninggalkan ruang keluarga.Dia lalu memilih kembali ke kamar, berkutat dengan segala kepentingan pribadi. Kali ini, keinginannya tercapai, memang anak buah Budi pintar tapi harus disupport oleh banyak hal darinya. Senyum manis tercipta di wajah tampan, dia pun bersiap pergi ke suatu tempat guna berjumpa dengan seseorang. "Akhirnya." ***Aryan gelisah, ponsel Andaru belum juga aktif

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 51. MISI PELARIAN

    Pimpinan Garvi terbang ke Semarang, menemui keluarga Yara. Dalam perjalanan, Fa mengirimkan sebuah foto. Pindai sensor sedikit samar karena terhalang selimut tebal juga penerangan super minim.Tubuh yang meringkuk itu mirip dengan istrinya, tengah tertidur di sebuah kamar. Andaru mengusap pelan foto di layar. "Maaf ya, aku lambat datang. Tapi, sebentar lagi mereka bergerak!" Dia mengkonfirmasi rencana Yono dan Fa akan dieksekusi malam ini. Andaru menyiapkan opsi cadangan karena pengalaman lalu, musuhnya lolos dengan mudah. Kali ini, dia ingin menuntaskan segalanya.Penerbangan ke Semarang terasa lama karena hatinya gelisah. Andaru tiba di sana lewat jam tengah malam, langsung disambut oleh Jazli."Mas, istirahat dulu sambil nunggu subuh," ujar Jazli, mengantar adik iparnya masuk ke kamar Yara. "Bada subuh aku langsung pergi lagi, Kak. Mama masih tidur, ya?" ujarnya berdiri di ambang pintu kamar Yara. Mendengar suara tak asing, wanita paruh baya yang masih ayu itu muncul, membuka pi

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 52. LUPUT

    "Aaaaaaaaaa!" Yara berteriak saat dia meluncur. Matanya menyipit ketika mulai melewati dahan, tapi kaki dan tangannya siaga untuk memijak atau meraih sesuatu ketika membentur objek.Sepasang tangan kekar, samar terlihat dari rerimbunan daun. Yara makin paham, Dewi tidak sendiri.Grep. Bruk. "Maaf, Nyonya!" ujar Yono, segera menundukkan pandangan saat berhasil meraih pinggang Yara dan mengarahkan lengannya untuk meraih dahan. "Mohon tetap berpegangan," kata asisten Aryan, sambil melepas pengait dari rompi Yara lalu menggantinya dengan alat lain.Yara mengangguk cepat. "Mas m-mana?" cicitnya tiba-tiba rindu dengan sosok Andaru. Melihat sekilas ke arah pria yang dia tahu adalah asisten kakek Aryan.Slut. Slut. Suara angin yang terdengar akibat kilatan peluru entah darimana.Yara celingukan, mencari Dewi yang terjebak di dalam sana. Dia menggigiti bibir bawahnya, cemas sekaligus takut."Tuan muda menyiapkan jalur lain untuk Anda, beliau akan tiba fajar nanti," imbuh Yono, dia sedang meng

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 53. AKU PULANG, JOGJA

    Andaru menerima laporan lokasi terkini Fa setelah subuh. Sang CEO bersiap, mengenakan pakaian serba hitam, menyelipkan satu mini gun ke belakang punggung yang memakai jaket kulit dan membawa beberapa alat canggih lain, hasil rakitan Fa."Jika sampai Ara-ku kenapa-kenapa, awas saja!" ucapnya sambil memasang smart watch khusus di tangan kiri. Kamar ini sudah lama tak dia masuki tapi kondisinya masih sama seperti dulu, ingin mengenang kembali ingatan manis tapi dia sedang tak sempat. "Maaf, Ara lebih penting saat ini!" Andaru menatap sekeliling beberapa detik, sebelum dia keluar dari sana dan menutup pintunya.Sementara di tempat lainnya.Pagar kayu jati berukiran burung merak itu digedor oleh dua orang tamu tepat di jam sarapan. Mereka ingin bertemu tuan rumah tapi menolak pergi ketika satpam memintanya kembali di lain waktu. Wanita dan pria muda itu lantas menyebut beberapa nama yang dulu pernah bekerja di sini, salah duanya yaitu Wartini dan Adipati Desmala."Tolong panggilkan Wart

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 54. CEO'S PLAN

    Budi tak segera menjawab, dia tetap menarik lengan juragannya dan pamit keluar dari sana. Aryan pun mengantar sang tamu hingga mereka pergi meninggalkan kediamannya.Sesampainya di dalam mobil, Budi menjelaskan bahwa tuan muda meminta beliau segera kembali karena dirinya akan menikah petang nanti. Juga, Wartini mengabarkan saat ini di Joglo sedang kedatangan seseorang yang sangat Brotoyudho harapkan juga rindui, beliau menunggu sang empunya rumah pulang."Andra ingin menikah dengan siapa?" tanya Brotoyudho, merasa heran. Dia menoleh pada sang asisten yang duduk disampingnya. "Memang dia bilang padaku telah memiliki tambatan hati tapi belum pernah menyebutkan asal usul wanita yang ditaksirnya itu," jelasnya lagi, sambil kembali menatap lurus ke depan.Budi mengangguk. "Maaf Gusti, Den Mas bilang hanya ingin akad nikah saja. Beliau belum memberikan data apapun pada saya," jawabnya sungkan, seraya menoleh sekilas lalu merunduk. Dia sedang menunggu kabar dari anak buahnya untuk menyelidi

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 55. SOSOK ANYA HASNA

    Yono berjalan di depan tuan muda Garvi, kedua pria saling melindungi satu sama lain. Hingga tibalah mereka di kamar paling belakang. Andaru membuka pintunya pelan, sementara Yono mengamankan area belakang. "Clear!" ujarnya.Putra almarhum Andrean itu termangu di depan pintu. Tatapannya sendu melihat tubuh yang membujur di atas brangkar. Selang oksigen terpasang melintang di cuping hidungnya, terdapat plester di dahi kanan juga infus yang menancap di punggung tangan kiri. Langkah Andaru tertatih menghampiri Yara, mendadak kehilangan tenaga untuk sekedar menopang raga. "R-rraa!" sebutnya terbata, seraya mencondongkan wajah saling berhadapan. "Ini aku," lirih Andaru, disusul usapan lembut oleh jemari kekar di pipi dan pangkal alis Yara, berharap dia mengenali sentuhan khasnya. "Ara ...."Sunyi. Dia menarik satu kursi plastik di sana, duduk sejenak sambil menundukkan kepalanya. Merasai hati nan mulai teremat perih. Dia telah gagal menjaga amanah Jamila dan membuat Yara dalam bahaya. An

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 56. AIB TERSINGKAP

    Sebelumnya. Andaru dan Yono menuju halaman belakang, tapi ternyata tiada celah penghubung di sana. Hanya tersisa space 1 meter untuk perawatan blower AC.Yono mencari sudut aman. Dia menaikkan mini drone untuk melihat situasi di halaman belakang Joglo sambil menyiapkan alat penembak jangkar lalu mengarahkan ke tembok setinggi empat meter."Aman, Tuan muda." Dia menoleh ke arah Andaru, lalu memegang tali tambang dan sedikit menariknya, memastikan agar kuat untuk dipanjat.Andaru berjalan ke sudut bangunan, dia meraih tambang tadi. "Kalau ada yang sulit, mengapa cari jalur mudah," gumamnya, menyungging seringai tipis sebelum mulai memanjat."Spiderman ... Spiderman ...." Yono malah lirih bersenandung, dia juga merasa keki. Baru kali ini, prediksi Fa meleset dan membuat tuannya susah. "Bagus ya, Fa!" lirih Andaru, saat berhasil duduk di atas dinding menjulang menunggu Yono. Hanya kekehan juga permintaan maaf, terdengar dari earphone Andaru.Keduanya menerobos dengan mudah, mereka hanya

Bab terbaru

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 115. JUAN ALMEER

    "Dikit lagi, Sayang. Raaa," bisik Andaru di telinga Yara. "Ara-ku adalah ibu hebat, semangat sambut adek," imbuhnya dengan nada bergetar, antara tega dan tidak.Sesuai arahan dokter, Yara menarik napas pendek sebelum memulai lagi. Dia tetap tenang tanpa teriakan atau jeritan. Hanya hembusan lirih dari mulutnya meski sakit hebat terasa berdenyut di bawah sana. Tatapan mata Yara kini tak lepas dari manik mata elang yang jua tengah memandangnya. Anggukan, belaian dari Andaru juga bisikan salawat di telinga membuat Yara memiliki kekuatan lebih.Air mata sang CEO ikut menetes manakala Yara terisak. "Mas ridho, 'kan?" lirih Yara."Banget, Ra, banget," balasnya sangat pelan dan terisak tak melepas pandangan mereka."Yuk, lagi Bu. Tarik napas pelan, sambil bilang aaahh ya, lembut aja ... lembut." Perintah dokter pada Yara kembali terdengar.Pimpinan Garvi lantas ikut membimbing Yara dan tak lama. "Oeeekkk!" "Mamaaaaaa," lirih Yara lemas dan langsung didekap Andaru. "Alhamdulillah. Ibunya p

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 114. SURPRISE

    Aryan yang sedang berada di teras dengan Yono, memperhatikan mobil Andaru berhenti sejenak untuk menurunkan Dewi lalu melaju kembali."Lah, kenapa jalan lagi?" tanya Aryan pada aspri Yara yang tergesa memasuki rumah Dewi berhenti, membungkuk ke arah Aryan sekilas. "Nona kontraksi, Tuan besar. Bos Daru langsung ke rumah sakit lagi," beber Dewi. Setelah itu dia berlari ke dalam menuju kamar Andaru. Seketika Aryan ikut panik, dia meminta Yono menyiapkan mobil karena akan menyusul pasangan Garvi, konvoi dengan Dewi.Selama di perjalanan, panggilan seluler tak Andaru hiraukan karena terfokus pada Yara yang beberapa kali mendesis kesakitan. "Mo, tolong call kakak, Didin dan mama." Andaru memberi perintah saat mobil mulai masuk ke teras IGD. "Baik, Bos." Bimo mengangguk dan ikut turun ketika Andaru mulai menarik tuas pintu.Sang CEO pun gegas, berlari ke sisi kiri mobil dan membuka pintunya. Dia menggamit pinggang Yara dan menarik perlahan sembari tetap meminta Yara agar mengatur napas.

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 113. BYE AFREEN

    Andini mengirimkan pesan pada Andaru berisi berita tentang Afreen yang tengah sakit dan dalam kondisi koma saat ini. Dia ingin menjenguknya esok hari bila diizinkan. Pesan telah terkirim, sang designer pun mematikan ponsel lalu bersiap tidur.Andini baru sekilas membaca balasan DM dari pria yang dia kenali. Tadi, pikirannya langsung terpusat pada sang sahabat sekaligus mantan istri Andaru itu, sehingga dia belum mencerna dengan benar informasi dari Chris.Bada subuh, Andaru meminta Yara mengambilkan ponsel, setelah berhasil mengaji dua halaman di mushaf kesayangan. "Bacain aja Ra, kalau ada pesan. Sandinya tanggal lahir kamu," kata Andaru masih duduk di sofa."Lah, nanti ketauan sama aku dong," balas Yara yang berdiri disamping nakas lalu berjalan menghampiri suaminya. "Ketauan apaan? ... ponsel dan hatiku bersih dari para hama," sahut Andaru sambil merentang lengan menyambut istrinya."Ya kali pake aplikasi discord juga," kekeh Yara, keki dengan berita viral di aplikasi goyang.And

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 112. HAPPINESS

    Dua hari berlalu, Andaru bersiap pulang dengan Yara ke Jakarta. Dia sedang duduk di lantai, memakaikan kaus kaki Istrinya ketika Brotoyudho menegur sang cucu menantu, dan ikut bergabung dengan mereka."Mas, kakek barusan dapat telpon dari pengacara kalau Andra sedang diajukan pindah rutan," ujarnya setelah mendaratkan bokongnya disamping Yara.Andaru mendongak sekilas lalu kembali fokus merapikan jempol kaki Yara agar masuk ke lubangnya. "Terus?" Brotoyudho menatap lembut sang cucu mantu. "Makasih ya, Mas." Andaru bergeming, dia enggan menanggapi. Semua itu dilakukan untuk mejauhkan Anton dari Yara sekaligus agar Brotoyudho leluasa menjenguk setiap hari bila sang paman dipindahkan ke Jogja.Mereka akan intens pergi pulang Semarang Jakarta, rasanya segan jika menolak ajakan Jamila untuk mengunjungi pria bejat itu karena alasan masih satu kota dan jaraknya dekat dengan kediaman Jaedy, sementara Yara masih sedikit trauma."Kenapa, Kek?" tanya Jazli ikut duduk di lantai menghadap punggu

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 111. MENANTU JAEDY

    Jazli berdecak sebal karena usaha melabuhkan stempel di pipi Faiqa digagalkan seorang bocah yang mengetuk kaca mobilnya dari luar.Faiqa tertawa kecil melihat wajah suaminya menahan kesal. Dia lantas menurunkan kaca mobil dan menyapa pelaku penggerebekan kemesraan mereka."Kamu pulang, Dek?" tanya Faiqa pada seorang remaja pria yang sumringah.Kopiah yang tak terpasang dengan benar di kepala, rambut jabrik basah menyembul di sana sini, tak lupa senyuman manis di wajah bulat, membuat paras remaja pria itu terlihat lucu. Tampan tapi berpenampilan slebor. Faiqa mengelus pipinya yang chubby, lalu membenarkan rambut dan letak kopiahnya saat dia meminta salim."Iya, dijemput jiddah-nenek. Mbak lagi apa?" tanyanya malu-malu seraya mengintip ke sosok di sebelah sang kakak.Jazli menekan tombol di pintu lalu keluar dari balik kemudi. Dia berdiri dan menyandarkan satu lengan di atas kap mobilnya. "Faisal, ya?" Lelaki muda yang masih memakai sarung itu berdiri tegak, melempar pandang ke arah p

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 110. PENGUKUHAN

    Andini menggerutu kala masuk ke mobil dan meninggalkan cafe tadi. Dia kira ketika meminta bertemu dengannya tadi, mereka bakal membahas pekerjaan, tapi malah unfaedah."Gue dah diwanti Dadar buat jauhin lu. Bisa digorok kalau bantuin lagi, Af. Lagian salah lu ngapa buang waktu gitu aja padahal effort Dadar buat pertahanin lu dulu nggak main-main." "Dadar rela nyusulin kemanapun lu transit meski harus pergi pulang di hari yang sama. Lu nggak komit dan malah puter fakta kalau ini salah Dadar. Kurang apa abang gue itu ... sekarang dia bucinin neng geulis, aaah so sweet, mukanya girang mulu saban hari. Gue nggak mau mereka pisah," omel Andini, menghela napas berat sembari mencengkeram erat stir mobil.Tiiin. Suara klakson dari belakang. Andini terkejut, buru-buru melaju pelan. Tiba-tiba seorang pria mengendarai motor CBR 250R berhenti di sebelah Honda Civic yang Andini kendarai, dia mengetuk kaca mobilnya dua kali. Tuk. Tuk."Menepi di depan, ban kiri Nona kempes parah," katanya lantang

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   109. PREPARE FOR PUBLIC

    Faiqa berbaring miring ketika sisi tempat tidurnya melesak. Jangan tanya bagaimana rasa hati, dadanya bergemuruh, keringat dingin muncul membasahi anak rambut yang tertutupi bergo instan. 'Jangan deket-deket,' batinnya berharap malam ini tidurnya tidak diganggu Jazli. "Laila sa'idah, Ya zaujati. Aku sabar, kok, daripada nanggung," lirih Jazli, menggoda istrinya seraya tersenyum saat memandang punggung Faiqa. 'Kan, dia suka bikin aku panas dingin. Duh, Gus, dulu aba bakul gula, ya. Manis bener ... tidur aja, ah. Tutup telinga,' kata Faiqa dalam hati meski bibirnya melengkung sebaris senyum manis. Diwaktu yang sama, Fathan baru saja tiba di Semarang. Gadis ayu itu duduk di kursi roda sebab kaki dan bahu kirinya masih cedera. Tidak ada sisa jejak kesedihan di wajah Dian. Selama perjalanan pulang, Fathan menceritakan tentang pilihan Jazli yang jatuh pada Faiqa dan lelaki itu langsung mengucap ijab sebelum mencari sang kakak. "Bukan takdir, meski hati kecil tak menampik bahwa Gus A

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 108. CEMBURUNYA NYONYA SAHEEL

    Mengawali perjalanan ke Yordania karena ikut pesawat charter sahabat Haikal, dilanjutkan ke Rusia lalu Ukraina, ternyata berdampak pada kebugaran fisik Faiqa yang naik turun. Pun setelah di nyatakan boleh pulang oleh dokter, tubuhnya masih di dera lemas. Apalagi, luka terbuka kemarin mendapat tambahan jahitan membuat lengannya terasa kebas."Kira-kira kalau langsung dari sini pulang ke Indo tanpa transit, aman nggak, Dek?" tanya Jazli ketika mengemas isi koper Faiqa."Menurut Kakak, gimana? aku ikut aja, deh," jawabnya pelan, masih malu-malu meski sudah hampir tiga hari mereka berada dalam satu ruangan yang sama sepanjang hari."Kok, aku? tanganmu 'kan kudu pake arm sling selama perjalanan, Ya eini habibati. Ngilu nggak?" balas Jazli, kembali menghampiri ranjang Faiqa. dan duduk di sisinya "Jadwal penerbangan masih dibatasi kata bang Wafa. Apa kita ke Rusia dulu? tapi tetep kena 17 jam, belum dari sini ke sana. Bisa 24 jam di jalan. Gimana?" 'Duh, kebiasaan dia itu manggil pake isti

  • PESONA ISTRI RAHASIA CEO   BAB 107. AYAH & IBU BAYI

    Dalam sebuah hadis dan surah At Thaariq dijelaskan bahwa tulang sulbi menjadi salah satu jalan yang dilalui oleh manusia saat akan lahir ke dunia. Saat manusia mati, semua bagian dari tubuhnya akan tercerai berai, kecuali satu organ tubuh, yakni tulang sulbi. Dari tulang tersebut, manusia diciptakan dan kelak akan dibangkitkan kembali.Faysa melihat sisi lembut sang pimpinan, dia ikut naik ke ambulance dan duduk di ujung pintu seraya mendekap tas Yara dan miliknya. "Raaa, lu kenapa, sih?" cicit Faysa sambil melepas heel Yara dan menentengnya.Andaru mendengar kecemasan Fay, dia lantas menyodorkan amplop yang teremat di tangannya pada gadis itu. "Ini, Ara-ku hamil lagi," ujar sang CEO.Faysa terkejut saat menerima kertas dari Andaru. Dia melihat dua garis merah samar di benda itu. "Yoloo, mau punya bayi," gumamnya.Dia seketika ingat perbincangan mereka saat di dalam lift. Ketika Yara mengakui bahwa Andaru adalah suaminya dan ingin lekas mengandung kembali. Faysa jadi trenyuh, pantas

DMCA.com Protection Status