Arum menatap semua barang-barang yang masuk ke dalam kamarnya tidak percaya.Ada banyak baju-baju baru, kulkas yang berisi makanan dan minuman.Dan juga berkotak-kotak susu hamil, ada vitamin juga.Dan ini semua dari Jack, kenapa Jack jadi tiba-tiba baik pada Arum.Pria itu benar-benar berubah dalam waktu satu malam."Wah... Rum bajunya bagus-bagus sekali...," Ujar Diana.Diana sudah heboh melihat baju-baju Arum, dia juga yang menata semua baju itu ke dalam lemari.Sementara Arum masih bengong melihat semua yang terjadi."Kenapa Tuan Jack tiba-tiba baik padamu?" Tanya Diana heran.Padahal selama ini Jack selalu menyiksa Arum, tapi sekarang kenapa sangat baik.Arum terdiam sebentar, dia memikirkan jawaban yang tepat untuk Diana.Tidak mungkin Arum bilang, Jack bersikap begini, karena Jack sudah yakin kalau yang di kandung Arum itu anak kandungnya."Eeee.. ini semua mungkin ganti dari gaji ku, jadi Tuan Jack membelikan semua ini sebagai gantinya...." Ujar Arum.Arum juga sempat cerita k
"Arum apa kau tidur dengan Tuan, makanya Tuan memberimu banyak barang?" Tanya salah satu Pelayan.Pelayan-pelayan di Mansion Jack mulai menggosipkan Arum lagi, apalagi setelah Jack memberi Arum banyak barang."Iya seperti yang Beti lakukan dulu, menjual dirinya ke Tuan, lalu dia mendapatkan banyak uang setelah tidur dengan Tuan, Dasar murahan..." Saut pelayan yang lain ikut mengatai Arum.Arum memejamkan matanya mencoba sabar, saat mendengar hina-hinaan yang di berikan kepadanya.Arum tetap melanjutkan kegiatannya memasak makan malam untuk Jack. Arum tidak mau meladeni mereka semua."Sudah berapa kali kau tidur dengan Tuan Jack?" Tanya salah satu Pelayan lagi."Kasihan sekali suaminya, istrinya bukannya kerja tapi malah jual diri, mana lagi hamil..." Sindir para pelayan itu.Buk.Diana yang baru masuk ke dapur langsung menggebrak meja dengan kuat.Diana tidak rela Arum di katai seperti itu.Semua pelayan tadi menatap ke arah Diana dengan sinis."Kalau tidak tau apa-apa lebih baik kali
Jack berjalan sempoyongan saat masuk kedalam Mansion nya.Seperti biasa Jack baru pulang dari klub malam.Jack memijit pangkal hidungnya, kepalanya rasanya sakit. Tapi kali ini Jack tidak mabuk berat dia masih sadar.Jack berjalan naik ke atas menggunakan tangga, tidak seperti biasanya menggunakan Lift.Jack berpegangan di pinggiran tangga, takutnya dia jatuh. Ketika sampai di lantai dua Mansion nya, Jack langsung berjalan menuju salah satu kamar. Yang pasti bukan kamar Jack.Ceklek.Jack membuka pintu kamar itu, bahkan pintu kamar itu tidak terkunci. Memudahkan Jack untuk masuk kedalam.Setelah masuk Jack langsung menutup pintunya lagi.Jack menatap seseorang yang sedang tertidur dengan pulas di atas ranjang.Jack berjalan mendekat ke arah ranjang, lalu dia naik ke atas ranjang.Jack menatap Arum yang sedang tidur, lalu Jack tersenyum miring."Dasar jelek..." Ucap Jack mengatai Arum.Jack beralih menatap perut Arum yang tertutup selimut. Jack menurunkan selimut Arum hingga ke paha, l
Jack menatap pantulan wajahnya di cermin.Kenapa semalam rasanya Jack tidur lebih nyenyak. Bahkan Jack tidak bermimpi tentang ibunya lagi.Padahal selama berpuluh-puluh tahun, Jack terus memimpikan dimana saat ibunya meninggal bunuh diri. Kematian ibunya terus menghantui Jack. Itu sebabnya Jack tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak.Setiap satu jam tidur, Jack pasti langsung terbangun karena mimpi buruk itu.Terus berulang seperti itu, sampai pagi tiba. Itu sebabnya Jack selalu bangun pagi.Bukan karena Jack suka bangun pagi, tapi karena dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.Bahkan kadang Jack takut untuk tidur lagi.Tapi kenapa semalam saat tidur dengan Arum, Jack sama sekali tidak mimpi buruk.Jack bisa tidur dengan nyenyak sampai pagi.Tapi suara teriakan Arum sialan itu malah mengganggu tidurnya.Tok.Tok.Suara ketukkan di pintu kamar Jack membuyarkan lamunan Jack."Masuk..." Suruh Jack.Ceklek.Pintu kamar Jack pun terbuka dari luar.Arum lah yang datang, Arum berjalanMasuk ked
Arum masih memegang dadanya yang berdebar tak karuan, kelakuan Jack pagi ini sangat membingungkan menurut Arum."Kenapa dia aneh banget hari kni..." Ujar Arum tak mengerti.Apa Jack lagi merencanakan hal jahat pada Arum. Apa lagi, tadi Jack bilang ingin menjadi suami istri yang sebenarnya dengan Arum, apa maksud nya coba?. Arum langsung terdiam tadi, dia tidak menjawab apa-apa. Karena Arum diam saja, Jack menjadi kesal dan menyuruh Arum keluar dari kamarnya.Arum jadi tambah curiga dengan Jack. Apa Jack punya niat jahat pada Arum.Pokoknya apapun yang Jack lakukan pada Arum, pasti langsung membuat Arum berpikiran buruk.Karena apa yang Jack lakukan, pasti ada maksud dan tujuannya.Betul kata Arnold jangan berharap seseorang berubah begitu cepat. Apalagi orang seperti Jack.Tapi untung lah sekarang Jack sudah pergi kerja, jadi Arum tidak perlu berurusan dengan Jack lagi.Arum sedang berjalan ke bawah."Bu Lina, biar Arum saja yang menyapu..." Ucap Arum saat berpapasan dengan Bu Lina d
Arum sedang berada di kamarnya, malam ini Arum memilih menonton Drama saja. Arum juga sudah tidak ada kerjaan lagi.Sudah lama rasanya Arum tidak bersantai seperti ini.Nonton sambil nyemil, di luar juga hari sedang hujan, suasana nya sangat mendukung untuk bermalas-malasan.Arum juga sengaja mematikan lampu di kamarnya, hanya menyisakan satu lampu yang tidak begitu terang.Jadi suasananya jadi seperti remang-remang.Hari ini pekerjaan Arum tidak begitu banyak, dia cuma mengurusi keperluan Jack saja.Entah mengapa Bu Lina tidak begitu mengizinkan Arum bekerja hari ini. Belum lagi hubungan Arum yang tidak baik dengan Diana. Membuat Arum lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya saja.Arum sudah tidak perduli lagi dengan pelayan-pelayan lain, yang mungkin saja besok akan semakin mengata-ngatai Arum.Apalagi setelah menyiapkan air hangat untuk Jack mandi tadi sore, Arum sudah tidak punya kerjaan lagi.Karena makan malam yang masak pelayan lain, lagian Jack juga jarang makan malam di ru
Arum bersusah payah mencoba melepaskan tangan Jack yang memeluknya, namun tetap tidak bisa.Walaupun sedang tidur tenaga Jack masih saja sangat kuat.Arum pun akhirnya menyerah, napas Arum sampai ngos-ngosan.Arum melihat jam di dinding kamarnya, sudah jam setengah sembilan pagi dan Jack belum bangun.Semalam akhirnya Arum tidur dengan Jack lagi, karena tidak ada pilihan lain.Daripada kena marah oleh Jack, lebih baik Arum mengalah.Arum menoleh ke arah Jack yang masih terlelap, kini jarak wajah mereka sangat dekat. Kalau sedang tidur begini wajah Jack terlihat sangat damai.Tumben sekali Jack bangun siang, bukannya biasanya Jack bangun nya pagi.Apa mungkin karena hari sedang hujan, dan cuaca menjadi dingin, jadi enak untuk tidur.Dari semalam hujan tidak berhenti-henti.Arum saja bangun kesiangan, pas bangun sudah jam delapan pagi ternyata.Ada untungnya juga Jack masih tidur, kalau Jack sudah bangun, pasti Arum di marahi oleh Jack, karena bangun kesiangan.Arum kembali memperhatikan
Arum mengelap keringat yang ada di dahinya."Ah selesai juga..." Ujar Arum lega.Arum sedang menjemur baju, karena Arum menjemur bajunya kesiangan, jadi cuaca sangat panas, makanya Arum sampai berkeringat.Tadi pagi hujan, dan sekarang cuaca menjadi sangat panas. "Cuaca memang mudah sekali berubah-ubah..." Ucap Arum."HM..." Dehem seseorang.Membuat Arum langsung menoleh."Arnold..." Ucap Arum senang saat melihat Arnold sudah berdiri di sebelahnya."Kau dari mana saja?" Tanya Arum.Beberapa hari ini Arum tidak melihat Arnold, karena katanya Arnold sedang mengambil libur beberapa hari."Aku pulang ke rumah ibu ku..." Ucap Arnold."Jadi ibu mu tinggal di kota ini juga?" Tanya Arum.Arnold menganggukkan kepalanya, saat libur Arnold pasti pulang untuk menjenguk ibunya."Kau pasti sangat senang sudah bertemu dengan ibu mu..." Ucap Arum iri.Arum selalu iri dengan orang-orang yang masih punya orang tua.Masih punya tempat untuk berkeluh kesah, dan tempat untuk pulang.Arum jadi rindu dengan