Arum mengelap keringat yang ada di dahinya."Ah selesai juga..." Ujar Arum lega.Arum sedang menjemur baju, karena Arum menjemur bajunya kesiangan, jadi cuaca sangat panas, makanya Arum sampai berkeringat.Tadi pagi hujan, dan sekarang cuaca menjadi sangat panas. "Cuaca memang mudah sekali berubah-ubah..." Ucap Arum."HM..." Dehem seseorang.Membuat Arum langsung menoleh."Arnold..." Ucap Arum senang saat melihat Arnold sudah berdiri di sebelahnya."Kau dari mana saja?" Tanya Arum.Beberapa hari ini Arum tidak melihat Arnold, karena katanya Arnold sedang mengambil libur beberapa hari."Aku pulang ke rumah ibu ku..." Ucap Arnold."Jadi ibu mu tinggal di kota ini juga?" Tanya Arum.Arnold menganggukkan kepalanya, saat libur Arnold pasti pulang untuk menjenguk ibunya."Kau pasti sangat senang sudah bertemu dengan ibu mu..." Ucap Arum iri.Arum selalu iri dengan orang-orang yang masih punya orang tua.Masih punya tempat untuk berkeluh kesah, dan tempat untuk pulang.Arum jadi rindu dengan
Alexander menatap Arum yang sedang berjongkok di bawah."Ada apa nak, kenapa kau ada di bawah?" Tanya Alexander dengan membantu Arum untuk berdiri."Baju mu juga kotor..." Ucap Alexander saat melihat baju Arum yang terkena tepung."Tidak papa Tuan..." Ucap Arum.Semua pelayan di sini menatap Alexander dan Arum dengan penasaran.Kenapa mereka terlihat sangat dekat."Apa Arum juga jadi simpanannya Tuan Alexander?" Bisik beberapa pelayan."Iya sepertinya dia bukan cuma menggoda Tuan Jack tapi juga ayahnya..." Ucap pelayan yang lainnya.Mereka semakin mengata-ngatai Arum."Apa Jack masih menjadikan mu pembantu?" Tanya Alexander tidak percaya.Padahal Alexander sudah bilang ke Jack untuk memperlakukan Arum dengan baik."Saya hanya menolong seperlunya saja..." Ucap Arum."Tetap saja kau tidak boleh bekerja Arum, kau kan sedang hamil, jadi tidak boleh terlalu lelah...." Ucap Alexander.Semua pelayan langsung melebarkan matanya terkejut, jadi Ayah nya Jack juga tau kalau Arum sedang hamil.Mem
Jack mengepalkan tangannya dengan kuat, dia langsung membalik badannya menghadap ke arah Alexander."Berani-beraninya kau..." Ucap Jack dengan menatap Alexander tajam.Berani-beraninya Alexander membongkar rahasia Jack.Padahal dia sudah janji untuk merahasiakan nya.Semua orang masih shock saat mendengar fakta bahwa Arum adalah istri Jack."Kau jadikan Arum pembantu, padahal dia sedang hamil anak mu Jack, apa kau tidak khawatir sedikit pun?" Alexander mulai menurunkan nada bicaranya.Napas Jack naik turun menahan emosi, Jack sangat marah sekarang.Jack berjalan cepat ke arah Alexander."KAU!" Teriak Jack dengan menunjuk wajah Alexander.Sean yang melihat Jack ingin memukul ayahnya, langsung menahan tangan Alexander."Jangan Tuan..." Ucap Sean dengan memegang tangan Jack.Kalau di biarkan bisa babak belur Alexander nanti oleh Jack."Dia Ayah mu..." Ujar Sean, jangan sampai Jack menghajar ayahnya sendiri.Jack menepis dengan kasar tangan Sean.Buk.Jack memukul meja yang ada di dekatnya
Arum duduk di sofa yang ada di dalam kamar Jack.Sedangkan Jack duduk di atas meja yang tepat berada di depan Arum.Jack menyilangkan tangan nya di dada, dia menatap Arum dengan tajam.Arum memainkan jari-jari tangannya dengan gugup. Tidak ada yang bicara sama sekali. Karena Jack diam saja dari tadi, dan Arum terlalu takut untuk membuka suaranya.Arum tau Jack sedang emosi sekarang.Dan Arum yakin kalau Jack mau memarahinya.Satu, dua menit, bahkan sampai sepuluh menit Jack tidak kunjung bicara juga.Karena terlalu lama diam dan menunggu, Arum pun memberanikan diri mengangkat wajahnya.Arum menatap Jack yang juga sedang menatap nya dengan wajah datarnya."Aku tidak tau, kenapa Tuan Alexander bicara begitu...," Ujar Arum lirih.Arum tidak mau di salahkan, Arum yakin Jack pasti marah karena semua orang akhirnya tau tentang pernikahan mereka."Sungguh aku juga tidak mau semua orang tau tentang pernikahan kita, tolong jangan memarahi ku atau menghukum ku,..." Ucap Arum dengan mata yang
Pagi-pagi sekali Arum sudah bangun, dan sekarang dia pun sudah selesai mandi.Arum mengeringkan rambutnya dengan handuk.Dia berjalan ke depan cermin."Wah sudah terlihat..." Ucap Arum dengan mengusap perutnya.Perut Arum sudah terlihat membuncit.Wajar saja kandungannya sudah masuk empat bulan.Arum merasa anaknya sangat baik, Arum jarang sekali muntah, apalagi ingin makan sesuatu. Cuman dia lebih sering ngemil saja.Arum melihat pipinya yang terlihat semakin cabi saja.Arum tersenyum senang, dia mengelus perut nya."Anak baik..." Ujar Arum.Arum kembali mengeringkan rambutnya, setelah itu dia menyisir rambutnya.Setelah siap Arum berjalan keluar kamar dari kamarnya. Seperti biasa Arum haru pergi ke kamar Jack.Arum pun berjalan menuju kamar Jack, setelah sampai di depan pintu kamar Jack Arum berhenti sebentar.Arum menarik napas dalam, lalu menghembuskan nya.Setelah ke jadian kemarin Arum sama sekali tidak keluar dari kamar, dia mengurung dirinya di kamar.Semoga pagi ini Jack tida
Setelah selesai sarapan Arum di ajak Sean untuk mengobrol di taman yang ada di depan Mansion Jack.Baru kali ini mereka bicara berdua dengan serius seperti ini."Jadi Jack ke Amerika bukan karena pekerjaan?.." Tanya Arum lagi."Bukan, Jack tidak ada kerjaan di sana. Tadi dia tidak bilang apa-apa, dia hanya menitip kan pekerjaannya saja kepada ku..." Ucap Sean.Sean saja terkejut pas Jack bilang ingin ke Amerika."Sudah lama dia tidak begini..." Ucap Sean.Membuat Arum menoleh ke arah Sean."Maksudnya?" Tanya Arum."Walaupun dia tidak bilang apa-apa, tapi aku tau, setiap kali dia pergi keluar negri, pasti dia ingin menenangkan diri nya dulu....." Ucap Sean."Apa mungkin ada hubungannya dengan kejadian kemarin..." Tebak Arum.Arum takut Jack merasa terganggu karena hubungan mereka terungkap, Jack mungkin saja malu, karena orang-orang tau Arum itu istrinya."Mungkin saja..." Ucap Sean.Membuat Arum semakin merasa bersalah."Dulu, Jack juga pernah tinggal di luar negri selama berbulan-bul
Pikiran Arum terus di penuhi tentang Jack, kenapa Jack pergi dari rumah. Arum terus saja bertanya-tanya, tapi Arum tetap tidak mendapatkan jawabannya.Terus soal Ibunya Jack, Arum tidak menyangka ternyata seperti itu cerita keluarga nya Jack.Di balik sosok Jack yang kuat, pasti tersimpan banyak kesedihan di hatinya.Ayahnya Jack selingkuh, terus ibunya meninggal bunuh diri. Kalau Arum jadi Jack, Arum pasti tidak sanggup menjalankan semuanya.Jadi Jack sering bangun pagi, bukan karena dia suka bangun pagi. Tapi karena dia sering mimpi buruk tentang Ibunya. Jack pasti punya rasa trauma nya sendiri.Arum menghembuskan napasnya berat, entah mengapa setelah mengetahui semua fakta tentang Jack. Arum jadi ingin selalu ada di sebelah Jack. Tapi Arum sadar walaupun Arum istri Jack, dia tetap tidak punya hak apapun atas diri Jack.Arum mengusap perutnya."Doa in Papah kamu ya nak, semoga dia baik-baik aja..." Ucap Arum bicara dengan anaknya.Arum menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, dia j
Sudah seminggu Jack pergi dari rumah, dan sampai sekarang Jack tidak pulang juga.Perasaan Arum semakin tidak karuan rasanya. Berapa lama Jack akan pergi, banyak pertanyaan di benak Arum.Apalagi kata Sean sudah seminggu Jack tidak bisa di hubungi juga. Membuat perasaan Arum semakin gelisah saja."Arum..." Panggil Diana, namun Arum tidak kunjung menyahut juga."ARUM..." Teriak Diana dengan menggoyang bahu Arum.Membuat Arum terkejut."Ya ampun Di, nggak usah teriak-teriak..." Ucap Arum dengan mengusap kupingnya, kuping Arum pengang rasanya karena teriakan Diana."Ya habisnya kamu ngelamun terus di panggil nggak nyahut-nyahut..." Ucap Diana.Diana heran kenapa Arum hobi sekali melamun sekarang."Nih lihat rambut kamu udah jadi..." Ucap Diana dengan memberikan kaca ke Arum.Arum langsung melihat ke kaca itu, dia memegang rambutnya yang di potong pendek oleh Diana."Bagus banget..." Puji Arum.Rambut Arum jadi lebih rapi."Wah.. kamu emang jago motong rambut Di..." Ucap Arum senang.Ram
Hari ini pesta pernikahan Jack dan Arum akan di lakukan.Arum menatap penampilannya di cermin, dia sudah menggunakan baju pengantin berwarna putih.Gaun pengantin ini sangat indah menurut Arum, gaun panjang yang menjuntai sampai ke lantai. Di kepala Arum di pasang mahkota kecil, rambut Arum di sanggul dengan rapi. Arum terlihat sangat cantik.Arum sampai tidak menyangka kalau di cermin itu pantulan dirinya.Sebuah tangan memeluk Arum dari belakang dengan erat, siapa lagi kalau bukan Jack."Cantik banget..." Puji Jack dengan mencium pipi Arum.Arum benar-benar cantik hari ini, Jack sampai-sampai tidak ingin berbagai kecantikan Arum dengan orang. Jack rasanya ingin menyembunyikan Arum di dalam kamar saja.Arum tersenyum, dia membalik badannya dan menghadap ke arah Jack.Jack melepaskan pelukan mereka.Arum mengangkat tangannya membenarkan dasi Jack yang sedikit miring.Jack juga terlihat sangat tampan hari ini. Jack menggunakan jas Tuxedo berwarna putih, dan dasi berwarna hitam."Sudah
Dua bulan kemudian.Kandungan Arum sudah masuk usia delapan bulan.Satu bulan lagi Arum akan melahirkan dan bertemu dengan anaknya.Arum sudah tidak sabar menantikan saat-saat bahagia itu.Semakin besar perutnya, semakin susah Arum untuk berjalan.Selama dua bulan ini pun, Arum dan Jack tinggal berdua saja di apartemen.Jack yang ingin, karena kata Jack mereka perlu privasi untuk saling mengenal. Kalau di Mansion Jack terlalu banyak pelayan dan bodyguard.Tapi setiap hari ada Diana dan satu pelayan lain yang datang ke sini, untuk membantu membersihkan apartemen ini. Karena Jack tidak mengizinkan Arum untuk mengerjakan apapun.Selama dua bulan ini pun hubungan Jack dan Arum semakin membaik.Jack menepati janji, sekarang Jack sudah benar-benar berubah. Jack benar-benar menjadi suami yang sangat baik untuk Arum.Hidup Arum terasa sangat bahagia sekarang.Kandungan Arum juga sudah kuat, jadi dia tidak perlu berdiam diri di dalam kamar terus menerus."Sayang..." Teriak Jack dari luar kamar
Arum sudah sadar sekarang, dia langsung memegang perutnya."Anak ku..." Ucap Arum.Arum ingat tadi dia pingsan karena perutnya sakit. Arum takut kalau terjadi apa-apa dengan kandungan nya.Namun Arum bernapas lega saat merasa perutnya masih besar, itu artinya anak Arum baik-baik saja.Arum menoleh ke sekelilingnya."Dimana ini?" Tanya Arum. Saat Arum sadar kalau dia sedang berada di tempat asing.Arum tidak tau dia dimana sekarang, ini bukan kamar Jack, ataupun rumah sakit.Pintu kamar itu terbuka dari luar, Arum langsung menoleh ke arah pintu. Jack lah yang masuk.Jack langsung menghampiri Arum, dia lega melihat Arum sudah sadar."Kau baik-baik saja?" Tanya Jack dengan duduk di ranjang sebelah Arum."Anak ku...""Dia baik-baik saja, Dokter menyarankan mu untuk istirahat total..." Ucap Jack.Bahkan Arum juga tidak boleh turun dari ranjang.Arum lega mendengarnya. Dia mengusap perut nya dengan sayang.Arum merutuki kebodohan nya karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Untung lah
Ceklek.Pintu IGD terbuka dari dalam, dokter keluar dari dalam IGD.Jack langsung berdiri."Bagaimana dengan anak dan istri saya?" Tanya Jack tidak sabar.Sean yang masih shock setelah mendengar pernyataan cinta Jack untuk Arum pun juga ikut berdiri.Pikiran Sean menjadi kosong rasanya.Dokter tadi membungkuk dengan hormat ke arah Jack, karena Jack adalah pemilik rumah sakit ini."Syukurlah istri Tuan baik-baik saja..." Ucap Dokter itu.Membuat Jack dan Sean bernapas lega. Akhirnya Arum baik-baik saja."Lalu bagaimana dengan anak ku?" Tanya Jack lagi.Semoga anaknya juga baik-baik saja, batin Jack berharap.Dokter itu langsung terdiam.Membuat Jack mengepalkan tangannya marah."JAWAB!" Teriak Jack marah.Kalau sampai dokter di depannya ini bilang anak nya tidak selamat, maka Jack akan menghajarnya habis-habisan.Sean langsung menahan tangan Jack."Ini rumah sakit Jack kau harus tenang..." Peringat Sean.Jangan sampai Jack membuat keributan di rumah sakit ini, bisa mengganggu pasien ya
Arum terbangun dari tidurnya, dia memegang perutnya yang terasa sangat sakit.Arum langsung duduk, langsung panik, kenapa perutnya sesakit ini."Tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Arum tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Arum takut anaknya kenapa-napa, Arum juga belum makan apa-apa dari kemarin."TOLONG..." Teriak Arum sekuat tenaga.Semoga segera ada yang mendengar teriakan Arum, Arum sangat membutuhkan pertolongan sekarang.Ceklek.Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Jack lah yang keluar dari dalam kamar mandi, Jack langsung berlari menghampiri Arum."Ada apa?" Tanya Jack dengan wajah paniknya."Perut ku sakit Jack tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Mata Arum mulai mengabur, dia sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya."Anak kita..." Ucapan Arum terhenti, dia sudah kehilangan kesadaran."ARUM..." Teriak Jack dengan menepuk pipi Arum.Jack semakin panik saat melihat ada darah di kaki Arum.Jack menggelengkan kepalanya."Nggak, nggak mungkin..." Ucap Jack.Ja
Arum menepis tangan Jack, sehingga tembakan Jack meleset mengenai tembok.Arum bernapas lega Arnold tidak jadi terkena tembakan Jack.Semua orang di dalam ruang bawah tanah langsung terdiam.Arum dengan takut-takut menatap wajah Jack.Wajah Jack terlihat memerah, dan urat-urat di lehernya juga keluar. Sangat terlihat kalau Jack sangat marah.Jack menatap Arum dengan tajam. Berani-beraninya Arum melakukan itu semua, batin Jack.Napas Jack memburu menahan emosinya.Arum yakin pasti Jack akan sangat marah kepada nya.Arum buru-buru memeluk tubuh Jack dengan erat, Arum menangis sejadi-jadinya.Arum berharap dengan memeluk Jack seperti ini hati Jack akan sedikit luluh. Arum tidak tau lagi apa yang harus Arum lakukan.Tubuh Jack langsung menegang saat Arum memeluknya.Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.Sean tersenyum dengan puas, Arum sudah melakukan yang terbaik sekarang.Sean yakin Jack akan luluh, karena tangisan dan pelukan dari Arum. Dan Jack pasti mengurungkan niatnya untuk
Jack mengajak Arum turun ke ruang bawah tanah.Arum sudah panik, apa yang mau Jack lakukan sebenarnya.Mata Arum melebar saat mereka sudah tiba di ruang bawah tanah."Ini pertunjukan nya..." Bisik Jack tepat di telinga Arum.Lalu Jack langsung tersenyum puas."Arnold..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar.Arum melihat Arnold yang di rantai kedua tangannya.Wajah Arnold juga babak belur dan berlumuran darah."Arnold..." Ucap Arum hendak menghampiri Arnold.Namun Jack dengan cepat menahan tangan Arum.Arum langsung menoleh ke arah Jack."APA YANG KAU LAKUKAN JACK!" Teriak Arum marah.Jack benar-benar keterlaluan, Arum tidak tega melihat kondisi Arnold sekarang.Jack langsung menatap Arum dengan tajam."Kau membentak ku, hanya karena membela pria lain..." Ucap Jack dengan mengeram kesal.Jack berusaha menahan emosinya, sekarang itu yang keterlaluan itu Arum bukan Jack.Sekarang Arum lebih membela Arnold ternyata, daripada Jack suaminya sendiri."Kenapa kau pukuli Arnold..." Ucap Arum
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya dia sadar.Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum pun duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Tangan Arum terus memijit kepalanya yang terasa pusing.Arum pun melihat ke sekelilingnya, Arum langsung cemas saat dia sadar dia ada di kamar Jack."Sudah sadar sayang?"Arum langsung menoleh ke sampingnya, wajah Arum langsung panik saat melihat Jack duduk di sebelahnya.Arum menggelengkan kepalanya."Jangan ambil anak ku..." Ucap Arum dengan mata yang berkaca-kaca.Terlihat sekali dari wajar Arum kalau dia sangat takut dengan Jack.Arum gagal kabur kemarin, Jack pasti akan mengambil anak Arum sekarang. Arum langsung memegang perutnya.Jack menghembuskan napasnya kasar."Siapa yang mau mengambil anak mu?" Ucap Jack."Aku dengar semuanya..." Kata Arum.Jack sudah tidak bisa membohongi Arum lagi, karena Arum sudag tau semua niat jahat Jack."Lebih baik kau bunuh saja aku Jack, daripada aku harus berpisah dengan anak
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k