Sudah seminggu Jack pergi dari rumah, dan sampai sekarang Jack tidak pulang juga.Perasaan Arum semakin tidak karuan rasanya. Berapa lama Jack akan pergi, banyak pertanyaan di benak Arum.Apalagi kata Sean sudah seminggu Jack tidak bisa di hubungi juga. Membuat perasaan Arum semakin gelisah saja."Arum..." Panggil Diana, namun Arum tidak kunjung menyahut juga."ARUM..." Teriak Diana dengan menggoyang bahu Arum.Membuat Arum terkejut."Ya ampun Di, nggak usah teriak-teriak..." Ucap Arum dengan mengusap kupingnya, kuping Arum pengang rasanya karena teriakan Diana."Ya habisnya kamu ngelamun terus di panggil nggak nyahut-nyahut..." Ucap Diana.Diana heran kenapa Arum hobi sekali melamun sekarang."Nih lihat rambut kamu udah jadi..." Ucap Diana dengan memberikan kaca ke Arum.Arum langsung melihat ke kaca itu, dia memegang rambutnya yang di potong pendek oleh Diana."Bagus banget..." Puji Arum.Rambut Arum jadi lebih rapi."Wah.. kamu emang jago motong rambut Di..." Ucap Arum senang.Ram
Arum berjalan menuju kamar Jack, dia masuk kedalam lift. Perasaan Arum sudah tidak menentu rasanya.Ting.Pintu lift pun terbuka, Arum pun keluar dari lift, dia berjalan ke pintu kamar Jack.Tok.Tok.Arum mengetuk pintu kamar Jack."Masuk.." terdengar suara Jack dari dalam.Arum menyiapkan mentalnya dulu, sebelum masuk kedalam kamar Jack.Arum menarik napasnya dalam, lalu menghembuskan nya perlahan, supaya dia tenang.Setelah merasa berani, barulah Arum membuka pintu kamar Jack.Ceklek.Arum membuka pintu kamar Jack.Arum melihat Jack yang sedang duduk di dekat jendela kamarnya, Jack menatap Arum dengan wajah datarnya.Jantung Arum langsung berdebar tak karuan, Arum menelan ludahnya susah payah.Setelah seminggu mereka tidak bertemu, tidak ada yang berubah dari Jack."Ada apa Tuan?" Tanya Arum.Itu kata-kata pertama yang Arum ucapkan.Jack masih tetap diam, dia terus menatap Arum dengan intens.Arum menelan ludahnya susah payah, Arum mencoba menebak apa yang sedang Jack pikirkan seka
"Aku tidak mau kita berpisah..." Ucap Jack dengan menatap Arum serius.Seminggu pergi dari rumah untuk menenangkan diri, Jack telah memikirkan semuanya. Dia memutuskan untuk tidak meninggalkan Arum.Arum semakin tidak mengerti dengan apa yang Jack inginkan. Dulu Jack selalu ingin Arum pergi dari hidup nya, bahkan Jack sampai menyiksa Arum agar Arum tidak betah berada di rumah ini. Tapi sekarang, ketika Arum memutuskan untuk pergi dengan suka rela dari hidup Jack, tapi Jack malah tidak ingin berpisah."Kau pikir anak ini hanya punya mu..." Ucap Jack."Dia juga anak ku, aku juga ingin berada di dekatnya..." Ucap Jack menekan setiap ucapannya.Jangan pikir Arum bisa membawa anak Jack pergi dari hidup Jack."Bukan kah...""Sudahlah Arum keputusan ku sudah bulat, aku tidak mau lagi berdebat masalah ini..." Ucap Jack final.Jack tidak mau mendengar apapun dari Arum lagi.Jack sudah lelah berdebat masalah yang itu itu saja."Tapi aku...""Kau mau memancing emosi ku?" Tanya Jack memotong ucap
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya matanya benar-benar terbuka lebar.Arum seketika melebarkan matanya terkejut.Apa yang sedang Jack lakukan, batin Arum.Saat melihat Jack sudah berada di atas tubuhnya."Morning..." Ujar Jack dengan suara seraknya kas orang yang baru bangun tidur."Tu...Tuan..." Ucap Arum gugup."Sst...." Jack menaruh jari telunjuk di bibir Arum."Jangan panggil aku Tuan lagi..." Ucap Jack dengan mengusap bibir Arum pelan.Arum menelan ludahnya susah payah karena gugup."Panggil Jack saja..." Ucap Jack lagi.Jack terus memperhatikan bibir Arum yang bewarna pink.Cup.Jack mengecup bibir Arum sekilas."Morning Kiss..." Ucap Jack dengan tersenyum.Arum menganga di buatnya, apa dia tidak salah lihat, baru saja Jack tersenyum.Baru kali ini Arum melihat Jack tersenyum, senyum yang tulus, bukan senyum evil yang sering Jack perlihatkan selama ini.Cup.Jack mencium pipi Arum dengan gemas."So cute..." Ucap Jack, pipi Arum semakin cabi saja.Arum pun t
Arum membantu menyiapkan semua sarapan di meja.Arum juga membuat kopi hitam untuk Jack.Biasanya pagi-pagi begini Jack sering meminum kopi hitam."Apa begitu cara mu melayani suami mu? Meninggalkan dia begitu saja di dalam kamar..."Suara berat Jack menghentikan kegiatan Arum.Semua pelayan yang ada di ruang makan langsung menunduk hormat saat melihat kedatangan Jack.Arum membalik badannya menatap ke arah Jack.Jack sedang berjalan ke dekat Arum sekarang.Jack sudah rapi dengan menggunakan setelan kantor nya.Jack berjalan semakin dekat ke arah Arum.Arum tanpa sadar memundurkan langkahnya.Jack maju satu langkah, Arum juga mundur satu langkah.Sampai tubuh Arum terhalang oleh meja makan.Jack langsung mengurung tubuh Arum, dia menaruh ke dua tangannya di meja yang ada di belakang tubuh Arum.Jack menatap mata Arum dengan intens.Arnold yang juga ada di ruang makan, membuang pandangannya ke sembarang arah, dia tidak mau melihat kemesraan Jack dan Arum. Entah mengapa hatinya menjadi
Seperti kata Jack pagi tadi, sorenya ketika Jack pulang kerja, Jack langsung mengajak Arum ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan Arum.Mereka tengah berada di ruang dokter sekarang."Bayinya sehat ya Buk..." Ujar Dokter yang memeriksa Arum.Arum tersenyum haru ketika melihat anaknya di monitor.Sementara Jack juga fokus memperhatikan monitor."Jenis kelaminnya laki-laki...." Ucap Dokter itu.Arum tersenyum senang mendengarnya, sebenarnya Arum juga tidak mempermasalahkan apa pun jenis kelaminnya, yang penting anak nya sehat dan lahir ke dunia dengan selamat.Jack hanya menatap monitor dengan wajar datar saja, tanpa ekspresi sama sekali. Entah apa yang ada di pikiran Jack.Setelah selesai periksa Arum dan Jack pun langsung pulang ke rumah.Arum juga di beri beberapa vitamin oleh Dokter tadi.Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan Mansion Jack."Aku masih ada urusan lain, kau pergilah masuk duluan.." Suruh Jack.Arum menganggukkan kepalanya."Terimakasih..." Ucap Arum.Arum bert
Jack masuk kedalam Mansion nya.Jack menyugar rambutnya ke belakang, hari ini kerjaan Jack benar-benar banyak. Semua kerjaan menumpuk karena dia pergi kemarin. Jadi Jack harus kerja ekstra, sampai pulang larut malam seperti ini."Hey Sean bodoh!" Teriak Jack saat melihat Sean berjalan mendahului nya begitu saja.Sean memutar bola matanya jengah. Dia membalik badannya menghadap ke arah Jack."Apakah tidak ada panggilan yang lebih bagus untuk ku? Seperti Sean tampan atau yang lainnya." Ucap Sean.Mulut Jack memang kotor sekali, sukanya mengucapkan kata-kata tidak baik saja."Memang kau bodoh, karena kerja mu tidak becus..." Ucap Jack.Gara-gara Sean banyak membuat kesalahan, Jack jadi harus kerja ekstra banyak. Sean memang tidak bisa di andalkan."Kalau setahun aku pergi, bisa hancur perusahaan ku di tangan mu.." ucap Jack."Siapa suruh kau percaya pada ku..." Ujar Sean dengan cengengesan.Jack menghembuskan napasnya kasar, memang percuma bicara dengan Sean."Ayo temani aku minum..." A
Arum berjalan keluar dari kamarnya. Dia ingin mengambil minum ke dapur. Karena air minum di kamarnya sudah habis.Arum menuruni tangga dengan pelan, Mansion ini sudah tampak gelap karena beberapa lampu sudah di matikan.Arum sengaja turun lewat tangga bukan lift. Karena kalau malam-malam begini Arum takut kalau ada di dalam lift sendirian. Sangat menyeramkan menurut Arum.Arum bersenandung kecil dengan berjalan ke dapur.Namun langkah Arum terhenti saat mendengar suara orang yang sedang bicara di dalam satu ruangan.Pintu ruangan itu terbuka sedikit, Arum pun mengintip ke dalam ruangan itu. Dia ingin tau siapa yang sedang mengobrol malam-malam begini.Arum melihat kedalam ternyata Jack dan Sean yang ada di dalam.Arum mengangkat bahunya acuh, paling Sean dan Jack sedang membahas soal pekerjaan.Arum pun berbalik dan ingin pergi dari sana."Apa karena Arum?"Ucapan Sean dari dalam menghentikan langkah Arum.Arum pun kembali menghadap ke arah ruangan itu.Jack dan Sean sepertinya sedang
Hari ini pesta pernikahan Jack dan Arum akan di lakukan.Arum menatap penampilannya di cermin, dia sudah menggunakan baju pengantin berwarna putih.Gaun pengantin ini sangat indah menurut Arum, gaun panjang yang menjuntai sampai ke lantai. Di kepala Arum di pasang mahkota kecil, rambut Arum di sanggul dengan rapi. Arum terlihat sangat cantik.Arum sampai tidak menyangka kalau di cermin itu pantulan dirinya.Sebuah tangan memeluk Arum dari belakang dengan erat, siapa lagi kalau bukan Jack."Cantik banget..." Puji Jack dengan mencium pipi Arum.Arum benar-benar cantik hari ini, Jack sampai-sampai tidak ingin berbagai kecantikan Arum dengan orang. Jack rasanya ingin menyembunyikan Arum di dalam kamar saja.Arum tersenyum, dia membalik badannya dan menghadap ke arah Jack.Jack melepaskan pelukan mereka.Arum mengangkat tangannya membenarkan dasi Jack yang sedikit miring.Jack juga terlihat sangat tampan hari ini. Jack menggunakan jas Tuxedo berwarna putih, dan dasi berwarna hitam."Sudah
Dua bulan kemudian.Kandungan Arum sudah masuk usia delapan bulan.Satu bulan lagi Arum akan melahirkan dan bertemu dengan anaknya.Arum sudah tidak sabar menantikan saat-saat bahagia itu.Semakin besar perutnya, semakin susah Arum untuk berjalan.Selama dua bulan ini pun, Arum dan Jack tinggal berdua saja di apartemen.Jack yang ingin, karena kata Jack mereka perlu privasi untuk saling mengenal. Kalau di Mansion Jack terlalu banyak pelayan dan bodyguard.Tapi setiap hari ada Diana dan satu pelayan lain yang datang ke sini, untuk membantu membersihkan apartemen ini. Karena Jack tidak mengizinkan Arum untuk mengerjakan apapun.Selama dua bulan ini pun hubungan Jack dan Arum semakin membaik.Jack menepati janji, sekarang Jack sudah benar-benar berubah. Jack benar-benar menjadi suami yang sangat baik untuk Arum.Hidup Arum terasa sangat bahagia sekarang.Kandungan Arum juga sudah kuat, jadi dia tidak perlu berdiam diri di dalam kamar terus menerus."Sayang..." Teriak Jack dari luar kamar
Arum sudah sadar sekarang, dia langsung memegang perutnya."Anak ku..." Ucap Arum.Arum ingat tadi dia pingsan karena perutnya sakit. Arum takut kalau terjadi apa-apa dengan kandungan nya.Namun Arum bernapas lega saat merasa perutnya masih besar, itu artinya anak Arum baik-baik saja.Arum menoleh ke sekelilingnya."Dimana ini?" Tanya Arum. Saat Arum sadar kalau dia sedang berada di tempat asing.Arum tidak tau dia dimana sekarang, ini bukan kamar Jack, ataupun rumah sakit.Pintu kamar itu terbuka dari luar, Arum langsung menoleh ke arah pintu. Jack lah yang masuk.Jack langsung menghampiri Arum, dia lega melihat Arum sudah sadar."Kau baik-baik saja?" Tanya Jack dengan duduk di ranjang sebelah Arum."Anak ku...""Dia baik-baik saja, Dokter menyarankan mu untuk istirahat total..." Ucap Jack.Bahkan Arum juga tidak boleh turun dari ranjang.Arum lega mendengarnya. Dia mengusap perut nya dengan sayang.Arum merutuki kebodohan nya karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Untung lah
Ceklek.Pintu IGD terbuka dari dalam, dokter keluar dari dalam IGD.Jack langsung berdiri."Bagaimana dengan anak dan istri saya?" Tanya Jack tidak sabar.Sean yang masih shock setelah mendengar pernyataan cinta Jack untuk Arum pun juga ikut berdiri.Pikiran Sean menjadi kosong rasanya.Dokter tadi membungkuk dengan hormat ke arah Jack, karena Jack adalah pemilik rumah sakit ini."Syukurlah istri Tuan baik-baik saja..." Ucap Dokter itu.Membuat Jack dan Sean bernapas lega. Akhirnya Arum baik-baik saja."Lalu bagaimana dengan anak ku?" Tanya Jack lagi.Semoga anaknya juga baik-baik saja, batin Jack berharap.Dokter itu langsung terdiam.Membuat Jack mengepalkan tangannya marah."JAWAB!" Teriak Jack marah.Kalau sampai dokter di depannya ini bilang anak nya tidak selamat, maka Jack akan menghajarnya habis-habisan.Sean langsung menahan tangan Jack."Ini rumah sakit Jack kau harus tenang..." Peringat Sean.Jangan sampai Jack membuat keributan di rumah sakit ini, bisa mengganggu pasien ya
Arum terbangun dari tidurnya, dia memegang perutnya yang terasa sangat sakit.Arum langsung duduk, langsung panik, kenapa perutnya sesakit ini."Tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Arum tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Arum takut anaknya kenapa-napa, Arum juga belum makan apa-apa dari kemarin."TOLONG..." Teriak Arum sekuat tenaga.Semoga segera ada yang mendengar teriakan Arum, Arum sangat membutuhkan pertolongan sekarang.Ceklek.Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Jack lah yang keluar dari dalam kamar mandi, Jack langsung berlari menghampiri Arum."Ada apa?" Tanya Jack dengan wajah paniknya."Perut ku sakit Jack tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Mata Arum mulai mengabur, dia sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya."Anak kita..." Ucapan Arum terhenti, dia sudah kehilangan kesadaran."ARUM..." Teriak Jack dengan menepuk pipi Arum.Jack semakin panik saat melihat ada darah di kaki Arum.Jack menggelengkan kepalanya."Nggak, nggak mungkin..." Ucap Jack.Ja
Arum menepis tangan Jack, sehingga tembakan Jack meleset mengenai tembok.Arum bernapas lega Arnold tidak jadi terkena tembakan Jack.Semua orang di dalam ruang bawah tanah langsung terdiam.Arum dengan takut-takut menatap wajah Jack.Wajah Jack terlihat memerah, dan urat-urat di lehernya juga keluar. Sangat terlihat kalau Jack sangat marah.Jack menatap Arum dengan tajam. Berani-beraninya Arum melakukan itu semua, batin Jack.Napas Jack memburu menahan emosinya.Arum yakin pasti Jack akan sangat marah kepada nya.Arum buru-buru memeluk tubuh Jack dengan erat, Arum menangis sejadi-jadinya.Arum berharap dengan memeluk Jack seperti ini hati Jack akan sedikit luluh. Arum tidak tau lagi apa yang harus Arum lakukan.Tubuh Jack langsung menegang saat Arum memeluknya.Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.Sean tersenyum dengan puas, Arum sudah melakukan yang terbaik sekarang.Sean yakin Jack akan luluh, karena tangisan dan pelukan dari Arum. Dan Jack pasti mengurungkan niatnya untuk
Jack mengajak Arum turun ke ruang bawah tanah.Arum sudah panik, apa yang mau Jack lakukan sebenarnya.Mata Arum melebar saat mereka sudah tiba di ruang bawah tanah."Ini pertunjukan nya..." Bisik Jack tepat di telinga Arum.Lalu Jack langsung tersenyum puas."Arnold..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar.Arum melihat Arnold yang di rantai kedua tangannya.Wajah Arnold juga babak belur dan berlumuran darah."Arnold..." Ucap Arum hendak menghampiri Arnold.Namun Jack dengan cepat menahan tangan Arum.Arum langsung menoleh ke arah Jack."APA YANG KAU LAKUKAN JACK!" Teriak Arum marah.Jack benar-benar keterlaluan, Arum tidak tega melihat kondisi Arnold sekarang.Jack langsung menatap Arum dengan tajam."Kau membentak ku, hanya karena membela pria lain..." Ucap Jack dengan mengeram kesal.Jack berusaha menahan emosinya, sekarang itu yang keterlaluan itu Arum bukan Jack.Sekarang Arum lebih membela Arnold ternyata, daripada Jack suaminya sendiri."Kenapa kau pukuli Arnold..." Ucap Arum
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya dia sadar.Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum pun duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Tangan Arum terus memijit kepalanya yang terasa pusing.Arum pun melihat ke sekelilingnya, Arum langsung cemas saat dia sadar dia ada di kamar Jack."Sudah sadar sayang?"Arum langsung menoleh ke sampingnya, wajah Arum langsung panik saat melihat Jack duduk di sebelahnya.Arum menggelengkan kepalanya."Jangan ambil anak ku..." Ucap Arum dengan mata yang berkaca-kaca.Terlihat sekali dari wajar Arum kalau dia sangat takut dengan Jack.Arum gagal kabur kemarin, Jack pasti akan mengambil anak Arum sekarang. Arum langsung memegang perutnya.Jack menghembuskan napasnya kasar."Siapa yang mau mengambil anak mu?" Ucap Jack."Aku dengar semuanya..." Kata Arum.Jack sudah tidak bisa membohongi Arum lagi, karena Arum sudag tau semua niat jahat Jack."Lebih baik kau bunuh saja aku Jack, daripada aku harus berpisah dengan anak
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k