Beranda / Romansa / PERTAMA UNTUK NAIMA / Chapt 49. Apa Garansinya?

Share

Chapt 49. Apa Garansinya?

Penulis: Rezquila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Kepergian Viran hanya meninggalkan gamang yang tak berkesudahan. Menebalkan hati, Naima meraih gawainya. Dengan degup jantung yang menderu, Naima menekan tombol panggil pada kontak yang bernamakan My Love. Alay memang, namun begitulah Naima memberi nama pada kontaknya.

“Hallo,” Sapa Naima dengan suara pelan nyaris berbisik.

“Thanks God! Baby, I miss you so bad.” Albe menggeram bahagia.

“Bagaimana kabarmu?” Naima menahan napas, matanya memanas.

“Aku baik, Babe, aku ingin melihat wajahmu.” Albe berkata dengan lirih.

Ada jeda di sana, Naima terdiam. Albe mendesah, mengerti kemarahan gadis itu. Siapapun tidak akan menerima, begitu pula jika itu ada pada posisi Albe. Ia pasti akan lebih brutal meluapkan kekecewaannya.

“Mungkin marah bukan kata yang tepat, aku tahu kamu kecewa, Babe. Tapi aku bersumpah itu masa lalu kami. Bukan kemarin, saat ini atau nanti. Aku tidak hanya meminta maaf, aku meminta pengampunan-mu, Baby,” ucap Albe dengan suara yang sama merana-nya dengan hatinya.

“Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Good job ,Naima..... Kau membalas peebuatan mantan kekasjh Albe dengab n cara elegan....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Maaf

    Hai readerku sayang😘, maaf untuk bab 48 ada revisi. Karena sedang tidak enak badan, eh jadi ngawur tanpa edit ke publish. Untuk cover juga di ganti ya, kalau ga bagus bilang ke mamak otor ya. Nanti kita bikin yang bagus. Pokoknya kalian penyemangatku. Tanpa kalian apalah aku. Semoga bisa di maklumi ya, tetap tinggalkan reviewnya juga kritik dan saran. GA di bab 100 ya. Jadi jangan males komen soyong-soyongku ku🤗 nanti akan ada hadiah menarik. Kira-kira mau kalian apa ni? Pulsa atau koin aja? Nanti mamak otor pilih sesuai banyaknya komen. Ini udah mau bab ke 50 dong ya.. yeyyy ayo berhitung dan tinggalkan jejaknya.

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 50. Wifey

    Chapt 50. My Wifey "Siapa istrimu?" Seorang wanita paruh baya dengan rambut coklat madu menepuk dan memeluk pundak Albe dengan kasih sayang. Naima menutup wajahnya dengan buku yang seharusnya ia baca. Sementara Albe menggaruk kepalanya sambil melirik ke arahnya, seperti mendapat petunjuk. Wanita yang masih terlihat cantik itu mendekat ke arah ponsel Albe, "Halo manis, apa kabarmu?" Tanyanya dengan senyum dan suara yang ramah. Naima menegakkan badannya "Hello Ibu, kabar saya baik, terima kasih. Bagaimana kabar anda?" Naima membalas dengan senyum mengembang, mencoba menghilangkan gugup. "Oh, kamu manis sekali. Siapa namamu?" Wanita yang Naima tebak adalah ibu Albe terlihat santai dan baik, ia menarik kursi dan duduk menghadap kamera ponsel Albe, Jantung Naima semakin berpacu. Kegugupan menyerangnya, jika dengan Albe yang sudah fasih berbahasa Naima bisa santai. Dengan ibunya? Bahasa Inggris Naima tidak aktif, membuatnya semakin tidak nyaman. "Nama saya Naima Ibu, senang bertemu deng

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 51. Buntut Kekesalan Jaka

    Naima meletakkan bungkusan makanannya, mengintip ke luar dari balik gorden kamar. Memastikan apakah pemuda misterius masih berada di luar pagar. Lalu lintas di jalan masih seperti biasa, motor dan mobil juga orang berlalu lalang. Jalan hanya akan sepi jika sudah tengah malam, karena portal akan dipasang demi keamanan. Bukan mengapa, walaupun kos Naima dikelilingi pagar tinggi. Namun orang jahat diluar sana tidak kita tahu darimana datangnya. Apalagi di kota metropolitan sekelas Jakarta, banyak premanisme dan kejahatan yang harus diwaspadai. Sembari memakan makananya Naima menimbang. Untuk segi keamanan, rumah suaminya memang lebih baik dan tidak diragukan lagi. Kenyamanan pun siapa yang akan menyangsikannya. Mengambil tas ransel kecil Naima memasukan beberapa lembar pakaian dalam. Apakah dia perlu membawa semua ke rumah Albe? Sepertinya tidak. Naima tidak tahu bagaimana kehidupannya kelak. Untuk berjaga, Naima akan tetap menyewa kamar kos ini, dan hanya membawa beberap

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 52. Ungkapan Hati

    Naima terpekur dalam diam dan ketidakpercayaan. Kebingungannya terjawab, saat ini ia sedang duduk di balkon rumah suaminya. Menikmati secangkir kopi dan sebuah buku yang masih teronggok di meja. Jemari lentiknya dengan lincah menari di atas layar touchscreen ponsel keluaran lama. Mencari sosial media Alberico, lelaki keturunan Amerika-Italia yang sudah menjadi suaminya walaupun siri. Mata gadis menatap dengan takzim postingan feed video singkat konfirmasi tentang hubungan dengan sang mantan Chloe. Ya, dari ribuan like ada Chef Aren diurutan depan karena ternyata mereka saling mengikuti. Postingan yang tidak seperti yang Naima syaratkan, tapi ia terima. Bukan video untuk mempermalukan siapapun. Kedewasaan dan kebijaksanaan Albe dalam menyikapi sakit hati dan kekecewaannya terhadap Chloe dibalas dengan santun. Video kumpulan foto candid dengan caption yang menyentuh hati Naima : Untuk melanjutkan tiap langkah dan tak akan pernah berakhir Membuang segala kenangan silam yan

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 53. Kegilaan Jaka

    Di sana dua insan sedang bercengkrama penuh cinta, namun di bagian lain Jakarta ada sebuah hati yang tercabik. Rencana yang ia susun gagal berantakan, ternyata cinta sahabatnya memang besar. Namun sebesar apapun pasti ada kelemahannya, sisi lain dirinya menyanggah. Dialah Jaka pembuat rencana dengan Chloe, Jaka yang mengirim foto lama mereka berdua. Wanita yang masih mencintai Albe itu dengan senang hati menerima usulan Jaka. Jaka berkali-kali melihat video singkat yang Albe posting, sahabat yang juga partner bisnisnya itu tidak hanya menghapus foto juga pertemanan dengan Chloe bahkan memblokir sosial media wanita yang dulu adalah teman kampus mereka dan juga mantan kekasih Albe. Chloe sempat menghubungi Jaka, tapi lelaki sunda itu tidak bisa berbuat apa-apa. Albe dan kuasanya tidak bisa Jaka lawan, berkali-kali Jaka berbuat kesalahan pada bisnis mereka Albe tetap menerimanya dan m

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 54. Jurus Lama Keluar Lagi

    Kekisruhan tentang menu baru masih bergulir hingga beberapa hari. Naima sering dibuat kesal karena pekerjaannya menjadi bertambah. Chef Adi yang sering meninggalkan dapur untuk meeting dengan Viran dan Mbak Dinda juga Chef Aren. Albe juga sering absen memberi kabar membuat gadis itu semakin uring-uringan. Hari ini hari terakhir sebelum off, dan Naima masuk shift sore. Weekend menjadi hari paling melelahkan. Karena pengunjung akan ramai, gadis itu masih sibuk dengan pesanan saat Tiara datang. Gadis berambut panjang dan dicepol itu diperbantukan atau lembur, Naima senang karena Tiara akan membantu dirinya. Chef Aren datang untuk mengambil beberapa cemilan yang sudah Naima buat untuk menemani meeting yang tidak kunjung menemukan titik temu. “Nanti pulang minta anter Tiara aja Nai, takut paduka ngamuk.” Chef Aren mengedipkan matanya, Naima hanya mencibir sambil menyerahkan senampan brule bomb. Tiara hany

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 55. Hancur

    Suara bising kendaraan bermotor membangunkan gadis cantik yang masih damai dalam tidurnya. Semalam Naima tertidur dengan cepat setelah merebahkan diri. Kelelahan dan pengalaman mengerikan yang dialaminya membuat jiwa gadis yatim piatu itu sedikit terguncang. Saat seperti ini kerinduan akan sosok orang tua membuatnya sedih dan merana. Membuka matanya, peristiwa tadi malam masih terbayang dengan jelas di benaknya. Naima beranjak duduk, menyandarkan kepada pada tembok. Ia terpekur dalam pilu, seandainya Naima mau menerima tawaran Tiara, pasti kejadian nahas tadi malam tidak akan terjadi. Penyesalan memang selalu datang pada akhir bukan? Meraih ponsel di dalam tas kerjanya. Naima menatap sedih satu-satunya alat komunikasi yang menghubungkan ia dan suami hancur, dengan layar yang retak di semua sisinya. Dengan perasaan sedih, Naima mencoba menekan tombol power berharap benda mati itu bisa mengeluarkan cahaya, tapi nihil. Gadis itu mendesah pasrah. Bangkit dari ranjang sempitnya,

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 56. Handphone Baru

    Mempunyai ponsel mahal keluaran terbaru bukan cita-cita seorang Naima. Saat ini ia sedang berada di gerai penjualan ponsel ternama. Naima mengeluarkan ponselnya yang sudah hancur layarnya. Viran dengan tidak sopan tertawa terbahak-bahak di hadapan pramuniaga yang sedang melayani mereka.“Astaga ini handphone Nai … ahahaha ...haha ..haha “ Mbak SPG hanya tersenyum, Naima mencebik masam. Viran keterlaluan sekali.“Itu keinjek Bang sama rampok tadi mal- … “ Naima menggantung kalimatnya. Segera menutup mulutnya.“APA!!” Viran walaupun sedang tertawa, dia tidak tuli. Viran meraih pundak Naima.“Bilang!” Naima hanya menaikkan alisnya.

Bab terbaru

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 206. AKHIR BAHAGIA

    Suasana ballroom sebuah hotel berbintang di tengah kota Manhattan terlihat riuh dan penuh canda tawa. Sosok perempuan bergaun biru langit dengan model sederhana berbahan brokat, namun tetap tampak elegan dan membuat wanita dengan perut membuncit itu terlihat semakin menawan. Ia terlihat bahagia, wajahnya memancarkan rona merah muda. Senyumnya yang sampai ke ujung mata tak meninggalkan bibir merahnya. Naima dan Albe menjadi laksana Cinderella dan Prince Charming di dunia nyata. Mereka berdua berjalan bergandengan menuju singgasana sederhana di ujung sana. Di depan mereka Colby Jr. berjalan layaknya pangeran dengan suite kebanggan. Tepuk tangan tamu undangan yang sebagian besar adalah kawan Eleanor dan Albert yang menempati sisi kiri. Juga teman-teman Albe hanya ada puluhan sepertinya, berada di barisan sebelah kanan. “Yang, banyak sekali tamunya,” bisik Naima. Ia tentu gugup walau terlihat bahagia. “Rileks, Baby. Anggap saja mereka bukan apa-apa,” ucap Albe tak kalah pelan, meng

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 205. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Naima mengekori Albe saat lelaki itu mengunjungi sebuah gedung pusat rehabilitasi, sudah 4 hari berlalu sejak pembicaraan singkat mereka. Alberico sudah menjelaskan pada Naima bagaimana kondisi Chloe. Depresi dan narkoba yang sudah meresahkan. Kesenyapan dan wajah sendu Colby saat sendiri adalah bentuk kesedihannya. Chloe sangat menyayangi anak kecil itu, tapi waktunya tersita saat pengaruh obat menguasai tubuh. Meninggalkan Colby dalam kesunyian, sementara Nanny Smith tak bisa 24 jam bersama. Setiap hari, Naima dan Albe mengajak Colby bertamasya dan melakukan banyak kegiatan yang dapat mengurangi rasa sedih dan kesepian anak berumur 6 tahun itu. Saat menanyakan keberadaan sang ibu, Naima mengatakan Chloe sedang sakit dan harus di rawat. Colby Jr. yanga bosan dengan rumah sakit memilih berdiam diri di rumah. Jadwal bermain dengan dokter masih beberapa hari lagi, ia tak mau datang ke tempat yang tidak menyenangkan itu. Maka, di sinilah mereka berdua. Tanpa Colby Jr. Mereka berada

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 204. Ikhlas

    Mobil Pria bernama Pete itu segera melaju dengan kencang. Colby berlari dan memeluk wanita berkulit hitam yang Naima asumsikan adalah Nanny Smith-nya. “Nanny, ada apa dengan Mom? Kenapa dia selalu seperti itu?” tanya Colby dengan air mata yang membanjiri pipinya. “Oh Boy, Mommy hanya kecapean saja. Ayo aku gendong, kau perlu tidur.” Wanita itu mengangkat Colby kedalam gendongannya. Lalu berpaling pada Naima dan tersenyum. “Hai, Aku Nanny Smith kamu kekasihnya Rico?” Nanny Smith mengulurakn tangannya. Naima menyambut uluran tangan itu dan meralat, “aku istrinya.” “Oh, maaf. Aku tidak tahu. Ayo kita masuk, kita akan ngobrol nanti setelah laki-laki kuat ini tidur siang. Naima mengangguk, ia juga butuh merebahkan diri. Saat masuk ke dalam rumah, Naima menyempatkan melihat Granny di kamarnya, wanita itu sedang tidur dan tak terganggu dengan keributan yang terjadi tadi. Naima memilih ke beranda belakang, ada sofa yang terlihat nyaman di sudut dengan bantal-bantal yang menghiasi juga

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 203. BUKAN SEBUAH AKHIR

    “Mommy!” Colby Jr. turun dari sofa dan berlari memeluk ibunya yang baru pulang bekerja. Menurut informasi yang Albe terima dari ibunya, Chloe bekerja sebagai manajer di departemen store di kota Hampton. “Hello Boy, istirahatlah ke kamarmu.” Chloe memperhatikan Albe dengan raut penuh kerinduan, Naima berdiri mendekati Albe yang terlihat emosi. Menggenggam lengan yang sudah terkepal dan mengelus lengan atasnya naik turun. Ia tersenyum manis pada suaminya. “ Hai Rico! Kejutan dan wow, aku tak tahu harus mengucapkan apa? Selamat datang Ok?” sorak Chloe dengan mata berkaca-kaca juga bertepuk tangan sekali lalu menautkan jemarinya pada jemari tangan lainnya. “Hai Chloe, sangat mengejutkan bukan?” kata Albe terdengar dingin. “Aku memang terkejut dengan apa yang aku temukan saat bertemu dengan keponakan pintarku. Maka dari itu kami membuat kesepakatan. Apa kau keberatan?” Albe benar-benar tanpa basa-basi, Naima melihat suaminya seperti itu menjadi sedikit khawatir. Apa trauma Albe muncul se

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 202. PANGGIL AKU PAMAN

    “Itu Colby, aku rasa.” Albe memberi tahu Naima yang masih berdiri di tengah tangga bersamanya. “Hai Boy! Apa kamu yang bernama Colby?” tanya Albe turun dari tangga, memperhatikan anak kecil yang terlihat mengamati Albe. “Yeah, itu aku. Dan kamu Daddyku bukan? Mom selalu menceritakan dirimu dan menunjukkan fotomu." Albe mendengkus, lalu menyalami anak kecil itu. “Kita belum berkenalan, namaku Alberico Steinson. Dan kau tahu? Ayahmu bermarga berbeda denganku, namanya Colby East Stone. Bukankah namamu Colby Jr Stone? Kemarilah.” Albe menarik anak kecil itu untuk ikut ke atas. Albe melihat raut istrinya yang tak terbaca hanya tersenyum. “Aku akan menyelesaikan ini, tolong percaya

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 201. GRANNY

    Pagi yang sibuk untuk Naima dan Albe, Eleanor sudah menyiapkan beberapa kotak makanan untuk di bawa ke New Jersey. Wanita cantik itu beralasan, Mamanya selalu merindukan masakan putri satu-satunya. Albe hanya mengendik tanpa berkomentar, sementara Albert yangs edang membaca berita di tabletnya tidak berkomentar banyak. Mereka berangkat dengan Tesla model X. Saat Naima menuju carport, ia di buat takjub dengan jenis mobil yang tak biasa. Mobil keluarga Albe tidak ada yang type sedan, APV dengan kapasitas besar sepertinya adalah yang terfavorit untuk mereka. “Ada apa, Sweetheart?” Albe yang datang membawa koper berisi baju mereka heran dengan Naima yang bengong di hadapan beberapa mobil yang berjajar rapi. “Aku tidak tahu mana yang akan kau pilih untuk perjalanan kita, Sayang. Kau bilang yang sesuai dengan seleramu, dan yang aku lihat semua adalah seleramu.” Naima menolehkan kepalanya pada Albe yang menuju cabinet kecil yang tertempel di dinding. Untuk membuka cabinet itu menggunakan

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 200. MENGSEDU

    Naima jatuh di atas tubuh suaminya, beberapa orang yang lewat membantu Naima untuk bangkit, baru setelahnya Albe. Jalanan licin sedikit menyuitkan pria itu untuk berdiri. Pemuda yang kehilangan kendali saat berseluncur dengan skateboardnya berlari dengan panik. “Apa kalian terluka?” tanya pemuda itu dengan menenteng papan kayu di sebelah tangannya. “Kuharap tidak, lain kali berhati-hatilah. Atau kau akan mendapatkan hukuman,” ucap Albe menepuk pundak pemuda tadi. “Kau tidak apa-apa, Baby?” tanya Albe pada Naima yang terlihat syok, ia masih bersandar di dinding toko yang sudah tutup. Naima menutup mukanya dengan tangan, perutnya sedikit tegang tadi dan itu sangat tak nyaman. Naima meraih tangan Albe lalu memasukkan pada mantel tebal yang ia gunakan. Albe paham dan mengelus perut istrinya beberapa kali. Wanita it menyandarkan keningnya di dada Albe, dia dan calon anakknya sudah mengalami beberapa lagi tragedi dan itu membuatnya sedikit trauma. “Apa kau mau aku panggilkan Daddy su

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 199. GAUN

    “Tidak bisa, Dad! Uang yang dia pakai sangat banyak, aku tak bisa merelakan begitu saja. Aku harus mendatangkan alat gym termutakhir untuk cabang di Pluit. Gedungnya sudah siap, hanya untuk mendatangkan alatnya saja. Uangnya masih kurang.” Tolakan Albe yang menggebu membuat Albert memicing, Moma mengedip pada Naima. Perempuan hamil itu paham, lalu mengikuti mertuanya untuk masuk ke dalam ruangan kerja yang sedikit ke arah depan. “Mereka akan sangat lama dan membosankan jika membahas soal -BISNIS-, kita di sini saja. Bagaimana kalau kita mencari gaun untuk acara kalian, aku ingin melihatmu memakai gaun pengantin, Sayang.” Moma mengambil tabletnya yang berukuran besar. Membawa ke arah sofa di mana Naima duduk dan menyandarkan punggungnya. “Apa saudara Moma banyak? Atau rekan juga kerabat?” tanya Naima, iris beningnya mengikuti gerakan sang mertua.

  • PERTAMA UNTUK NAIMA   Chapt 198. KEPUTUSAN

    "Aku tidak tahu, Hun. Bagaimana kalau kita ikuti kemauan Moma aja? Aku takut mengecewakannya," usul Naima. Albe hanya mengendik, lalu menarik jemari istrinya. “Sebaiknya kita bicarakan bersama, supaya yang menjadi resepsi impianmu juga bisa terwujud, Baby. Ini pesta untuk kita bukan? Aku ingin kau juga mengutarakan keinginanmu. Hilangkanlah rasa sungkanmu itu, Sweetheart. Kadang aku tidak nyaman dengan sifatmu itu,” ucap Albe mengecup jari istrinya. Naima menghela napas, bukan maksudnya untuk membuat Albe tidak nyaman. Tapi, bagaimana keinginan hatinya bahkan Naima tidak mengerti. Ia menerima apa yang

DMCA.com Protection Status