“Panggil namaku, Nar!” perintah Ardi tepat di telinga Narnia, sementara tangannya terus memainkan organ intim Narnia dengan lihai dengan tempo sedang.
“Ahhh… Ardi….” Narnia mendesah dan menyebutkan nama Ardi dengan mata sendu dan manja. Tubuhnya semakin terbakar oleh gairah.
Ardi tersenyum, di ciumnya pipi Narnia dengan sapuan lembut. sembari mengeluarkan pen*snya dari dalam celana.
“Siap-siap, Nar.”
Narnia menggigit bibirnya, berusaha menahan desahan yang selalu lolos dari mulutnya. Semua semakin sulit, saat Ardi memberikan penetrasi yang begitu sulit di kendalikan oleh Narnia. Semua semakin intens.
Seketika tubuh Narnia menjadi kaku, saat Ardi melakukan penetrasinya. Narnia merasakan rudal Ardi masuk begitu dalam di liangnya.
“Ahhh…” Narnia menggigit bibirnya, berusaha menahan desahan yang selalu lolos dari mulutnya. Semua semakin sulit, saat Ardi memberikan penetra
Darwin menatapi Narnia dengan tatapan rumit.“Apakah Narnia tahu?” batin Darwin yang menerkah-nerkah.“Ada apa?” tanya Narnia tetiba.“Tidak apa, aku hanya berpikir kenapa kamu mau berhenti kuliah?” tanya Darwin tetiba.“Aku rasa keputusan aku kembali ke Jakarta merupakan keputusan salah?” ucap Narnia dengan senyuman palsu.“Lain kali kita bahas, kamu makan duluan! Aku mau kembali ke tempat Anton dulu,” pamit Darwin tetiba. Karena apa yang di katakan oleh Narnia memang benar. Keputusan kembali ke Jakarta merupakan keputusan yang salah.Suara setan itu semakin terdengar nyaring di hati Darwin seiringi bergantian jam.“Sial, kenapa jadi seperti ini?” batin Darwin yang berusaha melawan bisikkan setan tersebut.Sementara itu Adam yang kini berhianat sementara kepada dukun Joko. Menjadi sekutu dukun Tri, ia menumbalkan kedua pria yang merupakan teman Ardi. Semua
Adam melemparkan baju kepada Narnia yang terbaring tidak berdaya di kursi penumpang dengan kedua kaki mengangkang lebar dan tetesan lendir asih keluar dari dalam liang. tidak lupa sebungkus tissue basah di lemparkan oleh Adam ke atas badan Narnia.“Bersihkan tubuhmu dan akan ku antar kau pulang,” perintah Adam.Narnia menurut dengan pikiran kosong. Ia melakukan apa yang di perintahkan Adam padanya. Melap tubuhnya sampai bersih dan memakai daster tanpa memakai dalaman.Sesampai di tempat kosan, Narnia di turunkan oleh Adam.Darwin yang sedari menunggu Narnia berjam-jam, melihat Narnia berdiri seperti orang kebinggungan di gerbang kosan pada malam hari. Ia segera menghampiri Narnia dan mengusap wajah Narnia sesat.Narnia tersadar, ia melihat sekelilingnya. Takut dengan pikiran orang yang macam-macam, Darwin menarik Narnia ke dalam kosannya.“Apa yang terjadi Nar?” tanya Darwin yang heran dengan tingkah Narnia yang lingl
“Pertemuan kalian sampai sini. kali ini, aku bebaskan kalian semua dan malam purnama selanjutnya. Kita akan ketemu lagi,” ucap dukun Joko yang menutup pintu dunia setan dengan hentakkan kakinya. Anton yakin, semua itu hanya ilusi dan tidak ada manusia yang bisa membuka pintu dunia setan. Kecuali manusia itu sudah di tipu setan dan memperlihatkan dunia setan palsu kepada manusia tersebut.Darwin berlari ke arah pusar lingkaran mantra dan mengais-gais tanah dengan kedua tangannya. ia berusaha untuk membebaskan jiwa sang kakak tiri.Anton berlari ke arah Darwin untuk menyadarkan apa yang di lakukan oleh Darwin. Mereka merupakan keberadaan Narnia yang telah di culik oleh Lala.Awalnya Narnia mengira ibu tirinya akan menyelamatkannya, ternyata ia salah besar. Kini ia berada di salah satu ruangan khusus yang berisi para wanita dari berbagai kalangan yang mendesah dengan suara merdu dan ada ember hitam di bawah tempat mereka di ikat. Sekali lihat, Narnia su
Selesai memuntahkan semua paku dan pecahan kaca. Dukun Joko langsung mencari tahu siapa pelakunya. yang sengaja mencari masalah dengannya. “Kurang ajar, lagi-lagi kau lagi?” pekik dukun Joko mengila. Ia berusaha mengirimkan serangan balasannya. Tapi hasilnya selalu gagal. Dukun Tri terkekeh geli, melihat kegagalan dukun Joko yang gagal menyerangnya. “Kau itu pecundang,” cibir dukun Tri yang melihat penderitaan dukun Joko. “Untuk sekarang, aku bisa santai dulu dan melihat situasi. Hmmm bagaimana kabar Andika?” gumam dukun Tri sambil berjalan ke arah satu ruangan. Di mana Adam ada di dalam ruangan yang terhubung kedunia gaib untuk menjalani ritual penghapusan mantra pengikat. “Kedepannya, orang ini akan berguna untukku.” Adam yang di dalam sebuah ruangan khusus yang menghubungkan dengan dunia lain. Menjalani ritual yang di pandu oleh nenek tua yang merupakan perantara dukun Tri dengan tuannya. *** Narnia yang sudah
Pencarian Ardi kepada keberadaan Adam berakhir dengan hasil yang sia-sia, Adam seperti di telan bumi dan tiada kabar sama sekali.“Sial, kemana sih itu orang?” decak Ardi yang semakin miskin dan rencana untuk memeras Adam juga tinggal mimpi.Di tengah kepurukan Ardi menghadapi keuangan dan meninggalnya sang ibu yang di duga sebagai perdangangan wanita membuat Ardi semakin mendapatkan cap negative di kampus. Bahkan hubungannya dengan Wina juga berakhir, karena tidak di restui oleh orang tua Wina. dengab alasan karena latar belakang keluarga Ardi, terutama kasus ibunya.Sedangkan Herman sudah pindah jauh dari Jakarta dengan membawa semua uang yang tersisa. Ia seakan menghilang bagaikan telan bumi juga. Untuk menghindari gosip-gosip yang di timbulkan oleh Lala. sehingga banyak yang percaya, Herman berlibur di luar negeri dan tidak tahu kapan kembali.Sebaliknya dukun Joko semakin murkah, ia berusaha mengumpulkan semua kekuatanny
Ardi hanya tersenyum miring dengan apa yang di katakan oleh dukun Joko.“Jangan lupa, lakukan dengan hati-hati!” perintah dukun Joko yang kembali mengingatkan Ardi atas apa yang akan di lakukan oleh Ardi setelah pulang dari tempatnya. karena Ardi orang yang sedikit cerobah, alis mirip dengan Lala yang mati mengenaskan.“Ok, akan ku ingat!” balas Ardi dengan nada bodohnya dan ia segera kembali ke apertemen milik Adam.Sejak Adam menghilang setahun Lalu, Ardi mulai menepati apertemen Adam dan kini mengklaim menjadi miliknya.“Akan ku buat kau kembali ke sini,” gumam Ardi dengan nada jahatnya. Tetiba ia ingin membalas sakit hati kepada Wina juga. Karena mencampakkan dirinya atas kasus ibunya.“Kalian dua jalang, lihat saja pembalasanku. Tak akan ku biarkan kalian lolos kali ini,” ucap Ardi dengan semangatnya.Ibarat cinta di tolak, dukun bertindak. Itulah yang kini di lakukan oleh Ardi kepada Wina
“Masa bodoh, bukan urusanku. Kau yang memulai dan silahkan di nikmati,” ucap Ardi melihat Wina di siksa oleh jenglot tersebut berapa ronde hingga Wina tidak bisa mendesah lagi. karena kelehan mendesah dan bergoyang.Mata Ardi melihat sosok jenglot kembali mengecil seperti ukuran sedia kala. kemudian, Ardi mengambil jenglot itu kembali ke dalam kediamannya.***Di pagi Hari, Wina terbangun dengan tubuh lelah dan melihat sekitarnya. Kemudian ia baru sadar, tubuhnya telanjang bulat.“Kok telanjang? Perasaan kemarin pakai baju deh?” gumam Wina yang melihat piyamanya yang tergeletak di sudut ruangan kamar.“Mungkin hanya perasaanku saja,” ucap Wina yang berjalan ke arah kamar mandi.Selesai mandi, Wina bergegas ke pergi kuliah dan seperti biasanya. Ia masuk kuliah tanpa terlambat sedikitpun dan kali ini ia kaget melihat Narnia ada di dalam kelasnya sebagai murid pindahan.Narnia juga menatapi Wina
“Bagus hebat dan suara desahanmu sungguh sexy,” puji Budi yang menatapi Wina yang masih bernafas terengah-engah. Setelah mendapatkan pelepasan.Budi langsung berpaling dan menghadap Wina. Kemudian tangan keriputnya, Budi menarik celana dalam Wina ke atas. Sampai garis lubang inti Wina tercetak di sana. Saking eratnya tarikkan celana dalam Wina ke bagian atas.“Ahhhh…. Ahhhh ahhhh….” Desah Wina yang menikmati posisi celana dalamnya yang di geser-geser oleh Om Budi. Hingga celana dalam itu basah kuyup oleh cairan pelepasannya barusan.“Sepertinya kamu menikmatinya,” ucap Budi yang masih mengesekkan celana dalam itu berulang-ulang kali dan sebelah tangannya mulai meremas salah satu dada Wina dengan sensual.“Ahhhh…..” desah Wina dengan suara merdunya. Saat gesekkan celana dalamnya di gantikan dengan jari kasar yang kini menyiksa liangnya.“Ahhh .. Om…” lirih Wina y
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar