“Masa bodoh, bukan urusanku. Kau yang memulai dan silahkan di nikmati,” ucap Ardi melihat Wina di siksa oleh jenglot tersebut berapa ronde hingga Wina tidak bisa mendesah lagi. karena kelehan mendesah dan bergoyang.
Mata Ardi melihat sosok jenglot kembali mengecil seperti ukuran sedia kala. kemudian, Ardi mengambil jenglot itu kembali ke dalam kediamannya.
***
Di pagi Hari, Wina terbangun dengan tubuh lelah dan melihat sekitarnya. Kemudian ia baru sadar, tubuhnya telanjang bulat.
“Kok telanjang? Perasaan kemarin pakai baju deh?” gumam Wina yang melihat piyamanya yang tergeletak di sudut ruangan kamar.
“Mungkin hanya perasaanku saja,” ucap Wina yang berjalan ke arah kamar mandi.
Selesai mandi, Wina bergegas ke pergi kuliah dan seperti biasanya. Ia masuk kuliah tanpa terlambat sedikitpun dan kali ini ia kaget melihat Narnia ada di dalam kelasnya sebagai murid pindahan.
Narnia juga menatapi Wina
“Bagus hebat dan suara desahanmu sungguh sexy,” puji Budi yang menatapi Wina yang masih bernafas terengah-engah. Setelah mendapatkan pelepasan.Budi langsung berpaling dan menghadap Wina. Kemudian tangan keriputnya, Budi menarik celana dalam Wina ke atas. Sampai garis lubang inti Wina tercetak di sana. Saking eratnya tarikkan celana dalam Wina ke bagian atas.“Ahhhh…. Ahhhh ahhhh….” Desah Wina yang menikmati posisi celana dalamnya yang di geser-geser oleh Om Budi. Hingga celana dalam itu basah kuyup oleh cairan pelepasannya barusan.“Sepertinya kamu menikmatinya,” ucap Budi yang masih mengesekkan celana dalam itu berulang-ulang kali dan sebelah tangannya mulai meremas salah satu dada Wina dengan sensual.“Ahhhh…..” desah Wina dengan suara merdunya. Saat gesekkan celana dalamnya di gantikan dengan jari kasar yang kini menyiksa liangnya.“Ahhh .. Om…” lirih Wina y
Di luar, dua pria sudah masuk ke dalam apertemen dengan hati riang gembira.“Kau yang masak di dapur,” perintah salah satu pria kepada Budi. Karena ia dan rekannya mau bersenang-senang hari ini.Budi agak ragu, tapi ia tidak bisa membantah. Karena sama-sama terlibat dalam persugihan. Dengan langkah berat, Budi meninggalkan kediamannya.Kedua pria itu mulai saling menjilati bibir masing-masing. Untuk memuluskan aksinya, mereka menutup tirai aperteman dan mematikan lampu di lampu di dalam ruangan. Termasuk lampu di dalam kamar mandi. di mana Wina sedang mandi di dalam.Wina yang sedang memakai sabun, terkejut dengan lampu yang mati yang mendadak.“Om.. kok lampunya mati?” tanya Wina yang penasaran.“Bentar ya, om cek dulu. Tapi sebelum itu kita main-main sebentar,” ucap salah satu pria yang meniru suara Budi.Wina mengerutkan dahinya, walau air shower mengalir membasahi tubuhnya. Tapi ia tidak suka de
Sementara itu di rumah sakit swasta, sebuah tamparan penuh kemarahan. melayang di wajah cantik Wina yang baru sadar dari kecelakaan yang menimpahnya.Plak.Sang Ayah murkah hebat, saat mengetahui apa yang di katakan oleh pihak kepolisian. Bahwa Wina di temukan di lokasi kejadian dengan posisi tubuh masih melakukan persetubuhan dengan salah satu korban di lokasi kecelakaan. yang kemungkinan menjadi pelaku penabrakkan pada mobil di depan. karena tidak fokus menyetir sambil melakukan hubungan suami istri.Tap Tap Tap TapLangkah seorang wanita berjalan begitu nyaring saat masuk ke dalam kamar pasien yang di huni empat orang setiap kamar.“Dasar pembunuh…” pekik istri Budi yang masuk ke dalam ruangan rawat inap dan mencakar-cakar tubuh Wina yang masih binggung dengan memegang salah satu pipinya yang terasa panas oleh tamparan ayahnya.Wina yang baru sadar, terlambat menghindar dan menerima banyak cakaran di wajah dan di tubuhn
Ardi melihat ke arah Andika yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya. bertingkah seperti orang yang akan melakukan pencurian di rumah mewah.“Dukun Joko, langanan bokap gue dulu. Tapi aku baru ikut dia sekarang sambil mencari-cari tahu,” ucap Ardi yang membocorkan rahasianya.Andika mengerutkan dahinya semakin dalam.“Jangan bertanya padaku soal lainnya, karena aku tidak tahu. Di antara kami berempat, hanya aku yang tidak ikut persugihan tumbal atau persugihan makanan berlendir.”Andika masih menyimak apa kata Ardi dan tetiba ia merasa aneh. Ketika mendengar kata berempat dan hanya ia tidak mengikuti persugihan."Herman, Lala, Ardi dan satu siapa lagi?" batin Andika.“Om, kau jangan aneh-aneh di sini. Mendingan kau pulang aja, daripada mati konyol di sini!” perintah Ardi yang semakin menjauhi Andika yang sibuk berpikir.Andika tidak terima dengan Ardi yang seenak memerintahnya.&ldqu
Andika terdiam. ia tidak bisa membalas perkataan Ardi. Karena ini semua kesalahan dan kecerobohannya. yang menyebabkan putri tercintanya menjadi korban atas keegoisanya selama ini.“Kau dan ayahku sama-sama bajingan. Menggunakan tumbal demi kesuksesan usaha? Tak heran bayarannya adalah orang terdekat,” cibir Ardi yang langsung turun dari motor dan menarik Narnia menjauh dari Andika.“Aku…” Andika berusaha membela dirinya. Tetapi ia sadar, apa yang di katakan oleh Ardi memang benar semua. Ia tidak beda jauh dengan Herman. Sama-sama menggunakan barang haram demi sebuah kesuksesan dan sekaligus pria bajingan.“Kau benar, aku salah. Kali ini biarkan aku antar kalian keluar dari sini,” tawar Andika yang dengan berat hati di terima oleh Ardi.“Cepat naik,” perintah Ardi kepada narnia yang sedikit linglung, karena tali yang menempel di tubuhnya mulai bergerak.Melihat sikap Narnia yang tidak bia
Ingatan Darwin berputar ke masa lalu, saat ia masih sekolah kelas satu Sma. Ayahnya begitu sibuk mencari para target wanita yang sesuai dengan kriteria sang kakak tiri untuk di tumbalkan, hingga suatu hari ada pihak kepolisian yang curiga dengan ayahnya yang katanya ada hubungan dengan para wanita yang hilang belakangan ini. Berapa polisi masuk ke dalam rumah untuk memeriksa dan menanyakan keberadaan ayahnya, tapi hasilnya selalu gagal dan berapa hari kemudia ayahnya di temukan meninggal di salah satu gunung angker yang terkenal dengan banyaknya orang mencari ilmu sesat di sana. Tapi jasad para wanita tidak di temukan di sana. Jasad ayahnya sempat di otopsi dan perkiraan kematian sudah setengah tahun. Sedangkan para wanita menghilang dua atau tiga bulan. Dari hasil penyelidikkan itu, polisi memutuskan ayahnya tidak bersalah tapi Darwin yang yakin. Ayahnya sudah menumbalkan para wanita itu dan
Penyesalan selalu datang terlambat saat orang yang tercinta meninggal akibat keegoisan dan nafsu duniawi. Itulah yang di rasakan oleh Andika yang memilih jalan sesat dan janji setan hanyala janji palsu yang tidak ada cahaya dalam diri setan. yang akhirnya menumbalkan orang yang paling di cintainya dalam kehidupan ini."Aku tidak akan biarkan kalian menghancurkan usahaku," pekik dukun Joko yang murkah dengan apa yang di lakukan oleh Darwin di dunia para iblis yang ia ciptakan dari tumbal-tumbal persugihan selama bertahun-tahun ini.Darwin tidak peduli dengan ancaman dukun Joko. Ia terus berjalan ke pusat dunia setan dengan setiap iringan doa yang ia sendungkan.Aksi Darwin membuat dukun Joko semakin murkah. Ia menarik benang laba-laba di tubuh Narnia dan hasilnya tubuh Narnia terangkat di hadapannya."Sial, dukun cabul masih hidup rupanya?" decak Ardi kesal.Ardi semakin memanjat sampai ke atas untuk merebut tubuh Narnia kembali dari duk
Tri menampakkan senyuman jahatnya, ia sengaja membuat laba-laba betina itu berjalan mutar-mutar sedari tadi. Karena benang laba-laba yang di keluarkan. Kebanyakkan sudah membungkus sekitarnya dengan kata lain, laba-laba betina itu tidak mmenyadari apa yang di lakukan kedua pemuda di area bawah. Yang merupakan tempat laba-laba betina menyimpan bola mata. *** Satu demi satu mata sudah di hancurkan oleh Ardi dan kini ia sudah kewalahan. Begitu juga dengan Darwin yang tidak bisa mengeluarkan suara lagi dari mulutnya. Pita suaranya terasa sesak dan sakit. Hosh hosh hosh… Nafas keduanya tersengal-sengal dan pandangan Ardi semakin kabur. Ia sungguh kelelahan dan kehausan juga. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. “Ini kah karma yang harus aku tanggung?” batin Ardi. Darwin melihat ke arah Ardi yang duduk bersandar di salah satu batu dengan wajah pucat. “Sisa empat mata lagi,” ucap Darwin dengan suara kecil dan serak. Mata Ardi
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar