Ahli-ahli menjawab, dukun tua itu meminta Adam untuk segera pulang sebelum jam 7 malam untuk mandi bunga 7 jenis.Awalnya Adam ingin menolak tawaran tersebut. Karena hari masih siang, Tapi ia berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba daripada berdiam diri.Melihat dukun tua itu masih dengan wajah datar, Adam pamit untuk pulang dan ia tidak lupa menyerahkan uang kepada wanita tua tersebut. Wanita tua yang mengantar Adam keluar dari pagar rumah bambu, ia menatapi uang yang di berikan oleh Adam dengan tatapan kaget bercampur aduk. Pasalnya hawa uang tersebut terasa berbeda dengan uang biasanya.Sesampai di apartemen, Adam memilih untuk mempraktekan apa yang di katakan oleh dukun tersebut. Bahkan ia juga mengambil cuti sekolah dengan alasan sakit cacat air.***Di sekolah swasta, Narnia masuk tergesah-gesah ke dalam grup misteri dan berbaring di lantai dengan nafas ngos-ngosan. Narnia sangat binggung, kenapa ia merasa tentram di dalam ruangan ini yang jelas-jelas sangat kumuh dan jelek. B
Narnia kembali berpikir dengan penjelasan Darwin yang tentang persugihan.“Selain dengan dua cara tersebut, apakah ada cara lain lagi untuk persugihan makanan?” tanya Narnia tetiba, karena ia teringat berapa kali Ardi atau Adam menguras lendirnya dan di tampung di salah satu wadah plastik. Saat persetubuhan mereka semakin panas hingga berapa ronde.“Banyak cara, seperti mengunakan darah haid untuk mie ayam. Kuah dengan celana dalam yang sudah di pakai dan lendir dari persetubuhan hubungan intim. Semua itu bisa di pakai untuk perlaris makanan dan tidak ada yang tahu, jika di olah dengan benar oleh yang melakukan persugihan tersebut,” jelas Darwin dengan mata menyipitnya, ketika tubuh Narnia bergetar hebat dan hampir menangis dengan kedua tangan memeluk tubuh sendiri."Aku..... aku... aku.." ucap Narnia berbata-bata ketakutan.Darwin mengenggam tangan Narnia dengan lembut."Semua itu bisa lepas, asal kamu kembali ke jalan Tuhan walau berat. hidup di jalan Tuhan lebih menyenangkan dan seb
"Semuanya, buat mereka hidup dengan sengan dan mati tidak mahu. Aku ingin mereka membayar kesalahan berlipat-lipatnya pada putriku,” balas Andika yang masih dengan nada dendam kesumatnya."Baiklah," balas dukun Tri yang semakin ingin memperdalam kesaktian.Andika mengetahui laporan dari pihak kepolisian, bahwa mereka menemukan berapa pelaku. Tapi karena bukti tidak kuat, hingga hukum tidak bisa menjerat mereka.“Jika hukum tidak bisa di jeret, maka biarkan hukum gaib yang menjerat kalian. Aku ingin kalian merasakan lebih dari sebuah kematian,” seru Andika dengan suara kerasnya yang membuat dukun Tri ternganga dengan bunga melati berjatuhan di atas kemenyan yang di bakar.Bagi dukun Tri, ini pertama kali ia mendapatkan pelanggan yang benar-benar mempunyai dendam kesumat setinggi itu.“Jiwa manusia yang sungguh kotor,” batin dukun Tri dengan mengelengkan kepalanya. karena ia mempunyai dua jalan yang berbeda dengan manusia lainnya.Andika pulang dengan hati riang gembira. kali ini ia perg
"Lebih baik kalian pergi dengan baik-baik dan tidak perlu bekerja dengan manusia, sebelum kalian aku bakar hidup-hidup!" perintah Darwin yang tidak main-main dengan ancaman.“Manusia sombong jangan banyak bertingkah kau. Kau kira bisa mengalahkan kami"” ucap salah satu kuntilanak yang songong.Darwin tersenyum penuh kemenangan, sebentar lagi semua toa akan berbunyi yang merupakan doa paling kuat untuk membakar para kuntilanak yang banyak tingkah.“Tidakkkk……….” Pekik para kuntilanak yang terbakar semuanya dengan penderitaan menghiasi setiap jeritan.Para jin mulai meniru suara Ardi, Lala, Herman dan Adam untuk membuat hati Narnia goyah.Sayangnya, sebuah suara terus meminta Narnia tetap bertahan dan tidak membuka mata. Suara yang sangat di rindukan oleh Narnia selama ini.“Siapa?” batin Narnia dan setetes air matanya langsung jatuh membasahi punggung Darwin.Melihat usahanya gagal, para Jin memilih pergi. Sebelum bernasib na’as seperti para kuntilanak bodoh tersebut.Hening dalam waktu
Darwin masih diam. ia menatapi isi closet yang merupakan bekas muntahan Narnia yang berupa cacing, darah kental, kecoa hitam dan berapa jarum.“Jangan buka mata, berusaha untuk tenang dan keluarkan semuanya!” perintah Darwin yang masih menutupi kedua mata Narnia.Narnia mengangguk paham, ia kembali muntah dengan hebat. Bersamaan cairan seperti air seni keluar dalam jumlah banyak melalui liangnya.Ada rasa malu di dalam hati Narnia, tapi kini ia lebih fokus mengeluarkan semua isi perut yang terasa menganjar.Gelang di tangan Narnia mulai bereksi terhadap aroma amis yang kental berbau mistik.BrukkkkDukun Joko terlempar jauh. Hingga dinding rumahnya jebol dan berapa peralatan persugihan untuk menyambut tumbal banyak yang retak dan berterbangan.“Keparat,” umpat dukun Joko yang tidak mampu mengatasi serangan balasan secara mendadak seperti ini.Serangan seperti ini bukan dari dukun Tri, melainkan dari orang yang sudah memilih jalan tuhan dan mengabdikan seluruh hidupnya dalam doa untuk m
Darwin menyelesaikan mandinya dengan cepat, ia segera memakai baju dan menarik Narnia untuk turun dari atas ranjang dengan meninggalkan tas Narnia yang di duga oleh Darwin sudah tersusup sesuatu. Sehingga di manapun Narnia berada, akan cepat ketahuan. Buktinya saja, jiwa kakaknya yang terkurung di kamar selama enam tahun bisa keluar dari dalam kamar. Jika bukan karena dukun Joko mengunakan segala cara untuk mendapatkan tumbalnya untuk persugihan.Narnia mengikuti Darwin keluar dari kamar secara tergesah-gesah.“Lo paman sama pacarnya?” sahut anak-anak yang masih polos. Karena anak-anak di dekat rumah Darwin pada mengenal siapa Darwin.“Heiii… anak bandel, sudah waktunya kembali kerumah. berhenti mengolok-olok paman,” ucap Darwin yang berusaha mengejar anak-anak yang mengejeknya.Narnia hanya berdiri mematung dan melihat tingkah Darwin.Setelah semua anak-anak pergi, Darwin menghidupkan motornya untuk memboceng Narnia ke tempat Anton yang merupakan anak seorang ustad.“Kita mau kemana?”
Kedatangan Adam di sambut oleh seorang wanita tua dengan pakaian lusuh.“Silahkan masuk dari sini,” ucap wanita tua yang mempersilahkan Adam memasuki salah satu lorong dengan nuasa kental hawa dunia lain.Sesampai di salah satu pintu yang di cat serba hitam, wanita tua itu membukakan pintu dan menyuruh Adam masuk ke dalam.“Ada yang bisa saya bantu?” tanya sang dukun yang kurang menyakinkan itu.“Ya, saya punya masalah mengenai pen*s yang menghitam setengah dan apa ada solusinya?” tanya Adam yang mengeluarkan pen*snya dari dalam celana.Mata sang dukun menatapi kepala hingga setengah pen*snya yang menghitam dengan tatapan seirus.Sang dukun mulai membaca salah satu mantra untuk melihat apa yang sebenarya terjadi, tapi mantranya kurang kuat untuk menembes ilmu persugihan tumbal yang di pasang oleh penyerang.“Saya lepas tangan, orang menyerang anda sungguh hebat. Ini adalah ilmu pembalasan dendam, coba anda pikir baik-baik. Apakah ada yang dendam dengan anda, sampai memilih jalan terakh
“Gila, benar-benar enak?” ucap teman Ardi yang di layani oleh dua jalang ahli yang satu blow job dan satunya membiarkan intinya di jilati oleh bibir teman Ardi. Tak ada yang tahu, jalang itu mengambil bulu kemaluan dan cairan spe*ma yang mucrat keluar dari batangnya.Adam duduk di dalam mobil, sembari melihat jam di dalam ponselnya dengan tidak sabaran. Semenit, bagaikan setahun untuk Adam yang kini mengalami siksaan.“Sial, tidak bisa lebih cepat kah,” ucap Adam yang menyewa sepuluh jalang buat melayani ke lima teman Ardi yang memang nafsuan tinggAdam masih bolak-balik melihat jam tangannya dan seorang perwakilan jalang mengetuk pintu mobil Adam. Melihat wajah jalang yang menutup pintu mobilnya, Adam segera memakai wajah silicon dan rambut palsu. Ia membuka pintu jendela untuk menerima botol plastik yang berisi sperm* dan bulu kemaluan yang mengampung di atasnya.“Mana uangnya?” tanya si jalang yang tidak sabaran. Tanpa balasan, Adam mengeluarkan 10 ikat uang dengan menyerahkan kepa
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar