"Tunggu," gumam Darwin sesat.Langkah Adam terhenti."Soal mata laba-laba itu. apa benar aat itu ada delapan yang sudah di hancurkan Ardi?" gumam Darwin sembari mengingat ulang kejadian hampir dua tahun lalu."Yang kalian hancurkan ada enam. bukan delapan dan satu di mata kepala desa dan satu di bawah gunung ini," jelas Adam yang menampakan wajah pucatnya.Rasa takut menyusup lagi di dalam hati Darwin.Adam langsung mengambil sosok Anton dan mengait tangan Darwin untuk berjalan bersama-sama melintas semak belukar."Sudah sadarkan, di mana mata kedelapan?" tanya Adam yang memakai sosok Anton."Ya," balas Darwin gugup. ia menelan salivanya dengan gugup. karena ketakutan di dalam hatinya semakin besar."Pantas saja aku
Mata Darwin menatapi jari-jari itu hilang begitu saja. Tapi ia masih tidak berani bergerak. Firasatnya mengatakan makhluk menjijikkan itu masih ada disekitar. jika ia salah langkah, maka akan jadi korban selanjutnya.berapa detik kemudian, Tetiba sebuah tangan mencengkeram pinggang Darwin dari bawah. Tangan yang satunya bergerak perlahan menggores perut, naik ke dada hingga akhirnya mencengkeram bahu darwin. Perlahan-perlahan sebuah wajah yang mengerikan muncul diantara dua tangan itu. Mata Darwin menatap kosong ke mata sosok itu, yang hanya mata kosong itu yang tersisa diwajahnya. Seluruh wajahnya hancur dan bernanah di makan oleh ulat.Dahinya penuh borok-borok besar yang siap meletuskan darah dan nanah kapan saja. Wajah itu terus naik, matanya tetap terpaku ke mata Darwin. Pelan dan pasti sosok itu merayap di perut, naik ke dada, leher dan langsung tepat berada di wajah Darwin. Mata bulat b
Makluk itu yang melihat Darwin sedang diam dan berpikir. ia mulai pelahan-lahan menaikan kepalanya ke udara, menampakkan sisa tubuhnya di atas tanah. Ditempat yang seharusnya leher sekarang nampak hanya tulang. Jaringan urat dan otot yang tampak basah membelit tulang itu. Tampak menggantung jeroan perutnya. Busuk tapi juga berdenyut-denyut.Makhluk itu melayang dua meter dari tanah. Ditingkahi suara tawa serak dari mulutnya ia meluncur kearah Darwin dengan cepat. Darwin yang tak mampu bergerak, aku hanya membelalak ngeri. Tetiba Adam muncul dengan cepat, Adam menangkap tulang yang menggantung dibawah kepala sosok makhluk itu, dibanting ke tanah dan diinjak hingga hancur.Darwin bergidik melihat kejadian barusan. Seperti tidak terjadi apa-apa Adam kembali berjalan meninggalkan Darwin dibelakang.Darwin mengutuk kelemahanya hingga kedua kakinya bergemetar dan membutuhkan waktu beberapa menit untuk
'Braakkkk'Pintu di dorong paksa, berapa pemuda masuk ke dalam untuk menangkap Narnia untuk menjadi tumbal persugihan yang akan di korbankan malam ini."Lepaskan aku," pekik Narnia yang di tarik keluar oleh berapa pemuda desa dan para orang tua di dalam rumah tidak ada yang berani menolongnya. karena takut mendapatkan masalah dengan penduduk setempat.Anton yang tidak terima, berlari mengejar Narnia. tetapi karena perlawanan melawan berapa orang sekaligus. Anton tersungkur di tanah dengan tubuh berdarah. ia tertusuk pisau di bagian paha."Tidak... lepaskan, lepaskan aku..." pekik Narnia yang merontah-rontah yang tidak ingin di bawa pergi ke kaki gunung. di mana ritual akan segera di mulai.Tetapi perlawanan Narnia sia-sia. salah satu pemuda membungkam mulut Narnia dengan obat bius dan Narnia tidak sadarkan diri.
"Siapa lagi yang bosan hidup?" seru Ardi penuh kemarahan.orang-orang yang di dalam ruangan mulai berhamburan keluar dan ada berapa yang berani menantang Ardi untuk bisa menikmati kehangatan celah inti Narnia.Ardi tidak main-main dengan ancamannya. ia meninju wajah, melayangkan tendangan ke arah perut atau ke arah rudal setiap pria. bahkan tidak sengan-segan memotongnya dengan pisau khusus bekas ritual yang pernah ia gunakan untuk menghancurkan mata laba-laba setahun lalu."Tolong," lirih Wina yang meminta pertolongan Ardi. begitu juga dengan para wanita lain yang masih di setubuhi oleh para pria yang sudah tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. selain kenikmatan yang ia dapatkan yang sungguh nikmat dan terasa di surga.Ujung mata Ardi melirik Wina yang menjadi sumber semua malapetaka ini."Bukannya kau suka di perlakukan
Narnia merasakan ciaran menuruni sela pahanya. ia menutup kedua mata dengan nafas terengah-engah. rasa menyesal menyusup di hati Narnia. karena ia terjerat dalam hubungan intim dengan Ardi lagi. Ardi tidak membiarkan Narnia pergi atau di temukan oleh penduduk desa. ia memeluk tubuh Narnia dengan kedua tangan. Sementara ritual persugihan gagal di lakukan, karena terjadi kecauan di dalam tempat di lakukannya ritual pengurasan lendir tersebut. "Sial," umpat kepala desa yang merupakan Herman. Herman menatapi berapa wanita yang menjadi tumbal sudah kelelahan, kebanyakan para wanita merupakan wanita dari desa sebelah dan kota. Mata Herman menatapi berapa lendir yang tidak mencukupi untuk di gunakan untuk persugihan, sehingga ia memberikan kepada para tukang bakso untuk di olah menjadi dagangan. Para pedangan yang mendapatkan lendir secara gratis, mulai saling merebut satu sama lain. mereka ingin mendapatkan lebih banyak lendir untuk di olah
Anton terpaksa menuruti apa yang di katakan oleh nenek tua. Karena semua yang di katakan oleh nenek tua itu memang ada benarnya. Salah-salah niat membantunya malah membahayakan Darwin dan lainnya.***Narnia terbangun, ia mendapati tubuhnya tidak mengenakan apapun selain hanya di tutupi jaket kulit hitam. Yang di pastikan milik Ardi.Mengingat kejadian semalam, Narnia semakin malu. Ia tidak tahu harus bagaimana kali ini untuk menghadapi Ardi. Karena ia melakukannya atas kemauan dan keinginan sendiri. Bukan dalam pengaruh ilmu pelet persugihan.Ardi yang sudah mendapatkan sesuatu. Ia melihat Narnia sudah terbangun dan duduk termenung sendirian."Sudah bangun?" sahut Ardi yang masuk ke dalam gua.Narnia yang melihat Ardi, segera mundur ke belakang dan kini ia tidak bisa mundur lagi. Karena terhadang batu di belakang."Pakai ini, lalu segera mandi. Kita harus
Berapa menit kemudian, Ardi kembali ke daratan. ia menatapi berapa pakaian yang mulai kering dan sarung coklat bercolak batik juga kering.Sebelah tangan Ardi menarik sarung coklat bercolak batik, lalu melemparkan ke wajah Narnia yang sibuk melamun."Pakai, jangan banyak melamun. entar kesabet baru tahu rasa?" tegur Ardi yang tidak ada kata lembutnya.Narnia menatapi Ardi yang sibuk menusuk mulut ikan. lalu memangangnya di atas apai."Ikannya beracun tidak?" tanya Narnia tetiba."Ya ngak lah, aku tidak buta nama ikan kali?" balas Ardi yang masih saja kesal dengan Narnia yang seolah mengodanya. dengan sengaja memakai sarung di depan matanya. padahal ia adalah pria yang cepat sange.Narnia mendengus kesal, ia duduk menatapi ikan yang di panggang oleh Ardi."Aku tidak mau pakai sarung sepanjang hari," ucap Narnia dengan nada protesnya.Ardi m
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar