Ena membawa Dania ke rumahnya. Rasa bahagia menyelimuti keduanya. Apalagi Ena, tidak menyangka akan bertemu putrinya setelah puluhan tahun menghilang. Ena berniat memberitahu hal ini pada Nana dan Rendi. Oleh karena itu, Ena memanggil Rendi untuk pulang ke Jakarta.Malam itu, Rendi sampai di Jakarta, ia langsung menuju rumah Mamahnya. Sebenarnya Rendi ingin sekali bertemu dengan Keysha, tetapi semenjak peristiwa di malam ulang tahun, Keysha memblokir namanya di ponsel .Dan sejak saat itu, Keysha tidak bisa dihubungi lagi.Taxi berhenti di rumah mewah Ena, setelah membayar ongkos taxi, Rendi berjalan ke arah pintu. Di ruang tamu ada seseorang yang Rendi kenal yaitu Pak Satria, pengacara keluarga Ena. Rendi mengerutkan kedua alisnya ketika melihat Pak Satria sudah duduk manis, di sofa ruang tamu.“Malam Pak Satria, ada perlu apa malam-malam ke sini?” tanya Rendi.“Ibu Ena, mau mengumumkan sesuatu yang penting. Oleh karena itu, semuanya anggota keluarga berkumpul di sini,” jawab Satria
“Kenapa kamu diam Sha, kamu harus pastikan ke dokter, apa kamu hamil atau tidak!” perintah Rani.Tiba-tiba ketakutan akan kehamilan, menyeruak hati Keysha, rasa bahagia beberapa menit yang lalu, seketika hancur, ketika ibu mertuanya meragukan, jika yang dikandungnya bukan anak Yudistira. Keysha masih terpaku di tempatnya, kepala yang masih pening tidak di rasakannya.“Sha, Ibu akan mengantarmu ke dokter, bersiap-siaplah kamu,” ajak Rani.Keysha menatap datar Rani. Lalu ia mengangguk dan beranjak ke lantai atas. Kemudian ia turun, dan sudah siap untuk mengikuti perintah ibu mertuanya, untuk pergi ke dokter dan memastikan apakah saat ini dirinya hamil atau tidak. Dengan menaiki mobil miliknya, Keysha dan Rani meninggalkan rumah, dan menuju ke klinik. Sepanjang perjalanan, Keysha berharap bahwa dugaan kehamilannya tidak terjadi. Ia dan Yudistira baru saja memulai hubungan yang baru, sejak peristiwa malam ulang tahun. Dan kabar kehamilan, bukan waktu yang tepat untuk saat ini.Berbeda d
Hari menjelang sore. Yudistira masih sibuk di depan laptopnya, sesekali menyesep kopi sebagai penghilang rasa kantuk. Konsentrasinya buyar, ketika pintu ruangan di ketok.Tok!...tok!...”masuk,” jawab Yudistira.Seorang wanita muda, berambut pendek muncul di balik pintu, dan berkata, ”Pak Yudistira, ada tamu ingin bertemu Bapak, namanya Bu Hanin dari kantor pengacara.”“Oh Hanin, suruh masuk!” perintah Yudistira.Tidak lama kemudian, Hanin memasuki ruang kerja Yudistira. Melihat kedatangan Hanin, Yudistira melempar senyum sambil bangkit dari kursi kerjanya beralih duduk menuju sofa.“Hai, Han. Apa kabar? Silakan duduk,” sapa Yudistira.“Baik, Pak Yudistira,” jawab Hanin, nampak tegang.“Jangan panggil Pak, terlalu formal, kamu ‘kan sahabat Keysha otomatis kita berteman,” ujar Yudistira sambil tersenyum ke arah Hanin.“Tapi saat ini aku datang sebagai seorang pengacara, untuk menyampaikan sesuatu dari Keysha.” Hanin, berkata sambil memasang wajah serius.“Ada masalah apa?” tanya Yudisti
“Dania, bagaimana kabar Bu Ena?” tanya Rani, meletakkan dua cangkir teh di atas meja.“Mama Ena sehat, beliau nitip salam, pada Ibu dan Mas Yudistira, mungkin lain waktu, Mama akan mengundang, ibu dan Mas Yudistira untuk makan malam,” jawab Dania.“Salam juga ya, buat mamamu, kami pasti senang, jika di undang untuk makan malam. Iya ‘kan, Yudis,” ucap Rani menatap Yudistira.“Iya Bu,” jawab Yudistira singkat.Yudistira dan Dania menyerutup teh, yang ada di hadapannya. Tanpa curiga sama sekali, jika teh sudah di campur dengan obat perangsang.Beberapa menit kemudian Dania merasa kepalanya pusing, dan segera Rani menyuruh Dania beristirahat di kamar Yudistira. Sedangkan Yudistira merasa aneh dengan dirinya, tubuhnya terasa panas, pikirannya melayang pada Keysha, Dan ia menganggap Keysha ada di dekatnya. Dan di luar kesadarannya, ia masuk ke kamar, karena dalam imajinasinya Dania adalah Keysha. Rani yang melihat itu hanya diam, dan membiarkan Yudistira berada di dalam kamar bersama Da
Satu bulan sudah, sejak surat peceraian di tandatangani Yudistira. Pagi itu Hanin datang ke kantor Yudistira, untuk menyerahkan surat akta cerai. Kini Yudistra dan Keysha resmi bercerai. Yudistira menatap selembar kertas yang menyatakan dirinya telah bercerai talak 1 dengan Keysha. Tidak terasa, titik embun ada di sudut matanya. Mengenang kebersamaannya selama satu tahun, hidup bersama sebagai suami istri. Rasa rindu akan wajah cantik, wangi tubuh Keysha, manjanya Keysha menyisir dalam hati.“Kenapa kamu lakukan ini padaku, Sha,” desis Yudistira.Yudisitra bangkit dari duduknya, melangkah ke arah jendela. Kini pikirannya melayang, pada sosok wanita yang di nodainya, dan ia harus bertanggungjawab untuk menikahinya. Dania teman kecilnya itu, akan dijadikan istri. Lalu diraihnya ponsel dari dalam sakunya dan mengirim pesan lewat chat WA pada Dania.{Dania, nanti malam aku akan datang, menemui Bu Ena untuk melamarmu}Pesan chat langsung dibaca dan dibalas oleh Dania{Iya, Mas Yudistira.
Rani, sudah berdiri di depan pintu rumah, setelah beberapa kali menekan bell, akhirnya pintu di buka, Bi Arum muncul dari balik pintu.“Mau ketemu siapa?” tanya wanita bertubuh lebar, dengan menatap Rani, dan tatapannya penuh curiga.“Aku, mau bertemu Rama,” balas Rani nampak tenang dan mengulas senyum.“Bapak Rama sedang sakit, sedangkan nyonya tidak di rumah,” timpal Bi Arum, seakan–akan enggan mempersilakan, orang yang tidak di kenalnya untuk masuk ke dalam rumah.“Aku, hanya sebentar, mau mengantarkan undangan penting, percayalah, beri aku waktu 10 menit, untuk berbicara dengan Rama,” pinta Rani dengan santun.Akhirnya Bi Arum mempersilakan Rani untuk masuk dan mengantarnya ke taman samping rumah. Terlihat di sana, Rama sedang duduk di kursi roda, menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menyentuh kulitnya yang mulai keriput.“Tuan, ada tamu ingin mengantarkan undangan,” ucap Bi Arum. Rama pun menganggukkan kepala tanda mengiyakan.Bi Arum memberi kode pada Rani untuk mendekat
“Tidak Rendi, Mamahmu tidak perlu tahu. Jika tahu pun, Ena tidak akan membatalkan pernikahan, karena Ena lebih memikirkan perasaan Dania di banding egonya, lagi pula tidak penting bagi Ena, Yudistira anak siapa. Baginya yang terpenting, kebahagian Dania anaknya yang menghilang dan kini ditemukan,” jelas Haris.Rendi semakin kecewa. Papahnya seakan-akan melindungi Yudistira. Rendi semakin membenci Yudistira, walaupun ia tahu, bahwa Yudistira adalah kakaknya. Hal itu tidak menyurutkan kebenciannya pada Yudistira. Apalagi sekarang Yudistira akan menjadi anggota keluarga Ena Adi Wijaya, itu akan membuat posisinya, semakin kuat di PT. Agratama Corp.Dengan geram, Rendi pergi meninggalkan Haris. Dengan menyetir mobil ia terus memikirkan pernikahan Yudistira. Tiba-tiba ingatanya tertuju pada Keysha. Rendi penasaran, dimana sekarang Keysha berada, nomor ponselnya sudah tidak dapat di hubungi lagi, ini sudah hampir 5 bulan Rendi tidak bertemu dan berbicara dengan Keysha. Wajah cantik Keysha se
Hari yang selalu ditunggu Dania akhirnya tiba. Hari ini adalah pernikahannya dengan Yudistira, lelaki yang diimpikannya sejak kecil, sahabatnya dan juga cintanya. Dengan senyum semringah Dania duduk di depan cermin, 2 orang perias di sampingnya siap untuk mengubah Dania menjadi ratu sehari. Wajah nan ayu itu mulai dirias, dengan sentuhan make yang natural tapi elegan. Dania semakin cantik, kedua manik berwarna cokelat menambah kecantikannya, dengan bulu lentiknya. Tatanan rambut yang di sanggul modern, kebaya putih dengan kain brokat, serta belahan dada rendah, memperlihatkan bahu Dania yang kulit kuning langsat bersih tanpa cacat. Bawahan kain batik yang melekat di tubuh Dania. Terlihat begitu mewahnya kebaya pengantin yang kenakan Dania. Berkali-kali Dania memantaskan diri di depan cermin. Hingga Dania di kejutkan oleh kehadiran Ena.“Dania, kamu sangat cantik, sayang sekali, baru saja Mamah menumpahkan kasih sayang, kini kamu akan menikah,” ucap Ena, dengan raut muka sedih, dan ma