Home / Thriller / PERNIKAHAN DUSTA / MENUNDA MOMONGAN?

Share

MENUNDA MOMONGAN?

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-06-08 06:17:56

Pagi ini dengan wajah penuh semangat aku menggandeng Geo ke meja makan, dimana papa dan mama sudah menunggu kami disana untuk sarapan bersama.

 

"Selamat pagi, pengantin baru," sapa mama menggoda kami. Kulihat wajah suami tampanku bersemu merah. Lalu berjalan beberapa langkah ke depan untuk menarik kursi makan untukku duduk. 

 

"Sayang," katanya, sambil memberiku kode tangan untuk duduk. Sekarang ganti aku yang tersipu. 

 

"Terima kasih, Sayang," ucapku malu-malu, membuat papa dan mama ikut mengulum senyum mereka. 

 

"Yuk, kita sarapan dulu!" ajak mama. 

 

Setelah papa mengajak kami berdoa sebelum sarapan, aku segera melayani sarapan pertama suamiku dengan antusias, sementara Mama mengambilkan makanan untuk papa. Aku ingin dia bangga memiliki istri aku, walaupun kami belum mengenal cukup dekat.

 

"Oya, Ge. Nanti sore mama sama adik kamu jadi kesini 'kan?" tanya mama tiba-tiba disela-sela aktifitas makan kami.

 

"Kesini, Ma?" Aku yang sama sekali tak tahu tentang apa yang sedang dibicarakan mama jadi keheranan.

 

"Iya kesini, Sayang. Kita mau ngadain makan malam sama besan. Iya kan, Geo?" Mama tersenyum ke arah menantunya. Geo nampak mengangguk mengiyakan.

 

"Oya, siapa nama adik kamu, Ge? Mama kok lupa ya," tanya mama sambil berpose seolah sedang mengingat-ingat sesuatu. Padahal mama kan memang orangnya pelupa parah.

 

"Gemma sama Cindy, Ma," jawab Geo singkat.

 

"Ooh dua ya? Mama kok ingetnya cuma satu. Waktu itu mama kamu bilang satu sih soalnya. Yang kuliah di kedokteran itu kan?" tanya mama meyakinkan.

 

"Iya Ma, itu Gemma. Kalau Cindy itu adik angkat Geo."

 

"Oooh gitu." Mata Mama nampak membulat mendengar penjelasan Geo. Wajahnya seolah ingin mengingat-ingat sesuatu. Tapi begitulah mama, tidak pernah ambil pusing dengan urusan-urusan sepele. "Hebat ya mama kamu, Ge. Single parent tapi anak-anaknya sukses semua." 

 

"Biasa aja sih, Ma. Cuma mama saya memang dari kami kecil sudah ditinggal sama papa. Jadi sudah terbiasa bekerja keras," kata Geo. Sepertinya matanya sedikit berkaca saat mengatakan hal itu. Aku yang merasa simpati, perlahan mengusap lembut lengannya berusaha memberi dukungan. 

 

"Waktu lamaran itu, yang ikut Gemma kan, Ge?" Aku mencoba ikut dalam pembicaraan tentang keluarga Geo. Karena jujur saja, persiapan pernikahan ini terlalu singkat hingga aku tak sempat mengenal dekat keluarga Geo. 

 

"Iya itu Gemma, Sayang."

 

"Kalau Cindy waktu itu kenapa nggak ikut? Dia masih kuliah ya?"

 

"Cindy sudah nggak kuliah, dia kerja," ucapnya. 

 

"Ooh sudah kerja. Dimana Ge? Kenapa nggak disuruh kerja di perusahaan kita saja. Ya 'kan, Pa?" usul mama.

 

"Ya gak papa. Papa setuju saja. Carikan posisi yang bagus buat adik kamu, Ge!" kata papa santai sambil menyelesaikan sendokan terakhir sarapannya.

 

"Bener, Pa?" Wajah Geo nampak berseri mendengar kata-kata papa.

 

"Iya dong. Kamu sebentar lagi kan akan menggantikan Papa di posisi direktur. Masa' iya adikmu posisinya nggak bagus," seloroh papa sambil tertawa. Diikuti kami yang kemudian ikut terkekeh.

 

"Terima kasih, Pa," ucap Geo terlihat sangat senang. Selama sempat mengenalnya, baru kali ini aku melihat wajahnya sebahagia sekarang. Mendengar orang yang disebutnya adik angkat itu akan mendapatkan posisi di perusahaan yang akan dia pimpin. 

 

Wajah cerianya itu semakin membuat ketampanannya terlihat jelas. Entah apa aku yang terlalu memujanya atau memang suamiku ini sangat keren. Yang jelas, aku senang melihatnya sebahagia ini. Saat Geo menoleh ke arahku sambil tersenyum, aku pun jadi teringat kesepakatan kami tadi malam.

 

"Oya Ma, Pa. Alma mau bicara sesuatu tentang aku dan Geo," ucapku saat acara sarapan kami selesai. 

 

"Ada apa, Sayang? Katakan saja," kata mama sambil membenarkan letak tempat duduknya.

 

"Gini Ma, Pa. Aku dan Geo sementara ini memutuskan untuk menunda kehamilan dulu. Begitu kan, Sayang?" Aku menoleh ke arahnya, dan dia tersenyum sambil mulai menggenggam jemariku yang berada di atas meja.

 

"Oya? Kenapa?" Papa yang sepertinya nampak terkejut mendengar kalimatku.

 

"Geo bilang dia ingin fokus bantu urus perusahaan Papa dulu. Dia takut konsentrasinya pecah kalau kami buru-buru punya anak," jelasku, tepat seperti apa yang diucapkan Geo tadi malam saat aku bertanya padanya kenapa harus menunda kehamilanku.

 

"Oh gitu. Ya sudah terserah kalian saja. Kami sih orang tua hanya nurut saja, ya kan, Pa?" Mama melirik ke arah papa yang nampaknya masih agak ragu menerima keputusan kami. Tatapan mama seolah ingin mengatakan kepada papa agar menyetujuinya. Dan akhirnya papa pun menganggukkan kepalanya.

 

"Punya anak memang nggak gampang. Ya sudah mungkin kalian juga butuh menikmati masa pacaran dulu. Biar lebih saling mengenal satu sama lain," ujar papa kemudian. Geo nampak mengangguk lega mendengar ucapan Papa. 

 

Dan meskipun aku akhirnya mengatakan juga pada orang tuaku tentang keinginan menunda momongan itu, terpaksa harus berbohong juga pada mereka bahwa sebenarnya bukan aku yang menginginkan hal itu, tapi Geo. 

 

Aku mengetahui hal itu semalam. Saat kami sedang memadu kasih menikmati malam pertama kami. Dan tiba-tiba Geo mengeluarkan sebuah alat pengaman. Aku sungguh kaget dibuatnya.

 

"Buat apa, Ge?" tanyaku semalam.  

 

"Ini pengaman, Sayang."

 

"Iya, aku tahu. Tapi buat apa pakai itu, kan kita sudah resmi jadi suami istri?"

 

"Al, jujur aku belum mau punya anak. Aku belum siap. Aku baru 27 tahun dan aku belum ingin direpotkan dengan kehadiran anak."

 

Aku yang sangat terkejut sontak bangkit dari pembaringan. Terduduk menatap suamiku penuh tanya. 

 

"Tapi kenapa, Ge? Apa ada masalah?"

 

"Sama sekali enggak, Al. Aku hanya ingin fokus dulu mengurus perusahaan Papa kamu. Aku nggak ingin mengecewakan. Kalau waktuku disibukkan dengan anak, aku takut aku nggak akan bisa fokus." Penjelasannya sebenarnya bagiku sangat tidak masuk akal. Kami punya beberapa pembantu rumah tangga. Saat punya anak nanti pun, dia tidak harus membantu mengurusnya. Tapi kenapa dia bersikap seperti ini?

 

Namun pertanyaan hanya tinggal pertanyaan. Geo terus terusan menggunakan alasan ingin fokus dengan perusahaan untuk menjawab rasa penasaranku itu. Dan aku, walaupun akhirnya mengiyakan keputusannya itu, tak urung tetap menyimpan tanda tanya besar di hati. Kenapa Geo tidak ingin cepat memiliki anak dari aku?

 

Related chapters

  • PERNIKAHAN DUSTA   SANG ADIK ANGKAT

    Saat sore menjelang, persiapan menyambut kedatangan besan pun sudah selesai dilakukan. Dan selepas maghrib, taksi online yang membawa mama dan adik Geo pun tiba. Mama Geo berjalan diapit dengan dua orang wanita cantik. Salah satunya aku mengenalnya sebagai Gemma, adik kandung Geo. Berarti yang satunya, kemungkinan Cindy.Aku, Geo dan mama menyambut mereka di teras depan. Setelah selesai cipika cipiki, mama mengajak kami semua masuk langsung menuju ke meja makan yang sudah penuh dengan hidangan.Mama menempatkan diri duduk di sebelah kanan papa. Sementara aku di sebelah kiri papa, di ikuti Geo. Mama mertua dan Gemma berjajar di sebelah kanan mama. Sementara Cindy saat sampai di meja makan langsung mendudukkan dirinya di sebelah kiri Geo.Makan malam kali ini didominasi dengan obrolan khas ibu-ibu antara mamaku dan mama Geo. Papa dan kami para anak-anaknya hanya sesekali menimpali atau

    Last Updated : 2021-06-08
  • PERNIKAHAN DUSTA   NOMER PONSEL CINDY

    Suatu pagi saat papa dan Geo sudah berangkat ke kantor, sementara mama gagal membujukku untuk ikut ke acara arisan sosialitanya, aku bergegas ke dapur untuk mencari Lastri.Lastri adalah salah satu asisten rumah tangga yang paling muda di rumah kami. Usianya masih beberapa tahun di bawahku. Dengan dia aku terkadang biasa membahas gosip gosip artis yang lagi trending. Karena anaknya yang lucu dan polos hingga seringnya Lastri membuat seisi rumah terhibur dengan setiap tingkahnya."Las, sini ikut aku!" kataku sembari menjawil lengannya. Dia segera tergopoh mengikutiku ke kolam renang di belakang rumah."Ada apa, Non Alma?" tanyanya setelah kami sampai di kursi pinggir kolam renang."Ponsel kamu mana? Pinjem dong," kataku."Ponsel Lastri, Non?""Iyee."Lastri segera

    Last Updated : 2021-06-08
  • PERNIKAHAN DUSTA   KAMAR GEO ATAU CINDY?

    Kamar Gemma terlihat bersih. Selama berada di dalamnya tak kulihat ada kejanggalan disana. Entah apa dia sudah menyembunyikan sesuatu selama tadi dia menyuruhku untuk menunggunya berganti baju atau tidak, aku pun kurang tau.Perbincanganku dengan Gemma juga cukup normal, layaknya pasangan kakak dan adik ipar yang baru saling akrab. Masih sedikit agak canggung, dan aku pikir itu biasa."Ngomong-ngomong, Cindy biasanya pulang jam berapa, Gem?" tanyaku tiba-tiba."Kak Cindy ya kak?""Kak Cindy? Oooh kamu panggil Cindy kakak?" Aku sedikit heran. Kupikir Cindy itu adik paling kecil."Iya Kak, karena Kak Cindy umurnya lebih tua dari aku.""Oh gitu." Aku pun manggut-manggut."Kerja dimana sih? Jam berapa biasanya dia pulang?""Kak

    Last Updated : 2021-06-08
  • PERNIKAHAN DUSTA   KENAPA HARUS SEKRETARIS?

    "Bukannya itu kamar Cindy, Ge?""Kamarnya Cindy gimana? Kata siapa?""Kata mama kamu sama Gemma.""Ah, salah kali, Al. Kamar yang mana sih yang dimaksud?"Kuperhatikan wajah Geo nampak sedikit pucat."Yang pintunya warna merah kan?" tanyaku lagi."Iya, kan ada dua pintu yang warna merah.""Masa' sih?" Aku mencoba mengingat-ingat. Dan seingatku sepertinya tidak ada lagi pintu warna merah lainnya. Walaupun pintunya memang semuanya hampir mirip, tapi cuma ada satu yang berwarna merah seingatku."Iyaa, ada lagi satu. Kamu nggak liat pasti," kata Geo berargumen."Ya udah lah, ngapain juga ribet bahas pintu kamar. Sana cepetan mandi!"Aku mendorong tubuhnya untuk segera masuk ke kamar mandi, lalu

    Last Updated : 2021-06-08
  • PERNIKAHAN DUSTA   KUCING-KUCINGAN

    Sore harinya Gemma mengirimiku pesan bahwa dia sudah menungguku di Mall tempat kami janjian ketemu.Meninggalkan Pak Parjo di parkiran, aku segera mencari keberadaan adik iparku itu. Dan akhirnya menemukannya di depan galeri ponsel yang sangat dia inginkan itu. Tapi ternyata dia sendirian, tidak bersama dengan Cindy."Cindy mana, Gem?""Nggak bisa datang katanya, Kak. Masih ada kerjaan di kantor."Dahiku berkerut. Lalu segera kuambil ponselku untuk menghubungi Geo."Ge, kamu bilang Cindy bisa keluar. Kenapa malah kamu kasih kerjaan sih?" cerocosku begitu panggilanku diangkatnya."Eee eh, sorry Al ... ini Cindy katanya lagi kurang enak badan. Jadi aku biarin pulang aja. Nggak papa kan nanti jalan bareng Cindy nya kapan kapan aja?""Ya nggak papa sih. Tadi kata Gemma Cindy masi

    Last Updated : 2021-06-08
  • PERNIKAHAN DUSTA   KECURIGAAN PAPA

    Agak jauh dari rumah mama mertuaku, aku menyuruh Pak Parjo memarkirkan mobil. Aneh, karena harusnya mobil Geo sudah ada disana jika dia tadi mengantarkan Cindy pulang. Tapi sampai hampir dua jam kami berada di salah satu sudut jalan sambil memperhatikan rumah itu, tidak ada nampak mobil suamiku itu datang. Atau mungkin tadi Geo hanya mengantar Cindy sampai depan rumah dan langsung pulang?"Pak," panggilku ke Pak Parjo."Ya, Non?""Kita pulang," kataku sambil membenarkan posisi dudukku di jok belakang."Baik."Dan benar saja, saat mobil kami memasuki halaman rumah, aku melihat mobil Geo sudah terparkir rapi di garasi. Dan saat aku beranjak masuk, bertiga Mama, Papa, dan Geo sudah menungguku di ruang tengah."Sayang, dari mana saja sih kok jam segini baru pulang?" tanya Geo bangkit menyambut ke

    Last Updated : 2021-06-14
  • PERNIKAHAN DUSTA   FOTO GEO DI AKUN SOSMED

    Di dalam mobil yang membawa kami ke kantor pagi ini, Geo lebih banyak diam. Bahasa tubuhnya menandakan kegelisahan. Entah apa yang membuatnya seperti itu."Ge, kenapa sih?" tanyaku penasaran."Apa?" Dia nampak sedikit kaget. Sepertinya tadi dia sedang memikirkan sesuatu hingga kaget saat kutanyai."Kok kayak orang nggak tenang gitu, kenapa?" desakku."Nggak papa. Perasaan kamu aja, Al.""Jangan-jangan kamu sakit ya, Ge?" Aku memiringkan tubuhku untuk memegang dahinya. "Nggak panas," gumamku."Memang nggak sakit. Kamu aja yang terlalu perasa. Aku nggak papa kok."Dan kami pun kembali terdiam hingga mobil akhirnya terparkir di pelataran kantor.Aku berjalan mengikuti langkah Geo yang sedikit tergesa menuju lobby. Tapi kemudian kami berdua mend

    Last Updated : 2021-06-16
  • PERNIKAHAN DUSTA   BANGKIT UNTUK PAPA

    Perih hati manyaksikan gambar dua insan yang sangat mesra itu di layar ponselku. Apalagi salah satunya adalah suamiku. Sepertinya mataku mulai panas menahan air mata yang terus mendesak ingin bergulir.Jadi semua kecurigaanku selama ini benar adanya. Bukan hanya sekedar perasaanku yang terlalu peka. Mereka berdua sebenarnya bukan pasangan kakak dan adik angkat seperti yang diakui oleh Geo dan keluarganya. Tapi, mungkinkah mereka adalah pasangan suami istri? Jika bukan, lalu kenapa mereka harus tinggal dalam satu atap?Aku tak bisa lagi menahan diri. Semuanya harus jelas sekarang. Bukan saatnya lagi aku dan keluargaku dibodohi oleh orang-orang yang tidak tahu diri itu.Saat aku tiba tiba bangkit hendak menuju ke ruangan Geo, Adrian yang sedang berada di meja kerjanya nampak kaget."Ada apa?" tanyanya cemas. Mungkin saat ini mukaku kelihatan begitu menyeramkan hi

    Last Updated : 2021-06-17

Latest chapter

  • PERNIKAHAN DUSTA   EXTRA PART

    Saat dokter mengatakan bahwa Geo sudah bisa dibawa pulang, aku meminta ijin pada mama mertuaku untuk membawanya ke rumah. Aku ingin merawatnya sebagai rasa terima kasih telah menyelamatkanku dari kejahatan mantan istrinya itu.Seperti sore ini, aku pulang lebih awal dari kantor dan bergegas ke kamar kami membawa senyum di wajahku dan sebuah berkas yang kubawa dari pengadilan agama.Wajah Geo tersenyum senang saat melihatku menyembul dari balik pintu kamar kami."Sudah pulang, Al?""Iya, aku ingin makan malam sama Kamu." Aku menghampirinya yang masih berbaring di ranjang dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi dengan rahang kokoh itu."Aku mandi dulu ya," kataku setelah itu. Bermaksud hendak berlalu dari samping ranjang ketika tiba-tiba dia mencekal pergelangan tanganku."Ada apa?" tanyaku kehe

  • PERNIKAHAN DUSTA   ENDING AND THE BEGINNING

    Kantor sudah lumayan sepi. Dan hari ini Aku memang sengaja menyelesaikan pekerjaannya di kantor agar saat sampai rumah nanti dia bisa langsung istirahat dengan tenang.Beberapa kali aku meregangkan otot-otot tubuh di atas kursiku dan bersyukur karena tepat jam setengah 8 semuanya sudah selesai. Kurapikan meja sebentar sebelum akhirnya bangkit usai kusambar tas kerjaku.Geo meninggalkan kantor sejak sore untuk mewakiliku meeting dengan klien dari Jepang di sebuah hotel ternama di kota kami. Dia memang selalu bisa diandalkan untuk masalah negosiasi dengan klien ataupun calon klien. Untuk itulah aku selalu memerintahkannya untuk mewakiliku dalam kegiatan-kegiatan seperti itu.Dan kali ini aku yakin Geo pasti sudah langsung pulang ke rumah mamanya karena ini juga sudah sangat malam. Kami memang masih memutuskan untuk tinggal di rumah masing-masing walaupun hubungan kami sudah cukup memba

  • PERNIKAHAN DUSTA   CINTA BERSEMI KEMBALI

    "Apa-apaan Kamu, Al? Kenapa Kamu menyuruh security menghalangiku untuk masuk ke kantor?"Adrian tiba-tiba datang membuka pintu ruanganku dengan kasar, di belakangnya dua orang security sedang berusaha memeganginya.Aku yang memang sudah menunggu kedatangannya sejak pagi hanya memandangnya dari kursi kerjaku dengan tenang. Aku tahu dia pasti akan datang dengan kemarahan saat tahu aku menyuruh patugas keamanan di depan untuk melarangnya masuk ke kantor."Anda sudah tidak bekerja di sini lagi, Pak Adrian. Jadi, silahkan keluar. Bagian HRD akan menyelesaikan urusan Anda yang belum selesai," kataku dengan santai menyambut kedatangannya dengan wajah yang bersungut itu."Kamu sudah gila, Alma. Apa Kamu tau apa yang Kamu lakukan ini? Dengan begini kamu bisa menghancurkan perusahaan Kamu sendiri. Kamu nggak akan bisa menjalankan semua ini tanpa aku, kamu tahu itu?!"

  • PERNIKAHAN DUSTA   KEMBALINYA GEO

    "Tadi mama ketemu Adrian, Al."Mama menyambutku pulang dari kantor malam itu dengan wajah bimbang."Kapan?" kataku sambil mendudukkan diri di sofa ruang tengah, lelah."Tadi siang, dia menelpon mama ngajak makan siang. Kita ketemu di luar.""Lalu, Ma? Dia bilang apa? Masalah Pak Toby ya pasti?" tanyaku penasaran."Itu salah satunya." Mama nampak menghela nafas panjang. Tidak biasanya wanita itu membicarakan Adrian dengan raut muka seperti itu. Pasti ada yang tidak beres."Ada apa sih, Ma?" Aku menatap mama serius."Al, Adrian mendesak mama untuk mengurus perceraian kamu dengan Geo secepatnya."Wajah mama sedikit tegang saat mengatakan itu, tapi aku justru terbahak mendengar kalimatnya."Adrian itu sudah gila, Ma. Memangnya d

  • PERNIKAHAN DUSTA   PAK TOBY - KUNCI KEJAHATAN ADRIAN

    Hari ini aku sengaja mengunjungi beberapa staf pentingku di kantor tanpa sepengetahuan Adrian. Walaupun sebenarnya aku belum yakin benar siapa saja yang bisa kupercaya saat ini. Setidaknya aku akan melakukan pencegahan sekecil yang aku bisa untuk menyelamatkan aset yang sudah papa tinggalkan untukku.Aku menginstruksikan pada seluruh jajaran untuk memberikan laporan mereka langsung padaku, bukan pada Adrian lagi. Terutama untuk lini-lini yang sangat penting.Dan terakhir aku mengundang Pak Toby, kuasa hukum sekaligus orang kepercayaan papa, untuk melakukan pertemuan rahasia di sebuah Kafe yang sudah kutunjuk.Saat dia datang, kulihat wajah Pak Toby sedikit cemas, dan aku sepertinya sudah bisa menebak kenapa."Apa ada yang bisa saya bantu, Bu Alma?" tanyanya sedikit canggung dan kurasa juga ada ketegangan di wajahnya."Ap

  • PERNIKAHAN DUSTA   GEO DAN RENCANANYA (AUTHOR'S P.O.V)

    Wanita itu sangat menyukai Adrian. Bahkan Arumi sudah menyukainya sejak pandangan mereka bertemu saat Adrian menjejakkan kakinya pertama kali di kota kelahirannya, Pontianak.Ayahnya yang seorang pengusaha ternama di pulau Kalimantan, menyuruhnya menjemput Adrian di bandara waktu itu. Lalu memperkenalkan Adrian sebagai anak dari salah seorang sahabatnya yang tinggal di Jakarta. Di situlah Arumi mulai menyukai Adrian. Dia lelaki tampan, cerdas, dan tidak banyak bicara.Papa Arumi membantu Adrian merintis perusahaannya sendiri di pulau itu. Keluarga Arumi sangat memberi support pada Adrian. Terutama sang papa, yang merasa dulunya sepertinya memiliki hutang budi pada ayah Adrian. Dan pada akhirnya sampai memutuskan untuk menikahkan putri satu-satunya dengan putra dari sahabatnya itu.Arumi sendiri tidak pernah tahu masa lalu Adrian. Lelaki itu tidak pernah banyak menceritaka

  • PERNIKAHAN DUSTA   PESAN MISTERIUS

    "Ma!!" Setengah berlari, aku menyeruak masuk ke kamar mama. Wajahku panik."Lihat nih, Ma!" Kuberikan ponselku ke mama, menunjukkan sebuah pesan dari seseorang yang kuterima beberapa menit yang lalu saat aku baru saja ingin membaringkan diri di ranjang empukku.Mama yang tadi sudah hampir memejamkan mata segera bangkit, meraih ponsel ditanganku dengan keheranan."Kamu ngapain sih, Al? Kayak orang kesetanan gitu.""Baca deh, Ma," kataku lagi padanya.Perlahan mama segera terpekur pada layar ponselku yang sudah beralih ke tangannya."Siapa yang ngirim ini?" tanyanya."Ya nggak tau, Ma. Liat aja nggak ada namanya kan?" Aku menunjuk ke arah nomer ponsel di atas pesan yang memang tak ada namanya.Beberapa menit yang lalu, saat ingin m

  • PERNIKAHAN DUSTA   TABIR DENDAM ADRIAN (AUTHOR'S P.O.V)

    Rumah bergaya arsitekstur eropa kuno itu nampak sudah sangat sepi saat Adrian memarkirkan mobilnya di halaman. Saat Adrian kecil, dia sangat senang bermain di halaman rumah yang dulunya terlihat sangat asri dengan tanaman-tanaman bunga yang indah disana. Tapi itu dulu, saat ibunya masih ada, saat usia Adrian sekitar 10 tahun.Setelah papanya mengalami kebangkrutan, perusahaannya ambruk akibat persaingan bisnis yang katanya justru dilakukan oleh sahabatnya sendiri, mama Adrian jatuh sakit. Dan sejak itulah, tak ada lagi tawa keceriaan di rumah itu. Yang tersisa hanya tangisan dan kesepian.Adrian masih ingat saat satu per satu pekerja-pekerja di rumahnya harus diberhentikan karena papanya sudah tidak sanggup lagi membayar upah mereka. Dan akhirnya rumah itu menjadi sangat gersang, tidak terawat. Apalagi saat mamanya akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit dan dirawat disana selama berbulan-bulan. Adrian merasa it

  • PERNIKAHAN DUSTA   TEROR CINDY

    Ada seseorang yang bertepuk tangan ketika aku membuka pintu ruanganku. Dan tanpa melihat pun aku sudah tahu siapa orang yang melakukan itu."Bagus, Ibu Direktur. Rapat sepuluh menit lagi dimulai dan Anda baru muncul di kantor," kata suara sinis itu.Tentu saja itu adalah suara Adrian. Siapa lagi orang yang berani mengolok-olok seorang pemilik perusahaan dengan sindiran seperti itu.Saat akhirnya aku berada di dalam ruangan, kulihat dia sedang berdiri menghadap pintu bersandar pada meja kerjaku, sementara tangannya masih juga dalam posisi semula, ditepuk-tepukkan seolah sedang menyambut kedatanganku.Tanpa menghiraukannya, aku segera menuju ke meja kerjaku. Menyiapkan laptop dan berkas-berkas yang kami perlukan untuk rapat kali ini."Kenapa sih, kamu tidak pernah mau mendengarkan perkataanku?" Dia membalikkan badannya menghadapku. Da

DMCA.com Protection Status