Share

Part 92

Penulis: Nay Azzikra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-13 11:11:44

Part 51

“Mbok ya sudah sih, Marini, jangan berharap lagi sama Pak Lurah. Beliau sudah punya istri. Kasihan istrinya. Dinasehati Marwah supaya tidak lagi berharap. Dia ‘kan anak pondokan dan alim, masa tidak tahu kalau mengganggu suami orang itu dosa,” ucap seseibu tatkala mereka berkumpul mengelilingi tukang sayur.

“Iya, Marini. Kamu ini apa tidak malu jadi gunjingan warga?” timpal yang lain.

“Marwah cantik pasti banyak yang mau. Apa mau seperti ini terus? Ya kalau Pak Lurah cerai dari istrinya, kalau tidak, Marwah mau jadi perawan tua kah? Mengharapkan lelaki yang sama sekali tidak berniat serius,” sahut wanita lain dengan nada kesal.

“Lagian, keluarga Pak Dahlan itu menolak mentah-mentah kok.”

“Kalau Pak Lurah nya niat serius, pasti mau menikahi Marwah. Buktinya tidak, ‘kan? Jangan memaksakan diri lah, Marini ….”

Berbagai macam kalimat memojokkan Marini terlontar, membuatnya merasa panas telinga. Pukul sembilan pagi adalah surganya wanita untuk berkumpul dan membeli lauk di tukang s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyn
part 92 nya dobel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 92

    Part 51“Mbok ya sudah sih, Marini, jangan berharap lagi sama Pak Lurah. Beliau sudah punya istri. Kasihan istrinya. Dinasehati Marwah supaya tidak lagi berharap. Dia ‘kan anak pondokan dan alim, masa tidak tahu kalau mengganggu suami orang itu dosa,” ucap seseibu tatkala mereka berkumpul mengelilingi tukang sayur.“Iya, Marini. Kamu ini apa tidak malu jadi gunjingan warga?” timpal yang lain.“Marwah cantik pasti banyak yang mau. Apa mau seperti ini terus? Ya kalau Pak Lurah cerai dari istrinya, kalau tidak, Marwah mau jadi perawan tua kah? Mengharapkan lelaki yang sama sekali tidak berniat serius,” sahut wanita lain dengan nada kesal.“Lagian, keluarga Pak Dahlan itu menolak mentah-mentah kok.”“Kalau Pak Lurah nya niat serius, pasti mau menikahi Marwah. Buktinya tidak, ‘kan? Jangan memaksakan diri lah, Marini ….”Berbagai macam kalimat memojokkan Marini terlontar, membuatnya merasa panas telinga. Pukul sembilan pagi adalah surganya wanita untuk berkumpul dan membeli lauk di tukang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 93

    Seperti disiram kotoran di hadapan umum, wajah Marini pucat pasi menahan malu. Bibirnya mengatup sempurna.“Ayo jawab Marini, kamu dekati Restu buat morotin uangnya atau buat ngemis uang anakku, hah?” Narsih mengatakan sebuah kalimat yang lebih kasar.Marwah berdiri tidak jauh dari mereka. Ia yang sedianya berniat mencari Marini yang lama tidak kembali ke rumah, malah mendengarkan hinaan dan makian dari Narsih. “Bu, maaf. Aku dikasih uang sama Mas Restu, itu semua masih, Bu. Masih ada dalam rekening. Aku tidak pernah menggunakannya. Dan aku tidak pernah mendekati Mas Restu karena aku tidak pernah ada di rumah,” katanya dengan suara bergetar. Sedih, marah, malu, bercampur menjadi satu.“Oh, bagus! Kalau begitu, kembalikan sekarang! Restu sedang butuh. Satu lagi, kamu bisa tidak, panggil anakku seperti mereka, Pak Lu rah. Jangan sok-sokan panggil mas segala. Kamu juga cantik, kenapa tidak menikah? Mau jadi perawan tua menunggu Restu cerai dari Isna? Atau menunggu anakku khilaf sehingga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 94

    Part 52Marwah bangun saat sore. Matanya sudah sembab. Ia mengharap malam segera datang. Ingin menemui Restu dan menyerahkan kartu ATM nya. Untuk menunggu waktu, ia mengisi dengan menata baju pada tas. Marini yang melihat hal itu terus menangis.“Bertahanlah, Isna! Mamak akan berusaha membuat Restu untuk menikah dengan kamu. Kita sudah kepalang basah. Malu karena hinaan orang. Jadi, apapun yang terjadi, kamu harus menikah dengannya. Agar mereka malu. Sekarang ini, rumah tangga Restu berada di ujung tanduk. Kesempatan yang sangat bagus buat kamu,” ucap Marini di sela isak tangisnya.“Mamak, berhentilah mempermalukan diri sendiri. Aku sudah ikhlas melepas Mas Restu. aku tidak akan pernah lagi berharap apapun darinya. Aku tidak kuat dengan hinaan dan cacian itu.”“Justru kamu harus menunjukkan pada orang-orang yang menghina kita.”“Aku tidak akan pernah berharap lagi menjadi istri dia. Mamak jika mau melakukan itu silakan saja. Tapi, aku tidak akan pulang lagi ke desa ini. Aku sudah tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 95

    Restu sangat malu. Sepanjang ia berbicara, Hasyim selalu mematahkan ucapannya dengan kalimat-kelaimat menohok. Bak orang yang berlaga, saat ia menyerang, lawannya memiliki serangan balik yang membuatnya tidak bisa berkutik.“Apa itu berarti Isna akan meminta cerai dari saya?” tanya Restu dengan perasaan takut bahwa apa yang ia ucapkan benar akan terjadi.“Kira-kira?” tanya Hasyim balik. Ia sudah tidak meladeni Restu berbicara. “Pergilah! Kedatangan kamu sudah tidak diharapkan di rumah ini.” Hasyim bangkit dan berjalan masuk. Menutup pintu dan menguncinya.Restu yang masih duduk dan mendengar pintu dikunci merasa sangat terhina. Jangankan secangkir kopi, bahkan kehadirannya benar-benar sudah diharapkan. Perut yang berbunyi minta diisi, tubuh yang lelah, semakin membuatnya merasa pusing.Ia sangat lama tidak beranjak. Berharap Isna yang belum sempat ditanyakan dimana keberadaannya--akan segera datang dan memberi pertolongan.“Aku akan tetap di sini. Aku tidak mungkin dibunuh. Motor Isna

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 96

    Part 53Marwah merasa berat untuk bangun dari duduknya. Saat malu, seseorang merasa enggan untuk bergerak. Niat baiknya untuk berbicara dengan Isna, hanya mendapatkan penolakan yang seolah-olah Isna tidak mengenal dan tidak ada urusan dengannya.“Sudah didaftar, Mbak?” Luthfi yang datang sambil membawa peralatan yang digunakan untuk menginfus Marini bertanya pada Marwah.“Sudah didaftar Mbak Isna tadi,” jawab Marwah sok kenal dengan Isna.“Oh, ya sudah, Mbak bisa pergi dari sini ….”“Ba-baik, terima kasih,” jawab Marwah lalu pergi.Ia berjalan ke ruang rawat inap Marini yang ada di ujung lorong.“Kamu kenal dengan pasien, Is? Atau anaknya pasien tadi?” tanya Luthfi pada Isna yang tengah menyeduh teh.“Enggak.”“Kok dia tahu nama kamu?” tanya Luthfi lagi.Isna hanya mengedikkan bahu. Malas membahas keluarga tidak tahu diri itu.Di ruangan yang hanya dihuni oleh Marini saja, tanpa ada pasien lain, Marwah duduk di bed tempat orang sakit yang ada di samping bed Marini.“Kamu sudah kabari

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   PART 97

    Isna menatap Marwah. Otaknya berusaha merangkai kata untuk membuat Marwah mengganggunya. “Dengar! Bagiku kamu bukan musuhku, juga bukan temanku. Aku tidak pernah punya urusan sama kamu. Paham? Tentang restu, ambillah, aku tidak akan pernah menghalangi.”“Mbak Isna, dengarlah dulu apa yang akan kusampaikan. Mbak, aku sudah ikhlas, demi Allah. Aku tenang, jika Mas Restu hidup dengan perempuan baik dan taat beragama seperti Mbak Isna. Aku akan mendoakan kalian agar bisa bersama sampai maut memisahkan.”“Dengar! Urusan pribadiku, urusan rumah tanggaku, tidak ada pengaruhnya apapun dengan apa yang kamu katakan. Aku dan hidupku, tidak ada kaitannya sama kamu. Kamu mau mendoakan, kamu mau ikhlas, kamu mau mengatakan apapun itu sama sekali tidak aku gubris. Kamu mau memusuhi aku atau tidak, bagiku tidak ada pengaruhnya. Jadi, jangan sia-siakan waktu kamu, ok?” Isna berkata sambil tersenyum kali ini.“Mbak, aku hanya mau menitip ATM Mas Restu. Di sini ada uang yang dikirimkan Mas Restu tiap bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   PART 98

    Part 54Puluhan pesan dari Restu tak pernah Isna balas. Ia telah mendaftar cerai ke pengadilan dan setelahnya meminta sang pengacara untuk mengurus semuanya. “Aku terima beres saja, Pak. Aku tidak mau menghadapi dia,” ucapnya saat bertemu dengan lawyer di depan kantor pengadilan.Hari-hari setelahnya, ia menunggu penuh kecemasan. Antara takut Restu akan berbuat hal yang nekad, juga rasa tidak sabar akan statusnya berubah.Selama itu pula, Isna berhasil menghindari Restu. Ia benar-benar sudah jarang ke polindes, kecuali ada hal yang harus benar-benar dilakukan di sana.Setelah menunggu dua minggu, sebuah kabar ia dapatkan. Bahwa sidang pertamanya akan digelar beberapa hari ke depan. Jantung Isna berdebar-debar. Menunggu kabar yang akan pengacara berikan di hari yang ditetapkan pengadilan untuk sidang dengan agenda mediasi.Siang itu, ia harus ke polindes karena harus mengambil sebuah buku data ibu hamil yang tertinggal.Isna menatap bingung pada benda-benda elektronik yang berada di te

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   MENUJU ENDING

    “Itu di pintu kunci apa?” Restu jeli rupanya. Matanya melihat kunci yang masih menempel di pintu.“Itu kunci rumahku. Aku malah menyatukan benda itu.”Meski terlihat tidak percaya, akhirnya Restu mengangguk. “Ya sudah, pergi sana. Hati-hati dan cepat pulang! Aku merindukan kamu.”Isna mengambil kunci dan segera masuk menata peralatan yang akan dibawa untuk memeriksa ibu hamil yang sudah menunggu. Tidak dalam keadaan kontraksi, tapi Isna membuat alasan.“Nanti kalau ada perlu keluar, tutup saja pintunya,”“Isna ….” Panggilan yang Restu ucapkan membuat wanita itu berhenti. “Aku sudah bersabar selama beberapa hari ini memberikan waktu untuk kamu berpikir dan juga untuk kamu menyendiri. Aku harap, kamu sudah luluh dan kemarahan kamu sudah reda. Aku lelah jika kita harus seperti ini. Kita suami istri yang seharusnya hidup dengan normal. Sementara aku harus luntang-lantung tidak jelas. Sudah cukup bukan, waktu yang kamu minta? Setelah ini, pulanglah, dan kita akan bersama selamanya ….”Isna

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15

Bab terbaru

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART TERAKHIR

    EKSTRA PART 5 Restu menatap sebuah cincin indah yang dibeli dari gajinya. Ia sudah berniat pulang dan akan melamar Isna kembali. Entah mengapa, hati menuntunnya ke rumah dinas Isna. Rumah kecil yang selalu ia tuju beberapa bulan sebelumnya. Ia kaget saat melihat dua sandal di rak yang ada di teras. Namun, tangannya segera mengetuk pintu perlahan. Yakin bahwa perempuan yang sedang dicarinya ada di dalam. “Cari siapa, Mas?” tanya Fahri yang membukakan pintu. Restu mendadak cemas. Jantungnya berdegup kencang. Mencoba menolak persepsi yang masuk dalam pikiran tentang hubungan lelaki di hadapannya dengan mantan istri. “Cari Isna. Anda siapa di sini?” tanya Restu. Menunggu jawaban keluar dari mulut Fahri, Restu merasa takut. “Saya suami Isna.” Dugaannya benar. Tidak lama, Isna keluar dengan memakai jilbab. Sorot tidak suka langsung terpancar kala menatapnya. Rahang Restu mengeras menahan emosi. Ingin rasanya menghajar lelaki yang mengaku sebagai suami Isna itu karena ia terbakar ce

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 2

    Fahri menatap perempuan yang memakai kebaya putih dengan mahkota di atas kepala, khas pengantin Sunda. Meski mereka orang Jawa, Isna memilih adat lain untuk hari spesialnya, karena tidak ingin mengingat busana yang dikenakan saat menikah dengan Restu. segala hal yang dia pilih dari dekorasi, busana, riasan dan pernak-pernik pernikahan dipilih yang berbeda dari pernikahan pertamanya. Mereka memilih ijab qabul dengan cara islami. Isna berada di kamar saat Fahri mengikat janji suci dengan mahar uang sejumlah tanggal, bulan serta tahun pernikahan mereka. Kini ia dipertemukan setelah benar-benar resmi menjadi istri dari lelaki yang berprofesi sebagai tentara itu. Fahri tersenyum bahagia saat Isna berhadap dengannya. Ia lalu mengulurkan tangan untuk dicium takzim oleh perempuan yang sudah sah menjadi miliknya. Sentuhan pertama keduanya, mengawali sebuah hubungan yang halal di mata Allah. Isna ingin menangis, tapi ia tahan. Setiap titik air mata yang jatuh ketika menjadi istri Restu, kini

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 1

    EKSTRA PART 4“Kenapa lama? Aku sudah setengah jam menunggu di sini,” ucap Isna kesal.“Jangan marah-marah. Kamu hanya menungguku setengah jam. Sementara aku, aku sudah bertahun-tahun menunggumu. Saat datang, kamu sudah menjadi milik orang. Bukankah itu lebih mengesalkan?” tanya Fahri sambil tersenyum menggoda. “Jangan marah. Kita impas. Aku mengalah jika waktuku bertahun-tahun hanya kubalas dengan setengah jam saja ….”Isna memasang muka masam.“Aku merindukan kamu,” kata Fahri saat baru saja duduk sambil menyerahkan buket bunga.Isna masih enggan menanggapi.“Kalau kamu ngambek, kita seperti sudah berpacaran.”Isna melirik sekilas saja lalu meletakkan tangan di dagu dan memindahkan bola mata menuju objek lain.“Aku tadi mencari bunga berwarna merah ini. Kamu tahu kenapa lama?”Isna melirik Fahri. Kali ini tatapannya berhenti seperti penasaran.“Karena aku mengecat bunga ini sendiri.”Isna hendak tertawa tapi ditahan.“Kamu mau terima bunga ini atau tidak? Kalau tidak, aku mau mengem

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA pART 3 BAG 2

    “Kamu mencium harumnya bunga melati?” tanya Fahri. Isna celingukan. “Enggak,” jawabnya. Ia lalu berpikir jika melati berhubungan dengan hal yang mistis. “Kamu tidak menciumnya karena melati itu ada di lama hatiku.” Dengan wajah datar, fahri menggoda Isna. “Aku pulang, lho!” “Mau pulang sama siapa? Hamam sudah aku suruh pulang lebih dulu.” Isna membelalak. “Terus? Aku nanti pulang sama siapa?” “Aku sudah bilang mau antar kamu pulang, ‘kan?” “Tapi ….” “Jangan takut! Aku bawa sopir. Kita nanti bertiga.” “Kalian laki-laki semua, aku wanita sendirian?” Fahri tersenyum. “Hamam menunggu di luar. Tapi, nanti aku akan mengantarmu pakai mobil.” Isna meneguk es jeruk yang ada di meja. Panas dingin dirasa dalam tubuhnya. “Aku akan berangkat besok. Tunggu aku pulang. Dan aku akan menagih jawaban sama kamu,” Hati yang hangat mendadak sunyi kembali saat mendengar Fahri akan berangkat. “Kapan pulang?” Pertanyaan yang meluncur dari mulut Isna tanpa ia sadar. “Kamu mau ikut?” canda Fahri.

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 3 BAG 1

    EKSTRA PART 3 Isna tidak tahu harus berbuat dan berkata apa. Semuanya terasa tiba-tiba terjadi. Ia sama sekali tidak menyangka jika yang melakukan semua itu adalah Fahri. Pria yang selama beberapa bulan ini tidak ada kabar sama sekali. Seketika hatinya merasa lega. Bayangan Tomi yang menari-nari di pikiran lenyap seketika. Namun, kelegaan itu berganti dengan rasa bimbang dan bingung. Ia tentu tidak bisa memutuskan dalam sekali itu juga. Jika lamaran itu dilakukan oleh seorang pacar, tentu akan sangat membahagiakan. Namun, Fahri hanyalah teman yang tidak pernah menghubunginya selama ini. Meski Isna tahu, lelaki itu memiliki perasaan. Akan tetapi, tetap saja baginya Fahri belum dekat di hati. “Aku bukan lelaki egois yang akan menuntut kamu menjawab saat ini juga. Aku melamar kamu karena memang aku ingin mengutarakan isi hati ini. Aku hanya pulang dalam waktu seminggu saja. Dan ini khusus aku lakukan untuk melamarmu. Kelak, jika aku pulang tiga bulan lagi, aku harap kamu sudah memiliki

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 2

    Tidak lama kemudian lampu menyala. Seorang pria yang memakai kemeja warna abu-abu dipadukan celana jeans hitam. Penampilannya terlihat menawan. Berjalan mendekati Isna dengan satu tangan memegang mic sambil bernyanyi. Sementara tangan lainnya memegang buket bunga. Selesai menyanyikan lagu satu bait, musik kembali berganti dengan alunan biola.Isna menoleh dan menyadari Hamam sudah tidak ada di sana. Sedari tadi ia terpana hingga tidak sadar adik laki-lakinya telah meninggalkannya seorang diri.Isna merasa bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Pria itu mendekat menatapnya dengan tatapan kerinduan dan penuh cinta.Ia berlutut di hadapan Isna dan mengulurkan buket seraya berkata, “will you marry me?”Mata Isna berkaca-kaca. Alih-alih menjawab, ia malah menangis dengan posisi tangan menutup wajah.***“Siapa nama kamu?” tanya Hasyim saat kedatangan lelaki muda tampan dan mengatakan ingin meminang Isna dan mengajaknya menikah.“Saya Fahri, Pak. Kakak kelas Isna saat masih SMA. Saya su

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 1

    EKSTRA PART 2Dalam sujud panjang, Isna memohon petunjuk. Tiba-tiba dalam hati memiliki sebuah keyakinan, jika itu bukan Tomi atau Restu, jika orang itu adalah lelaki baik yang pernah ia kenal, maka ia akan membuka hati.Isna yang diliputi rasa kebimbangan menceritakan apa yang terjadi terhadap keluarganya. Di luar dugaan, sang ibu justru mendorongnya untuk berangkat. “Nanti diantar sama adikmu,” ujar Rahayu tanpa memiliki rasa kekhawatiran.“Tapi, kalau orang itu Tomi?” Isna terlihat ragu.“Kamu lari, Hamam yang akan menghadapi.” Rahayu memberi support untuk sang putri.Akhirnya Isna memutuskan berangkat meskipun ragu.“Hati-hati! Bapak selalu merestui setiap jalan yang kamu pilih. Bapak hanya ingin bahagia dengan siapapun nantinya lelaki yang kamu pilih. Bapak tidak mau mengulangi kesalahan yang dulu. Oleh karenanya, kamu harus mencari sendiri calon suami untukku kamu. Cari dan pilihlah dia yang mencintai kamu, Nduk,” ucap Hasyim saat Isna hendak berangkat. Suaranya bergetar. Sepert

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   ESKTRA PART 1 BAG 2

    Ada yang kirim paket, sudah Ibu taruh di atas kasur,” ucap Rahayu saat melihat Isna pulang kerja kelelahan.Isna diam dan langsung masuk kamar. Sebuah paket berbungkus plastik hitam dibukanya. Tanpa ada nama pengirim membuat jantungnya berdegup kencang. Takut bila didalamnya ada sesuatu yang membahayakan. Sejenak ia ragu untuk membuka.“Bismillah ….”Kotak berbentuk kado. Saat membuka tutupnya, ada kotak lagi. Begitu sampai kotak ketiga. Lalu Isna menemukan beberapa batang coklat dan sebuah kartu ucapan.Semoga kamu bahagia selalu.“Siapa yang mengirimnya?” tanya Isna seorang diri.Meski penasaran, ia tidak mengatakan hal itu pada sang ibu.Tiga hari kemudian, Isna mendapatkan lagi paket misterius. Kali ini di dalam kotak ada setangkai bunga mawar plastik. Dengan sebuah kartu ucapan pula.Semoga harimu menyenangkan.Isna mengumpulkan paket yang ia terima dalam satu kardus. Ia tidak mau memakan coklat karena takut ada racunnya.“Apa ini dari Tomi? Hanya Tomi yang gencar mendekatiku. Na

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 1

    EKSTRA PART 1Restu mengemasi barang-barang miliknya dari kantor kepala desa. Enam bulan sudah ia bercerai, dan perilakunya tidak terkendali. Hobi bermabuk-mabukan menggunakan uang desa. Lama-lama, pegawainya merasa tidak suka dengannya. Dan demo besar-besaran terjadi yang ujungnya adalah pemecatan ia sebagai kepala desa.Dahlan sudah tidak mau ikut campur dengan keadaannya sehingga memilih untuk diam.“Pergilah merantau! Untuk mengembalikan nama baikmu. Hutangmu pada desa akan kami lunasi. Tapi, kamu harus pergi dari sini. Karena aku tidak mau lagi menuntun langkahmu. Kamu sudah dewasa. Kamu harus belajar mencari hidupmu sendiri. Mulai sekarang, kamu mau menikah dengan siapa saja kami benar-benar tidak peduli!” ujar Dahlan dengan muka masam.Restu yang memang sudah kepalang malu, hanya bisa meratapi nasib dengan pergi dari rumah Dahlan dengan tanpa membawa harta benda apapun. Hanya motor butut yang selalu setia menemani sejak kehancuran hidup.Tanpa kekayaan dan kejayaan orang tuanya

DMCA.com Protection Status