Home / Romansa / PERANGKAP PANAS CEO DINGIN / BAB 7. Gadis Traffic Light

Share

BAB 7. Gadis Traffic Light

Author: ANAR RM
last update Last Updated: 2023-11-12 11:07:02

Terpampang seringai Ellshora yang memberi arti lebih. Ia membutuhkan Luke untuk segera terlepas dari Bibi Mia, untuk cepat kembali dalam hangatnya dekapan Zane. Namun semua keangkuhan Luke, membuat Ellshora bergairah. Selain karena tujuan yang sudah direncanakan, Ellshora ingin menaklukkan Luke Whiston dengan semua keangkuhannya. Agar pria itu menyadari bahwa ia tak sesempurna itu.

Setelah keluar dari The Golden Sun dan semua kemewahan tempat itu, Ellshora berjalan melewati trotoar jalan dengan penuh kekesalan. Lantaran Luke bahkan tak mengantarnya kembali ke kantor Sonic Group untuk mengambil mobil Daniel malah menyuruhnya menggunakan taksi.

‘Sebentar lagi, kau akan takluk di tanganku, Luke! Dan kau yang tergila-gila denganku akan memberikan apapun yang kumau!’ gerutu Ellshora yakin.

Ellshora hendak menyebrang, langkah kakinya mulai menginjakkan zebra cross. Dengan tatapan yang kosong, ia tak menyadari bahwa lampu di traffic light sudah hijau kembali. Sebuah mobil putih mengkilap melaju dengan cepat mendekati Ellshora. Begitu menoleh, Ellshora memekik. “Arrrggghh!!!”

Tepat satu meter jarak antara Ellshora dan sebuah mobil supermewah berwarna putih yang berhenti mendadak. Ellshora masih memaku tengah zebra cross, di tengah jalanan. Jantungnya seperti melakukan rolling coaster, nafasnya tersengal tak beraturan. Seorang wanita keluar dari mobil itu dan langsung menghampiri Ellshora.

“Nona, apa kau terluka?” tanyanya panik, khawatir pada kondisi Ellshora.

Sementara, Ellshora masih belum mengembalikan diri sepenuhnya. Ia melirik traffic light, menyadari bahwa ia sudah melakukan kesalahan yang nyaris saja membawa dirinya ke alam lain.

Wanita paruh baya dengan yang usianya mungkin lima puluh tahunan itu menarik Ellshora di tengah jalan. Mereka segera menepi lantaran jalanan terlalu ramai. “Kita di sini saja,” katanya.

Ellshora melihat seorang di hadapannya yang juga terlihat panik.

“Maaf, Nyonya. Aku yang salah, menyebrang di saat lampu masih hijau.” Ellshora merasa bersalah.

Wanita yang mengenakan dress warna walnut dengan flatshoes warna senada itu melempar senyum pada Ellshora. “Lain kali, kau harus berhati-hati. Kau bisa mencelakai dirimu sendiri dan orang lain jika berjalan sambil melamun begitu,” ujarnya lembut.

Wanita di hadapan Ellshora sekarang menunjukan sisi mewah yang menunjukan status sosialnya. Mobil supermewah, tas brand keluaran terbaru, baju, sepatu bahkan semua aksesoris yang dikenakannya benar-benar fantastis. Tetapi sikapnya benar-benar di luar dugaan.

“Sekali lagi, aku minta maaf, Nyonya. Tapi maaf, bolehkah aku pergi sekarang? Taksiku sudah datang,” kata Ellshora meminta izin.

Dan wanita itu menjawab serasa memancarkan senyuman. “Oh, iya. Silahkan, Nona.”

Ellshora mempercepat langkah kaki menghampiri sebuah taksi yang ia berhentikan, kemudian segera masuk dan meluncur dari situ. Ia harus pergi ke gedung Sonic Group untuk mengambil mobil Daniel yang ia tinggal di sana.

Sementara wanita yang berada dalam sebuah mobil mewah bersama supir pribadinya juga sudah meninggalkan jalanan tadi.

“Gadis itu cantik sekali, Jose,” kata sang wanita pada supirnya.

Jose melirik dari spion atas pada nyonyanya, Nyonya Annami. “Menurutku, dia memiliki wajah yang eksotis, Nyonya,” katanya yang sempat melihat Ellshora dari dalam mobil.

Senyuman Annami merekah. Pikirannya beralih pada sang putra semata wayang. Yang tak pernah berpacaran bahkan sekedar dekat dengan perempuan padahal tak lama lagi ia sudah genap berusia tiga puluh dua tahun.

‘Andai aku mempunyai menantu secantik itu,’ batin Annami. Ia tersenyum seraya menghembuskan nafas pelan-pelan.

Jose mengendarai mobil memasuki area pintu utama gedung Sonic Group. Begitu mobil berhenti, beberapa orang menghampiri Annami dan menyambut istri komisaris perusahaan yang baru saja tiba.

Gerakan kaki Annami yang cepat, membuatnya cepat pula berada di ruangan sang putra semata wayang. Dan seorang pria bermata biru dengan tubuh tegap mendekati Annami membawa sesuatu yang indah di tangannya.

“Ini pesanan Ibu,” ujar Luke Whiston pada sang ibu.

Annami kegirangan menerima buket bunga gardenia kesayangannya. “Oh, putraku anak yang sangat penurut. Terima kasih, Sayang.”

“Ibu harusnya pergi sendiri sebelum datang ke sini. Kenapa harus aku yang membelinya kalau ibu juga lewat toko itu tadi,” protes Luke.

Annami tersenyum puas.

“Karena Ibu lebih menyukai semua barang yang dibelikan putraku,” ujarnya.

Apapun alasan Annami, Luke tak mau memperpanjang. Ia kembali ke kursi dan semua file di layar 17 inchi di meja kerjanya. Sementara Annami langsung duduk di sofa berwara abu-abu pekat agak jauh dari meja Luke.

Dari situ, Annami mengelilingi pandangannya ke semua penjuru ruangan. Lalu berhenti di meja kerja Luke. Annami mengamati putranya lekat, merasakan waktu yang berjalan sangat cepat. Ia merasa baru kemarin Luke kecil dalam dekapannya. Namun kini putra kecilnya telah tumbuh menjadi pria dewasa yang tampan nyaris sempurna di mata Annami.

“Ibu harap, kau akan membawa kekasihmu saat pesta ulang tahunmu tiba, Luke.” Annami membuka pembicaraan dengan topik baru.

Luke berhenti mengetik dan melirik. “Aku tak punya kekasih.”

“Banyak gadis yang mendekatimu di Oxford. Bahkan begitu kau kembali ke sini, kau masih menjadi incaran banyak gadis di Norwich,” tutur Annami dengan bangganya.

Bagaimana tidak. Seorang Luke Whiston nyaris sempurna dari semua sisi. Pesona kuat dari mata biru, hidung mancung, bibir tipis dan bentuk tubuh proporsional yang berotot kekar. Dengan pencapaian nilai terbaik di universitasnya. Ditambah, Luke adalah seorang CEO muda yang begelimang kekayaan. Adakah seorang gadis yang dapat menolak daya tarik Luke?

“Aku tak tertarik dengan mereka yang mendekatiku, Bu,” ucap Luke.

Senyum Annami menggelincir, seperti sesuatu yang tiba-tiba datang dalam benaknya. “Bagaimana dengan gadis yang akan Ibu kenalkan padamu?”

Mata Luke tajam meski ekspresinya masih datar, ia menatap telak ke arah ibunya.

“Kalau Ibu melakukan itu, maka selamanya aku tak akan mau dekat dengan gadis manapun!” tegasnya, lalu ia menjelaskan lagi. “Biarkan saja semua mengalir apa adanya. Aku akan mendapatkan gadis itu sendiri dengan caraku. Meski itu lama, bersabarlah, Bu.”

Tapi entah mengapa, kini pikiran Annami justru seperti dibawa kembali ke beberapa waktu sebelumnya. Pada trotoar jalan dekat traffic light. Dimana ia dipertemukan dengan seorang gadis berwajah eksotis yang nyaris ia tabrak.

Annami mendengus. “Baiklah, Luke. Jika kau berjanji akan membawakan calon menantu yang sangat cantik untuk Ibu suatu hari nanti.”

Saat malam tiba, Daniel yang baru saja membuka pintu kamar Ellshora, tak mendapati gadis itu di sana. Lalu ia menyadari keberadaan sang ibu di belakangnya.

“Tadi dia pergi bawa bola,” kataya memberitahu.

Dan Daniel tahu kemana ia harus pergi untuk menemui Ellshora sekarang. Ia berjalan melewati trotoar jalan, beberapa toko pinggiran hingga berhenti di lapangan basket komplek yang tak begitu jauh dari rumahnya.

Related chapters

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 8. Ellshora & Pria Kaya

    Ellshora sibuk dengan bola di tangan, melakukan shooting berkali-kali. Meski dalam hati, Daniel berdecak dengan kemampuan permainan Ellshora, ia enggan mengungkapnya. “Tenagamu terisi banyak dengan teh mahal itu sepertinya,” seru Daniel seraya membawa langkah kakinya mendekati Ellshora. Ellshora menoleh, namun tetap melanjutkan permainannya. “Kalau kau mau menguras tenagaku lagi malam ini, aku tak mau. Batas waktu kerjaku sudah habis hari ini.” Daniel menunjukkan seringai lebarnya. “Tidak, Sayang. Aku hanya ingin menemanimu bermain sekarang,” godanya. “Berikan bola itu padaku.” Shooting berikutnya berhasil lagi. Tak terhitung berapa kali Ellshora memasukan bola ke dalam ring dengan bakat terbaiknya. Ia berhenti dan melihat Daniel yang bersiap menangkap bola di tangan Ellshora. Sudut bibir Ellshora terangkat. “Yakin mau kulempar?” Daniel hanya memberi anggukan, tangannya siap melakukan gerakan catching ball. Melihat hal itu, Ellshora melebarkan senyum puas dan cepat melempar bola

    Last Updated : 2023-11-13
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 9. Ciuman Manis di Ketinggian 150 Kaki

    Dan Zane yang sudah ditunggu, akhirnya datang. Ia juga terkejut melihat kehadiran Ellshora di rumahnya yang tiba-tiba. “Kenapa kau tidak memberitahuku kalau mau kemari?” “Saat kita bicara di telfon tadi, kau tidak mengatakan apapun,” imbuh Zane. Frida yang menjawab. “Mulai sekarang ini rumahnya juga. Jadi tak perlu memberitahumu kalau dia mau kesini. “Pintu rumah terbuka lebar untukmu, Ell. Jadi datanglah setiap saat,” tambahnya. Apa yang diucapkan Frida membuat Ellshora memancarkan wajahnya yang berseri-seri. Melihat ekspresi itu, Zane tersenyum. Ia menarik kursi dan mengambil posisi duduk bersama dua perempuan tersebut. “Makanlah, Sayang. Ellshora membuat sup terenak yang pernah Ibu makan selama ini,” puji Frida. “Ibu ambilkan mangkuk untukmu.” Ketika Frida bersiap bangkit dari duduknya, Ellshora menahan. “Biar aku saja, Bu,” katanya langsung menghampiri lemari rak dan mengambil piring dan sendok, kemudian cepat kembali ke meja makan. Ellshora menuangkan sup ke mangkuk, dan m

    Last Updated : 2023-11-14
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 10. Gaun Silky Dari Pacar

    Udara pagi yang segar dan kicauan burung di halaman rumah adalah perpaduan yang serasi. Akan tetapi Ellshora tak cukup terarik keluar dari kamar sekarang. Ia masih duduk di ranjang dengan perasaan yang tak susah dijelaskan. Ellshora memandangi lekat-lekat figura foto sang ibu di tangan, Ellshora menahan diri sekuat mungkin untuk tak menangis. Kini Ellshora membawa dirinya dalam masa-masa dimana ia pernah merasakan kehangatan dekapan Elena-sang ibu. Kebersamaan dan waktu yang mereka habiskan sampai Ellshora berusia tujuh tahun. Hingga takdir benar-benar merenggut semuanya. ‘Ibu. Aku rindu ....’ lirih Ellshora. Ia menepis dua bulir air mata yang nyaris saja membasahi pipinya. Selang beberapa detik, suara ponsel Ellshora terdengar cukup keras. Dengan cepat membawa gadis itu dari bayang-bayang masa lalu dan kerinduan terhadap sang ibu. Ellshora langsung menjawab panggilan masuk dari Zane. “Hallo, Zane?” sapa Ellshora. Zane langsung berbicara. “Hari ini aku meminta izin untuk libur di

    Last Updated : 2023-11-15
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 11. Pertemuan Tak Terduga

    “Terima kasih, Zane. Tentu aku menerima hadiah ini dengan sangat senang hati,” ucap Ellshora kesenangan dengan gaun pemberian Zane barusan.Ia cepat menjatuhkan diri dalam pelukan Zane di tengah keramaian . Tak peduli pasang-pasang mata yang memperhatikan mereka sekarang. Meski Zane sendiri menyadari hal itu, ia juga tak mempedulikannya.Pelukan itu masih erat, sebelum Ellshora menyadari ada seseorang yang tak asing tengah berjalan ke ke arahnya.Ellshora memutar pelukan, berbalik arah lalu dengan cepat melepas diri. Ia terkejut bukan main lantaran Luke yang harusnya masih berada di Paris justru sekarang ada di tempat yang sama dengannya.‘Dia tidak boleh melihatku!’ gusar Ellshora dalam hati. ‘Zane juga tak boleh tahu ini.’Sikap Ellshora yang drastis langsung ditangkap Zane. “Kenapa, Ell?”“Itu ... aku ....” Ellshora ketar-ketir. “Aku harus ke kamar mandi sekarang!”Secepat kilat, Ellshora berlalu dari situ lalu pergi toilet. Zane yang tengah berjalan mendekati sebuah kursi berpapas

    Last Updated : 2023-11-16
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 12. Gadis Traffic Light (2)

    Kafe Olizer, pukul 11.15.Ellshora memasuki kafe sembari mengitari matanya ke semua penjuru. Pandangannya nampak jelas tengah mencari-cari. Namun Zane tak terlihat juga. Ellshora segera duduk di kursi yang terletak di dekat dinding kaca. Titik sempurna yang menyuguhkan pemandangan di luar.Tak lama seorang pelayan kafe datang membawa nampan. “Pesananmu datang, Nona.”Ellshora terkejut melihat segelas moccachino ice dan sepiring kecil waffle di meja.“Hah? Aku belum memesan,” katanya keheranan.“Pacarmu yang memesan, Nona,” jelas pelayan itu menunjuk meja counter pemesanan. Dimana Zane melambaikan tangannya pada Ellshora dari sana.Ekspresi Ellshora berubah, sikap herannya mencair menjadi senyum tersipu. Lalu sang pelayan pergi saat Ellshora melihat sebuah pesan baru masuk di ponselnya.“Tunggu sebentar. Aku akan menemanimu saat waktu istirahatku.” Begitu pesan dari Zane.Ellshora membalas dengan senyum dan anggukan pada Zane dari kejauhan. Selang tiga puluh menit setelah itu, Zane me

    Last Updated : 2023-11-16
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 13. Basket Girls Basket Boys

    The Oneiro adalah nama sebuah rumah mewah dengan konsep klasik country khas eropa yang memiliki halaman superluas. Tempat ini menggambarkanan kesempurnaan keluarga Whiston yang bergelimang uang, dan juga kehangatan di dalam bangunan itu sendiri.Keluarga Whiston memiliki lima sekaligus pengurus rumah dengan beberapa tugas masing-masing. Dan juga empat orang penjaga rumah bertugas mengemban tanggung jawab keamanan bangunan itu.Pagi ini, begitu selesai sesi sarapan, Annami keluar dan bersiap memulai hobi berkebunnya seperti biasa.“Selamat pagi, Sofie!” sapanya pada seorang wanita yagn sudah berada di halaman, kemudian Annami memalingkan pandangannya pada pria di sisi Sofie. “Selamat pagi, Andy!”Sofie dan Andy menjawab bersamaan. “Selamat pagi, Nyonya.”“Ayo kita mulai mengurus anak-anak kita!” ajak Annami pada dua orang itu.Mereka memulai memangkas bonsai cemara yang tumbuh rapi di halaman superluas The Oneiro. Yang mereka rawat seperti anak sendiri. Sofie dan Andy adalah dua pengur

    Last Updated : 2023-11-16
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 14. Lemparan Berbuah Manis

    Ketika Ellshora tengah mencari-cari alasan rasional tentang keberadaan Luke yang tiba-tiba di sini, Luke justru bersikap biasa saja. Ia ingin memuaskan hasrat bermain basket yang cukup lama ia abaikan.“Mau melawan kemampuan terbaikku?” tantang Luke.Tantangan Luke yang angkuh cepat menyeret Ellshora dari semua keherannya. Ia menatap Luke, seolah ingin memberitahu pria itu bahwa basket adalah kebanggaan terbesarnya.“Kenapa tidak!”Ellshora merebut kembali bola di tangan Luke. Mereka bermain dengan sangat apik. Membuat semua penonton seolah tengah berada di pertandingan basket sungguhan. Luke mengakui, permainan Ellshora membuat keringatnya bercucuran. Dan juga, bagi Ellshora, Luke memang memiliki kemampuan yang cukup baik.Permainan yang cukup melelahkan. Skor seri, 45:45.Sekarang, bola berada di tangan Ellshora, gadis itu lihai melakukan dribbling. Mata Luke masih mengamati situasi dan bersiap melakukan siasat. Luke dan Ellshora saling menatap satu sama lain. Keduanya tak ingin len

    Last Updated : 2023-11-17
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 15. Lamaran Pekerjaan

    “Berikan pada Luke,” perintah Luke pada Ellshora ketika gadis itu sedang menikmati acara televisi di ruang tengah. Daniel melempar sebuah map di sofa.Ellshora hanya melirik. “Apa itu?”“Kau bilang, akan melakukannya dengan caramu sendiri. Jadi bagaimanapun caranya, dua jam lagi berkas itu harus sampai di tangan Luke!” jelas Daniel.Penasaran, Ellshorapun membuka map itu.“Lamaran pekerjaan?” Ellsora mengernyit, membuat garis-garis di keningnya.“Perusahaan itu tak membutuhkan orang sepertiku. Aku sudah mengirimkan lamaran ke sana, hasilnya? Aku masih jadi pengangguran!” keluh Ellshora dengan kesal, teringat apa yang dikatakan Luke di The Golden Sun tempo hari.Daniel mengambil posisi duduk, lalu mengambil keripik kentang di tangan Ellshora. “Berikan itu pada Luke. Bukan pada orang di perusahaannya.”“Maksudmu?” Ellsora kembali mengenyit. “Aku harus memberikannya langsung pada Luke dan berharap dia akan memberiku pekerjaan?”Ellshora menambahkan. “Kau lupa dia siapa? Apa bosmu itu jug

    Last Updated : 2023-11-18

Latest chapter

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 34. Rahasia Yang Terkuak

    “Luke sudah masuk perangkap?”Luke berhenti melangkah saat ia mendengar suara seseorang menyebut namanya cukup jelas. Ia berdiam diri lantaran ingin memastikan apa yang barusan didengarnya.“Ya, Luke sudah masuk ke dalam perangkap panasku. Dia akan segera menjadi milikku, dan sebentar lagi aku akan menikmati semua uangnya,” ungkap Ellshora.Mendadak Luke merasa ada aliran listrik yang merambat di seluruh tubuhnya, hingga ia merasa tersengat dan panas sekali. Luke bergeser di belakang pohon besar dekat lapangan, enggan melanjutkan kakinya menghampiri Ellshora seperti niat awalnya kemari. Dan Luke benar-benar ingin mendengarnya lagi.“Berapa lama lagi Luke akan menjadi milikmu?” tanya Daniel.Ellshora masih sibuk dengan bola di tangannya sembari menjawab pertanyaan Daniel. “Secepat mungkin akan kubuat Luke benar-benar jatuh hati denganku, dan aku bisa menggunakan uangnya untuk segera memulai hidup baru dengan Zane.”Aliran itu semakin panas bahkan nyaris membuat Luke Whiston meledak. Ia

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 33. Rencana Romantis

    "Apa kau ... punya pacar, Ell?” tanya Luke pada Ellshora. Pada akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya.Ellshora menatap Luke cukup tajam, ketika pria itu masih mengendalikan stir mobil. “Aku ... tidak punya pacar.”Luke membuang nafas, rasanya seperti mengeluarkan sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya begitu mendengar jawaban Ellshora barusan.Tak mungkin Ellshora menjawab jujur pertanyaan Luke tadi. Zane adalah pria yang telah menempati hatinya, sedangkan Luke bukan siapa-siapa di hati Ellshora. Luke hanya CEO muda bergelimang harta yang menjadi targetnya sesuai pilihan keluarga Bibi Mia.Pandangan Ellshora kembali ke luar mobil, melihat pemandangan yang ditawarkan oleh Fleet Street. Hanya beberapa kendaraan yang melintas, seperti biasa memang.“Jangan bilang kalau kau tak punya waktu untuk pacaran. Karena aku yakin bukan itu alasannya.” Luke menerka.“Alasannya, karena aku sedang menunggu seseorang. Seorang jodoh untukku,” ungkap Ellshora.“Pria yang penuh cinta yang akan da

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 32. Terpesona

    Perlahan, Ellshora mulai membuka matanya. Ia melihat Luke saat baru saja tersadar.“Luke ....”Luke menarik tubuh Ellshora dalam dekapannya. Rasa khawatir Luke cukup memuncak saat melihat Ellshora tenggelam di kolam sedalam lima meter itu.“Syukurlah, kau sudah sadar, Ell. Aku sangat cemas,” ucapnya dengan perasaan lega. Bahkan detak jantung yang tak beraturan, cukup jelas di telinga Ellshora.Sikap Luke membuat Ellshora sendiri tercengang. Dalam dekapan tangan Luke, suaranya terdengar rendah. “Kau menyelamatkanku, Tuan?”Luke merenggangkan pelukan. Wajah basah Ellshora sangat jelas dalam pandangan dekatnya. Sementara, ia juga tengah mengatur nafasnya.“Ell, kau baik-baik saja? Apa kita perlu ke rumah sakit sekarang?” tanya Luke khawatir.Ketika Luke hendak bangkit dan berencana segera ke rumah sakit, Ellshora menarik tangan pria itu. “Kau mengkhawatirkanku, Luke? Sebesar itukah rasa pedulimu terhadapku?”Luke menelan ludah, ada perasaan yang sulit dipaham dalam hatinya sekarang. Peras

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 31. Ellshora Tenggelam

    Sudah hampir jam sebelas belas sekarang. Luke menghentikan mobil di sisi jalan beberapa meter dari rumah Ellshora. Seperti permintaan Ellshora sebelumnya. Ellshora membuka pintu dan turun dari mobil Luke. Sementara, Luke juga ikut keluar sambil membawa boneka minions yang ia beli di festival tadi. “Terima kasih untuk malam ini, Luke,” ucap Ellshora. Luke menunjukkan senyumnya lagi. “Bawa ini,” katanya, menyerahkan boneka itu pada Ellshora. Tapi Ellshora yang keheranan tak langsung menerima. “Kau membelinya untuk di taruh di kamarku, kan?” “Meski aku suka minions, tapi kurasa boneka tak cocok denganku. Jadi ... ambil saja untukmu,” kilah Luke. Sejak awal Ellshora memang alasannya membeli barang itu. Hanya saja, ia enggan mengakui. “Baiklah kalau meminta.” Akhirnya Ellshora menerimanya, dengan raut wajah yang membuat Luke cukup senang pula. “Aku harus langsung pulang. Sekali lagi, terima kasih untuk malam ini,” pamit Ellshora. Luke terus memandangi punggung Ellshora. Gadis itu

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 30. Satu Malam Bersama Tuan CEO

    “Apa pria itu seorang ayah yang telah meninggalkanmu dan ibumu?”Pertanyaan Luke membuat Ellshora tersentak. Ia merasakan kegelisahan yang tak diungkapkan.“Maaf. Tapi bisakah kita tak membahas soal itu?” ucap Ellshora mencoba membebaskan diri dari pembicaraan ke arah yang lebih sensitif.Luke melihat ekspresi wajah Ellshora yang seolah menunjukkan bahwa ia tengah memohon. “Oh, oke. Maaf.”Sejak awal pertemuan Luke dengan Ellshora, gadis itu selalu menunjukkan sisi berani seolah tanpa kelemaan dan juga banyak bicara. Tapi malam ini, Luke telah melihat sisi lain seorang Ellshora.Kopi hangat di cangkir sudah habis, Ellshora bangkit dan bersiap untuk pergi.“Jam kerjaku sudah selesai, kan? Aku pamit pergi, Tuan,” ucap Ellshora meletakkan kunci mobil di atas meja.Luke mengerutkan dahi. “Sudah kukatakan waktu itu, kau bisa menggunakan mobilku untuk pulang. Kau lupa?”“Terima kasih sebelumnya, Tuan. Tapi maaf, aku harus menolak fasilitas mewah itu darimu. Aku lebih nyaman menggunakan taksi

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 29. Rumah Pribadi Luke

    Mobil melesat cepat ke depan, dan Ellshora melihat pembatas jalan cukup dekat dengannya. Ellshora cepat menghentikan laju mobil dengan menginjak pedas rem. Hingga decitan terdengar cukup keras. Citttttt! Tepat satu meter jarak antara pembatas jalan dan mobil yang berhasil Ellshora hentikan mendadak. “Ellshora!” bentak Luke yang merasa jantungnya nyaris lepas. Luke geram, sangat geram. Sebab ia berpikir Ellshora mengabaikan ucapan Luke sebelumnya dan masih mengemudi dengan kacau. “Kau ingin membunuhku, hah!” Suara bentakan Luke seolah tak menembus pendengaran Ellshora. Ellshora tak mendengar apapun yang masuk ke telinganya. “Sudah kukatakan ...” Luke berhenti. Ia melihat ke depan. Ellshora masih diam, tatapannya kosong. Deru nafas yang tek beraturan terdengar jelas di telinga Luke. Dalam ingatan Luke, ia pernah merasakan sitasi seperti ini sebelumnya. Dan saat ia mencoba menyeret dirinya ke waktu yang telah berlalu, Luke teringat sesuatu. “Ellshora?” Luke merendahkan nadanya s

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 28. Petir

    Luke mengumpulkan seluruh tenaga dan kesadaran dari semua pikiran anehnya. Ia melepas diri dari lingkaran tangan Ellshora yang telah menahannya sebelum ia terjatuh.Ellshora mengambil sesuatu di saku dan menyodorkannya pada Luke. “Makan ini untuk menghilangkan mualmu, Tuan,” godanya.Luke enggan menerima, dan bersikap seolah ia memang baik-baik saja. Meski pusing di kepalanya sudah membaik, tapi perutnya masih terasa mual.Melihat sikap Luke, Ellshora langsung saja memasukkan permen mint di saku pria itu tanpa izin. “Kau pasti membutuhkannya, Tuan.”“Aku hanya menuruti ucapanmu untuk tak membuang waktu yang berharga di jalan, Tuan. Aku mengejar waktu untukmu,” ujar Ellshora dengan nada sindiran.Susunan gigi Ellshora yang rapi terlihat jelas saat ia menyeringai dengan bangga. “Dan kita berhasil datang lima belas menit lebih cepat dari perkiraan, Tuan!”Tapi Luke mengabaikan Ellshora dengan kesal yang sudah memuncak. Tak ingin berlama-lama, Luke cepat berlalu dari situ dan segera menuj

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 27. Gadis Sirkuit

    “Gadis seperti apa yang menjadi tipekalmu , Tuan?”Luke membuka mulutnya perlahan, dan tatapannya masih tak beralih pada wajah Ellshora. “Sepertimu ...Ellshora.”Ellshora terperangah.“Sepertiku?” tanyanya ragu, dengan mengarahkan telunjuk pada dirinya sendir.Tapi Luke tersentak. Menyadari bahwa ada kesalahan yang baru saja ia lakukan di luar kesadarannya. “Oh, maksudku. Sepertimu ....”“Seperti tipekal yang, yang mungkin kau pikirkan. Tipekalmu tentang pasangan.” Luke gelagapan., kata-katanya tak beraturan.”Begitu maksudku.”Tapi Luke yang terbata-bata, sangat mudah diartikan oleh Ellshora. Ia pikir, Luke mulai menunjukkan ketertarikan padanya.Senyum Ellshora bermekaran, seperti bunga-bunga di halaman The Oiner saat musim semi tiba. “Tipekalku?”“Seseorang yang penuh cinta, hangat dan pekerja keras. Selalu memahamiku, apapun yang terajadi,” ungkap Ellshora.Semua itu ada pada Zane. Seorang yang membuat Ellshora luluh dan menyerahkan segenap hatinya pada pria itu.“Ya, begitulah ti

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 26. Luke Masuk Perangkap?

    “Aku datang untuk memberikan sesuatu yang berharga padamu,” ujar Luke menunjukkan raut wajah serius seperti biasa.Antusias Ellshora yang lebih kental dengan rasa penasaran semakin membuatnya ingin tahu. “Sesuatu apa?”Saat Luke belum memberi Ellshora jawaban, satu suara pemberitahuan di ponsel membuat Ellshora berpaling sesaat.‘Aku sudah di dalam bus dari tadi.’Sebuah pesan balasan dari Zane yang membuat Ellshora menghela nafas lega. Ia segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.Luke menyodorkan selembar foto yang tempo hari ia pungut di pusat perbelanjaan. “Ini pasti sangat berharga untukmu, kan?”Mata Ellshora cukup tajam memandangi tiga orang dalam foto lama yang masih Luke pegang.“Ini milikmu, kan? Wajahmu tak berubah sejak dulu,” sanggah Luke membangunkan Ellshora dari lamunan sesaatnya.Ellshora meraih foto miliknya, ia keheranan. “Bagaimana bisa foto ini ada padamu?”“Kau menjatuhkannya di pusat perbelanjaan waktu itu. Aku baru ingat tadi, jadi baru sempat kuberikan

DMCA.com Protection Status