Home / Romansa / PERANGKAP PANAS CEO DINGIN / Bab 6. Tanda Terima Kasih

Share

Bab 6. Tanda Terima Kasih

Author: ANAR RM
last update Last Updated: 2023-11-11 02:51:38

Ellshora benar-benar terpukau sekarang, nyaris tak bisa mempercayai Luke. Bagi Ellshora tempat ini menggambarkan sebuah kesempurnaan. Ia bahkan tak pernah membayangkan berada di sini sebelumnya. Tapi, seorang Luke yang mengacuhkannya sepanjang perjalanan tempo hari justru membawanya ke The Golden Sun. Restoran supermewah di Norwich bahkan di Inggris. Konsep royal klasik kental yang disuguhkan oleh tempat ini, membuat Ellshora merasa diseret dalam nuansa di era bangsawan Inggris.

“Permisi, Tuan Luke,” ucap seorang manager yang baru saja datang bersama tiga orang pramusaji berseragam super-rapi di belakangnya. “Pesanan anda sudah siap.”

Pria dengan perkiraan usia empat puluh tahunan itu berdiri di hadapan Luke dengan memberikan senyum terbaiknya. Sementara tiga orang lainnya tengah meletakkan pesanan Luke di meja.

“Ini adalah teh terbaik kami, Tuan. Teh Pu Erh yang langsung kami dapat dari petani Yunnan, Tiongkok,” kata sang manager.

Mendengar kata terbaik, Ellshora menelan ludah. Bibirnya membentuk senyum ragu. “Hm ... maaf, Tuan. Berapa harga untuk pesanan kami ini, ya?” tanyanya pada sang manager.

Pria itu melirik Luke, tapi Luke sendiri hanya membalas tatapan sekilas lalu meraih cangkir dengan tanpa ekspresi. Kemudian manager itu segera memberi jawaban. “500 pound untuk dua cangkir teh terbaik kami, Nona.”

Ellshora yang hendak meraih cangkir dan menikmati teh tersebut, langsung tercengang.

“Hah? Berapa? Bisa kau ulangi, Tuan?” tandasnya.

Usai menyesap teh, Luke kembali meletakkan cangkir. Kini pandangannya datar kepada Ellshora. “Telingamu bermasalah? Dia menjawabnya dengan jelas dan keras tadi.”

“Bukan begitu. Tapi bagaimana bisa mereka memberi harga begitu fantastis dengan dua cangkir kecil minuman ini?” kekeh Ellshora sulit percaya.

Kini mata Luke beralih pada sang manager dan tiga pramusaji itu. “Kalian bisa pergi sekarang.”

“Baik, Tuan. Kami permisi,” pamit sang manager bersama yang lain.

Mereka pergi meninggalkan private room atas nama Luke Whiston. Sementara hanya Luke dan Ellshora berada di dalam ruangan itu sekarang.

“Minumlah. Aku akan menemanimu minum teh di sini sebagai ucapan terima kasihku seperti yang kau minta,” Luke datar.

“Ini semua terlalu berlebihan, Tuan. Kau membuang banyak uangmu hanya untuk sebuah minuman,” ujar Ellshora yang terus menyesali 500 poundsterling hanya demi teh china itu.

“Tak masalah bagiku. Aku juga membuang banyak uang untuk hal tidak penting lainnya. Kulihat mobilmu juga sudah usang, atau mau kubelikan mobil baru juga?” Luke menyombong, namun ruat wajahnya tak berubah sama sekali.

Lirikan Ellshora sangat tajam, ia menangkap sesuatu dari ucapan Luke. Dan sesuatu tersebut seperti bola panas yang ingin sekali ia lempar ke wajah pria itu.

‘Sialan! Sombongnya pria ini! Dia tidak tahu, bahkan mobil yang dia sebut usang juga bukan milikku. Ah, aku hanya pengangguran yang tak punya apa-apa sekarang!’ geramnya dalam hati.

Yang perlu Ellshora lakukan sekarang yakni mengambil nafas dan menghembusnya pelan-pelan. Kemudian menyunggingkan sebuah senyuman palsu untuk seorang Luke Whiston dengan segala kesombongannya. “Terima kasih untuk tawaranmu, Tuan. Teh mahal ini sudah lebih dari cukup untuk kata maaf dan terima kasihmu.”

“Baguslah. Artinya aku tak berhutang kata maaf ataupun terima kasih atas kejadian tadi,” jelas Luke.

Ellshora mulai meraih cangkir kemudian menyesap teh yang membuatnya tercengang. Begitu merasakan, ia seperti mendapat sensasi berbeda. Namun dalam benaknya, ia juga tetap tak menyetujui soal harga yang diberikan restoran mewah ini.

“Aku akan pergi setelah kau habiskan tehmu. Cepatlah.” Luke masih tegas dan datar. Bahkan Ellshora belum mendapati ekspresi lain pria itu.

Jika ini waktu bersama Luke adalah momen berharga, maka Ellshora harus menggunakannya sebaik mungkin. Jangan biarkan semua berakhir begitu cepat. Ia mulai mengatur siasat.

“Tuan, teh ini memang berbeda. Jika bukan karenamu, aku tak akan pernah mendapat kesempatan merasakan sensasi dari teh terbaik ini. Bagaimana kalau kuminta secangkir lagi?” bujuk Ellshora, dalam benaknya sebuah ide datang begitu saja.

Raut wajah Luke masih datar. Tapi dari pancarannya Ellshora bisa melihat dengan jelas bahwa Luke adalah seoran pria yang besar hati. “Pastinya kau tak akan pernah menemukan seorang yang bersedia membuang waktu dan uang berharganya untukmu. Seperti aku.”

Luke mengambil lonceng klasik berukuran kecil di meja, alat pemanggil pramusaji. Hanya beberapa saat, seorang pramusaji kembali datang.

“Bawakan pesenan yang sama,” pinta Luke.

Pramusaji bersuara. “Untuk makanan pendamping, mau kami siapkan, Tuan?”

“Tidak. Dia hanya minta ditemani minum teh. Tak perlu yang lain.” Jawaban Luke tegas.

Dalam hati Ellshora mendengus. ‘Dia benar-benar tak tahu basa-basi.’

“Baiklah, Tuan, akan kubawakan segera. Permisi,” pamit pramusaji seraya meninggalkan ruangan.

Ellshora sudah menghabiskan secangkir tehnya. Bagi Ellshora, tak ada yang spesial. Jika Luke membuang uang di tempat ini, Ellshora justru tak ingin membuang waktu dan kesempatan bersama Luke hari ini. Begitu pesanan datang, ia memandangi cangkir berharap dapat menahan Luke beberapa waktu lagi.

“Oh, ya, Tuan. Kebetulan kau seorang CEO perusahaan besar, dan aku seorang pengangguran yang sedang mencari pekerjaan. Entah pertemuan kita takdir atau bukan, tapi bisakah kau membantuku bekerja di perusahaanmu?” harap Ellshora, namun percayalah bahwa bukan itu tujuannya. Ia hanya perlu basa-basi.

“Kirim lamaranmu ke bagian HRD. Mereka akan merekrutmu jika kau memang sesuai klasifikasi kami,” jawab Luke.

Wajah Ellshora menunjukkan rasa kecewa. “Hampir dua bulan aku belum mendapat jawaban dari perusahaanmmu.”

“Artinya kau bukan seorang yang kami butuhkan. Atau mungkin kau bisa pergi ke kafe pinggiran, mereka pasti membutuhkan tenagamu.” Saran Luke yang ini benar-benar membuat kedua mata Ellshora melotot.

“Tuan, meski aku bukan lulusan universitas, tapi pengalamanku sebagai staff keuangan sangat bisa diandalkan!” sergah Ellshora membela diri.

“Kalau begitu, datangi perusahaan yang masih mengandalkan pengalamanmu. Bekerjalah di sana agar kau bisa membuang uang untukku nanti,” sentak Luke yang langsung berdiri.

Melihat Luke yang bersiap pergi, Ellshora juga berdiri seketika. “Tuan, kau mau kemana? Tehku belum habis!”

“Aku sudah meluangkan waktu dan uang untuk meminta maaf juga berterima kasih padamu hari ini. Tapi bagaimana jika aku bergantian menuntut terima kasih karena sudah menolongmu tempo hari?” sergah Luke memberi seringai miring. 

Bahkan Ellshora tak pernah memikirkan itu. Ia memejamkan mata sembari menggertakkan giginya tanpa berkata-kata.

“Setelah kau mendapat pekerjaan, mungkin kau bisa mentraktirku untuk berterima kasih,” kata Luke yang segera pergi, meninggalkan Ellshora di private room itu.

Ellshora duduk tercengang, membayangkan nominal yang harus ia keluarkan untuk Luke suatu hari nanti. Bersama pria itu hari ini, benar-benar menguras diri bagi Ellshora. Semua sikap Luke, ia tak menyukainya dari segala sisi yang ia lihat.

‘Dia tak hentinya membuatku berapi. Jika bukan karena semua rencana gila ini, aku sudah membakarnya hidup-hidup!’ geram Ellshora dalam hati.

Related chapters

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 7. Gadis Traffic Light

    Terpampang seringai Ellshora yang memberi arti lebih. Ia membutuhkan Luke untuk segera terlepas dari Bibi Mia, untuk cepat kembali dalam hangatnya dekapan Zane. Namun semua keangkuhan Luke, membuat Ellshora bergairah. Selain karena tujuan yang sudah direncanakan, Ellshora ingin menaklukkan Luke Whiston dengan semua keangkuhannya. Agar pria itu menyadari bahwa ia tak sesempurna itu. Setelah keluar dari The Golden Sun dan semua kemewahan tempat itu, Ellshora berjalan melewati trotoar jalan dengan penuh kekesalan. Lantaran Luke bahkan tak mengantarnya kembali ke kantor Sonic Group untuk mengambil mobil Daniel malah menyuruhnya menggunakan taksi. ‘Sebentar lagi, kau akan takluk di tanganku, Luke! Dan kau yang tergila-gila denganku akan memberikan apapun yang kumau!’ gerutu Ellshora yakin. Ellshora hendak menyebrang, langkah kakinya mulai menginjakkan zebra cross. Dengan tatapan yang kosong, ia tak menyadari bahwa lampu di traffic light sudah hijau kembali. Sebuah mobil putih mengkilap m

    Last Updated : 2023-11-12
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 8. Ellshora & Pria Kaya

    Ellshora sibuk dengan bola di tangan, melakukan shooting berkali-kali. Meski dalam hati, Daniel berdecak dengan kemampuan permainan Ellshora, ia enggan mengungkapnya. “Tenagamu terisi banyak dengan teh mahal itu sepertinya,” seru Daniel seraya membawa langkah kakinya mendekati Ellshora. Ellshora menoleh, namun tetap melanjutkan permainannya. “Kalau kau mau menguras tenagaku lagi malam ini, aku tak mau. Batas waktu kerjaku sudah habis hari ini.” Daniel menunjukkan seringai lebarnya. “Tidak, Sayang. Aku hanya ingin menemanimu bermain sekarang,” godanya. “Berikan bola itu padaku.” Shooting berikutnya berhasil lagi. Tak terhitung berapa kali Ellshora memasukan bola ke dalam ring dengan bakat terbaiknya. Ia berhenti dan melihat Daniel yang bersiap menangkap bola di tangan Ellshora. Sudut bibir Ellshora terangkat. “Yakin mau kulempar?” Daniel hanya memberi anggukan, tangannya siap melakukan gerakan catching ball. Melihat hal itu, Ellshora melebarkan senyum puas dan cepat melempar bola

    Last Updated : 2023-11-13
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 9. Ciuman Manis di Ketinggian 150 Kaki

    Dan Zane yang sudah ditunggu, akhirnya datang. Ia juga terkejut melihat kehadiran Ellshora di rumahnya yang tiba-tiba. “Kenapa kau tidak memberitahuku kalau mau kemari?” “Saat kita bicara di telfon tadi, kau tidak mengatakan apapun,” imbuh Zane. Frida yang menjawab. “Mulai sekarang ini rumahnya juga. Jadi tak perlu memberitahumu kalau dia mau kesini. “Pintu rumah terbuka lebar untukmu, Ell. Jadi datanglah setiap saat,” tambahnya. Apa yang diucapkan Frida membuat Ellshora memancarkan wajahnya yang berseri-seri. Melihat ekspresi itu, Zane tersenyum. Ia menarik kursi dan mengambil posisi duduk bersama dua perempuan tersebut. “Makanlah, Sayang. Ellshora membuat sup terenak yang pernah Ibu makan selama ini,” puji Frida. “Ibu ambilkan mangkuk untukmu.” Ketika Frida bersiap bangkit dari duduknya, Ellshora menahan. “Biar aku saja, Bu,” katanya langsung menghampiri lemari rak dan mengambil piring dan sendok, kemudian cepat kembali ke meja makan. Ellshora menuangkan sup ke mangkuk, dan m

    Last Updated : 2023-11-14
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 10. Gaun Silky Dari Pacar

    Udara pagi yang segar dan kicauan burung di halaman rumah adalah perpaduan yang serasi. Akan tetapi Ellshora tak cukup terarik keluar dari kamar sekarang. Ia masih duduk di ranjang dengan perasaan yang tak susah dijelaskan. Ellshora memandangi lekat-lekat figura foto sang ibu di tangan, Ellshora menahan diri sekuat mungkin untuk tak menangis. Kini Ellshora membawa dirinya dalam masa-masa dimana ia pernah merasakan kehangatan dekapan Elena-sang ibu. Kebersamaan dan waktu yang mereka habiskan sampai Ellshora berusia tujuh tahun. Hingga takdir benar-benar merenggut semuanya. ‘Ibu. Aku rindu ....’ lirih Ellshora. Ia menepis dua bulir air mata yang nyaris saja membasahi pipinya. Selang beberapa detik, suara ponsel Ellshora terdengar cukup keras. Dengan cepat membawa gadis itu dari bayang-bayang masa lalu dan kerinduan terhadap sang ibu. Ellshora langsung menjawab panggilan masuk dari Zane. “Hallo, Zane?” sapa Ellshora. Zane langsung berbicara. “Hari ini aku meminta izin untuk libur di

    Last Updated : 2023-11-15
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 11. Pertemuan Tak Terduga

    “Terima kasih, Zane. Tentu aku menerima hadiah ini dengan sangat senang hati,” ucap Ellshora kesenangan dengan gaun pemberian Zane barusan.Ia cepat menjatuhkan diri dalam pelukan Zane di tengah keramaian . Tak peduli pasang-pasang mata yang memperhatikan mereka sekarang. Meski Zane sendiri menyadari hal itu, ia juga tak mempedulikannya.Pelukan itu masih erat, sebelum Ellshora menyadari ada seseorang yang tak asing tengah berjalan ke ke arahnya.Ellshora memutar pelukan, berbalik arah lalu dengan cepat melepas diri. Ia terkejut bukan main lantaran Luke yang harusnya masih berada di Paris justru sekarang ada di tempat yang sama dengannya.‘Dia tidak boleh melihatku!’ gusar Ellshora dalam hati. ‘Zane juga tak boleh tahu ini.’Sikap Ellshora yang drastis langsung ditangkap Zane. “Kenapa, Ell?”“Itu ... aku ....” Ellshora ketar-ketir. “Aku harus ke kamar mandi sekarang!”Secepat kilat, Ellshora berlalu dari situ lalu pergi toilet. Zane yang tengah berjalan mendekati sebuah kursi berpapas

    Last Updated : 2023-11-16
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 12. Gadis Traffic Light (2)

    Kafe Olizer, pukul 11.15.Ellshora memasuki kafe sembari mengitari matanya ke semua penjuru. Pandangannya nampak jelas tengah mencari-cari. Namun Zane tak terlihat juga. Ellshora segera duduk di kursi yang terletak di dekat dinding kaca. Titik sempurna yang menyuguhkan pemandangan di luar.Tak lama seorang pelayan kafe datang membawa nampan. “Pesananmu datang, Nona.”Ellshora terkejut melihat segelas moccachino ice dan sepiring kecil waffle di meja.“Hah? Aku belum memesan,” katanya keheranan.“Pacarmu yang memesan, Nona,” jelas pelayan itu menunjuk meja counter pemesanan. Dimana Zane melambaikan tangannya pada Ellshora dari sana.Ekspresi Ellshora berubah, sikap herannya mencair menjadi senyum tersipu. Lalu sang pelayan pergi saat Ellshora melihat sebuah pesan baru masuk di ponselnya.“Tunggu sebentar. Aku akan menemanimu saat waktu istirahatku.” Begitu pesan dari Zane.Ellshora membalas dengan senyum dan anggukan pada Zane dari kejauhan. Selang tiga puluh menit setelah itu, Zane me

    Last Updated : 2023-11-16
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 13. Basket Girls Basket Boys

    The Oneiro adalah nama sebuah rumah mewah dengan konsep klasik country khas eropa yang memiliki halaman superluas. Tempat ini menggambarkanan kesempurnaan keluarga Whiston yang bergelimang uang, dan juga kehangatan di dalam bangunan itu sendiri.Keluarga Whiston memiliki lima sekaligus pengurus rumah dengan beberapa tugas masing-masing. Dan juga empat orang penjaga rumah bertugas mengemban tanggung jawab keamanan bangunan itu.Pagi ini, begitu selesai sesi sarapan, Annami keluar dan bersiap memulai hobi berkebunnya seperti biasa.“Selamat pagi, Sofie!” sapanya pada seorang wanita yagn sudah berada di halaman, kemudian Annami memalingkan pandangannya pada pria di sisi Sofie. “Selamat pagi, Andy!”Sofie dan Andy menjawab bersamaan. “Selamat pagi, Nyonya.”“Ayo kita mulai mengurus anak-anak kita!” ajak Annami pada dua orang itu.Mereka memulai memangkas bonsai cemara yang tumbuh rapi di halaman superluas The Oneiro. Yang mereka rawat seperti anak sendiri. Sofie dan Andy adalah dua pengur

    Last Updated : 2023-11-16
  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 14. Lemparan Berbuah Manis

    Ketika Ellshora tengah mencari-cari alasan rasional tentang keberadaan Luke yang tiba-tiba di sini, Luke justru bersikap biasa saja. Ia ingin memuaskan hasrat bermain basket yang cukup lama ia abaikan.“Mau melawan kemampuan terbaikku?” tantang Luke.Tantangan Luke yang angkuh cepat menyeret Ellshora dari semua keherannya. Ia menatap Luke, seolah ingin memberitahu pria itu bahwa basket adalah kebanggaan terbesarnya.“Kenapa tidak!”Ellshora merebut kembali bola di tangan Luke. Mereka bermain dengan sangat apik. Membuat semua penonton seolah tengah berada di pertandingan basket sungguhan. Luke mengakui, permainan Ellshora membuat keringatnya bercucuran. Dan juga, bagi Ellshora, Luke memang memiliki kemampuan yang cukup baik.Permainan yang cukup melelahkan. Skor seri, 45:45.Sekarang, bola berada di tangan Ellshora, gadis itu lihai melakukan dribbling. Mata Luke masih mengamati situasi dan bersiap melakukan siasat. Luke dan Ellshora saling menatap satu sama lain. Keduanya tak ingin len

    Last Updated : 2023-11-17

Latest chapter

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 34. Rahasia Yang Terkuak

    “Luke sudah masuk perangkap?”Luke berhenti melangkah saat ia mendengar suara seseorang menyebut namanya cukup jelas. Ia berdiam diri lantaran ingin memastikan apa yang barusan didengarnya.“Ya, Luke sudah masuk ke dalam perangkap panasku. Dia akan segera menjadi milikku, dan sebentar lagi aku akan menikmati semua uangnya,” ungkap Ellshora.Mendadak Luke merasa ada aliran listrik yang merambat di seluruh tubuhnya, hingga ia merasa tersengat dan panas sekali. Luke bergeser di belakang pohon besar dekat lapangan, enggan melanjutkan kakinya menghampiri Ellshora seperti niat awalnya kemari. Dan Luke benar-benar ingin mendengarnya lagi.“Berapa lama lagi Luke akan menjadi milikmu?” tanya Daniel.Ellshora masih sibuk dengan bola di tangannya sembari menjawab pertanyaan Daniel. “Secepat mungkin akan kubuat Luke benar-benar jatuh hati denganku, dan aku bisa menggunakan uangnya untuk segera memulai hidup baru dengan Zane.”Aliran itu semakin panas bahkan nyaris membuat Luke Whiston meledak. Ia

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 33. Rencana Romantis

    "Apa kau ... punya pacar, Ell?” tanya Luke pada Ellshora. Pada akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya.Ellshora menatap Luke cukup tajam, ketika pria itu masih mengendalikan stir mobil. “Aku ... tidak punya pacar.”Luke membuang nafas, rasanya seperti mengeluarkan sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya begitu mendengar jawaban Ellshora barusan.Tak mungkin Ellshora menjawab jujur pertanyaan Luke tadi. Zane adalah pria yang telah menempati hatinya, sedangkan Luke bukan siapa-siapa di hati Ellshora. Luke hanya CEO muda bergelimang harta yang menjadi targetnya sesuai pilihan keluarga Bibi Mia.Pandangan Ellshora kembali ke luar mobil, melihat pemandangan yang ditawarkan oleh Fleet Street. Hanya beberapa kendaraan yang melintas, seperti biasa memang.“Jangan bilang kalau kau tak punya waktu untuk pacaran. Karena aku yakin bukan itu alasannya.” Luke menerka.“Alasannya, karena aku sedang menunggu seseorang. Seorang jodoh untukku,” ungkap Ellshora.“Pria yang penuh cinta yang akan da

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 32. Terpesona

    Perlahan, Ellshora mulai membuka matanya. Ia melihat Luke saat baru saja tersadar.“Luke ....”Luke menarik tubuh Ellshora dalam dekapannya. Rasa khawatir Luke cukup memuncak saat melihat Ellshora tenggelam di kolam sedalam lima meter itu.“Syukurlah, kau sudah sadar, Ell. Aku sangat cemas,” ucapnya dengan perasaan lega. Bahkan detak jantung yang tak beraturan, cukup jelas di telinga Ellshora.Sikap Luke membuat Ellshora sendiri tercengang. Dalam dekapan tangan Luke, suaranya terdengar rendah. “Kau menyelamatkanku, Tuan?”Luke merenggangkan pelukan. Wajah basah Ellshora sangat jelas dalam pandangan dekatnya. Sementara, ia juga tengah mengatur nafasnya.“Ell, kau baik-baik saja? Apa kita perlu ke rumah sakit sekarang?” tanya Luke khawatir.Ketika Luke hendak bangkit dan berencana segera ke rumah sakit, Ellshora menarik tangan pria itu. “Kau mengkhawatirkanku, Luke? Sebesar itukah rasa pedulimu terhadapku?”Luke menelan ludah, ada perasaan yang sulit dipaham dalam hatinya sekarang. Peras

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 31. Ellshora Tenggelam

    Sudah hampir jam sebelas belas sekarang. Luke menghentikan mobil di sisi jalan beberapa meter dari rumah Ellshora. Seperti permintaan Ellshora sebelumnya. Ellshora membuka pintu dan turun dari mobil Luke. Sementara, Luke juga ikut keluar sambil membawa boneka minions yang ia beli di festival tadi. “Terima kasih untuk malam ini, Luke,” ucap Ellshora. Luke menunjukkan senyumnya lagi. “Bawa ini,” katanya, menyerahkan boneka itu pada Ellshora. Tapi Ellshora yang keheranan tak langsung menerima. “Kau membelinya untuk di taruh di kamarku, kan?” “Meski aku suka minions, tapi kurasa boneka tak cocok denganku. Jadi ... ambil saja untukmu,” kilah Luke. Sejak awal Ellshora memang alasannya membeli barang itu. Hanya saja, ia enggan mengakui. “Baiklah kalau meminta.” Akhirnya Ellshora menerimanya, dengan raut wajah yang membuat Luke cukup senang pula. “Aku harus langsung pulang. Sekali lagi, terima kasih untuk malam ini,” pamit Ellshora. Luke terus memandangi punggung Ellshora. Gadis itu

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 30. Satu Malam Bersama Tuan CEO

    “Apa pria itu seorang ayah yang telah meninggalkanmu dan ibumu?”Pertanyaan Luke membuat Ellshora tersentak. Ia merasakan kegelisahan yang tak diungkapkan.“Maaf. Tapi bisakah kita tak membahas soal itu?” ucap Ellshora mencoba membebaskan diri dari pembicaraan ke arah yang lebih sensitif.Luke melihat ekspresi wajah Ellshora yang seolah menunjukkan bahwa ia tengah memohon. “Oh, oke. Maaf.”Sejak awal pertemuan Luke dengan Ellshora, gadis itu selalu menunjukkan sisi berani seolah tanpa kelemaan dan juga banyak bicara. Tapi malam ini, Luke telah melihat sisi lain seorang Ellshora.Kopi hangat di cangkir sudah habis, Ellshora bangkit dan bersiap untuk pergi.“Jam kerjaku sudah selesai, kan? Aku pamit pergi, Tuan,” ucap Ellshora meletakkan kunci mobil di atas meja.Luke mengerutkan dahi. “Sudah kukatakan waktu itu, kau bisa menggunakan mobilku untuk pulang. Kau lupa?”“Terima kasih sebelumnya, Tuan. Tapi maaf, aku harus menolak fasilitas mewah itu darimu. Aku lebih nyaman menggunakan taksi

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 29. Rumah Pribadi Luke

    Mobil melesat cepat ke depan, dan Ellshora melihat pembatas jalan cukup dekat dengannya. Ellshora cepat menghentikan laju mobil dengan menginjak pedas rem. Hingga decitan terdengar cukup keras. Citttttt! Tepat satu meter jarak antara pembatas jalan dan mobil yang berhasil Ellshora hentikan mendadak. “Ellshora!” bentak Luke yang merasa jantungnya nyaris lepas. Luke geram, sangat geram. Sebab ia berpikir Ellshora mengabaikan ucapan Luke sebelumnya dan masih mengemudi dengan kacau. “Kau ingin membunuhku, hah!” Suara bentakan Luke seolah tak menembus pendengaran Ellshora. Ellshora tak mendengar apapun yang masuk ke telinganya. “Sudah kukatakan ...” Luke berhenti. Ia melihat ke depan. Ellshora masih diam, tatapannya kosong. Deru nafas yang tek beraturan terdengar jelas di telinga Luke. Dalam ingatan Luke, ia pernah merasakan sitasi seperti ini sebelumnya. Dan saat ia mencoba menyeret dirinya ke waktu yang telah berlalu, Luke teringat sesuatu. “Ellshora?” Luke merendahkan nadanya s

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 28. Petir

    Luke mengumpulkan seluruh tenaga dan kesadaran dari semua pikiran anehnya. Ia melepas diri dari lingkaran tangan Ellshora yang telah menahannya sebelum ia terjatuh.Ellshora mengambil sesuatu di saku dan menyodorkannya pada Luke. “Makan ini untuk menghilangkan mualmu, Tuan,” godanya.Luke enggan menerima, dan bersikap seolah ia memang baik-baik saja. Meski pusing di kepalanya sudah membaik, tapi perutnya masih terasa mual.Melihat sikap Luke, Ellshora langsung saja memasukkan permen mint di saku pria itu tanpa izin. “Kau pasti membutuhkannya, Tuan.”“Aku hanya menuruti ucapanmu untuk tak membuang waktu yang berharga di jalan, Tuan. Aku mengejar waktu untukmu,” ujar Ellshora dengan nada sindiran.Susunan gigi Ellshora yang rapi terlihat jelas saat ia menyeringai dengan bangga. “Dan kita berhasil datang lima belas menit lebih cepat dari perkiraan, Tuan!”Tapi Luke mengabaikan Ellshora dengan kesal yang sudah memuncak. Tak ingin berlama-lama, Luke cepat berlalu dari situ dan segera menuj

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 27. Gadis Sirkuit

    “Gadis seperti apa yang menjadi tipekalmu , Tuan?”Luke membuka mulutnya perlahan, dan tatapannya masih tak beralih pada wajah Ellshora. “Sepertimu ...Ellshora.”Ellshora terperangah.“Sepertiku?” tanyanya ragu, dengan mengarahkan telunjuk pada dirinya sendir.Tapi Luke tersentak. Menyadari bahwa ada kesalahan yang baru saja ia lakukan di luar kesadarannya. “Oh, maksudku. Sepertimu ....”“Seperti tipekal yang, yang mungkin kau pikirkan. Tipekalmu tentang pasangan.” Luke gelagapan., kata-katanya tak beraturan.”Begitu maksudku.”Tapi Luke yang terbata-bata, sangat mudah diartikan oleh Ellshora. Ia pikir, Luke mulai menunjukkan ketertarikan padanya.Senyum Ellshora bermekaran, seperti bunga-bunga di halaman The Oiner saat musim semi tiba. “Tipekalku?”“Seseorang yang penuh cinta, hangat dan pekerja keras. Selalu memahamiku, apapun yang terajadi,” ungkap Ellshora.Semua itu ada pada Zane. Seorang yang membuat Ellshora luluh dan menyerahkan segenap hatinya pada pria itu.“Ya, begitulah ti

  • PERANGKAP PANAS CEO DINGIN   BAB 26. Luke Masuk Perangkap?

    “Aku datang untuk memberikan sesuatu yang berharga padamu,” ujar Luke menunjukkan raut wajah serius seperti biasa.Antusias Ellshora yang lebih kental dengan rasa penasaran semakin membuatnya ingin tahu. “Sesuatu apa?”Saat Luke belum memberi Ellshora jawaban, satu suara pemberitahuan di ponsel membuat Ellshora berpaling sesaat.‘Aku sudah di dalam bus dari tadi.’Sebuah pesan balasan dari Zane yang membuat Ellshora menghela nafas lega. Ia segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.Luke menyodorkan selembar foto yang tempo hari ia pungut di pusat perbelanjaan. “Ini pasti sangat berharga untukmu, kan?”Mata Ellshora cukup tajam memandangi tiga orang dalam foto lama yang masih Luke pegang.“Ini milikmu, kan? Wajahmu tak berubah sejak dulu,” sanggah Luke membangunkan Ellshora dari lamunan sesaatnya.Ellshora meraih foto miliknya, ia keheranan. “Bagaimana bisa foto ini ada padamu?”“Kau menjatuhkannya di pusat perbelanjaan waktu itu. Aku baru ingat tadi, jadi baru sempat kuberikan

DMCA.com Protection Status