Share

Bab. 6

last update Last Updated: 2023-07-14 12:18:05

Kirani menatap lurus kedepan. Senyum tipis terkadang ia sunggingkan di bibir tipisnya. Sesekali ia memperhatikan penampilan Fatma yang tampak cantik manglingi, dengan kebaya pengantin warna putih. Kemudian ia bergeser sedikit kebelakang duduk tepat di samping ibu sang mempelai. Disebelah kanan Bu Minah, ada Hartini yang duduk dengan gamis biru senada dengan Kirani, hanya saja warna gamis Hartini sedikit lebih tua dari gamis yang digunakan Kirani.

Hartini yang sudah hamil tua itu, malah menggeser duduknya ke samping Kirani. Selain  di samping Kirani ada kipas angin yang berputar juga karna Hartini tak menyangka bila pria yang menjadi saksi pernikahan Fatma dan Firman dalah Danu. Mantan suami Kirani.

Jiwa kepo Hartini pun meronta-ronta. Hartini yang memang ceplas ceplos dari kedua rekannya ini tak tahan untuk tak kepo pada Kirani tentang kehadiran mantan suaminya di acara pernikahan ini. Tumpukan pertanyaan sudah menggunung di kepala wanita berumur tiga puluh empat tahun ini.

Bukan hanya Hartini yang terkejut sebenarnya. Fatma pun tak menyangka bila yang menjadi saksi pernikahan mereka adalah mantan suami dari sahabatnya dari sahabatnya.

Sepertinya mereka berdua akan memberondong Kirani dengan banyak pertanyaan selepas acara sakral ini.

Kirani yang pernah membersamai pria yang berjas hitam di depan sana, pun tak menyangka bila hari ini akan bertemu setelah sekian lama Kirani menghilangkan diri.

Kirani yang menghilangkan diri, namun Danu selalu mencari.

Sejenak tatapan kedua mantan suami istri itu bersirobok. Ada senyum sangat tipis yang Danu berikan pada Kirani, sayangnya wanita ini langsung menundukkan pandangan, tak ada balasan senyum atau tatapan yang sedikit lama.

Kirani merasa tak pantas membalas senyum itu, sementara Danu begitu berharap Kirani memberi balasan senyum.

Ini jarak yang cukup dekat, ia melihat Kirani lagi. Terakhir ia melihat dari dekat wajah itu, saat ibunya Kirani meninggal tiga tahun yang lalu. Danu sempat hadir, entah darimana ia tahu kabar itu, sebab Kirani pun sudah mengganti ponsel dan kartunya.

“Aku turut berduka, atas kepergian ibu.” Danu mengulur tangan, ingin berikan kekuatan pada Kirani yang bersimbah air mata dengan wajah terlihat pilu saat itu. Tentulah pilu, sebab setelah ini Kirani akan benar-benar sendiri. Ingin sekali rasanya Danu memeluk Kirani yang terlihat rapuh kala itu, namun setelah menyambut uluran tangannya, Kirani langsung menepi tanpa kata.

“Akad nikahnya akan segera di mulai.” Suara MC tadi kembali mengalihkan perhatian Danu dari wajah yang setia menunduk itu. sekali lagi ia melirik, sebelum ia berusaha fokus menandatangani surat-surat yang ada di hadapannya.

“Mantan kamu, kan?” Hartini berbisik begitu lirih. Ia tak bisa menunggu acara selesai untuk mengajukan pertanyaan yang sedari tadi menggelitik benaknya.

“He em.” Kirani mengangguk, membalas pertanyaan Hartini dengan singkat sambil berbisik halus.

“Koq dia bisa disini? Kangen kali sama, kamu?” tanya Hartini lagi sedikit gemas.

Dan Kirani menggeleng sambil menahan senyum.

__

Herda semakin pusing dan semakin khawatir. Bukan karna Danu yang tak pulang-pulang setelah kemarahan yang ia ciptakan di hati lelaki itu. Tapi karna aib yang ia sembunyikan selama ini. Bagaimana bila Danu membeberkan pada semua orang, bagaimana bila Danu sudah tak pulang lalu menuntut dirinya bercerai.

Ingin rasanya Herda ke rumah mertuanya, namun ada keraguan yang mengganjal di hati. Apa yang harus ia jawab, bila bu Maryam menanyakan penyebab pertengkaran mereka. sedangkan selama ini ia pun kurang ramah pada ibu mertuanya.

Lalu ia mulai mengetik pesan pada nomor ponsel Danu. Berharap pesan yang kirim menjadi senjata ampuh untuk meluluhkan hati pria itu seperti biasa.

[Assalamualaikum, Mas dimana. Maaf untuk yang kemarin. Mas boleh marah sama aku, tapi kumohon pulanglah barang sebentar. Dinar demam sejak kemarin, ia ngigau panggil-panggil kamu, Mas] panjang pesan yang dikirim Herda pada Danu.

Pesan itu centang dua. Tapi belum dibaca. Dan Herda menunggu dengan rasa harap cemas. Biasanya jika mengetahui Dinar sakit, Danu pasti luluh, meski di hatinya sudah ada rasa bila anak itu bukan darah dagingnya, meski ia butuh bukti, namun anak itu tak berdosa. Tak tahu apa-apa.

Sambil menunggu balasan pesan dari Danu, Herda mengecek saldo rekeningnya lewat aplikasi mbanking. Kemarin sore ia sudah membayar cicilan anting emas seharga lima juta rupiah. Kemarin adalah pembayaran ke sembilan. Cicilannya sisa tiga bulan lagi.

“Astaga!” Herda sedikit terkejut melihat sisa isi tabungannya. Hanya tersisa tiga juta lima ratus ribu saja. memang benar rumah dan mobil sudah atas namanya, namun untuk uang belanja bulanan ia harus menunggu Danu mentransferkan gajinya. Sementara tanggal gajian sudah lewat dua hari, namun belum ada notif transferan dari rekening suaminya.

Sebenarnya tabungan Herda cukup banyak, namun tiga bulan ini, ia kembali aktif berhubungan dengan mantan kekasihnya, yang juga rekan Danu. Willy namanya. Pria berkulit putih itu pernah menjadi rekan kerja Danu dan Herda di masa lalu. Namun karna posisi dan gaji Willy jauh lebih sedikit dari Danu, makanya Herda juga menjalin dan akhirnya menjebak Danu dalam pernikahan tak sehat yang ia ciptakan untuk pria itu.

Dimasa lalu, saat Herda mulai intens berkomunikasi dengan Danu, sebenarnya Herda juga diam-diam menjalin hubungan dengan Willy kala itu.

Tiga bulan ini keduanya kembali intens bertemu. Bukan di tempat biasa, namun tentu di hotel agar tak ada yang melihat keduanya. Lalu yang bayar hotel? Lebih sering Herda yang bayar, bukan hanya hotel namun juga makanan dan rokok pria itu.

Hampir satu jam menunggu, pesan yang Herda kirim tak kunjung berbalas. Meski centang dua pada pesan itu sudah berubah warna menjadi biru.

Herda kalut.

__

Akad nikah Fatma dan Firman berlangsung khidmat dan lancar. Dalam satu tarikan nafas, Fatma sudah resmi kembali menjadi istri. meski Fatma seorang janda dan Firman seorang bujang yang belum pernah menikah, namun pria itu tulus menerima dan mencintai Fatma tanpa syarat. Bahkan Firman butuh waktu hampir setahun untuk meyakinkan Fatma agara bisa menerima dirinya menjadi imama bagi wanita itu.

Para tamu undangan dan rekan kerja yang datang langsung dipersilahkan menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan. Terlihat Hartini dan Kirani sibuk melayani tamu-tamu yang hadir.  Mereka berdua terlihat sibuk di meja prasmanan panjang. Sebenarnya yang sibuk Kirani saja, Hartini hanya memperhatikan keterdiaan piring dan makanan di meja tersebut.

Sesekali Fatma dari atas pelaminan melihat kearah keduanya. Wanita ini pun sama dengan Hartini. Ia juga cukup terkejut dengan kehadiran Mantan suami kawannya itu sebagai saksi pernikahannya.

Bukan hanya Hartini yang penasaran mengapa pria itu bisa hadir. Rasanya Fatma tak sabar memberondong Firman tentang Danu yang menjadi saksi pernikahan mereka.

Kirani sedang membawa nampan kosong ke bagian dapur untuk diisi sayur acar, saat Sofia memanggil namanya.

“Bunda!” suara khas anak-anak itu terdengar gembira.

“Fia, sama siapa, Nak?” Kirani langsung menyerahkan nampan kosong itu pada ibu-ibu yang bertugas di dapur, sementara Sofia sudah mengekor saja di belakang guru ngajinya itu.

“Sama ayah sama nenek, Bunda.” Sofia menjawab sambil menarik-narik gamis biru Kirani.

“Kenapa, Sayang?” Kirani merunduk sedikit memperhatikan wajah imut Sofia.

“Fia, laper, Bunda!” jawab Sofia malu-malu.

“Oh sebentar ya, nanti bunda ambilkan,” ucap Kirani sambil melihat ke dalam dapur apa nampan yang ia bawa tadi sudah terisi acar.

“Biar, saya yang antar, Mbak Rani. Mbak sudah dari tadi bolak balik.” Leli, sepupu Fatma menawarkan agar dirinya saja yang membawa acar tadi.

“Oh, ok Lel, ia benar, mbak sudah pegal ini.” seloroh Kirani sambil terkekeh kecil.

“Ok, Mbak, istirahat dulu. Sekalian makan sama Fia dulu.”

Kemudian Kirani memegang tangan Sofia dan membawanya ke meja prasmanan. Kemudian mulai mengisikan makanan di piring untuk anak itu. Kirani nampak seperti seorang ibu yang sedang melayani anaknya yang sedang makan.

Kirani tak menyadari bila aksinya yang nampak sibuk mengurus Sofia, diperhatikan oleh dua orang pria dengan harapan yang ada di hati mereka masing-masing.

Abdul Gani, dengan harapan Kirani menjadi ibunya Sofia sementara Danur Adiwilaga dengan harapan, Kirani bisa kembali menjadi istrinya.

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 7

    Setelah selesai mengisikan nasi dan lauk untuk Sofia, Kirani bersiap untuk mengajak anak itu mencari kursi yang tak jauh dari meja prasmanan. Namun saat dirinya berbalik, hampir saja ia menabrak dada bidang seseorang pria. Pria itu memang sengaja berdiri tepat di belakang Kirani tadi, ia tak tahan untuk mengajak wanita ini berbicara. walau hanya sekadar bertanya kabar.Namun insiden yang terjadi barusan, membuat angan Kirani sedikit melayang. Meski tahun-tahun telah berlalu, namun aroma mint bercampur sandalwood dari salah satu merk parfum ternama, masih jelas di indra penciuman Kirani. Aroma ini dulu yang membuat angannya melayang. Aroma ini dulu yang akan menyatu dengan aroma vanila musk yang menguar dari tubuhnya di malam-malam hangat yang penuh cinta. Aroma ini ini mengingatkannya pada…“Saya juga lapar, Bunda!” suara berat itu menginterupsi lamunan angan Kirani. Suara itu, aroma parfum ini, adalah milik orang yang sama. Orang yang delapan tahun lalu mendekapnya penuh hangat juga

    Last Updated : 2023-07-15
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 8

    “Ran,”“Makan dulu, Mas!” bergetar suara Kirani.“Aku kangen sama, kamu.” Ia tatap wajah yang sudah sedikit memerah itu.“Aku nggak, Mas!”Namun senyum tiba-tiba terbit di wajah Danu. Senyum yang rasanya sudah lama tak menghiasi wajah berhiaskan brewok kasar yang selalu tercukur rapi.“Kirani!” Danu sudah melanggar batasannya. Ia genggam erat jemari yang sedikit bergetar itu. bahkan piring yang di pegang tangan kiri Kirani juga nampak bergetar.“Mas, lepas!” Kirani mendongak, netranya memerah, sungguh ia tak ingin orang lain melihatnya terlalu dekat dengan Danu. Danu ini sekarang suami perempuan lain.Danu rasanya hampir kehilangan kontrol. Melihat mantan wanita hampir menangis, ingin rasanya Danu mendekapnya dalam pelukan. Sebab luka itu masih jelas terlihat. Luka yang membayangi jelaga kelam itu.Kemudian Danu meremas sedikit kuat jemari yang tak terlalu halus itu, mengalirkan untaian rindunya yang hampir buncah.“Mas, lepas.” Cicit suara Kirani. Benar-benar ingin menangis rasanya.

    Last Updated : 2023-07-15
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 9

    Hampir seminggu ini, Danu tidur berganti-ganti tempat. Ada dua hari di rumah ibunya, dan sisanya ia habiskan di salah satu apartemen miliknya. Apartemen yang dulu ia cicil atas nama Kirani. Meski tak besar, namun di apartemen ini dulu dirinya kerap menghabiskan waktu memadu kasih bersama Kirani.“Mas, bosan di rumah, kita malam minggu di apartemen!” ajak Danu suatu sore pada Kirani yang baru saja selesai keramas.“Tapi langsung tidur ya, aku pegel, Mas.” keluh Kirani manja.“Iya,” sahut Danu tak janji.Apartemen minimalis, type studio. Yang mampu di cicil Danu saat itu. meski tak besar, dan sangat minimalis, namun disinilah keintiman antar dirinya dan Kirani benar-benar dekat. Semua gerak gerik yang Kirani lakukan dapat Danu pantau. Semua, apa saja yang Danu ingin lihat dari wanitanya di masa lalu.Dan seperti biasa keinginan Kirani untuk tidur saja di apartemen itu, tak pernah terjadi. Makan bersama, tidur bersama hingga mandi bersama, semua Danu tuntut pada Kirani di awal-awal perni

    Last Updated : 2023-07-16
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 10

    Herda menangis histeris!Dengan linangan air mata ia berlutut sambil memeluk kedua kaki Danu yang baru saja mengucap ikrar talak di hadapannya dengan disaksikan kedua orang tua Herda juga Firman yang dipanggil oleh Danu untuk menemani dirinya.Firman pun sudah tahu kisah lama yang pernah terjalin antara atasannya ini dengan Kirani, kawan istrinya.Cerita itu didengar dari istrinya juga diceritakan langsung oleh Danu. Saat jam makan siang kemarin.Kisah yang cukup rumit menurut Firman, namun itulah kenyataan yang ada. Kawan istrinya yang Firman panggil dengans ebutan mbak Kirani merupakan mantan istri dari atasannya. Sementara istri atasannya sekarang adalah mantan sekretaris kawan atasannya, yang ternyata melahirkan anak yang bukan anak atasannya.Duh, memikirkan itu Firman jadi pusing sendiri. Kadang-kadang apa yang dilihat orang lain dari luar belum tentu sama dengan dalamnya. Sepertia atasannya ini. Dari luar nampak berwibawa, keluarganya harmonis, punya harta yang cukup, hidupnya

    Last Updated : 2023-07-16
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 11

    Mungkin cinta dulu adaNamun luka kerap mengejekJejakkan sakit yang piluMembawa masa lalu yang membayangiKirani kemudian menyalami mantan suaminya setelah menyalami mantan mertuanya dengan takzim.Ini pertama kalinya lagi Kirani bertemu bu Maryam, sejak perceraian yang ia tuntut pada putra mantan mertuanya itu, hanya sekali dulu mereka bertemu. Di awal-awal saat Kirani pertama kali pulang ke rumah ibunya. Seminggu kemudian bu Maryam datang, menangis dan memohon maaf pada Kirani dan ibunya. Beliau memohonkan maaf untuk khilaf yang Danu lakukan.Bukan hanya bu Maryam yang menangis, tapi juga Kirani. Tiga tahun menjadi menantu bu Maryam, cukup membuat wanita paruh baya itu merasa memiliki seorang putri. Sikap sopan dan santun yang Kirani miliki membuat bu Maryam benar-benar menyayangi Kirani, layaknya putri sendiri.Saking kecewanya bu Maryam atas perselingkuhan yang putranya lakukan, membuat ibu ini mendiamkan putranya berbulan-bulan lamanya. Bahkan saat Danu melaksanakan pernikahan

    Last Updated : 2023-07-17
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 12

    Danu menatap tak suka pada lelaki yang baru turun dari mobil Avanza hitam yang baru saja berhenti di depan rumah Kirani.Danu ingat, lelaki yang baru saja turun bersama anak perempuannya, adalah lelaki yang sama di pesta penikahan Firman dan kawan Kirani. Lelaki dan anak perempuannya yang nampak memberi perhatian pada Kirani.Cemburu.Tiba-tiba saja rasa itu datang mengejek di kepala Danu yang rambutnya hampir kuyup. Pantaskah?Sedang Kirani bukan lagi siapa-siapanya. Kirani hanyalah wanita pertama yang ia cintai juga wanita pertama yang ia sakiti.Sesal semakin mendera. Bukan hanya pada Danu, namun juga pada bu Maryam yang begitu berharap bermenantukan Kirani kembali.Namun bila Kirani memilih keputusannya sendiri. Anak dan ibu itu tak punya kuasa mengatur keinginan Kirani. Seperti dulu mereka tak kuasa menahan Kirani untuk tetap tinggal.Ini masalah hati dan perasaan. Boleh saja Kirani tersenyum pada mereka, menyambut keduanya dengan baik namun siapa yang tahu sisa luka dalam hati y

    Last Updated : 2023-07-18
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 13

    Danu bersikeras untuk mengantarkan Kirani kerumah Sofia, namun wanit ini juga gigih menolak. Kirani tak ingin jadi perbincangan orang kampung. Sebab sudah pasti akan jadi bahan perbincangan jika dirinya diantara mobil ke rumah murid ngajinya itu. Tentu tetanggan akan bertanya-tanya, siapa gerangan yang mengantar janda yang hidupnya sendiri seperti Kirani.Lagi pula banyak orang kampung situ yang mengenal Danu, terutama orang-orang yang dulu dekat pada mantan mertuanya. Meski dulu jarang ke desa ini, namun sebagian dari mereka tetap mengenal Danu. Lagian tak eis rasanya. Meskipun ada bu Maryam, namun Kirani tak enak saja.Sukuplah tadi Kirani malu saat Danu menyadari bila baju yang dipinjamkan pada Danu adalah baju lelaki itu yang sengaja Kirani bawa dulu.Dan teledornya Kirani, baju basah Danu tadi lupa dikasi. Masih tertinggal di dalam kamar mandi harusnya tak ketinggalan, sebab pria itu bisa datang lagi, dengan alasan mengambil baju.Gemuruh lebat tadi sudah berganti dengan gerimis

    Last Updated : 2023-07-18
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 14

    Sidang perdana perceraian antara Herda dan Danu rupanya diundur besok sebab hari ini adalah hari libur. Libur fakultatif tepatnya. Libur yang biasa mengikuti hari- hari besar tepat di esoknya adalah hari libur umum. Istilahnya umumnya di kalangan pekerja adalah hari terjepit.Herda berpikir keras. Bagaimana caranya agar Willy tak nekat menyebar foto-foto mesra mereka. Jelas foto itu sengaja mereka ambil saat bermesraan. Tanggal dan tahun di foto itu jelas tertulis. Tanggal dimana Herda masih menjadi istrinya Danu.Herda merutuki kebodohannya sendiri. Mau-maunya saja ia dulu mengambil foto-foto perselingkuhannya sendiri.Bukan hanya foto-foto itu yang menjadi ancaman bagi Herda, namun juga sejumlah uang yang Willy pinta.Herda memutar otak darimana ia bisa mendapatkan uang sebesar yang Willy pinta. Ia mungkin saja bisa menuntut harta gono gini dan uang nafkah pada Danu, namun prosesnya tentu tak bisa cepat.Sejenak ia menatap gelang emas kesayangannya yang berderet rapi pada pergelanga

    Last Updated : 2023-07-19

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 85_Extra Part Keenan dan Alya

    Waktu berjalan begitu pantas dan berlalu tanpa bisa dihentikan. Masa-masa derita, sakit hati, kecewa dan air mata kini berganti tawa bahagia. Meski luka itu tetap meninggalkan bekasnya. Namun duka itu sebisa mungkin tak diingat-ingat lagi oleh Sofia dan Arbi. Pun dengan Kirani yang sudah terlebih dahulu memaafka luka masa lalu yang dulu membuatnya menangis kecewa. “Nenek sudah makan?” Davka yang sudah kelas lima SD menghampiri Kirani yang terlihat sedang menjahit sebuah jaket berwarna coklat tua. “Sudah, tadi ibumu sudah bawakan nenek ubi jalar rebus. Nenek sudah dua hari tak makan nasi, ibumu yang melarang.” “Karna mama bilang, gula darah nenek tinggi lagi!” Davka memperhatikan jaket coklat yang sering digunakan neneknya akhir-akhir ini. Terlihat ada tiga bekas jahitan pada baju hangat itu. “Nenek, kayanya suka sekali dengan jaket kakek ini?” “Ya, suka sekali. Kakekmu itu baik dan sangat sayang pada nenek.” Bukan sekali dua kali Kirani menceritakan tentang Gani pada cucu mere

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 84

    “Kok, begitu liatnya, Mas?” Kening lebat Sofia berkedut heran, melihat Arbi menatapnya seolah tak berkedip. Baju dinas belum sempat Sofia lepas, bahkan rambut panjangnya hanya dicepol asal. Sofia sedikit terlambat pulang, siang ini. Membuatnya harus terburu mengeluarkan bahan makanan dari kulkas. Ia ingat suaminya pasti belum makan siang. Tinggal di desa seperti ini, tak seperti di kota, bila lapar bisa lari ke warung makan yang bertebaran dimana-dimana. Di sini, belum banyak yang menjual makanan masak. Hanya ada bakso, ayam crispy dan jajanan cilok dan sejenisnya. Penampilan berantakan itu malah membuat Sofia semakin terlihat cantik. Wajahnya terlihat bersinar. Bisa jadi karna efek KB juga. Sofia tak ingin kecolongan. Setelah memastikan dirinya tak hamil, segera saja ia meminta suntik KB satu bulan. Mungkin Kbnya cocok di tubuh Sofia. Ia tak merasa pusing atau keluhan lainnya. Lagian masa lalu yang menyakitkan itu membuatnya masih takut untuk memberi adik lagi pada Davka. Arbi me

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 83

    “Fia,”“Y-ya, Mas!”Rasanya begitu gugup. Bukan hanya Sofia, tapi juga Arbi. Benar-benar canggung. Bahkan debaran itu semakin menggila saat Arbi melihat lagi rambut sebahu istrinya yang begitu indah. Bertahun-tahun baru ia melihat mahkota legam itu lagi. Ditambah dengan Sofia yang masih menggunakan baju mandi saja, membuat Arbi semakin, ah ...Tak jadi masuk, Arbi malah keluar lagi, mengganti lampu di ruang TV dengan yang lebih redup.“Huf! Selamat,” batin Sofia.Namun ...“Lho kok dimatiin lampunya, Mas?”Arbi masuk lagi, mematikan lampu kamar. Namun pintu kamar ia buka sedikit agar tetap bisa mengawasi Davka yang sedang tertidur di depan. Ingin tidur di kamar ini juga tak bisa, sebab kasurnya hanya muat untuk dua orang. Memang malam ini mereka harus tidur bertiga di depan tv. Namun, Arbi ada keinginan sendiri yang tak bisa ditunda. Melihat penampilan Sofia tadi membuatnya seketika on fire.“Mas kangen banget sama, kamu!”Arbi mendekat, bahkan langsung memeluk. Mendekap tubuh itu d

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 82

    Sofia tergugu dalam isak tangisnya. Ini bukan tangis kesedihan lagi. Namun ini tangis keikhlasan. Keikhlasan yang membawanya kembali pada jodoh pertamanya.Ingin sekali rasanya Arbi memeluk tubuh terguncang itu, tapi disini ada bunda Kiran, dan tentu Sofia tak ingin disentuh terlalu jauh, sebab keduanya belum menjadi muhrim lagi.Antara bahagia dan sedih, juga rasa khawatir menyatu, mengepung benak perempuan tiga puluh tiga tahun ini. “Mama, maukah mama maafkan papa, biar papa bisa bobo sama kita disini?”Davka berdiri dengan sebuah kotak cincin sederhana di belakang Sofia yang sedang mengusap air mata yang tak ingin berhenti.Pertanyaan yang sudah diajarkan Arbi berulang kali tadi pada sang putra sebelum mereka masuk ke dapur menemui Sofia yang sedang menghapus air matanya yang tak ingin berhenti.Pernyataan Arbi tadi bila akan menikah, membuat hatinya nelangsa dan semakin hilang separuh rasanya.“Eh, Avka. Apa itu, Nak? Kembalikan sama papa.” Jujur hati Sofia sedikit tercubit, meli

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 81

    Arbi yang dulu selingkuh, Arbi pula yang merasa kecewa. Keputusan Sofia yang belum ingin membuka hatinya kembali, cukup membuat Arbi merasa kecewa, sekaligus takut. Mengapa kecewa?Sebab Arbi merasa Sofia bukan hanya sedang menghukum dirinya, tapi juga sedang menghukum Davka yang begitu ingin melihat mama papanya tinggal serumah.“Kamu nggak, kasihan sama Davka, kah?”“Nanti pasti akan mengerti, Mas.”Sofia selalu yakin bila suatu hari Davka akan mengerti tentang kondisi orang tuanya yang tak sudah tak bersama. Kelak pun akan diceritakannya pada putranya itu bila, papa mamanya sudah berpisah sebelum dirinya dilahirkan.“Kok, papa nggak pernah bobo sama kita, Ma?” Pertanyaan polos seperti itu bukan satu dua kali meluncur dari bocah tampan berhidung mangir mirip ayahnya. Namun Sofia menguatkan hati, selalu mencari jawaban yang tepat, agar sang putra tak merasa sedih.“Papa kan, kerja, Nak. Jadi tidak bisa tinggal disini.”“Papanya Nanda juga kerja, tapi selalu diantar ngaji sama papa m

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 80

    Masa sudah berlalu. Siang dan malam berkejaran laksana busur panah yang tak bisa dihentikan. Musim penghujan pun berganti dengan kemarau yang cukup panjang. Violetta menatap jauh kebawah sana. Pemadangan hijau nan asri begitu menyejukkan mata. Ia berdiri di balkon villa milik ibunya. Membelakangi Adam yang tampak begitu berharap padanya.“Mengapa menutup diri terlalu kuat, Vio. Apa tak ada cinta sedikit pun di hatimu untuk aku?”“Rasa mungkin bisa dipupuk kembali, Mas. tapi restu yang utama, kan? aku ini janda dan punya masa lalu yang cukup buruk. Menikah tanpa restu sudah pernah kurasakan. Dan akhirnya begitu sakit.”Violetta tersenyum kecut. Perasaannya untuk Arbi belum hilang sepenuhnya. Bukan hanya perasaan cinta, tapi juga ada dendam yang masih belum tuntas. Violetta cukup terharu, melihat kesungguhan di mata Adam. Namun Violetta juga tahu, jalannya bersama lelaki ini tidak akan semudah keinginan pria bermata tajam ini. Violetta mendekat mengelus cambang kasar yang tumbuh di s

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 79

    “Ya Allah, ya Allah!”Habis sudah bangunan dan isi ruko tempat Arbi menjalankan usahanya sehari-hari selama ini. usaha yang awalnya dirintis oleh ayahnya, setelah rujuk kembali bersama ibunya. Kini ludes terbakar. Semen, cat tembok, pipa dan bahan bangunan lainnya ikut terbakar. Mungkin paku dan bahan lainnya yang terbuat dari besi atau aluminium, tidak ikut terbakar tapi tentu sudah tak bisa di jual lagi.Dua buah mobil pemadam kebaran datang membantu berusaha memadamkan api. Sebab api yang makin besar, membuat warga yang tadi ikut membantu memdamkan api, sekarang tak berani mendekat.Arbi menangis! netranya memerah. Perasaannya semakin kacau. Entah. Apa ini hari pembalasan untuk Arbi mulai dari pagi tadi, rasanya tak ada satupun urusannya yang beres.Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Selain memandangi api yang melalap habis bangunan di depan matanya.Kehebohan bukan hanya terjadi di sini. Tapi juga tadi di rumah papa Gani. Sebab kabar kebakaran itu diterima Arbi saat ia duduk seba

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 78

    Pov. Author__Arbi begitu susah payah menelan makanan enak yang ada diatas piringnya. Tenggorokannya terasa kering dan sakit. Laksana ada duri yang tumbuh pada batang lehernya. Bahkan beberapa kali dia harus menelan air mineral yang tersedia di depannya. Bahkan Davka yang duduk di pangkuannya dan menanyakan banyak hal, tak terlalu digubrisnya. Fokusnya lebih banyak pada Sofia yang nampak begitu cantik hari ini. gamis biru muda dengan potongan brokat di bagian dada dan lengan berpadu dengan jilbab warna senada dan make up tipis di wajahnya. Semakin mempertegas kecantikan mantan istrinya.Di depan sana, Sofia nampak duduk di samping seorang gadis berhijab yang mengenakan kebaya brokat warna kuning gading. Di samping gadis itu ada Keenan yang menggunakan kemeja batik dan celana kain warna hitam.Sofia dan Keenan, meski lahir dari ibu yang berbeda, namun garis wajah keduanya cukup mirip. Sama-sama beralis tebal dan berhidung bangir.Rasanya separuh sukma Arbi hilang tadi, saat remaja ya

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab. 77

    Pov Arbi__Sengaja kudatangi penjara tempat Adam ditahan. Dari awal aku memang sedikit tak percaya saat mendengar pengakuan dirinya bila ia sudah mengintai dan merencanakan untuk mencelakai Sofia.Jika dibandingkan dengan Adam, mungkin aku jauh lebih pengecut dan brengsek dibanding dirinya. Lihatlah, bagaimana ia berusaha melindungi Violetta saat perempuan itu masih menjadi istriku.Peristiwa kecelakaan yang menimpa Sofia, menyadarkan diriku bila semua itu terjadi sebab kesalahan yang kubuat. Tak kusangka, walau aku dan Sofia sudah berpisah, tapi rupanya Violetta tak terima, saat kutuntut cerai dari dirinya.Dan kembali perempuan tersabar yang pernah kumiliki dalam hidupku yang menjadi korbannya.Satu kesalahan terbesar dalam hidupku saat mencoba bermain api bersama putri dari bos besar tempatku mencari nafkah.“Mas Arbi dewasa sekali. Aku nyaman sam mas Arbi.”Aku begitu terbuai saat mendengar kata-kata perempuan muda itu. sukses kedua orang tuanya ternyata membuat Violetta justru t

DMCA.com Protection Status