"Siapa?" tanya Fang Jianheeng kepada seorang wanita cantik dengan wajah yang sangat cantik. Wanita itu lalu melepas kacamatanya, membuatnya terlihat makin cantik. "Hai, aku Larasati!!" katanya sembari mengulurkan tangan. Tapi begitu Fang Jianheeng akan menyambutnya, Larasati malah menarik lagi uluran tangannya. Larasati juga langsung masuk dengan seenaknya ke dalam rumah Fang Jianheeng, ia bahkan tidak melepaskan sepatu tingginya. Di belakang Larasati ada 10 orang pemuda dengan pakaian yang tak biasa, setelah jas yang dipadu dengan jubah yang menutup kepala. Membuat mereka menjadi bahan perhatian para tetangga di sekitar rumah Fang Jianheeng. "Kamu siapa? Mengapa masuk ke rumahku dengan sembarangan?" tanya Fang Jianheeng dengan nada tidak suka. Larasati tentu tidak mengindahkan ketidak sukaan Fang Jianheeng, ia tetap saja masuk dan memindai setiap sudut rumah Fang Jianheeng hingga akhirnya sampai ke dapur. "Apa yang kamu lakukan? Ini sangat tidak sopan!!" kata Fang Jianheeng m
"Kak, aku menemukan ini!!" Sisu membawa sebuah catatan, catatan itu robek dan berada di kotak penyimpanan barang berharga milik leluhur Sisu dan Bibo. "Apa ini?" Bibo lalu mulai membaca lembar catatan itu dan mengernyit. {Raja Saetan hanya bisa terlepas dari segel dengan cara membuat orang yang menjadi segelnya mencintainya dengan setulus hati, bahkan aku tak bisa membayangkan bagaimana akhirnya. Karena jika Raja Saetan pun terjatuh dalam perasaan kepada orang yang menjadi segelnya, maka... } Catatan itu memiliki bagian yang robek lainnya, Bibo memandangi Sisu dengan binar wajah bahagia. Setidaknya mereka menemukan cara untuk membebaskan Raja Saetan dari segel tubuh bayinya. "Tapi kak, Raja Saetan selalu berbuat kasar, bagaimana caranya membuat Fang Jianheeng jatuh cinta?" tanya Bibo. "Kau bertanya kepadaku? Yang benar saja, bukankah kau memiliki kekasih, seharusnya kau tau bagaimana caranya?" kata Bibo berdecak kesal, sedangkan Sisu hanya bisa tersenyum simpul. "K
"Sial!! Seperti apa penampilannya?" tanya Bibo lagi, karena tak mungkin siluman yang menculik Raja Saetan. Hanya ada beberapa siluman yang memiliki kemampuan berbaur dengan manusia. Beberapa siluman lain, takkan kuat mencium aroma manusia, mereka akan langsung menampakkan wujud asli. "Seperti manusia, hanya saja ia membawa 10 orang pemuda yang gaya berpakaiannya sangat aneh!!""Aneh seperti apa Jian?" Sisu mencoba menebak siapa yang Fang Jianheeng maksud. "Mereka memakai setelan jas lengkap, tapi juga memakai jubah bertudung." jelas Fang Jianheeng, ia ingat betul ciri khas yang sangat menarik perhatian tadi"Para Nukud!! Tak salah lagi, pasti mereka!!" kata Bibo, ia sangat yakin dengan tebakannya kali ini. Hanya para Nukud yang berpakaian aneh seperti itu. "Siapa mereka para Nukud itu?""Seperti penyihir, mereka juga mendapatkan kekuatan dari alam Jien. Namun bedanya, kekuatan mereka berawal dari bakat bawaan, kemudian mereka bekerja sama dengan alam Jien untuk menambah kekuatannya
"Kyaaaa!!!" "Jian!! Ini aku!!" Fang Jianheeng membuka mata dan melihat Raja Saetan di hadapannya, "Brugh!" spontan Fang Jianheeng kembali menangis dan memeluk Raja Saetan. Deg!! Fang Jianheeng sangat bersyukur bisa melihat Raja Saetan, hanya saja ia tak tau kalau saat ini Raja Saetan benar-benar gelisah dibuatnya. Dipeluk secara langsung seperti ini membuat Raja Saetan merasakan lagi perasaan aneh di dadanya. "Jian, tenanglah..." "Hiks!! Hiks!! Aku takut!!" kata Fang Jianheeng, ia masih tetap dengan pelukannya. Bahkan makin erat!! "Aku sudah mengusir para siluman itu dan kujamin mereka takkan lagi berani mendekatimu..." kata Raja Saetan menenangkan Fang Jianheeng. Fang Jianheeng menatap wajah Saetan, Raja Saetan memang bertubuh tinggi, terlebih posisi Fang Jianheeng masih di atas kasur, membuat Fang Jianheeng harus mendongak terlebih dahulu jika ingin menatap Raja Saetan. Dan tentu saja kini mereka saling bertatapan dengan jarak yang begitu dekat. Membuat Raja Sae
"Jian, apa kamu sakit? Pipimu merah?" Raja Saetan memegangi pipi Fang Jianheeng. Fang Jianheeng membuka matanya dengan kesal, ia lalu mendorong tubuh Raja Saetan untuk beralih dari hadapannya. 'Bodoh!!' kata Fang Jianheeng merutuki dirinya sendiri. Raja Saetan hanya tersenyum mendengar Fang Jianheeng mengumpat di dalam hati. Entah mengapa dia senang membuat Fang Jainheeng bersikap seperti itu. "Jian, kami pulang!!" Sisu datang bersama Bibo dengan wajah lelah, namun begitu melihat keberadaan Raja Saetan, binar di mata mereka kembali cerah. Mereka langsung bersujud. "Yang Mulia!!" "Darimana saja kalian?" tanya Raja Saetan, ia berdiri dan bersedekap dada, seolah siap untuk mengomeli Sisu maupun Bibo. "Mereka mencarimu!!" Fang Jianheeng yang menyahut dari arah dapur. "Oh!!" hanya itu yang keluar dari bibir Raja Saetan. Dia lalu kembali memberikan tatapan tajam ketika Sisu maupun Bibo akan berdiri dari sujudnya, membuat kedua siluman ular itu kembali bersujud. "Apa
"Yang Mulia, kamu harus mengerti... Jika Jian jatuh cinta dengan tulus kepadamu, maka segel tubuh bayimu akan terlepas..." "Apa yang Sisu sampaikan benar Yang Mulia, manusia itu mudah jatuh cinta... Kamu hanya harus melakukan beberapa hal," "Beberapa hal seperti apa yang kalian maksud?" "Misalnya mengajaknya berkencan, mengatakan kalau ia terlihat cantik!!" "Kemudian berkata lembut dan perlakukan ia dengan baik!!" "Kalau Yang Mulia lakukan itu, kami jamin Jian akan jatuh cinta padamu..." Raja Saetan menggeleng kepala, "tidak!! Itu sangat memalukan, bagaimana bisa seorang Raja Saetan menggoda manusia, tanpa digoda pun seharusnya ia sudah jatuh cinta kepadaku!!" "Yang Mulia... " "Memangnya apa yang kurang dariku? Lihatlah aku tampan, tubuhku bagus? Aku Raja Saetan dari alam Jien!! Aku punya kuasa!!" Sisu dan Bibo terdiam, mereka tak bisa mendebat Raja Saetan bagaimanapun caranya. Mendebat Raja Saetan sama aja minta mati!! Tapi di sinilah Raja Saetan sekarang, di depan sekolah
"Jian, apa kamu membawa kartu hitam yang diberikan Mao Jihan, si siluman rubah?" tanya Raja Saetan, kini mereka berdua sedang berada di dalam bis. Duduk bersama pria seperti ini belum pernah Fang Jianheeng lakukan. "Uhm...! Fang Jianheeng mengangguk, lalu mengambil sesuatu di dalam tasnya. Fang Jianheeng menyimpan kartu itu di dompetnya. "Kamu bisa memakainya?" tanya Raja Saetan lagi, sebenarnya mudah bagi Raja Saetan mencari informasi seperti ini. Namun itu akan cukup menggunakan banyak kekuatan. Raja Saetan harus hemat kekuatan saat ini. "Aku mencari tau lewat Koutube saat di sekolah, menggunakan kartu ini harus memiliki sandinya, siluman rubah itu telah memberikan sandinya. Jadi kurasa kita bisa mencoba untuk memakainya." jelas Fang Jianheeng. Raja Saetan tidak terlalu terpana dengan apa yang ada di alam manusia, menurutnya alam Jien lebih maju ketimbang alam manusia. Mereka berhenti tidak jauh dari taman bermain, beberapa keluarga membawa anaknya untuk bermain, tidak ban
"Jian, apa yang terjadi?" Raja Saetan menghampiri Fang Jianheeng karena ia tidak kunjung kembali. Semua orang langsung menatap Raja Saetan dengan tatapan takjub dan terpesona. Bahkan paman penjaga tiket juga tak menyangka, pria tampan seperti Raja Saetan akan bersama Fang Jianheeng. "Paman ini mengira aku mencuri kartu hitam itu, ia tidak mau mengembalikannya." jelas Fang Jianheeng dengan nada marah. "Anak muda, apa pemuda sepertimu tidak salah lihat? Kamu beneran sama gadis ini? Yah kurasa wajahnya memang cukup cantik, hanya saja..." Paman penjaga itu menggantung ucapannya, karena ia melayangkan tatapan meremehkan ke arah Fang Jianheeng. "Anak muda, lebih cantik keponakanku!! Mau kuperkenalkan, ia bahkan seorang pramugari." salah satu pelanggan juga ikut berkomentar. "Yah, aku tidak secantik dia!! Tapi setidaknya aku dari keluarga berada, sedangkan dia..." Bahkan seorang gadis ikut menghina Fang Jianheeng dengan tatapan menyisir Fang Jianheeng dari atas kebawah, kemudia
Sudah beberapa hari ini secara diam-diam Siblis mengurus Fang Jianheeng yang berada di ruang tahanan yang gelap dan kotor. Meski ingin menyelamatkan Fang Jianheeng, Siblis juga tak berani melawan perintah Rajanya. Tak ada yang tau seperti apa perasaan Raja Saetan saat ini, yang pasti semenjak ia menempatkan pelayan bisu itu di dalam tahanan, semenjak itu pula hatinya dilanda kegelisahan. Raja Saetan tidak mengerti, apa perasaannya kepada Fang Jianheeng luntur begitu sampai di alam Jien, mengapa ia tidak merasakan perasaan saat bersama di alam Manusia? Bahkan ia kini lebih memperhatikan pelayan bisu ketimbang Fang Jianheeng yang sedang bersamanya. "Yang Mulia, ada apa? Mengapa kamu memasang wajah muram?" tanya Ratu Nadita, ia tersenyum dengan manis memakai wajah Fang Jianheeng. Raja Saetan terhanyut dalam senyum itu, namun hatinya tetap merasa gelisah. Tak ingin membuat Fang Jianheeng yang kini berada di hadapannya merasa sedih Raja Saetan hanya bisa beralasan. "Aku hanya
Fang Jianheeng duduk di pembaringannya, masih teringat dengan kata-kata Siblis saat menemuinya tadi, bukan hanya memikirkan Raja Saetan, Fang Jianheeng juga memikirkan bagaimana nasibnya kini. Kini ia berada di alam Jien, bagaimana dengan sekolahnya. Tapi Fang Jianheeng yakin Siblis sudah mengatur hal baik untuknya di sana. Ia jadi merindukan banyak hal, ia merindukan rumahnya, merindukan Sisu maupun Bibo, juga teman-teman barunya. Namun yang paling Fang Jianheeng rindukan adalah tatapan lembut Raja Saetan kepadanya. Kini Fang Jianheeng hanya mendapati tatapan tajam dan menyeramkan dari Raja Saetan, membuat Fang Jianheeng teringat seperti apa pertemuan pertama mereka. "Haaah..." Fang Jianheeng hanya bisa menghembuskan napas yang berat, ia ingin keluar dari alam Jien, namun ia juga tidak tau bagaimana caranya. Berada di sini dan melihat Ratu Nadita bermesraan bersama Raja Saetan menggunakan tubuhnya membuat Fang Jianheeng merasa sedih. Terkadang bahkan ia harus menangis secara
Saat ini Fang Jianheeng menjalani hidupnya sebagai pelayan tubuhnya sendiri yang saat ini dikuasai oleh Ratu Nadita.Terkadang ia berjumpa dengan Raja Saetan yang mengunjungi tubuhnya, membuat Fang Jianheeng bersedih. (Mengapa Raja Sae tidak mengenali ku?) "Hei, mengapa kamu berani menatapku seperti itu? Apa kamu tidak diajari aturan istana, pelayan sepertimu dilarang mengangkat wajahmu itu!" kata Raja Saetan ketika Fang Jianheeng kepergok menatapnya. Fang Jianheeng hanya bisa menunduk sedih, ia belum bisa menemukan cara berkomunikasi dengan Raja Saetan saat ini, hanya saja Siblis yang saat ini berada di sekitar Raja Saetan tak bisa membantu Fang Jianheeng. Ratu Nadita mengancam, jika Siblis membongkar rencananya. Maka ia akan langsung membunuh tubuh Fang Jianheeng. "Aku merasa aneh dengan pelayan itu!" kata Raja Saetan sesampainya di ruangannya sendiri. Siblis hanya menjadi pendengar saat ini sebelum Raja Saetan kembali melanjutkan kata-katanya. "Dia menatapku, membuatku serba
Fang Jianheeng terbangun di sebuah kamar, ia menatap sekitarnya, ada pelayan wanita yang melayaninya dengan baik. Namun hal aneh terjadi kepadanya. Fang Jianheeng tidak bisa mengeluarkan suaranya. (Dimana aku?) Fang Jianheeng bertanya-tanya, terakhir kali ia ingat kalau seorang Ratu yang merasuki Nukud Larasati membuatnya tidak sadarkan diri. Entah apa yang telah ia lakukan kepada Fang Jianheeng, bahkan Fang Jianheeng tidak bisa bicara kali ini. Ia menggerakkan bibirnya namun suara tetap tidak keluar. Melihat Fang Jianheeng bangun, pelayan itu mendekat. Pelayan wanita itu memberikan Fang Jianheeng baju seragam yang sama dengan yang ia kenakan dan tersenyum. "Yang Mulia Ratu Nadita memintaku untuk memakai kanmu baju ini, ia ingin kamu melihat sendiri ketulusan yang kamu maksud," kata pelayan wanita itu, namanya Arin, salah satu Jien yang kini menyerupai manusia. Fang Jianheeng menurut dan mengangguk, ia tak bisa menyahut namun ia tau kalau kini ia berada di alam Jien. Fang
Siblis menerima buku catatan kuno itu, terdapat informasi lengkap mengenai penyegelan Raja Saetan saat di gunung yang berada tidak jauh dari hutan larangan. Di buku itu tertulis jika kutukan terjadi dari 2 pihak, pihak penyegel dan penjaga gunung kristal hitam. Ular kepala 3 mengutuk Wang Bingwen dan keturunannya. Siblis terlihat murka, karena segel kutukan dari leluhur siluman ular, membuat salah satu dari yang dikutuk harus mengorbankan nyawanya. "Nona, pulanglah... Raja Saetan berada dalam bahaya!" kata Siblis lagi. Baru saja ia mendapatkan laporan dari Jinfriet, kalau Raja Saetan berubah menjadi bayi dan dalam keadaan lemah. Mendengar itu jelas Fang Jianheeng luruh ke lantai, tak menduga apa yang ia lakukan akan membuat Raja Saetan melemah. "Siblis, Nona Jian tidak akan kemana-mana." Larasati datang membawa beberapa murid Nukudnya, terlihat kalau ia takkan membiarkan Fang Jianheeng keluar. "Nona Laras, Raja Saetan sedang sakit... Kalau Jian tidak kembali maka! Akh...
Raja Saetan memasuki kamar Fang Jianheeng, matanya menyusuri setiap sudut kamar dan mencium aroma Fang Jianheeng yang tertinggal, ia bahkan tidak bisa tidur kalau bukan di kamar Fang Jianheeng. "Yang Mulia, saat ini tubuhmu masih tersegel pada tubuh manusiamu, tolong makanlah Yang Mulia," Siblis mengingatkan Raja Saetan dengan membawa beberapa makanan manusia yang menurutnya nikmat. Namun Raja Saetan hanya menatap makanan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun, saat ini ia seperti tidak memiliki nafsu untuk melakukan apapun, membuat Siblis merasa sedih karena belum pernah melihat keadaan Rajanya seperti ini. "Siblis, kami menemukan siapa yang menghalangi hawa keberadaan Pengantin Yang Mulia." Jinfriet memberikan laporan dari alam Jien yang tersambung kepada roh Siblis yang kini memasuki tubuh manusia. Siblis yang mendengar itu kemudian keluar dari tubuh manusianya dan kembali ke alam Jien. Sebelum pergi Siblis menatap Yang Mulianya dengan sedih. "Apa maksudmu?" tanya Siblis begit
"Jangan khawatir, Yang Mulia Raja Saetan tidak akan menemukanmu, aku telah membuat keberadaanmu menghilang." jelas Larasati. Fang Jianheeng menatapnya dengan tatapan tak percaya, tetapi kata Cacao dan Badara hanya Nukud Larasati yang mampu menghilangkan hawa keberadaan Fang Jianheeng agar tidak ditemukan Raja Saetan. "Mengapa kamu membantuku?" tanya Fang Jianheeng. "Tentu saja untuk kebaikan Raja Saetan..." jelas Larasati tanpa basa-basi. "Jangan coba-coba menyakiti Nona Jian, atau aku akan menghabisimu!" ancam Badara. "Nukud sepertimu sangat mudah untuk kami lenyapkan, jadi jangan coba macam-macam!"kali ini Cacao yang memberi ancaman. Membuat Fang Jianheeng tentunya tau kalau kedua siluman itu tidak berniat jahat kepadanya, tetapi Nukud Larasati masih sulit dipercaya. Apa boleh buat, saat ini hanya dia yang bisa membantu Fang Jianheeng bersembunyi dari Raja Saetan, ia takut jika bertemu Raja Saetan perasaannya akan membuncah. Membuatnya menyatakan isi hati kalau ia m
"Jian..." Raja Saetan mengembangkan tangannya, menyambut kedatangan Fang Jianheeng. Ia ingin memeluk gadis itu, rasa rindunya sudah begitu besar. Namun yang terjadi adalah Fang Jianheeng berlari meninggalkan Raja Saetan dan langsung masuk kamar. "Apa yang terjadi? Mengapa Jian menghindariku?" tanya Raja Saetan kepada Siblis. Tentunya Siblis tau kalau Fang Jianheeng sedang merasa malu kepada Raja Saetan. "Hmm... Sepertinya kau harus menemuinya dan menanyakannya langsung Yang Mulia." sahut Siblis dengan senyum di wajahnya. Baru kali ini Siblis tersenyum, membuat pasukan Raja Saetan lainnya bergidik. Mendengar saran Siblis, Raja Saetan menyetujui itu. Jadi ia mendatangi Fang Jianheeng ke kamar. "Jian, apa kamu baik-baik saja?" "Mengapa kamu masuk ke kamar?" "Aku ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja..." Raja Saetan berkata dengan lembut. Namun Fang Jianheeng malah menutup wajahnya, saat ini dia begitu malu menatap wajah Raja Saetan, hatinya yang menyadari kalau ia j
Gu Liang menatap telpon di tangannya, ini aneh! Raja Saetan meneleponnya hanya untuk mengatakan itu? Gu Liang menatap ponselnya dengan perasaan tidak nyaman, ia merasa Raja Saetan tidak akan bertanya hal sesepele itu. Terlebih sudah beberapa hari ini Fang Jianheeng tidak masuk sekolah, "apa yang Jian lakukan padahal sebentar lagi ujian kelulusan." gumam Gu Liang, saat Raja Saetan menelponnya ia sedang berada di halaman sekolah. Jadi tidak banyak yang tau apa yang Gu Liang lakukan. Sementara itu Fang Jianheeng selalu menutup pikirannya dari suara Raja Saetan. Entah apa yang sedang Fang Jianheeng lakukan, menguji perasaan Raja Saetan kepadanya? Atau takut pada kenyataan yang ia hadapi nanti, kalau Raja Saetan hanya memanfaatkannya! Jadi Fang Jianheeng benar-benar dilema, saat ini entah mengapa ia merindukan Raja Saetan yang selalu berada di dekatnya. "Jian, wajahmu terlihat murung..." Davish jelas tau alasannya, meski begitu ia terlihat tidak rela jika Raja Saetan berhasil menda