Home / Pendekar / PENDEKAR LEMBAH HANTU / Bab 76 Mbah Petruk Gunung

Share

Bab 76 Mbah Petruk Gunung

Author: Freya
last update Last Updated: 2025-02-15 23:59:34
"Wuuurr wuurr wuurr."

Beberapa Banaspati mulai menyambar-nyambar di dekat kepalanya namun mereka tidak dapat menyentuh Rangga. Suaranya yang seperti bunyi kompor pompa menderu-deru di dekat telinganya. Pemuda itu memejamkan mata sambil terus berjongkok dan menempelkan kedua telapak tangannya di tanah.

Selama tangan dan kaki masih menyentuh tanah, Banaspati tak akan dapat menyentuhnya. Dengan hati-hati Rangga mencoba mengambil pedang yang digembol di punggungnya untuk berjaga-jaga jika ada Banaspati mendekat, dia akan menebasnya.

Dari kejauhan mulai terdengar suara ayam jago berkokok. Bola api Banaspati yang semula mengelilingi kepala Rangga tiba-tiba saja berpencar menjauh.

Pagi telah tiba, banaspati tidak bisa lagi berlama-lama di luar karena matahari sudah terbit.

Suara deru api banaspati perlahan menjauh dan akhirnya menghilang dibalik pepohonan hutan.

Rangga bernafas lega, dia melihat ke atas, langit gelap mulai terlihat terang, kicau burung hutan menyambut pagi mulai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 77 Nyai Liman

    Melihat tingkah Burung Jalak yang aneh itu, Rangga merasa orang di depannya ini orang baik. Walaupun wajahnya terlihat sangar, dengan kulit yang hitam karena terbakar matahari dengan tubuh yang gempal dan besar. Pantas saja dia dinamakan Liman yang artinya Gajah. Badannya besar seperti gajah. Tapi sepertinya dia orang baik, batin Rangga. Akhirnya Rangga memutuskan untuk mengikuti orang itu. "'Baiklah, saya ikut kamu. Tapi siapa nama Ki Sanak?" "Panggil saja Liman, rumahku ada di lereng bawah. Mampir dululah ke rumahku. Kita bisa makan dan minum wedang jahe supaya badanmu hangat. Sepertinya kamu masuk angin,"Liman menunjuk lereng di bawahnya. "Siapa namamu?"tanya Liman lagi. "Aku Rangga." Liman tersenyum ramah, lalu memberi tanda pada Rangga untuk mengikutinya. "Ayo, kita pergi, sebentar lagi saatnya makan siang." ***** Setelah beberapa saat berjalan, sampailah mereka di sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu beratapkan kulit kayu. Seorang wanita berusia

    Last Updated : 2025-02-16
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 78 Kisah Dhesta

    Tubuh Liman bergetar menahan amarah, kapak untuk menebang pohon yang dipanggulnya diangkat lalu diarahkan pada Nyai Liman. Melihat gelagat Liman yang hendak membunuh isterinya, Rangga berinisiatif mencegah. Saat menengadah, Nyai Liman terkejut melihat kapak suaminya sudah terangkat siap membelahnya. Perempuan itu berteriak ketakutan "Aaarrrgh!" "Ki Sanak...jangan!"Rangga maju mencegah Liman yang melayangkan kapak ke arah isterinya. "Jeeeb!"kapak menancap di lantai tanah. Rangga merasa lega, Liman tidak jadi membunuh isterinya. Mendengar ada keributan di luar, Dhesta keluar rumah melihat apa yang terjadi. Pemuda itu terkejut saat melihat ibunya menangis di samping kapak dan bapaknya yang termangu-mangu di depan ibunya. "Bapak, apa yang terjadi?" Dhesta memeluk ibunya yang masih menangis ketakutan. "Ibu, apa yang terjadi?" Mata Dhesta melirik ke arah kapak yang tertancap di tanah di samping ibunya, pikirannya langsung bergerak ke satu hal, wajahnya langsung berubah.

    Last Updated : 2025-02-19
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 79 Kapak Setan

    Liman menghela nafas panjang lalu melanjutkan ceritanya"Aku sudah lelah jadi buronan dan penjahat. Orang-orang suruhan mantan kekasih ibumu terus memburu kami sampai ke lereng Lawu lalu menyerangku. Di saat aku sudah terdesak karena kalah jumlah dengan pengeroyokku, seorang Resi menolongku menyembunyikanku di Kampung Gaib di dekat Pasar Dieng.""Siapa Resi itu Bapak?""Dia adalah Mbah Jalak, dialah yang mengajakku meninggalkan dunia hitam. Hal lain yang membuatku ingin meninggalkan dunia hitam adalah karena ibumu bersedia menikah denganku asal tidak lagi menjadi perampok,"ungkap Liman."Baiklah Bapak, sekarang sudah jelas semuanya bagiku. Aku tidak peduli dengan masa lalu Bapak dan Ibu, tapi aku menyayangi kalian. Aku berharap setelah ini Bapak dan Ibu masih bersama,"kata Dhesta berharap."Ya Dhesta aku akan mengusahakannya. Tapi aku minta janganlah kamu membenci ibumu karena kesalahannya. Aku tahu dia melakukan hal itu karena dia ingin punya anak dari keturunan yang baik dari keluar

    Last Updated : 2025-02-20
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 80 Pertarungan dengan Gerombolan Kapak Setan

    Orang itu menunjuk Dhesta lalu berkata pada teman-temannya."Bocah itu memiliki Kapak Setan! Dia pasti tahu keberadaan Liman sekarang!"Salah seorang gerombolan pendekar berkapak itu maju ke hadapan Dhesta. Tubuhnya tinggi besar. Tubuh Dhesta hanya setinggi pundaknya sehingga Dhesta harus menengadah kalau berbicara. Rambutnya panjang dan tak tersisir, wajahnya penuh codet bekas luka dengan brewok yang kasar. Dari cara orang-orang memperlakukannya, tampaknya dia pemimpin gerombolan itu. Dia bertanya dengan suara keras dan parau."Hei bocah, apa kamu kenal Liman?"Orang itu dia manusia tapi wujudnya seram seperti genderuwo, batin Dhesta.Pemuda itu dengan santainya bertanya balik."Memangnya kalau aku kenal kenapa, kalau tidak kenal kenapa?"Pria genderuwo itu gusar ketika Dhesta asal menjawab pertanyaannya."Bocah kurang ajar, kamu kenal Liman tidak?"Dari kejauhan Dhesta melihat pelayan sudah akan menghidangkan makanan namun tiba-tiba mundur melihat Dhesta sedang berhadapan dengan pr

    Last Updated : 2025-02-21
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 81 Tantangan Dhesta

    Mata Si Kumis terbelalak melihat kapak yang dipegang Dhesta. Namun dia mencoba menguasai diri."Baiklah, kapak itu tampaknya memang benar Kapak Setan. Tapi pesan kapak besar seperti itu di pande besi pembuat pisau dapur juga bisa. Kalau kamu memang benar-benar anaknya Liman, tunjukan jurus-jurus Kapak Setan itu!"tantang si Kumis.Dhesta tak mengiyakan atau menolaknya, dia balik bertanya."Lalu bagaimana seandainya aku bisa membuktikannya?"Si Kumis tertegun, dia menoleh pada kakaknya minta persetujuannya. Lalu pria genderuwo itulah yang menjawabnya."Kalau kamu bisa menunjukan jurus-jurus khas kapak setan, kami akan patuh kepadamu dan mengangkatmu sebagai pengganti Liman pemimpin kami!"Dhesta terkejut, orang-orang itu tidak dikenalnya tapi malah akan mengangkatnya sebagai pemimpin gerombolan perampok."Hei...apa-apaan ini? Aku tidak sudi melakukan kejahatan seperti kalian. Bapakku melarangku mengikuti jejaknya sebagai perampok. Sekarang dia sudah insyaf, mengasingkan diri dari dunia

    Last Updated : 2025-02-22
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 82 Penginapan Nagagini

    "Gruuudug gruudug gruudug!"bunyi tanah terbelah.Para penonton bubar ketakutan, sedangkan teman-teman si Kumis yang menonton pertarungan itu tertegun. Pria genderuwo pemimpin gerombolan itu langsung berseru"Itu jurus 'Kapak Pembelah Bumi'! Tidak salah lagi, hanya Liman yang bisa melakukannya. Bocah itu anaknya Liman!"Sementara itu si Kumis kelabakan melihat bumi merekah di bawahnya. Sontak dia menghentikan serangannya, melompat menghindar ke tempat yang aman. Rekahan tanah berhenti, pria genderuwo maju ke hadapan Dhesta sambil menunjuk"Tidak salah lagi, kamulah anaknya Liman!"Pria genderuwo memberi tanda pada anak buahnya untuk maju ke hadapan Dhesta."Kalian kemarilah, beri hormat pada ketua Kapak Setan yang baru!"Para perampok itu serta merta langsung mendatangi Dhesta lalu menundukan kepala memberi hormat di hadapannya."Terimalah hormat kami Ketua!"Dhesta hanya bisa bengong melihat para perampok itu memberi hormat kepadanya. Beberapa menit yang lalu mereka berlaku kasar kep

    Last Updated : 2025-02-24
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 83 Asap Beracun di Nagagini

    Dhesta tampak kecewa, hidangan itu lezat tapi dia tidak bisa memakannya karena beracun. Dia meihat ke sekelilingnya, para tamu sedang makan dengan lahapnya, namun tidak terlihat tanda-tanda keracunan. Dhesta akhirnya duduk memeluk lutut sambil bersandar di tembok mencoba meredakan rasa laparnya.Rangga mengalihkan pandangan ke arah lain. Terlihat Nyai Wijil sudah kembali lagi menghampiri laki-laki lain, lalu duduk dipangkuannya. Sedangkan pria brewok yang tadi bersamanya sudah tak tampak lagi."Melihat tamunya hanya melihat situasi di sekitarnya dan tidak segera menyantap hidangannya, seorang pelayan mendatangi Rangga dan Dhesta lalu bertanya"Ki Sanak, kok makanannya tidak segera dimakan? Apa makanan ini tidak enak? Jika tidak berkenan kami akan menggantinya dengan yang lain.""Ooh, tidak bukan itu. Kami hanya kecapekan dan mengantuk. Bagaimana jika makanan ini kami bawa ke kamar saja."Wajah pelayan itu tampak berubah, senyum ramahnya lenyap seketika. Namun sejurus kemudian wajahnya

    Last Updated : 2025-02-26
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 84 Daging Manusia

    Para pengeroyoknya terperangah melihat Rangga yang dengan santainya berdiri di atas dahan pohon Hujan yang lemah. Rangga tampak anteng dan tenang di atas dahan pohon. Tak sekalipun dia terlihat kerepotan menjaga keseimbangan. Sesekali tubuhnya bergerak mengikuti gerakan dahan yang terkena angin. Orang-orang itu tersadar, kali ini lawan yang mereka hadapi bukanlah lawan sembarangan. Kini mereka semakin waspada terhadap lawannya. "Hei, jangan cari aman sendiri di atas pohon. Kalau kamu memang pemberani, turunlah lawan kami di bawah!" Rangga berkelebat turun dari pohon lalu berseru. "Ayo majulah, lawan aku!" Para pengeroyoknya langsung menyerang Rangga. Pedang Inti Air berkelebat menangkis serangan mereka. Tenaga dalam sudah dikerahkan ke tangan Rangga, lalu pedangnya membuat gerakan memotong. "Traang traang traang!" "Klontrang klontraang!" Terdengar bunyi besi jatuh disusul bunyi teriakan kematian. "Aaaarrrrghh....aaarrgh....aaargh!" "Bruuuk...bruuuk...bruuuk!" Tubuh para p

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 116 Pewaris

    "Jolodhong adalah nama julukan teman-temannya di dunia hitam. Nama aslinya adalah Jayendra. Dia sahabat Nambi Mahapatih Majapahit saat itu. Saat Nambi pulang ke Lamajang karena Pranaraja bapaknya meninggal, Halayuda memfitnah Nambi dengan mengatakan bahwa Nambi akan memberontak. Sehingga pasukan Majapahit menyerang Nambi dan keluarganya Lamajang." "Apakah Eyang membantu Nambi memberontak?"tanya Jiwo. "Tentu saja, sebagai sahabat yang baik, Eyang Jolodhong memberitahu Nambi tentang kelicikan Halayuda. Dia kemudian membantu Nambi menghadapi pasukan Majapahit di Benteng Arnon,"tutur Bima. "Pemberontakan Nambi bisa ditumpas, lalu bagaimana nasib Eyang setelah penyerangan di Lamajang?"tanya Wening. Bima menghela nafas lalu berkata "Eyangmu tidak pulang ke Majapahit karena jika pulang dia bisa dibunuh. Setelah mengetahui Nambi telah gugur, aku dan ibuku ke Lamajang mencari bapakku. Tapi sayang sesampainya di Lamajang ibuku meninggal karena sakit dan kelelahan. Demi keselamatanku, bap

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 115 Janji Wening

    Saraswati maju ke hadapan Jiwo lalu dengan cepat menampar wajahnya dua kali. "Plaaak...plaak!" "Kamu laki-laki dengan nafsu binatang, kalau tidak ingat kamu adalah anak Ki Bima, sudah aku kebiri kamu!" Wajah Jiwo langsung merah karena marah, tangan kirinya yang masih utuh bergerak hendak memukul Saraswati. "Perempuan jalang, bukannya kamu sendiri yang menggodaku saat itu? Lalu saat bapakku datang kamu pura-pura lumpuh karena ditotok dan mengatakan aku sudah memperkosamu?"ejek Jiwo. Rangga yang gusar karena tidak terima dengan penghinaan Jiwo pada Saraswati langsung protes. "Kamu lupa Jiwo, aku mendengar percakapanmu dengan Saraswati dan melihat apa yang kamu lakukan pada dia. Jadi jangan mencoba membohongi semua orang!" Wening yang melihat semua kejadian itu, seketika menyesali dirinya yang terlanjur bercerita tentang perasaannya pada Rangga pada kakaknya. Dia tak menyangka reaksi kakaknya setelah mendengar ceritanya sampai seperti itu. Kang Mas Jiwo rupanya tertarik pa

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 114 Iri Hati

    Namun Jiwo tak peduli, dia melangkah ke kamar Rangga, saat itu dia melihat Saraswati yang sedang menunggui Rangga minum madu. Hati Jiwo langsung terbakar melihat keakraban mereka berdua. "Rangga, lihat apa yang sudah kamu lakukan terhadapku! Sekarang aku harus membuntungi tanganmu sebagai balasannya! Saraswati, sebaiknya jauhi penjahat itu!" Saraswati langsung pasang badan di depan Rangga melindunginya. "Mau apa kamu Jiwo? Pergilah jangan ganggu dia! Aku akan selalu berada di sampingnya,"Saraswati mengusir Jiwo. Namun Jiwo yang sudah terbakar api cemburu tetap menghampiri Rangga dan menyerangnya. Spontan Saraswati mendorong Jiwo sehingga pemuda itu mundur beberapa langkah. Saraswati kemudian menyerang Jiwo yang mencoba mendekati Rangga. Kini Saraswati dan Jiwo terlibat dalam satu perkelahian di dalam kamar yang sempit. Rangga merasakan tubuhnya sudah membaik maka diapun bangun dari tidurnya. Dia tak ingin Saraswati yang bertarung untuknya dan membuat rumah Ki Bima berantak

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 113 Energi Panas

    Tubuh Rangga semakin panas, dia masih tidak dapat mengendalikan energi Sang Hyang Agni di dalam. Suara teriakan Saraswati sudah tidak terdengar lagi tapi justru hal itu membuatnya cemas. Dalam keadaan tersiksa marena panas, Rangga mencari sosok Saraswati. Matanya tertuju pada dua sosok di tepi sungai. Lampu minyak yang diletakan Saraswati di atas batu, menerangi dua sosok di tepi sungai.Tampak Jiwo sedang melucuti pakaian Saraswati yang hanya diam terpaku tak bisa melawan. Mendidih darah Ramgga melihat Saraswati dilecehkan seperti itu. Tanpa mempedulikan rasa sakitnya, Rangga keluar dari sungai lalu menghampiri Jiwo dengan langkah terhuyung."Lepaskan dia, atau aku akan membunuhmu!"Jiwo menoleh menatap Rangga dengan gusar"Ooh kamu menantangku? Dalam keadaan lemah begini kamu menantangku apa kamu mau cari mati?!"Jiwo melangkah menghampiri Rangga lalu memukulnya. Rangga menangkis pukulan Jiwo namun tangkisannya begitu lemah sehingga ada saatnya Rangga roboh terkena pukulan Jiwo. Di

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 112Cemburu Buta

    Baru berendam beberapa menit, air di sekitarnya sudah tak lagi dingin. Rangga berpindah tempat yang airnya masih dingin. Tapi itupun tak banyak membantu. Saraswati terbangun dari tidurnya karena rasa haus di tenggorokannya. Dia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju ke dapur. Saat itu dia mendapati kamar Rangga sudah terbuka. Dia mengintip ke kamar dan dilihatnya tempat tidur Rangga yang sudah kosong. Perasaan Saraswati mulai tak enak. Dia segera menuju pintu depan, ternyata pintu depan juga sudah terbuka. Saraswati mengambil lampu minyak yang tergantung di dinding, lalu dia keluar rumah mencari Rangga. Matanya menjelajahi setiap sudut halaman dan jalan setapak di depan rumah, tapi bayangan Rangga tak juga tampak. Saraswati memutuskan untuk mengitari lingkungan di sekitar rumah mencari Rangga, namun bayangan Rangga tak juga di temukan. Dia berjalan ke halaman belakang menuju kebun sayur. Saraswati melihat beberapa tanaman sayur roboh terinjak-injak. Mungkin Rangga l

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 111 Galau

    Gajah Mada tercekat, berita itu membuatnya sedih sekaligus marah. Seseorang telah membunuh Rangga. "Hasta...siapa dia?"tanya Gajah Mada. "Saya mencari informasi ke salah satu murid Mpu Waringin yang selamat. Ketika dia menyebut nama Hasta, saya langsung menyelidiki soal Hasta. Dia adalah salah satu Senopati di pasukan Araraman dan Ra Kembar adalah pamannya,"jawab Tudjo. Gajah Mada terkejut, tak menyangka Hasta ternyata adalah seorang prajurit Majapahit keponakan Ra Kembar. Gajah Mada yang murka langsung berujar "Kurang ajar, prajurit rendahan saja beraninya dia mengganggu Rangga." "Sabar dulu Gusti Patih, kita harus memastikan dulu apakah Rangga memang sudah mati dibunuh Hasta atau dia sebenarnya masih hidup. Jangan sampai anda balas dendam ke orang yang salah,"Wasis mengingatkan. "Tadi sewaktu acara selamatan di rumah Ra Kembar, saya menguping pembicaraan Hasta dan dua anak buah kepercayaannya Tunggul dan Gembong. Menurut informasi murid Mpu Waringin, Tunggul dan Gembong d

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 110 Shankara Lahir

    Tangisan bayi memecah ketenangan di Kasogatan Dharmasuci siang itu. Para bhiksuni di asrama bersuka cita menyambut kehadiran bayi laki-laki anak Siwi. Siwi tersenyum bahagia melihat anaknya terlahir selamat. Santini mendekatkan bayi yang sudah dibersihkan kepada Siwi. "Anaknya laki-laki, kamu sudah punya nama untuk dia?"tanya Santini Siwi menatap wajah anaknya lekat-lekat. Anak itu mirip dengan Hasta bapaknya. Kemudian dia berkata "Anak ini akan kunamai Shankara yang artinya pembawa keberuntungan. Semoga kelak hidupnya akan selalu beruntung." Senandung doa dari para bhiksuni menggema di seluruh relung Kasogatan Dharmasuci. Bersyukur atas kelahiran Shankara serta mendoakan Siwi dan Shankara. ***** Sementara itu Hasta sedang berada di kediaman keluarga Ra Kembar yang saat itu sedang dalam suasana duka. Sebuah acara selamatan sedang diselenggarakan oleh keluarga Ra Kembar. Saat itu rumah keluarga Ra Kembar dipenuhi oleh sanak saudara, teman dan rekan kerja Ra Kembar. Hast

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 109 Bhiksuni Santini

    Pedagang kue itu menjambak rambut Siwi dengan kasar hingga sanggulnya berantakan. "Kamu mau bayar tidak? Kalau tidak kami akan membawamu ke Dhayksa!" "Maaf saya lapar tapi saya tidak punya uang? Saya...saya tidak bisa bayar,"ucap Siwi lirih. Mata Siwi memandang ke sekelilingnya namun tak seorangpun yang membelanya. Salah seorang penonton berseru memprovokasi orang-orang disekitarnya. "Dia bohong, mana ada maling mau ngaku!" "Kita bawa dia ke Dhayksa!"penjual kue bersiap menyeret Siwi pergi. "Tunggu!" Seorang laki-laki dengan pakaian yang indah dengan banyak perhiasan mendatangi Siwi. Laki-laki itu wajahnya tampan dan kulitnya bersih. Dia memakai selendang sutera berwarna hijau serasi dengan kipas dari bulu merak hijau di tangannya. Di belakangnya seorang abdi laki-laki berbadan gempal dan pendek mengikuti di belakangnya. Laki-laki itu meraih dagu Siwi dan meneliti wajahnya. Sejurus kemudian dia tersenyum, kecantikan Siwi masih memancar walaupun penampilannya kumal da

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 108 Pencarian Siwi

    "Gusti Putri Alit adalah putri bungsu Bhre Pajang Sureswari. Dia menghabiskan masa kecilnya di goa Selarong di kediaman keluarga bapaknya,"ungkap Rama. Tertegun Hasta mendengar penjelasan Rama, sejurus kemudian raut wajahnya tampak menyesal. "Sial, urusanku dengan Hasta jadi tambah panjang ditambah lagi aku harus berurusan dengan dia. Bhre Pajang sudah mengusirku, besok aku sudah harus pulang ke Trowulan,"ujar Hasta dengan geram. Rama menenangkan Hasta yang kecewa karena diusir dari Pajang "Kangmas Hasta tidak usah kuatir, masalah Hasta biar aku yang mengurusnya. Bhre Pajang boleh saja minta Rangga dibawa dalam keadaan hidup. Tapi aku tidak terima, Rangga dan teman-temannya sudah membunuh saudara-saudara seperguruanku. Mereka harus menerima balasannya!" Seorang abdi tiba-tiba masuk ke ruangan Hasta dengan tergesa-gesa "Ndoro Hasta, Ki Tunggul ingin bertemu dengan anda. Katanya ada berita penting yang harus segera disampaikan." "Suruh dia masuk!"perintah Hasta. Abdi itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status