PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (19)''Pak, betul. Saya sendiri mengakui bahwa saya bukan laki-laki baik. Tetapi, seiring berjalannya waktu saya percaya Tuhan maha membalikkan hati manusia,'' sahut Bima lagi.Papa mengangguk pun dengan Bima tersenyum.Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu. Dengan segera aku bangkit dan ingin membukakan pintu. ''Mama ....''Aku terkejut setelah tahu yang mengetuk pintu adalah Mama. Sudah sembilan bulan Mama nggak pulang ke rumah ini dikarenakan dinas di luar kota. ''Sayang ... kamu apa kabar?'' tanya Mama sembari memeluk tubuhku erat.''Baik, Ma. Mama gimana kabarnya?'' tanyaku senang.''Kabar Mama juga baik, sayang. Oh iya, sejak kapan kamu ada di sini? Mana cucu Mama?'' tanya Mama.''Sudah lima hari aku di sini, Ma. Cucu Mama ada di kamar, mereka sedang tidur,'' jelasku memberitahu.''Hilman ada?'' Aku menggeleng. ''Mas Hilman nggak ada Ma, kami sudah berpisah.''''Apa? Sejak kapan? Kok kamu nggak ngasih tahu Mama?'' Seketika Mama terkejut. Me
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (20)''Tapi, apakah kamu masih percaya bahwa aku yang telah tega menodai Dinar hingga hamil?''Degh!Ada apa lagi ini?Kenapa Bima menanyakan soal ini?''Aku nggak tahu dan nggak mau ikut campur dengan persoalan itu. Lagipula sudah lama bukan, kenapa masih dipikirkan? Jika menurutmu kamu nggak pernah melakukan hal itu, ya sudah.'' Bima terdiam, menoleh dan menatap ke depan. ''Asal kamu tahu, Wulan. Saat kejadian itu, aku sama sekali belum pernah sekalipun menyentuh Dinar, waktu itu keadaanku tengah kacau, aku gelisah dan malah memilih datang ke tempat terlarang untuk bermabuk-mabukan. Pertama kalinya aku bertemu Dinar di Club, dia yang menggodaku hingga aku terlena. Namun, aku bersumpah atas nama Tuhan aku sama sekali nggak pernah memperkosa Dinar sampai hamil, sama wanita lain pun aku nggak pernah,'' jelas Bima mengungkapkan.Aku menenggak saliva, Bima bersumpah mengatasnamakan Tuhan, untuk apa juga Bima mengatakan hal itu sembari menangisi ke
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (21)''Saya juga kurang tahu kenapa bisa seperti itu. Tapi setelah saya dan pihak pengadilan agama cek CCTV yang ada di ruangan pengadilan. Ternyata yang mengambil—'' Pak Anwar menjeda ucapannya.''Siapa yang mengambil?''''Hilman.''''Apa? Mas Hilman?'' Aku terkejut.''Iya, oleh sebab itu kita harus mencari keberadaan Hilman karena tanpa surat cerai jika kamu akan menikah lagi secara negara akan susah,'' tutur Pak Anwar.Aku menarik nafas gusar. Mas Hilman rupanya yang sudah lebih dulu mengurus penceraian kami. Aku takut, dia nggak memberikan surat cerai janda terhadapku. Itu surat sangat berarti untukku.''Jika sudah ada kabar dari pihak kepolisian mengenai Mas Hilman segera beritahu saya lagi, Pak
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (22)''Lalu, apa Mama sudah membuka isi amplop cokelat itu?'' tanyaku penasaran. Aku nggak perduli jika Mama membuang dan membakar amplop cokelat, yang aku ingin tahu isi amplop itu.''Mama nggak tahu, Wulan, Mama belum buka amplop itu. Lagipula emang apaan sih isinya jadi penasaran,'' ucap Mama."Aku juga belum tahu isinya apa, Ma, tapi yang jelas itu pemberian dari Mas Hilman, aku sama sekali belum buka,'' sahutku memberitahu.''Ah, ngapain juga kamu terima pemberian si Hilman, mungkin isinya kecoa biar kamu ngerasa ketakutan,'' ujar Mama yakin.''Kecoa?''''Iya, bisa jadi 'kan, lagipula dia mau apa kirim surat segala ditutupi amplop cokelat. Sekarang mah jangan apa-apa diterima pemberian orang lain, apalagi mantan suami. Bukankah kamu sekarang sangat membencinya?'' ucap Mama.''Aku hanya penasaran dengan isinya saja, Ma, bukan bermaksud aku menerima pemberian dari Mas Hilma
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (23)Aku pun langsung melajukan kembali kendaraan roda empat yang tengah kami tumpangi.Entah kenapa, perasaanku begitu sakit, aku merasa Bima marah dan ia sudah nggak akan lagi datang ke kehidupanku. Aku takut dia pergi. Ya Tuhan ... kenapa ini? Ada apa dengan perasaanku? Setelah lama perjalanan akhirnya kami tiba di salah satu Mall terbesar yang ada di kota ini. Aku dan ketiga anakku langsung masuk ke dalam. Suasana di dalam seakan membuat hati merasa tenang, apalagi ketika melihat anak-anak membuat perasaanku begitu lebih bahagia.Kami memasuki toko pakaian, dilanjut masuk ke toko sandal. Harganya begitu mahal dan menguras dompet, tapi nggak papa demi anak-anak aku rela mengeluarkan uang tabunganku. Lagipula nggak setiap hari kami berbelanja di Mall. Biasanya, sesaat aku masih menjadi istri Mas Hilman, aku selalu berbelanja di pasar dan memilih barang yang paling murah untuk dibelanjakan.''Ma, aku capek, perutku juga lapar,'' ucap Gadis pada
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (24)''Mama ... awas!"Tiba-tiba Gadis berteriak sembari menepuk pundakku dengan kasar. Aku yang sejak tadi melamun lantas terkejut ketika mengetahui ada sebuah mobil yang melintas berada tepat di depan. ''Argh ....''Dengan segera tanganku membanting stir ke samping. Hingga pada akhirnya. Bruk!Aku meringis kesakitan, ketiga anakku pun sama. Namun, untung saja kami masih diberikan keselamatan hanya luka ringan yang terasa memar di tubuh. Aku pun segera membantu ketiga anakku keluar. ''Kamu nggak apa-apa, kan, sayang?'' tanyaku pada mereka. ''Sakit, Ma.'' Gadis bersuara.''Iya, Ma, aku juga sakit,'' timpal Melisa. ''Maaf, ya, Sayang, karena Mama kalian jadi celaka,'' ujarku penuh penyesalan.Aku merasa menyesal karena sesaat sebelum kejadian ini malah mengingat Bima sehingga mengakibatkan ketiga anakku celaka. Karena dia, pikiranku menjadi berantakan. Beberapa orang yang mengetahui adanya kecelakaan langsung menghambur menghampiri kami. Sal
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (25)''Ada apa ini?''Tiba-tiba, seseorang datang menghampiri kami. Dia menatap dengan terkejut. ''Bima ....'' Seru Papa menatap kedatangan Bima. ''Apa yang sudah terjadi, kenapa Tante Anisa pingsan?'' tanya Bima heran.''Tante Anisa terkejut ketika tahu rumah ini telah disita oleh bank. Dia sama sekali nggak tahu kejadian kemarin, makanya pingsan nggak terima kalau rumah ini disita,'' jelas Papa pada Bima. Terlihat, Bima menghela nafas gusar mendengar penjelasan Papa. Nampak, raut sedih pun terlihat jelas pada wajahnya. ''Lebih baik sekarang Pak Sanusi bawa Tante Anisa ke dalam biar urusan ini saya yang selesaikan sekarang juga!'' Perintahnya. Papa lantas mengangguk mempercayakan semuanya kepada Bima. Kemudian, Papa merangkul tubuh Mama dan masuk ke dalam rumah. Sementara itu, aku masih berdiam diri menatap Bima dan kedua defkolektor itu.''Hari ini juga saya akan melunaskan hutang Pak Sanusi, tapi dengan catatan rumah ini nggak boleh disita
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (26)''Biar saya yang jelaskan agar nggak menjadi kesalahpahaman,'' ucap Bima menyahut. Aku menatap wajah Bima dingin, kenapa lagi dia? Apa untungnya dia menjelaskan tentang kejadian tadi?''Untuk apa kamu menjelaskan Bima, lagipula apa untungnya kamu menjelaskan. Aku sama sekali nggak perduli mau kamu sudah punya kekasih kek, atau apa kek aku nggak perduli,'' ujarku kesal pada Bima.''Wulan, jaga bicaramu, nggak baik bicara seperti itu terhadap Bima!'' Mama balik marah.Aku tertegun mendengar ucapan Mama. Tanpa mau berkata-kata lagi, aku memilih pergi meninggalkan Mama, Papa dan juga Bima. Sekarang, aku sama sekali nggak perduli mau Mama dan Papa mengatakan aku keras kepala atau apa kek aku nggak perduli. Aku hanya ingin sendiri sekarang, aku merasa sendiri lebih baik dibanding harus berkumpul lalu mengomentari sesuatu yang sama sekali nggak aku sukai. Aku melangkah keluar rumah, duduk di kursi yang telah tersedia di halaman depan. Kemudian,