Share

MATI KUTU

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-23 16:05:08

58

Hari ini jadwal ke pengadilan agama. Terpaksa aku harus keluar kamar. Padahal awalnya ingin mengeram saja di kamar. Minta izin tidak bekerja dengan alasan kepala pusing. Padahal, alasan sebenarnya, malu.

Malu ketahuan jika aku menguntitnya. Ternyata, aku tidak bisa mengelabui seorang bos.

Namanya bos, pasti tingkat kecerdasannya juga tinggi. Tak mungkin bisa dikelabui bawahan tak berpengalaman sepertiku.

Kenapa aku tidak berpikir sampai ke sana?

Aku mematut diri di depan cermin. Memoles wajah dengan cantik, dan memadu padankan kostum yang akan kupakai hari ini.

Bukan agar terlihat cantik di depan Arman, karena ia sudah ditahan polisi. Atau untuk menarik perhatian panitera di pengadilan agama sana. Namun, untuk memberi semangat kepada diri sendiri karena akan segera menyongsong kebebasan dan status baru.

Ya, mulai hari ini aku akan menyandang status baru sebagai seorang janda yang sebenarnya tidak membanggakan sama sekali. Hanya saja, dengan status baru ini, aku akan lebih lel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ulfa Zulfah
gems buat mak othor
goodnovel comment avatar
Ulfa Zulfah
bab ini baca sambil nyengir2 senyum2 sendiri hahahah tuan sultan kagak ada remnya
goodnovel comment avatar
Zubaidah Zubaidah
paling juga emakx Arman tuh ...pikaseubeuleun si eta... ah elah...mulut Tuan Sultan benr2 yaaa..wkwkkwwk bikin malu ajah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   LUKA LAMA

    59Aku berusaha melepaskan kaki, tetapi dia memeluknya erat. Tangisnya bahkan semakin menjadi. “Vio, aku mohon kebaikan hatimu. Keluarga kami saat ini benar-benar sedang terkena musibah. Ayah Arman masuk rumah sakit, anak gadisku dicerai suaminya padahal baru dua hari menikah, dia juga diusir mertuanya hanya karena salah satu anggota keluarga kami ada yang masuk penjara. Mereka menyebut itu sebuah aib. Padahal anakku sudah hamil. Tolonglah Vio, tolong suruh bosmu mencabut laporan itu agar Arman dibebaskan. Perusahaan kami kolaps, apalagi Arman dipenjara, nasibnya terkatung-katung. Nasib kami ikut tidak jelas.” Mantan ibu mertuaku terus saja mengoceh panjang diselingi tangisan. Pelukan di kakiku semakin erat. Beberapa awak media yang merekam adegan ini meng-zoom wajahku dan wajah ibunya Arman. Di antara mereka bahkan ada yang bertanya-tanya. Aku memalingkan wajah karena malu. Sementara ibunya Arman seolah tidak peduli dan tidak malu sedikit pun. Aku heran, apa yang ada di pikiran

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEJUTAN

    60Hari sedang panas-panasnya saat kami meninggalkan gedung pengadilan agama. Tempat yang tidak mau kudatangi lagi seumur hidup. Semoga kelak bila Tuhan memberiku jodoh, itu adalah jodoh dunia akhiratku. Cukup dua kali namaku disebut dalam ijab qabul pernikahan. Oleh Arman, dan seseorang yang akan melindungiku dalam penjagaannya sepanjang usia. Apa dia Tuan Sultan? Entahlah, rasanya aku belum yakin. Atau memang tidak yakin. Kuakui, ada sedikit rasa untuknya. Mengingat kebaikannya selama ini, dia orang yang paling berjasa dalam perubahan hidupku. Aku jadi sesehat dan secantik ini. Dulu, bahkan berkhayal pun aku tak berani memiliki tubuh seindah dan secantik ini. Tak pernah terbersit akan memiliki penampilan seperti sekarang. Kemudian pekerjaan, saat menjadi istri Arman, jangankan terbersit menjadi seorang sekretaris bos perusahaan besar. Melamar pekerjaan sebagai buruh pabrik saja aku tidak berani karena tubuh tambunku yang menjadi kendala. Siapa yang akan memperkerjakan seseoran

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   MELELEH

    61Aku masih menatap nanar Tuan Sultan saat sorakan untuk segera meniup lilin bergema memenuhi ruang pendengaran. Kulihat lilinnya memang hampir habis karena terlalu lama aku menatap haru laki-laki di depan sana. Aku memejam, melangitkan doa-doa terbaik. Untuk hidupku ke depannya, untuk kedua orang tua yang sudah tenang di alam sana, dan untuk ... Tuan Sultan. Aku meminta agar ia disehatkan, dan rezeki yang ia habiskan untukku, diganti berlipat-lipat. Aku juga meminta agar ia selalu bahagia dan dijauhkan dari segala marabahaya. Sungguh, tak pernah terbersih sedikit pun bila aku akan mendoakan seorang laki-laki di hari ulang tahunku. Dan laki-laki itu adalah Tuan Sultan. Lelaki yang penuh kejutan di balik sikap datar dan mengesalkannya. Semua yang ia berikan hari ini bagiku bukan lagi kejutan, melainkan hadiah istimewa dari seseorang yang sebenarnya tak perlu melakukan semua ini untukku karena aku bukan siapa-siapa. Tak ada yang dapat menggambarkan perasaanku saat ini. Aku ... ah,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HARI MILIKKU

    62Aku melepaskan tangan dengan malu-malu. Sebenarnya masih ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Tuan Sultan. Namun, kami sudah menghabiskan waktu seharian ini berdua. Kini, kami sudah sampai di depan pintu kamarku. Bahkan, sudah lama kami di sini saling berpegangan kedua tangan, rasanya berat untuk berpisah. Rangkaian kencan–itu pun jika acara kami hari ini bisa disebut kencan—ditutup dengan Tuan Sultan memberikan sebuah bungkusan kecil. “Selamat malam, selamat istirahat. Mimpi indah malam ini, ya,” ucapnya sebagai penutup kebersamaan kami hari ini. Kami akhirnya melepas tangan yang sejak tadi saling bertaut, sebelum aku mengangguk malu dan membuka pintu kamar. Masuk, dan menutup lagi benda itu dengan pelan, seolah tidak rela bila kami harus berpisah. Aku menyandarkan punggung di belakang pintu seraya memeluk bungkusan kecil yang barusan diberikan lelaki itu. Hatiku berbunga-bunga. Duniaku berwarna. Aku bahkan yakin semua orang yang melihat wajah ini setuju jika aku teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   CINDIRELLA MASA KINI

    63Kujalani hari-hari selanjutnya dengan hati yang selalu berbunga dan jiwa semakin muda. Akhirnya, dalam hidup aku bisa merasakan apa itu jatuh cinta, apa itu bahagia. Sesuatu yang mungkin tidak akan aku dapatkan jika tidak pernah bertemu Tuan Sultan. Kini, tak ada lagi penderitaan. Tak ada lagi hari-hari suram. Tak ada lagi air mata. Yang ada hanya hidup penuh warna dan hati selalu berbunga. Tuan Sultan memperlakukanku sangat manis. Setia saat setiap waktu, ia selalu memberi kejutan-kejutan indah. Seperti jam tangan yang kini melingkar di pergerakan tangan kiriku, jam tangan yang ia berikan di hari ulang tahunku. Jam tangan yang saat aku googling harganya sangat wow untuk ukuran orang sepertiku. Saat aku tanya kenapa menghadiahi benda ini, ia menjawab agar aku selalu mengingat dirinya setiap detik, setiap menit, setiap waktu. Selain jam tangan mahal, masih ada banyak barang mewah yang ia hadiahkan untukku walaupun aku tidak meminta. Belum lagi kejutan-kejutan kecil semisal ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TAPI KENAPA?

    64Kedua orang itu mematung di tempat masing-masing. Mungkin tidak menyangka jika aku ada di sana. Kami sama-sama terdiam. Aku menatap mereka bergantian dengan tatapan tidak mengerti, sebelum akhirnya Pak Sam yang berdiri lebih dekat, menarik napas panjang dan berlalu dengan langkah-langkah kasar. Tanpa bicara apa pun denganku. Tinggallah aku dengan Tuan Sultan. Dia seperti tengah berusaha menenangkan dirinya. “Tuan....” Akhirnya kata itu keluar di tengah kebingungan ini. Aku tidak tahu harus berkata apa. Mau langsung marah pun, takut telinga ini salah menangkap. Tuan Sultan mengembus napas panjang, entah untuk apa. Kemudian bersikap normal seperti biasa. Seolah barusan tidak terjadi apa-apa. “Ana, kau merindukanku?” tanyanya dengan senyum sangat manis. “Kemarilah, aku bawa oleh-oleh untukmu,” lanjutnya seraya memutar kursi rodanya mendekati meja, kemudian mengambil sesuatu dari sana. Aku masih mematung di ambang pintu. Tidak tahu harus mempercayai pendengarku tadi, atau mataku

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SEMUA BERBEDA

    65Aku menoleh ke arah Pak Sam untuk meminta pendapat. Namun, ia diam saja seolah tidak peduli. Tetap menatap lurus ke depan. “Bang, aku....”“Keluarlah, temui dia! Dan segera buatlah keputusan yang tepat. Aku tidak bisa membantu apa-apa.”“Bang....”“Mbak, maaf, Pak Sultan sudah menunggu!” Sekuriti yang berdiri di samping mobil kembali menegurku. Akhirnya aku keluar setelah sekali lagi menoleh ke arah Pak Sam yang tetap menatap lurus ke depan. Seperti ucapannya, ia tidak membantu. Akhirnya dengan pelan dan ragu, aku berjalan ke arah laki-laki berkursi roda yang menghujamkan tatapan tajam hingga aku tak berani sekadar melirik mobil Pak Sam yang terdengar meninggalkan tempat ini. Hanya derunya yang semakin menjauh yang menandakan dia sudah pergi. Sebagai penanda juga bahwa semua tidak akan sama lagi. Kini, aku sudah berdiri di hadapan lelaki yang tatapannya perlahan meredup. Amarah yang tadi berkobar di matanya, kini berubah menjadi tatapan lembut seperti kemarin-kemarin. “Aku kir

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEJUTAN PALING INDAH

    66 “Apa maksud Anda, Tuan? Dia kekasih Anda?” Aku menunjuk wanita cantik yang terus memamerkan senyum. Jangan tanya bagaimana kondisi hatiku saat ini. Kakiku bahkan sudah tak berasa menapak. “Ya, kami sudah lama menjalin hubungan. Sayang, ia harus kuliah keluar negeri, hingga hubungan kami sempat terjeda. Terlebih Papi yang kurang setuju, dan malah memaksaku menikah dengan Cindy. Tapi, sekarang semua sudah berlalu. Kemarin kami sudah menemui Papi.” Tuan Sultan tersenyum seraya menatap wanita bernama Michelle dengan tatapan ... penuh cinta. Michelle membalasnya dengan bangkit, kemudian berjalan mendekati lelaki berkursi roda. Kurasakan dadaku sesak. Paru-paru mendadak menolak oksigen yang masuk. Apa artinya semua ini? Apa aku sedang bermimpi? Bagaimana bisa Tuan Sultan begitu ringan menceritakan kisah cintanya padaku setelah semua harapan yang ia berikan selama ini? Aku mencoba memukulkan baki bekas membawa minuman ke lengan kiri, untuk memastikan jika aku tidak sedang bermimpi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29

Bab terbaru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HINGGA MAUT YANG MEMISAHKAN

    445 “Jadi begitu, De. Kamu sama Amanda tidak masalah, kan?” Sultan menatap sepasang suami istri muda yang duduk di hadapannya. Di mana bayi tiga bulan terus mengeluarkan suara-suara lucu khas bayi dalam pangkuan Dewa. “Papa sudah ingin pensiun. Menikmati hidup berdua saja dengan Mama kalian. Ya, itung-itung bulan madu lagi untuk mengganti masa-masa awal pernikahan kami yang sempat carut-marut.” Dewa, Amanda, dan Vino yang duduk di sofa lainnya saling pandang sebelum memiringkan bibir masing-masing. ‘Siapa yang nikah, siapa yang bulan madu.’ Batin mereka mengejek. “Vino memang baru memasuki dunia ini, dan ia juga masih sangat muda. Tapi jika ia ada kemauan untuk belajar, pasti bisa kok. Apalagi didampingi wanita yang berbakat. Papa yakin perusahaan tidak akan dibawa tenggelam. Lagipula, Papa tidak akan melepas sepenuhnya. Ada orang kepercayaan Papa yang akan membimbing dan mengawasi Vino.” Sekali ini Dewa melirik Amanda di sampingnya seraya membenahi bayi Devano yang sudah mulai t

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DUA KALI

    443“Abang, emang nggak berat?” tanya Kirani sesaat setelah Vino menurunkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja dari kamar mandi. Dan sejak kejadian jatuh itu, Vino selalu membopongnya setiap hendak ke kamar mandi.Kedua tangan Kirani masih melingkar manja di leher sang suami, hingga lelaki itu meminta dilepaskan dengan isyarat dagu. Awalnya Kirani tak mau melepaskan tangannya. Tentu saja untuk menggoda sang suami.“Ok,” ujar wanita itu akhirnya seraya melepaskan tangannya karena Vino menatapnya tanpa kedip seolah bersiap kembali menerkamnya. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde percintaan pagi ini. Masa iya mau mengulang lagi bahkan sebelum sarapan.Sungguh, mereka tidak menyangka jika pernikahan akan seindah ini. Tiga hari di hotel, hanya makan, tidur, dan bercinta. Begitu seterusnya selama tiga hari tanpa melakukan apa pun lagi.“Nggak berat, kan, aku?” ulang Kirani karena Vino belum menjawab pertanyaanya.“Nggak,” jawab Vino yang duduk di sampingnya. Tangannya meraih remote TV, m

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEMBALIKAN

    442“Manis,” ujar Kirani seraya menarik wajahnya. Menjauhkan dari wajah lelaki di bawahnya. Semburat merah langsung menghiasi wajahnya. Ia ingin beranjak, tetapi tangannya ditahan.“Apanya yang manis?” tanya sang lelaki dengan tatapan lekat. Melihat wanita yang duduk di pangkuannya tersipu, adalah sesuatu yang membuatnya gemas. Padahal mereka sudah dua hari menikah. Tak terhitung sudah berapa kali melihat tubuh polos masing-masing. Tapi wanitanya selalu saja tersipu dan malu-malu.Tangan sang lelaki menarik lembut pinggang wanitanya agar kembali mendekat, kemudian berbisik di telinganya.“Apanya yang manis, hem?”Semburat merah tak henti-hentinya menghiasi wajah wanita yang pagi ini hanya memakai kemeja putih milik sang suami. Kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya, tetapi sangat seksi di mata sang suami.Cup.Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir sang wanita.“Ini yang manis?”“Ish, Abang apaan, sih?” Tangan sang wanita mengibas di depan wajah merahnya.“Jadi, kamu baru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SUAMI ISENG

    441Kirani mengerjap sebelum menoleh perlahan ke sisi kanannya di mana seorang lelaki tengah tertidur pulas dengan setengah tengkurap. Ditatapnya dengan seksama wajah yang walaupun terlihat lelah, tetapi senyum kebahagiaam dan kepuasan berpendar di sana. Tak terasa kedua sudut bibirnya tertarik ke samping. Ia ikut tersenyum melihat wajah sang lelaki yang penuh kepuasan.Pandangannya beralih perlahan menyusuri tangan kekar sang lelaki yang menumpang di atas tubuhnya. Dengan hati-hati, Kirani mengangkat tangan itu dan munurunkan dari atas tubuhnya, ia ingin ke kamar mandi. Rasa tidak nyaman di tubuh bagian bawah, membuatnya ingin ke kamar mandi.Namun, saat ia mencoba untuk bangkit, rasa tidak nyaman itu berubah perih yang membuatnya urung bangkit. Kirani menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya. Tapi gegas ia menutupnya lagi saat sadar jika tubuhnya masih polos.Wanita itu kembali merebahkan kepalanya. Matanya memejam, hingga semua yang terjadi semalam, terbayang dengan jelas. Die

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TRIK

    441Vino duduk di tepi ranjang pengantin yang sudah dihias demikian rupa. Aroma mawar yang segar menguar dari kelopak-kelopak merah yang terhampar di atas kasur. Kedua tangan pemuda tersebut menopang tubuhnya di belakang punggung. Wajahnya menengadah dengan bibir terus menyunggingkan senyum.Terbayang bagaimana Kirani memeluknya sepanjang jalan tadi karena ketakutan. Triknya membuat wanita yang sudah disahkan tadi pagi berhasil. Ia tidak lagi melepaskan pelukan bahkan hingga mereka tiba di hotel.Padahal semua hanya akal-akalannya saja. Vino tahu jika gadis itu sebenarnya hanya pura-pura tidur, untuk menghindarinya.“Kena, kau!” gumamnya geli masih sambil tersenyum-senyum sebelum menyadari sesuatu.Vino menegakkan duduknya, kemudian menoleh dan memandang pintu kamar mandi di kamar hotel itu. Baru disadarinya jika Kirani sudah sangat lama berada di dalam sana. Terlalu asyik melamun, membuat Vino bahkan melupakan jika ia tengah menunggu wanita itu keluar.Sang pemuda berdiri, kemudian b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TAK ADA YANG TIDAK BAHAGIA

    438“Dilihatin terus bininya. Nggak bakal aku ambil juga.” Sebuah sindiran disertai tepukan di pundak Vino membuat pemuda itu mengerjap dan menoleh. Hingga tampak olehnya Dewa yang tengah memiringkan bibir di sampingnya.“Abang manusia paling maruk dan munafik kalau sampai ngambil istriku juga.” Vino balas melemparkan sindiran pedas.“Sudah ditinggal nikah sama perempuan lain, eh masih mau diambil lagi? Ter-lan-jur.”“Ter-la-lu, kali ….”“Suka-suka akulah.” Setelah mengatakan itu, Vino langsung berjalan menyongsong mempelai wanitanya yang baru selesai berganti kostum.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditentukan untuk menyatukan cintanya dengan Kirani. Hari yang akan Vino catat dalam buku besar hidupnya sebagai hari bersejarah di mana ia akhirnya melepas masa lajang dengan gadis yang sejak lama menarik perhatiannya.Hari ini adalah hari bahagia yang bukan saja untuknya dan Kirani, tetapi juga untuk kedua keluarga. Terbukti dari wajah-wajah keluarga inti yang berbinar dan berseri ba

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   LAMARAN SUNGGUHAN

    438 “Hallo, jagoan. Tunggu, ya, nanti Om buatkan teman bermain yang lucu-lucu buat kamu.” Lontaran Vino yang tengah menggoda bayi laki-laki berumur dua bulan membuat ruangan yang baru saja dipakai acara lamaran menjadi hangat dan ceria. “Kamu mau teman bermain laki-laki atau perempuan? Atau dua-duanya?” tanya sang pemuda lagi seolah sedang bicara dengan orang dewasa. Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum melihatnya. Kecuali gadis berhijab yang memerah pipinya. “Apa? Dua-duanya? Ya, udah, nanti Om Vino ganteng bikinin dua-duanya sekaligus biar ramai, ya. Biar kamu banyak teman mainnya.” Sebuah toyoran pelan mendarat di kepala Vino pasca kalimat itu terucap dari bibirnya. Pemuda itu mendongak. Tapi tak lama kembali menghadapkan wajahnya ke arah bayi laki-laki yang juga menatapnya dengan bibir mungilnya bergerak-gerak lucu. Vino tak peduli walaupun Amanda baru saja menoyornya gemas. “Lihat, ibumu, Jagoan! Dia iri. Karena bapakmu cuma bisa bikin satu aja. Eh, tapi nanti b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   NASI SUDAH MENJADI BUBUR

    437 Malvino berdiri menunduk di antara orang-orang berpakaian serba hitam. Hatinya tak urung teriris menyadari jika sahabat kecilnya kini sudah terbujur kaku di balik gundukan tanah merah yang sedang ia dan orang-orang itu kelilingi. Berkali-kali tetesan embun jatuh dari pelupuk matanya tanpa siapa pun tahu. Sebuah kacamata hitam menutupi kenyataan jika sejak awal datang ke sana, matanya sudah basah. Vino tidak pernah menyangka jika nasib Nada akan berakhir setragis ini. Ia harus meregang nyawa di tangan laki-laki yang sudah membuatnya berbadan dua, setelah sebelumnya bayi yang ia kandung juga harus keluar paksa. Vino menahan napas, membayangkan jika Nada harus mengirimnya pesan dengan menahan sakit yang teramat. Tuhan selalu punya rencana yang tak terduga. Di saat ia hampir saja menjadi kambing hitam atas meninggalnya Nada karena semua diarahkan padanya sebagai pembunuh, di saat itu seorang wanita datang ke apartemen Nada dan memergoki jika Nada tengah meregang nyawa di tangan su

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BOCAH

    436Vino tersenyum saat mengingat bagaimana reaksi Kirani tadi. Bola mata kecil gadis itu sampai nyaris loncat dari rongganya sebelum akhirnya menunduk dengan pipi merona.“Sudah Vino, jangan mengganggu Kirani. Mama hanya memintamu menyerahkan makanan. Sana tunggu di luar lagi.” Ucapan sang ibu membuyarkan kenikmatannya menatap wajah merah karena malu itu.“Jangan hiraukan dia, Kiran. Laki-laki memang begitu, tidak malu mengabarkan dirinya masih perjaka padahal kita tidak pernah bertanya.” Viola mengusap lengan Kirani yang masih menunduk.“Kenapa harus malu, Ma? Itu bukan aib, kan? Itu justru kebanggaan kami. Dan itu sangat penting diketahui wanita yang akan menikah dengan kami karena akan menjadi nilai plus—”“Sudah, sudah. Tidak perlu memaksa, berikan Kirani waktu untuk berpikir. Karena keputusan yang tepat akan didapat dengan berpikir jernih tanpa emosi. Kalau kamu terus menggodanya seperti ini, bisa-bisa ia memutuskan tidak lagi mempertimbangan kamu saat ini juga karena ketakutan

DMCA.com Protection Status