Beranda / Pernikahan / PELAKOR ITU KAKAK IPARKU / BAB 6. ACARA ULANG TAHUN CLARISSA

Share

BAB 6. ACARA ULANG TAHUN CLARISSA

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 15:38:30

Sore kemarin Mas Haris tidak pulang, Clarissa sudah mulai cemberut karena ayahnya tak kunjung datang. Tapi aku masih bisa menenangkannya, dengan berkata mungkin ayahnya baru bisa pulang pagi ini. Aku memintanya untuk bersabar sedikit lagi.

Pagi-pagi sekali, Ibu, Mita, dan Bagus sudah datang membantu mempersiapkan dekorasi. Snack dan gift untuk anak-anak yang datang di acara ulang tahun Clarissa sudah dari semalam kusiapkan, memang tidak begitu banyak hanya mengundang beberapa anak di sekitar rumah.

Pagi ini aku memompa balon beraneka warna, kemudian Mita dan Bagus memasangnya di ruang tamu supaya tampak ramai dan meriah.

Hari sudah semakin siang, tapi Mas Haris tak juga kelihatan batang hidungnya. Dia juga tidak memberi kabar apa-apa.

Sebenarnya aku merasa sungkan untuk menghubungi Mas Haris lagi. Kenapa seolah aku harus mengemis padanya, supaya hadir di acara ulang tahun putrinya sendiri. Ini benar-benar terlihat bodoh. Tapi aku menahan semua rasa demi putriku.

Aku beranjak menjauh dari Mita dan Bagus, kemudian memilih masuk kedalam kamar untuk menghubungi Mas Haris.

Kucari kontak Mas Haris di ponsel, kemudian menggeser tombol hijau. Telepon terhubung tapi hingga beberapa detik tak juga diangkat. Aku kembali mencoba hingga beberapa kali, tapi nihil, hasilnya tetap sama, Mas Haris tak menjawab teleponku.

Dengan perasaan kesal, akhirnya kuputuskan untuk mengirim pesan pada Mas Haris.

[Mas, kamu di mana, kenapa nggak angkat telepon?] Pesan terkirim tapi belum dibaca. Aku menunggu beberapa saat, tapi hingga lima menit belum juga dibaca.

Kuputuskan mengirim pesan lagi.

[Mas, kamu jadi pulang 'kan? Kasihan Clarissa, dari kemarin dia nungguin ayahnya.] Dengan cepat kukirim lagi. Tetapi masih sama, hingga beberapa saat belum juga dibaca.

Rasanya sangat kesal, ingin rasanya aku memaki Mas Haris. Marah, kesal, kecewa, semua jadi satu hingga akhirnya air mata menetes tanda pertahananku mulai goyah.

Tiba-tiba pintu diketuk, lalu terdengar suara ibu. "Mir, kamu nggak apa-apa?" tanya ibu terdengar khawatir.

"Iya, Bu, Mira nggak apa-apa kok," jawabku berusaha bersuara setenang mungkin.

"Teman-teman Clarissa udah pada datang. Bu Wulan juga sudah datang, Mir," ucap ibu lagi.

"Iya, Bu, sebentar lagi Mira keluar," ucapku sambil berjalan kearah kamar mandi. Aku mencuci muka kemudian kembali merapikan dandananku. Aku tidak mau terlihat menyedihkan di hadapan semua orang, terutama di depan putriku. Selama ini aku berusaha kuat hanya demi Clarissa, putri semata wayangku.

Keluar dari kamar aku langsung menghampiri Clarissa di ruang keluarga. Sepertinya putriku sedang merajuk, mungkin karena ayahnya belum juga datang. Tampak ibu, Bu Wulan, dan Mita sedang membujuk Clarissa. Mereka seperti dikomando melihat ke arahku, saat aku keluar dari kamar dan menghampiri mereka.

"Bunda ... ayah mana, kenapa belum juga datang?" tanya Clarissa sambil menatapku dengan mata berkaca-kaca. Inilah yang aku tidak sanggup, melihat air mata putriku rasanya hatiku bagai disayat-sayat.

"Clarissa, mungkin ayah ada hal yang nggak bisa ditinggalkan, atau mungkin ayah datangnya terlambat. Tadi bunda udah coba telepon tapi nggak di angkat, Nak. Kita mulai aja ya, acara ulang tahunnya," ucapku berusaha membujuk Clarissa. Sebisa mungkin aku tak meneteskan air mata di depan putriku, walaupun dalam hati rasanya tak sanggup menahan rasa sakit ini.

"Iya, kita mulai aja ya, acaranya. Kasihan teman-teman Clarissa udah pada nungguin," ucap ibu ikut membujuk Clarissa.

"Clarissa jangan sedih. Walaupun ayahnya nggak bisa datang, kita semua ada disini. Semua sayang sama Clarissa." Bu Wulan ikut menimpali dan membesarkan hati putriku.

Akhirnya Clarissa menganggukkan kepalanya, tetapi raut wajahnya masih terlihat sangat sedih.

"Eh, yang lagi ulang tahun nggak boleh sedih dong. Mana senyumnya?" ucap Mita berusaha menggoda Clarissa agar dia melupakan kesedihannya.

"Om Bagus punya kejutan buat Clarissa dan teman-teman. Ayo kedepan, kita mulai acaranya," ucap Bagus yang tiba-tiba masuk menghampiri kami.

"Oh ya ... kejutan apa ya? Ayo kita lihat," sahut Mita, kemudian menggandeng tangan Clarissa ke depan. Kami semua bangun dari tempat duduk kemudian berjalan ke ruang tamu yang sudah dihias dengan dekorasi ulang tahun.

Sampai di ruang tamu, ternyata teman-teman Clarissa sudah berkumpul semua. Bahkan beberapa orang tua tampak ikut mengantarkan putra-putri mereka.

"Kejutan, silahkan masuk!" ucap Bagus sedikit berteriak. Lalu tiba-tiba masuk seorang badut yang langsung disambut anak-anak dengan antusias.

"Wah ... ada badut. Hore ... ada badut!" Teriak anak-anak Senang.

Akhirnya acara dimulai. Bagus dan Mita memandu acara. Anak-anak yang berani bernyanyi di depan, bisa berfoto dan mendapat hadiah dari badut. Yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar, juga mendapatkan hadiah kemudian berfoto dengan badut. Anak-anak sangat senang mendapat banyak Hadiah.

Acara berlangsung sangat meriah, hingga puncak acara potong kue dan tiup lilin. Clarissa memberikan potongan kue pertama padaku, kemudian potongan kedua diberikannya pada omanya. Kami semua mendo'akan dan menciuminya, berusaha menunjukkan banyak cinta supaya dia tidak berkecil hati.

Setelah memberikan ucapan selamat, satu persatu teman-teman Clarissa pulang. Mita dan Bagus membereskan sisa-sisa acara ulang tahun. Kemudian kami duduk bersama di ruang keluarga.

Bu Wulan memberikan Kado berupa boneka kelinci besar berwarna pink dan juga sebuah totebag yang ternyata isinya baju dan sepatu untuk Clarissa. Bu Wulan juga membawa banyak kue dari tokonya.

"Bu Wulan, terima kasih banyak hadiahnya banyak sekali untuk Clarissa. Jadi ngerepotin, Bu," ucapku sungkan.

"Clarissa, bilang terimakasih, Nak, sama Oma Wulan," pintaku pada Clarissa.

"Oma Wulan, terima kasih banyak ya kadonya," ucap Clarissa.

"Iya sama-sama, Mir, Clarissa. Oma nggak merasa repot, malah oma senang bisa datang ke rumah Clarissa dan kenal sama keluarga Clarissa yang lain," ucap Bu Wulan sambil membelai rambut Clarissa.

Tiba-tiba terdengar notifikasi dari ponselku. Aku mengeluarkannya dari kantong celana. Aku pikir Mas Haris yang menghubungiku. Tapi tenyata setelah aku melihat layar, bukan nama Mas Haris tapi nama teman lamaku yang bernama Ayu.

Tumben sekali Ayu menelepon. Kira-kira apa yang membuatnya menghubungiku, karena selama ini dia jarang sekali meneleponku.

"Hallo ... assalamualaikum," ucapku saat sambungan telepon sudah terhubung.

"Walaikumsalam ... Mir, kamu lagi di mana?" tanya Ayu setelah menjawab salamku.

"Aku? Aku di rumah. Kenapa emangnya, Yu?" tanyaku heran, kenapa Ayu bertanya seperti itu.

"Emm, anu Mir ... Aku--aku ngeliat Mas Haris, suamimu bersama seorang wanita di hotel." Bagai petir di siang hari saat aku mendengar ucapan Ayu. Ya, aku tahu Ayu bekerja di sebuah hotel di Jakarta sebagai resepsionis.

"A-apa? Kamu nggak salah lihat 'kan, Yu?" ucapku dengan suara bergetar, lalu bangun dari tempat duduk.

"Nggak kok, Mir. Aku yakin itu Mas Haris, suamimu. Aku tadi bahkan sempat mengambil fotonya diam-diam. Sebentar ya, aku kirimkan," ucapnya kemudian menutup teleponnya.

Aku menunggu dan menatap ponselku dengan dada berdebar. Ketika suara notifikasi terdengar, buru-buru aku membuka gambar yang dikirimkan oleh Ayu.

Deg!

Dadaku berdetak kencang, rasanya sakit sekali. Sangat jelas itu memang foto Mas Haris, suamiku. Dia sedang memeluk pinggang seorang wanita, tapi sayangnya aku tak bisa melihat wajah wanita itu.

Aku menarik tangan Mita menjauh dari Clarissa. Kemudian mengajaknya masuk kedalam kamarku. Sampai di kamar, tubuhku langsung luruh ke lantai, aku menangis menumpahkan segala rasa sakit di dalam hati.

Mita yang kebingungan melihaku menangis, memelukku dan mengusap punggungku. Aku tak sanggup menceritakannya pada Mita, hingga kuputuskan untuk memperlihatkan ponselku yang masih memperlihatkan foto Mas Haris dengan wanitanya.

Mita menerima ponselku, kemudian melihat kelayar ponsel. Matanya melotot menatap ponsel, tangannya terkepal, kemudian dia berjalan tergesa ke luar kamar memanggil suaminya.

Bersambung ....

Bab terkait

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 7. MENDATANGI HOTEL

    Setelah berusaha untuk menenangkan diri. Akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi Mas Haris di hotel. Tapi sebelumnya aku menelepon Ayu terlebih dahulu.[Yu, apa Mas Haris masih di hotel?] tanyaku langsung dengan suara serak, aku bahkan lupa mengucapkan salam.[Iya,Mir. Suamimu masih berada di hotel dengan wanita itu,] jawab Ayu.[Yu, aku sedang menuju kesana. Tolong kabari aku kalau Mas Haris check out selagi aku masih di perjalanan,] ucapku lagi.[Oke, Mir. Tapi kamu ke sini naik apa dan dengan siapa? Kamu jangan bawa mobil atau motor sendiri ya. Keadaan kamu lagi kayak gini, bahaya kalau bawa kendaraan sendiri karena kamu pasti nggak fokus,] jawab Ayu perhatian, mungkin dia merasa kasihan padaku.[Iya ,Yu, aku kesana dengan saudaraku, kamu jangan khawatir. Terima kasih ya, Yu. Jangan lupa share location,] jawabku lalu menutup telepon."Akhirnya kebohonganmu akan segera terbongkar, Mas," ucapku geram sambil mengepalkan tangan.Aku bangun lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 8. MENANGKAP BASAH

    "Keterlaluan kamu, Mas ...!"Aku langsung berteriak saat sudah masuk ke dalam kamar hotel, dan melihat Mas Haris sedang di atas ran-jang dengan selingkuhannya.Dan yang lebih membuatku terkejut adalah saat aku melihat pasangan z*nah Mas Haris adalah--Mba Linda--kakak iparnya sendiri, istri Mas Harlan.Rasanya aku tak bisa mempercayai apa yang aku lihat. Bisa-bisanya mereka selingkuh dan berbuat z*nah. Sepertinya mereka sudah tidak punya otak untuk berpikir, sehingga tidak memikirkan lagi perasaanku dan Mas Harlan.Mendengar teriakanku Mas Haris yang sedang bermandikan peluh kenik-matan tersentak kaget, dan refleks menghentikan aktivitasnya. Saat dia menoleh, matanya melotot menatapku yang juga sedang menatapnya dengan kobaran api amarah. "Mir ...," ucap Mas Haris lalu turun dari tempat tidur dan memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai, lalu buru-buru memakainya. Kemudian dia berjalan menghampiriku, sedangkan j4l4ng itu berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.Plak!"Itu dari C

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 9. MERUBAH PENAMPILAN

    Kemarin setelah pulang dari Jakarta, aku memutuskan untuk ikut ke rumah ibu dan menginap di sana. Dalam keadaan seperti ini aku butuh teman untuk bercerita, aku juga butuh tempat untuk bersandar dan menguatkanku yang saat ini tengah rapuh. Dan bagiku, keluarga adalah tempat terbaik untuk berbagi segala rasa.Aku tidak menyesali apa yang terjadi dalam hidupku. Mungkin ini adalah cara Allah untuk membuatku menjadi orang yang lebih baik, orang yang lebih kuat kedepannya nanti. Apa lagi ada Clarissa, yang membuatku benar-benar harus menjadi seorang ibu yang tangguh dan serba bisa.Kedepannya mungkin tugasku akan semakin berat. Aku harus memerankan peran ganda, yaitu menjadi seorang ibu sekaligus sebagai seorang ayah untuk Clarissa.Bagiku meskipun pahit, terbongkarnya kebohongan Mas Haris itu lebih baik. Dari pada seumur hidup harus terjebak, dan tidak tahu tentang perselingkuhan mereka. Sekarang setelah semua terbongkar, aku harus fokus untuk bekerja dan membesarkan putri semata wayangk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 10. BALAS DENDAM

    "Maaf, Bu. Pak Wahyu sudah menunggu di ruangannya," ucap Sekretaris itu sopan, kemudian dia kembali ke meja kerjanya.Mendengar ucapan Sekretaris Pak Wahyu, Mas Haris mengerenyitkan dahinya."Ada urusan apa kamu menemui Pak Wahyu?" tanya Mas Haris heran. Aku tak menjawab pertanyaan Mas Haris, hanya menanggapi dengan tersenyum kecil. Kemudian aku berjalan meninggalkannya menuju ruangan Direktur utama."Tunggu saja kejutan kecil dariku, Mas. Aku akan membalas perbuatan kalian padaku," gumamku lirih sambil mengepalkan tangan.Tok tok tok! Aku mengetuk pintu perlahan."Masuk...!" Terdengar suara bariton dari dalam ruangan. Aku membuka pintu, kemudian masuk."Selamat siang, Pak." Aku berucap lalu mengangguk sopan saat sudah berada di depan Pak Wahyu."Selamat siang. Silahkan duduk, Bu," jawab Pak Wahyu."Maaf, Ibu bukannya istri Pak Haris, salah satu karyawan saya. Soalnya tadi waktu Ibu duduk di ruang tunggu, Pak Haris berkata kalau Ibu istrinya. Jadi, ada perlu apa Ibu menemui saya?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 11. MELAPORKAN PADA RT SETEMPAT

    Mendengar suara klakson mobil, Bu RT buru-buru bangun kemudian berjalan ke depan. Sepertinya ada yang datang. Lalu terdengar suara gerbang yang dibuka, disusul suara mobil masuk dan berhenti di depan rumah.Blamm!Terdengar suara pintu mobil ditutup, lalu suara langkah kaki masuk ke dalam rumah. Aku masih duduk diam di ruang tamu, menunggu Bu RT masuk kembali."Itu motor siapa yang di depan, Bu?" suara laki-laki bertanya pada Bu RT. Ternyata yang datang adalah suaminya alias Pak RT."Di dalam ada tamu, cari Bapak," jawab Bu RT.Tak lama masuk seorang laki-laki yang meskipun usianya tidak muda lagi, tapi masih terlihat tampan dan gagah."Assalamualaikum ...." ucapnya saat masuk dan melihatku duduk di ruang tamu."Walaikumsalam ...." jawabku lalu berdiri dari duduk, kemudian sedikit membungkuk memberi hormat."Ini Bu Miranti, Pak. Dia datang ke sini mau ketemu Bapak, karena ada yang mau di laporkan," ucap Bu RT pada suaminya."Oh iya, silahkan duduk dulu, Bu. Saya izin kedalam sebentar,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 12. PENGGEREBEKAN

    (POV Pak RT)"Bu Linda, Pak Haris, buka pintunya. Kami tahu kalian berdua di dalam!" teriakku setelah menggedor pintu rumah Bu Linda. Tak ada sahutan."Bu Linda, cepat buka pintunya. Atau kami terpaksa mendobrak pintu ini!" teriakku lebih keras, tapi masih tak ada sahutan juga. Lalu aku menyuruh beberapa warga untuk segera mendobrak pintu rumah Bu Linda. Tapi tiba-tiba ...."Ini ada apa, kenapa malam-malam begini bikin keributan di rumah menantu saya?" Tiba-tiba Bu Munawaroh datang dan langsung bertanya. Tapi ekspresinya terlihat tidak suka melihat banyak warga di depan rumah menantunya."Maaf Bu Muna, saya mendapat laporan kalau Pak Haris telah berselingkuh dan berz*nah dengan kakak iparnya sendiri yaitu Bu Linda," jawabku pada ibu kandung Pak Haris.Mendengar ucapanku tampak Bu Munawaroh terkejut."Apa? Berselingkuh dan berzinah? Nggak mungkin! Bapak jangan mengada-ada, ini fitnah! Mana buktinya? Haris memang baik pada Linda dan anaknya, tapi itu karena kakaknya yang memberi amanah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 13. KEPUTUSAN WARGA DAN PAK RT

    Kami semua sudah berkumpul di teras rumahku. Aku duduk di kursi berdampingan dengan istriku, Maya. Di depan sebelah kanan, duduk Bu Linda berhadapan dengan Pak Haris. Sedangkan di samping kiri Pak Haris, duduk Bu Munawaroh dengan memangku cucunya.Lalu di teras sampai halaman depan, bahkan sampai di luar pagar para warga sudah bersiap mengikuti sidang atas kasus perselingkuhan dan perz*nahan antara Pak Haris dengan Bu Linda."Bu, coba telepon Bu Miranti. Ini sudah malam jadi nggak mungkin dia bisa ke sini. Jarak Bekasi-Jakarta juga lumayan jauh, jadi telepon atau video call saja," perintahku pada Maya, istriku.Istriku tak menyahut, tapi dia langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Kemudian mengutak-atik layar ponselnya."Hallo, assalamualaikum, Bu Miranti. Kami sudah berhasil menggerebek Bu Linda dan Pak Haris. Sekarang kami dan para warga sedang berkumpul di rumah kami untuk mengadili kedua tersangka ini. Sebelumnya apa Bu Miranti ada yang ingin disampaikan, atau keinginan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 14. HUBUNGAN TERLARANG

    (POV Haris)Aku dan Linda memang sudah lama menjalin hubungan di belakang Miranti dan kakak kandungku, Mas Harlan.Kejadian itu bermula saat istriku--Miranti-- mengandung anak pertama kami. Aku yang mempunyai hasrat besar merasa tak puas karena kondisi istriku yang sedang mengandung, dan tidak leluasa melakukan berbagai gaya. Ditambah setiap harinya penampilan Miranti yang semakin tidak menarik di mataku. Tubuhnya yang semakin mengembang, membuatku semakin tak bergairah melihatnya.Miranti memang cantik, kulitnya putih bersih. Tapi penampilannya yang sederhana dengan pakaian yang tertutup walaupun dia tidak memakai hijab, membuatku merasa jenuh dan semakin hari semakin bosan melihatnya. Apa lagi saat dia dinyatakan hamil, dia semakin jarang berhias, bahkan dia hanya memakai bedak bayi untuk memoles wajahnya. Alasannya karena takut bayi yang sedang dikandungnya terkena bahan kimia yang akan membahayakan kesehatan calon bayi kami. Padahal menurutku itu hanya alasannya belaka, dia memang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07

Bab terbaru

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 33. PART TAMBAHAN

    (POV Linda)Ternyata nasib tak seindah harapan, perlahan tapi pasti aku mulai mendapatkan balasan atas apa yang telah kulakukan di masa lalu.Setelah diceraikan kemudian di usir dari rumah Mas Haris, aku mengajak om Yongki untuk bertemu. Aku tidak punya siapa-siapa lagi, hanya om Yongki satu-satunya harapanku. Aku memintanya untuk segera menikahiku seperti janjinya padaku selama ini. Meskipun hanya dinikahi secara siri, aku tidak keberatan. Tapi nyatanya om Yongki tidak mau menikahiku, dia mencampakkan aku setelah membuatku ditendang oleh Mas Haris."Om, mana janjimu, katanya Om akan menikahiku. Aku sekarang sudah bercerai dengan suamiku, jadi sekarang aku minta Om segera nikahi aku. Aku butuh status Om, aku nggak mau hubungan kita seperti ini terus," ucapku sambil menatap nanar laki-laki yang sudah cukup berumur di depanku ini. Aku nggak masalah dengan umur, yang penting Om Yongki bisa memberikan apa saja yang aku mau. Bagi orang sepertiku uang adalah segalanya."Kamu jangan mimpi te

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 32. PART TAMBAHAN

    (POV Haris)Ternyata beginilah rasanya diabaikan, juga merindukan seseorang tapi tak dipedulikan. Rasa rindu ini berubah menjadi sangat menyakitkan karena rindu yang tak sampai.Ingin rasanya memeluknya dengan penuh kerinduan, tapi jangankan pelukan, bahkan menoleh dan menyapa pun dia enggan. Tapi itu bukan salahnya, tentu saja semua adalah salahku. Aku yang dulu selalu mengabaikan dan tak pernah memperdulikannya, dan sekarang dia membalasku.Inilah hukuman paling berat dalam hidupku, diabaikan dan dijauhi oleh putri kandungku sendiri.Kini hidupku terasa sangat sepi. Dila putri yang sangat ku sayangi, yang keinginan dan kebahagiaannya selalu ku letakkan di atas segalanya, telah pergi untuk selamanya.Linda perempuan yang sangat kucintai juga telah pergi, setelah menorehkan luka yang teramat dalam di hati ini. Entah di mana dia sekarang, aku sudah tidak peduli lagi.Sedangkan Miranti dan Clarissa ternyata telah bahagia bersama keluarganya yang baru. Aku tidak menyangka Mira bisa begit

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 31. ENDING

    Di sinilah kami berada sekarang, di sebuah hotel di Raja Ampat. Pemandangan yang memanjakan mata, membuatku betah berlama-lama menatap keindahan alam yang selalu membuatku terpesona.Apalagi hotel tempat kami menginap, bangunannya berupa panggung di atas air, sehingga kami bisa leluasa memandang gundukan-gundukan pulau yang menyerupai tempurung kura-kura yang luar biasa indah.Tak salah banyak yang memilih tempat ini sebagai tempat untuk honeymoon, termasuk kami berdua, aku dan Mas Rayhan. Tempat ini sangat romantis dan tenang, karena jauh dari keramaian.Kami hanya pergi berdua, karena ibu dan Mama Wulan melarang kami membawa Clarissa. Alasannya karena Clarissa harus sekolah sedangkan kami belum tahu akan berlibur berapa lama. Tapi Mama Wulan berjanji, saat Clarissa libur panjang nanti, kami akan berlibur bersama ke luar negeri.Untungnya Clarissa mengerti dan tidak ada drama menangis sama sekali. Sebenarnya aku merasa berat meninggalkan Clarissa, karena selama ini aku belum pernah b

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    30. PENGANTIN BARU

    Sekitar sepuluh menit akhirnya Pak Rayhan keluar dari kamar mandi, kemudian langsung masuk ke walk in closed untuk berganti pakaian. Tak lama dia keluar lagi dan menghampiriku yang sedang duduk di tepi tempat tidur."Capek, nggak?" tanyanya sembari mengelus punggungku dengan lembut."Iya, lumayan," jawabku pelan."Aku bantu bukain hijabnya ya, terus kita tidur. Besok kita masih ada acara, pagi-pagi harus sudah berada di hotel," ucap Pak Rayhan kemudian langsung membantu membuka hijabku."Kenapa harus resepsi di hotel, Pak? Seharusnya nggak usah berlebihan, uangnya juga bisa ditabung," ucapku kala Pak Rayhan sudah berhasil melepaskan hijab berwarna merah maroon yang menutupi rambutku."Kok, masih panggil 'Pak', apa nggak ada panggilan sayang untukku?" tanyanya sambil memutar tubuhku supaya menghadap ke arahnya."Memangnya mau di panggil apa?" tanyaku balik sambil menatap wajah tampan di depanku."Panggil aku 'Mas' atau 'Ayah' bila kita sedang bersama Clarissa," jawab Pak Rayhan sambil

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 29. AKHIRNYA SAH

    (POV Miranti)Sudah hampir dua minggu dari liburan kami di puncak kala itu. Selama dua minggu ini aku dan Pak Rayhan tidak ada komunikasi sama sekali. Sepertinya dia sengaja memberiku waktu untuk berpikir. Aku menjalani keseharian seperti biasa, tetap fokus bekerja dan menjalankan bisnis yang semakin berkembang pesat. Aku yakin Pak Rayhan juga sedang sibuk dengan pekerjaannya, sehingga dia tidak sempat menghubungiku.Sebenarnya aku sudah ada jawaban untuk Pak Rayhan, namun untuk menghubunginya lebih dulu tentu aku gengsi. Akhirnya aku hanya menunggu Pak Rayhan yang lebih dulu menghubungiku.Sejujurnya aku memang telah jatuh hati pada laki-laki penyayang itu. Apalagi melihat kedekatannya dengan putriku, Clarissa. Dan setelah beberapa kali shalat istikharah, akhirnya hatiku mantap menjadikan Pak Rayhan sebagai imamku sekaligus ayah untuk Clarissa. Bahkan beberapa kali Pak Rayhan datang dalam mimpiku. Dalam mimpi itu kami bertiga sangat bahagia. Aku menganggap semua itu adalah petunjuk,

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 28. HUKUM KARMA

    "Dari mana aja kamu, jam segini baru pulang?" tanyaku saat Linda sudah di depan pintu."Dari kerjalah, dari mana lagi memangnya," sahutnya tanpa rasa bersalah."Kerja di hotel maksudnya?" jawabku ketus, membuat Linda tersentak kaget karena sebelumnya aku tidak pernah kasar padanya."Mas kenapa, sih?" sahutnya sambil menerobos masuk dan berjalan cepat menuju kamar. Baru beberapa langkah aku berhasil mengejarnya, kemudian mencekal tangannya."Hentikan sandiwaramu, aku sudah muak dengan semuanya!" ucapku dengan geram."Sandiwara apa? Udah ah, aku capek, mau tidur," jawabnya sembari berusaha melepaskan tangannya.Tiba-tiba ibu keluar dari dalam kamar."Ini ada apa sih, malam-malam kok ribut banget. Linda, dari mana aja kamu baru pulang jam segini? Kenapa ditelepon nggak di angkat? Kamu tahu nggak, apa yang terjadi pada anakmu?!" Bentak ibu saat melihat Linda berdiri di ruang tamu."Ponsel aku hilang, Bu. Memangnya ada apa sama Dila?" tanya Linda. Entah dia benar-benar tidak tahu atau hany

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 27. SELAMAT JALAN SAYANG

    "Haris ...." Saat melihatku membuka pintu, ibu memanggil namaku dengan suara parau.Aku tertegun di depan pintu. Mataku tertuju pada sosok yang terbaring di ranjang pasien. Seorang perawat menutupi tubuh kecil itu dengan sehelai kain putih hingga menutupi semua bagian tubuh dari kaki hingga kepala.Melihat semua itu membuat kakiku tiba-tiba lemas, seakan tak punya kekuatan lagi untuk berdiri. Bahkan aku merasa dunia seakan berputar, langit pun seakan runtuh. Rasanya aku tak percaya apa yang kulihat saat ini. Putriku kesayanganku, Dila ....Dengan kaki gemetar aku melangkah masuk menghampiri Dokter yang masih berada di samping putriku."Dokter, apa yang terjadi? Kenapa putri saya ...." Aku tak sanggup melanjutkan kata-kata. Tenggorokan terasa tercekat, menahan pedih di hati."Putri Bapak mengalami gagal ginjal. Di duga karena pemakaian obat-obatan yang mengandung bahan yang berbahaya untuk anak-anak, apalagi digunakan dalam jangka waktu yang lama." Jelas laki-laki berseragam putih itu

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    BAB 26. KEHIDUPAN HARIS PASCA BERCERAI (2)

    Aku sengaja menunda untuk makan malam, dan menunggu sampai Linda selesai mandi. Saat keluar dari kamar mandi, Linda terkejut mendapati aku masih di kamar sedang duduk di tepi tempat tidur dengan memegang ponsel miliknya."Kok kamu masih di kamar, Mas? Emang belum lapar?" tanyanya lalu menghampiriku."Belum, nungguin kamu dulu. Siapa 'Y'? tanyaku langsung karena sangat penasaran sambil memperlihatkan beberapa panggilan tak terjawab di ponselnya. Mendengar pertanyaanku Linda terlihat gugup tapi hanya sebentar, Setelahnya dia bersikap biasa kembali."Oh, itu bos di tempat kerjaku. Mas kenapa sih nanya-nanya kayak gitu, pakai geledah tas dan hp aku segala. Mas curiga sama aku?" tanya Linda merajuk, kemudian dia yang masih mengenakan handuk duduk di pangkuanku.Aroma sabun yang menguar dari tubuhnya membuatku tak tahan ingin memeluknya. Sejenak aku melupakan rasa curiga yang hinggap di hati dan pikiranku, Linda memang sangat tahu kelemahanku. Setelah itu kami langsung memadu kasih di tempa

  • PELAKOR ITU KAKAK IPARKU    25. KEHIDUPAN HARIS PASCA BERCERAI

    Akhir-akhir ini aku merasa nasibku sangat sial. Setelah digerebek dan diusir oleh warga, aku dan keluarga terpaksa meninggalkan rumah, dan mencari kontrakan di dekat kantor tempatku bekerja.Di tempat kerja aku mendapat sanksi tegas, setelah Miranti melaporkan tentang perbuatan asusilaku pada Pak Wahyu. Hingga akhirnya Pak Wahyu memutuskan memindahkanku ke kantor cabang di Bekasi.Aku tidak bisa menolak keputusan Pak Wahyu, karena Pak Wahyu hanya memberi dua pilihan. Pindah ke kantor cabang, atau aku harus membuat surat pengundurkan diri dari perusahaan tempatku bekerja. Pak Wahyu juga mencopot jabatan Manajer yang belum lama ku duduki, hingga kini aku kembali menjadi staf biasa.Sungguh benar-benar sial nasibku, biasanya karyawan yang dimutasi ke kota lain akan dipromosikan dan naik jabatan. Tapi berbanding terbalik denganku, aku malah turun jabatan.Akhirnya mau tidak mauaku membawa keluargaku pindah ke Bekasi. Sementara waktu kami terpaksa tinggal di kontrakan tak jauh dari tempat

DMCA.com Protection Status