Beranda / Romansa / PELAKOR BERKELAS / Bab 18 • Antara Istri atau Selingkuhan

Share

Bab 18 • Antara Istri atau Selingkuhan

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-03 16:34:10
Bahkan tanpa berganti baju atau sekedar mencuci tangan dan kaki, Angel langsung melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidur.

Dengan posisi telungkup, perempuan cantik itu mengerang. Tidak hanya tubuhnya, tapi pikirannya pun lelah.

"Ini gara-gara kedatangan orang itu," gerutunya, kembali merasa kesal apabila mengingat betapa gilanya dua hari ini.

Kemarin, sewaktu Angel berjalan hendak kembali ke meja kerjanya seusai istirahat makan siang, dia berpapasan dengan Yasmin yang segera saja histeris menghampirinya. Teman kerjanya itu mengeluh dengan banyaknya file dan data, serta laporan keuangan yang perlu diperiksa ulang dan dirapikan.

Tidak lama setelah itu, entah apakah semesta memang sudah mengatur demikian, Aldi datang dengan wajah seperti mayat hidup. Lelaki itu terpaksa mondar-mandir antara kantornya dengan basemen tempat penyimpanan dokumen-dokumen lama, hanya untuk mensortir surat-surat kerja sama dengan para klien sejak lima tahun ke belakang.

"Dan semua itu harus sudah beres b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yeni Erna
hai dimas saat pembagian otak adam lagi keluar.... hhh
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
hahaiiiii selamat datang adam selamat berjuang untuk menyambut cintamu wahai lelaki dingin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 19 • Tangismu, Bahagiaku

    Jawaban yang diterima Angel sudah bisa dia perkirakan sebelumya. Setelah mengirimkan VN-nya, perempuan itu terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. Angel meluncur turun dari atas tempat tidurnya dan berjalan ke arah sebuah cermin yang berdiri dengan ukuran besar. Ada senyuman yang kini menghiasi wajah cantiknya. "Ya, ampun, Lidia. Sepertinya malam ini aku berhasil mencuri suamimu," ujarnya, berkata ke pantulan dirinya di cermin. "Aduduh. Kasihan sekali. Padahal, aku yakin kalau kamu pasti sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk perayaan ulang tahun pernikahanmu malam ini." "Sakit, ya? Pasti rasanya sangat menyedihkan. Hatimu juga pasti terasa bagai disayat-sayat kan? Tapi bagaimana, ya? Bukankah dulu kamu juga pernah melakukan hal yang kulakukan saat ini? Malah, ini masih belum ada apa-apanya bila dibanding dengan apa yang sudah kamu dan suamimu lakukan." Dengan sengaja Angel lantas mendorong cermin hadiah dari Raka itu. Benda yang jelas memiliki harga yang ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 20 • Keesokan Harinya

    Angel berbaring telungkup di atas tempat tidurnya. Kedua kakinya terangkat dan sesekali dia main-mainkan dengan menggerakannya naik turun secara bergantian. Akibat ulahnya itu maka selimut yang membungkus tubuhnya pun melorot, sehingga menampakkan kedua kaki jenjangnya yang mulus. "Baby, apakah kamu sedang menggodaku?" Merapikan simpul dasinya, Raka bisa melihat semua ulah Angel dari cermin. Beberapa kali lelaki itu harus mengencangkan, lalu melonggarkan lagi simpulan dasinya karena tidak bisa fokus. Bukannya apa-apa. Selain kedua kaki jenjang Angel, dada kekasihnya yang hanya tertutupi sebagian oleh selimut pun terlihat begitu menggoda bagi Raka. Kalau saja kondisi Angel tidak seperti itu, semalam mereka pasti akan menikmati saat-saat yang panas berdua. Namun Raka begitu mencintai kekasihnya, sehingga lelaki itu pun tidak keberatan hanya tidur bersama sambil berpelukan tanpa melakukan hal yang lain. Yah, meski tadi pagi mereka sempat bermesraan sebentar, sewaktu Angel tiba-tib

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 21 • Bertemu Lagi

    Sepuluh menit sebelumnya, di area lobi Cerberos Corporation. Para dewan direksi sedang berdiri berjajar, bersiap untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di CC. Mereka mungkin saja terlihat tenang dan memasang senyuman di wajah, tapi Dimas masih bisa merasakan adanya kegelisahan yang terselubung. Wajar saja apabila mereka merasa cemas, sebab mereka sama sekali tidak tahu mengenai tipikal atasan mereka itu. Kalau pun ada yang benar-benar tidak gelisah, maka itu hanya berlaku bagi segelintir orang yang memang sudah lama bergabung di perusahaan ini atau yang mendapatkan kepercayaan secara khusus. Yah, misalnya saja seperti Dimas. "Haa, sial!" gerutunya. "Dia itu memang benar-benar orang yang sulit untuk ditebak. Padahal aku ini sudah mengenalnya cukup lama, tapi tetap saja tidak bisa mengerti jalan pikirannya sedikit pun." Dimas mungkin masih akan terus menggerutu, sampai kemudian ada sebuah sedan berwarna hitam berhenti dan menarik perhatian semua orang. Petugas valet yang seja

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 22 • Stupid-chu!

    "OMG! Your mouth itu lho, Angel!" Yasmin berseru dengan mata terbelalak. "Itu mulut kenapa ember banget, sih? Tumben." "Yas, please. Sudah deh," gerutu Angel dengan wajah merengut. "Aku sendiri juga heran, kenapa kemarin sampai tiba-tiba menyeletuk seperti itu." Terlihat Yasmin yang sudah membuka mulut, tapi rupanya dia urung bersuara. Sebagai gantinya, dia memandang Aldi yang hanya mengangkat bahunya sekilas. Mereka bertiga tidak sengaja bertemu di lobi dan karena masih ada banyak waktu sebelum jam kerja, maka ketiga orang itu pun lantas memutuskan untuk pergi ke pantry. Yah, sekedar untuk menikmati segelas kopi instan sekaligus mengobrol. Ah, lebih tepatnya, membicarakan kebodohan Angel kemarin. "Untung saja kamu tidak ketahuan," ujar Yasmin lagi disertai desahan napas. "Bayangkan, saat beliau baru saja datang eh, malah ada yang memakinya." "Aku tidak memakinya, Yas. Kemarin itu aku hanya kelepasan saja. Sepertinya kemarin adalah hari sialku, sebab sejak pagi aku sudah sial me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 23 • My Crazy Bos

    Sepertinya, lain kali Angel tidak boleh begitu saja mengiyakan permintaan tolong dari orang lain, sebelum dia memastikan dulu pekerjaan yang dimiliki. Menghela napas panjang, Angel menatap muram ke beberapa catatan yang ditulis di sticky note dan sekarang menempel berjejer di atas komputernya. "Tabel status proyek Beaumont, Saffron dan tunggu, apakah aku salah lihat? Sandira Enterprise juga?"Mata Angel melebar melihatnya. Benarkah tumpukan pekerjaan yang sudah menyambutnya ini? Dengan hati yang sedikit menciut, dia lantas duduk dan menghidupkan komputernya. Dalam hati Angel berharap bahwa data yang diminta oleh Dimas tadi bukanlah sesuatu yang akan membuat pikirannya berasap. "Oh, hebat," gumamnya menggerutu. "Laporan keuangan Littman, dan aku sudah terlanjur menjanjikannya selesai paling lambat setelah jam makan siang."Dengan begitu banyak hal yang harus dikerjakan sekarang, Angel melirik ke arah jam tangannya dan sekali lagi mengeluh."Kalau aku melewatkan jam makan siang, mak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 24 • Berebut Sekretaris

    "Apa Anda sudah gila, Pak?" Bukan Angel, melainkan Dimaslah yang baru saja membuka keras-keras pintu ruang kantor Adam dan langsung berteriak. "Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran Anda?" "Halo, Dim. Bagaimana kalau kamu tutup dulu pintunya dengan benar, sebelum mulai bicara?" Berbeda dengan wakil direkturnya yang baru saja datang dan seketika marah-marah, sikap Adam justru terkesan begitu santai. "Kalau mau jujur, aku lebih suka kalau kamu menutup pintunya dari luar, sih?" imbuhnya, memasang cengiran saat melihat ekspresi wajah Dimas saat ini. "Apa Anda ingin mengusir saya lagi?" "Memangnya, kapan aku pernah mengusirmu?" "Tadi pagi—" "Ah, iya. Tadi pagi," potong Adam, masih dengan sikap santainya. "Ngomong-ngomong, tadi pagi aku berkata apa? Bukankah aku hanya memberi tahu soal di mana letak pintu ruang kerjaku?" Mendengar jawaban yang semacam itu, jelas membuat Dimas tidak terima. Lelaki itu masih terlihat seperti hendak membalas omongan Adam, tapi untunglah tersadar p

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 25 • Bukan Kabar Baik

    Angel ingat betul bahwa Ayahnya selalu berkata bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Namun, bukan berarti semua pengalaman itu harus dia alami sendiri. Perhatikan dan ambil pelajaran dari pengalaman orang lain. Lalu, untuk bisa sampai di posisi puncak, maka Angel harus memulai segalanya dari bawah. "Jadilah orang yang paling dibutuhkan dan dihargai." Angel masih bisa mengingat dengan jelas tiap kata yang Ayahnya ucapkan. "Buat para atasanmu berpikir bahwa mereka sangat membutuhkanmu. Selalu kuasai kemampuan, minimal satu tingkat di atas posisimu saat ini. Pelajari dunia mereka. Amati dengan betul-betul. Maka akan tiba masanya mereka akan begitu bergantung kepadamu, sehingga tidak akan mungkin melepaskanmu. Malah, mereka akan saling berebut untuk bisa mendapatkanmu." Terdengar helaan napas berat dari bibirnya. Entah berapa kali sudah dia membatin, betapa beratnya hari ini. Bukan hanya fisik, tapi pikiran perempuan itu pun terasa penat. "Apa-apaan sebenarnya semua ini?" gumam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • PELAKOR BERKELAS   Bab 26 • Lembur yang Mendebarkan

    Seperti sebuah keajaiban, Angel berhasil menyelesaikan laporan keuangan Littman tepat waktu. Pukul tiga sore kurang lima menit, Dimas datang dengan berlari-lari. Dia terlihat seolah ada pembunuh berdarah dingin yang tengah mengejar dan menghampiri Angel seperti perempuan itulah satu-satunya penyelamat baginya. "Miss Angel, apakah—" "Laporannya baru saja saya kirimkan ke email Anda tiga detik yang lalu, Pak." "Jadi, itu berarti—" "Saya juga sudah mencetak laporan tersebut. Silakan dicek terlebih dulu, apakah ada kesalahan dalam laporan saya tersebut atau mungkin hal-hal lain yang tidak sesuai?" Dimas membaca cepat tiga lembar kertas laporan yang disodorkan padanya dan tidak menemukan kesalahan apa pun meski hanya satu angka. Tidak bisa dipungkiri, betapa lelaki itu kini merasa terharu. "Saya berhutang banyak terhadap Anda, Miss, dan saya pasti akan membalasnya," ujar Dimas dengan sungguh-sungguh. "Tapi sekarang saya harus segera pergi. Ada rapat yang sudah menunggu." Sepeningg

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10

Bab terbaru

  • PELAKOR BERKELAS   Sampai Bertemu Lagi

    Halo, Para pembaca. Kisah Adam dan Angel berakhir sampai di sini. Terima kasih atas kesediannya untuk mengikuti kisah ini dan mohon maaf karena sempat vakum cukup lama. Ada satu dan lain hal yang menjadi penyebab, termasuk masalah kesehatan. Semoga kita semua selalu sehat & bahagia, ya. Saya menyadari bahwa karya ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, komentar, masukan, dan saran dari Kakak sekalian sangat saya nanti dan hargai. Sampai bertemu di kisah yang lain. Apabila berkenan, silakan mampir di igeh saya: Rae_1243. Apabila ingin berhubungan melalui wa dengan saya, silakan dm saja. Sekali lagi, terima kasih. Salam sayang, ~Rae~

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 159 • Bukanlah Sebuah Akhir

    "Tahanan 2673, silakan ke sini."Lidia berjalan dengan kepala tertunduk. Setelah berada di penjara selama nyaris tiga tahun, kini dia sudah terbiasa dengan panggilan tersebut. Namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti, saat dia melihat siapa orang yang datang mengunjunginya."Kamu lagi. Bukankah sudah aku katakan, agar tidak mengunjungiku lagi? Tapi kenapa kamu masih juga datang terus?""Kak Lidia, ish! Jangan bersikap sekasar itu dong. Lihat, Raline jadi kaget.""Kamu juga sih, Lin. Kenapa membawa anak kecil ke penjara?""Memangnya, kenapa? Raline ini juga kan, keponakan Kakak. Lagi pula, nanti juga Kakak akan tinggal bersamanya kan?"Sejenak Lidia terdiam, lalu membuang muka. "Tidak perlu. Lupakan saja omonganmu tadi. Lagi pula, dia pasti malu karena mempunyai bibi mantan napi seperti aku ini.""Siapa bilang? Memangnya, Kakak berpikir aku akan membesarkan putriku seperti apa?""Tapi—""Tujuh tahun lagi Kakak akan bebas. Pada saat itu, aku dan Raline akan datang menjemput Kakak. Titik

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 158 • Sebuah Awal yang Baru

    Lima menit pertama Angel mengedarkan pandangan. Dia masih berusaha untuk menangkap, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Ada Ayahnya, yang berdiri di sebelah Erin. Angel juga bisa melihat teman-teman Ayahnya, yang sebagian besar dulunya merupakan orang-orang yang salah jalan. Lalu juga ada beberapa rekan kerjanya yang dulu seperti Yasmin, Aldi, dan bahkan Pak Dimas. Kemudian Keynan serta Keke.Tidak ada terlalu banyak orang di sana, kemungkinan tidak lebih dari seratus orang. Namun, suasanya begitu meriah.Dekorasi yang ada memang mewah, tapi tidak berlebihan. Ribuan bunga yang menghiasi seluruh penjuru ruangan luas ini dan bahkan sampai menjuntai dari langit-langit, membuat Angel seolah tiba-tiba saja masuk ke sebuah negeri dongeng.Kemudian, kerlip-kerlip apa itu? Terlihat seolah ada jutaan permata yang bersembunyi di balik hiasan bunga.Bahkan sampai ada banyak kupu-kupu yang berterbangan kian kemari. Seekor kupu-kupu berwarna hijau toska kemudian terbang mendekat dan hinggap di at

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 157 • Sebuah Kejutan

    Terdengar suara desahan dari sepasang bibir Angel.Perempuan itu lebih dalam menyandarkan punggung ke kursi tempatnya duduk, sembari melemparkan pandangan ke arah jendela yang ada di sampingnya. Angel mengamati hamparan awan putih mendominasi. Seketika pikirannya pun kembali melayang ke segala hal yang telah terjadi. Tidak terasa, waktu tiga tahun pun sudah berlalu. "Padahal, rasanya seperti baru kemarin," gumamnya, mendesah. "Tapi syukurlah, setidaknya aku tidak perlu lagi bertemu dengan orang-orang itu."Raka sudah divonis penjara seumur hidup. Dari kabar terakhir yang Angel dengar, lelaki itu terlibat dalam kerusuhan yang terjadi di dalam penjara sampai mengalami luka parah.Namun, ada kabar lain lagi yang lebih mengerikan. Angel mendengar bahwa Raka sampai harus kehilangan kejantanannya. Kejantanan milik lelaki itu rupanya mengalami luka dan infeksi yang didapat dari insiden kerusuhan, sehingga akhirnya terpaksa dipotong. "Ya, Tuhan." Angel berbisik. "Aku tidak bisa membayang

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 156 • Saat Persidangan

    Raka berteriak marah. Sejak tadi dia terus menendang-nendang jeruji besi tempatnya ditahan dan baru berhenti ketika dibentak balik oleh petugas jaga. "Brengsek!" Dia mengumpat, segera setelah petugas jaga pergi. "Kenapa semuanya jadi seperti ini? Kenapa?"Lelaki itu meremas-remas rambut dengan frustrasi. Dia teringat kembali dengan kejadian yang dialaminya tiga hari lalu.Waktu itu dia baru saja hendak pulang kerja, sewaktu dua orang lelaki yang tidak dikenal datang. Napasnya seketika tercekat, saat salah satu dari mereka menunjukkan surat penangkapan untuknya. Rasanya benar-benar memalukan ketika dia digelandang keluar dari gedung perusahaannya sendiri. Ditambah lagi dengan pandangan para karyawan yang ada, membuat Raka begitu ingin mengubur dirinya sendiri kala itu. "Sialan! Padahal tinggal sedikit lagi semua rencanaku bisa beres." Dia menggerutu. "Tapi kenapa malah jadi begini?"Sekarang Raka benar-benar tidak bisa berkutik. Dia tidak dapat mengelak sewaktu polisi menemukan boto

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 155 • Kemungkinan paling buruk

    "Angel, tunggu!" Mobil yang Jalu kendarai masih belum sepenuhnya berhenti, tapi Angel sudah langsung membuka pintu dan meloncat keluar. Perempuan itu seolah tidak ingin membuang waktu dan segera menyeberangi pelataran parkir. "Angel! Tunggu, Nak!" Jalu berseru percuma. Putrinya itu sekarang berlari memasuki rumah sakit tanpa menoleh sedikit pun. Dengan menggerutu, Jalu berusaha mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya. Lelaki itu pun segera berlari, menyusul ke arah putrinya. "Pak Jalu! Terima kasih karena sudah datang secepatnya." Dokter Brian berseru, sambil berlari-lari menyongsong Jalu. "Ada keadaan mendesak yang—" "Saya paham, Dok," potong Jalu segera. "Sebenarnya, apa yang terjadi?" "Ah, itu—" "Ayah!" seru Angel. Dia menarik-narik tangan Ayahnya dengan panik. "Ayah! Ada apa dengan Kak Erin? Kenapa sekarang Kak Erin dipindahkan ke ruang ICU? Lalu, kenapa aku tidak boleh masuk dan melihatnya?" "Angel, tenang dulu. Tenang ya, Nak." "Tapi, Ayah—" "Maaf karena saya menye

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 154 • Sebuah Kabar yang lain

    Rupanya, Adam yang menelepon. Lelaki itu memberi kabar bahwa Lidia telah memasukkan tuntutan kepada Rama ke meja hijau. Ternyata Lidia memaksa pulang paksa dari rumah sakit adalah demi mencari barang bukti. Hasilnya, dia menemukan beberapa bungkus permen aneh yang seperti beberapa kali pernah dia konsumsi, serta sebotol kecil obat pil yang bisa larut dalam air dengan cepat. "Lalu?" tanya Angel dengan hati berdebar. Berita yang disampaikan Adam kepadanya ini cukup membuatnya tegang. "Dia menghubungiku dan meminta tolong agar semua temuannya itu diperiksa. Hasilnya—" Dari ujung telepon, tarikan napas Adam terdengar begitu jelas. "Apa?" desak Angel. "Hasilnya bagaimana, Adam?" Adam masih sempat menyergah napas, sebelum menjawab, "Permen itu mengandung sejenis zat adiktif, yang apabila dikonsumsi maka akan memberikan efek ketagihan. Namun, ada beberapa zat lain yang juga terdapat di dalamnya. Untuk singkatnya, permen itu bisa dikatakan sebagai obat perangsang." "Obat, apa?" Angel

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 153 • Dering telepon

    "Ayah, sudah aku katakan kalau aku baik-baik saja!"Angel merajuk. Dia terlihat sebal dan merasa tidak suka dengan segala hal yang sekarang terpaksa dia jalani. "Lagi pula, apa-apaan sih, semua ini?""Ini untuk berjaga-jaga, Angel," ujar Jalu, dengan sabar mencoba membujuk putrinya. "Jadi, sabar dulu, ya?""Berjaga-jaga bagaimana? Lidia yang pingsan, kenapa aku juga ikut-ikutan diperiksa seperti ini?""Tetap saja, Ayah khawatir, Angel. Apalagi setelah hasil pemeriksaan Lidia akhirnya keluar. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu?"Angel memukul dahinya. Perempuan itu sekarang sedikit menyesali pertemuannya dengan Lidia tadi siang. Tidak berselang lama setelah Lidia melihat bukti yang disodorkan Adam kepadanya, perempuan itu tiba-tiba saja pingsan. Entah apa yang dia lihat, tapi apa pun itu yang pasti cukup membuat Lidia shok.Mereka tentu merasa panik. Jalu dengan segera membawa Lidia ke rumah sakit terdekat, diikuti oleh Angel dan juga Adam. Sampai kemudian hasil pemeriksaan Lidi

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 152 • Semua orang ingin bahagia

    Angel sama sekali tidak percaya dengan hal yang baru saja didengarnya. "Jangan berbohong!" serunya. "Kakakku tidak mungkin melakukan hal yang semacam itu!""Apa kamu kira Kakakmu itu perempuan baik-baik, ha?" Lidia membalas disertai tawa. "Kalau kamu tidak percaya, tanyakan saja langsung kepada Raka. Yang terlebih dulu merebut Raka itu adalah Erin! Jadi, tidak salah kan, kalau aku mengambil kembali apa yang menjadi milikku?"Angel memegang kepalanya yang mendadak pusing. Hal yang diceritakan Lidia ini benar-benar di luar dugaannya. "Aku dan Raka sudah bertunangan dan sebentar lagi kami akan menikah," ujar Lidia lagi. "Lalu Kakakmu tiba-tiba datang dan merusak semuanya. Dia memaksa Raka memutuskan pertunangan kami dan otomatis pernikahan kami pun batal. Saat mendengar soal itu, penyakit jantung Ayahku kumat dan beliau meninggal seketika itu juga. Harta keluargaku habis, sampai aku pun terpaksa melakukan pekerjaan haram demi menghidupi Ibu dan adikku. Keluarga dan kebahagiaanku hancur

DMCA.com Protection Status