Share

28. LELAKI SELANJUTNYA

“Pagi, dok,” sapa Dirga pada Dokter Rahman, kepala departemen forensik di rumah sakit tempatnya bekerja.

“Pagi Dokter Dirga, silahkan duduk.” Dokter Rahman mempersilahkan Dirga untuk duduk di kursi kosong yang diletakkan persis di depan mejanya.

Penyejuk udara di ruangan menunjukkan temperatur 25 derajat celcius. Sebenarnya itu terasa dingin, tapi titik titik keringat membasahi kening Dirga seolah dia berada di dalam sauna yang panas dan pengap. Selalu seperti itu saat dia merasa gugup dan cemas.

Kegugupan Dirga bukan tanpa alasan. Pagi ini entah kenapa kepala departemen forensik memanggilnya secara langsung. Biasanya kalau ada keperluan, beliau meminta salah satu bawahannya untuk memanggil Dirga ke ruangannya. Tapi kali ini tidak. Dokter Rahman langsung menemui Dirga di ruangannya dan memintanya berbicara empat mata.

Dirga jadi ingat ucapan Rio kemarin sore. Jangan jangan benar apa yang dikatakan Rio? Jangan jangan aku memang diminta jadi ketua tim humas departemen forensik? Itu ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status