Home / Romansa / PAPA MUDA / BAB 32 B

Share

BAB 32 B

last update Last Updated: 2022-09-05 01:39:41

PAPA MUDA 32 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Ketika Arista meletakkan segala harapan hari esok lewat mimpi, di tempat lain ada wanita yang masih merayu malam untuk satu imipannya menjadi penulis. Ya, Dyra masih bergelut dengan aksara hingga terangkai cerita yang penuh makna. Meski masih sebatas cerita pendek, ia tetap berusaha menempatkan tanda baca sesuai kaidah. Karena keindahan sebuah cerita itu terletak pada kerapian tulisan dan rasa yang ingin disampaikan.

"Kasih judul apa ya, yang pas ...." Sesekali bibir tipisnya berucap lirih ketika cerita yang ditulis menemukan akhir. Entah kenapa hatinya menuntun jemari untuk menuliskan perasaan yang mulai takut kehilangan akan seseorang yang belum menjadi siapa-siapa. Meskipun tahu ada persamaan rasa, tetapi bibir belum mampu ikrarkan kata.

"Gimana kalau judulnya, Kita Bersama Doa ... kayaknya cocok sama isinya," ujarnya lagi bicara pada diri sendiri. Dyra tersenyum bahagia bisa menyelesaikan satu cerita. Semua hal yang terjadi hari ini, ia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PAPA MUDA   BAB 33 A

    PAPA MUDA 33 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendengar sesuatu hal bisa saja itu bukanlah bagian kebenaran. Begitu juga sebaliknya, belum tentu apa yang kita lihat adalah kenyataan. Akan tetapi, terkadang manusia kerap mengambil salah satu tanpa mau menerima penjelasan dari salah satu sisi. Karena itulah sering memunculkan kecewa, sakit hati, dan berbagai pikiran negatif. Padahal jika mau duduk dan mendengarkan bisa saja mendapat kebenaran yang sejelas-jelasnya untuk hilangkan ribuan keraguan. Dyra mencoba menahan semua kecewanya dalam diam. Pemandangan dua pria beda usia di depannya tidak ingin merenggut akal sehat yang kini mulai terisi kegilaan tentang bayang wajah seorang Alsaki Mahendra. Ia memilih berbalik, menjauh dari area sekolah setelah selesai mengantar Cantika. Akan tetapi, langkahnya tiba-tiba berhenti mendengar suara seseorang yang kini terbiasa memanggil namanya. "Dyra! Tunggu!" Alsaki yang tidak sengaja menoleh ke belakang segera mempercepat langkahnya setelah memastik

    Last Updated : 2022-09-11
  • PAPA MUDA   BAB 33 B

    PAPA MUDA 33 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang mulai sadar bahwa kesimpulannya salah seketika meredam sendiri amarahnya. Dyra baru tahu kebodohannya karena mementingkan perasaan sendiri tanpa mau memberi kesempatan orang lain menjelaskan. Harusnya dari kejadian spesial beberapa hari lalu bisa dijadikan pertanda ada rasa yang sama, tetapi kenyataannya semua itu masih harus dicurangi oleh ketidakpercayaan. Hingga nyaris menenggelamkan kapal impian yang berlayar menuju kebahagiaan. Mungkin inilah konsekuensi dari hubungan yang belum bernama, hanya bisa mengandalkan perasaan. "Jadi ... Mas Al nggak balikan sama Mbak Arista? Cuma mau memberi waktu buat mereka dekat? Terus keadaan Gala gimana? Apa dia nggak kaget kalau tiba-tiba bertemu dengan mamanya?" tanya Dyra sembari memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi. Karena tidak semua pertemuan itu meninggalkan kesan, bisa saja hanya sebagai bentuk sopan santun. Apalagi untuk bocah seusia Gala yang baru duduk di taman kanak-kanak

    Last Updated : 2022-09-11
  • PAPA MUDA   BAB 34 A

    PAPA MUDA 34 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bertemu kembali dengan seseorang yang dulu menjadi salah satu alasan memilih pergi terkadang menyisakan beberapa ketakutan. Takut hal itu memberikan luka yang membuat trauma secara mental. Apalagi jika yang menghadapi itu adalah bocah berusia lima tahunan. Kemungkinan besarnya adalah ingatan tentang wanita yang melahirkannya bisa lenyap termakan waktu. Apalagi kapasitas kepala dalam mengingat luka pasti ada pencapaian batasnya. Arista masih saja terjebak dengan segala pemikirannya yang semakin menciutkan nyali untuk mendekat dan memeluk. Terlalu sakit rasanya jika kedatangan dirinya tidak mendapat sambutan pelukan hangat. Akan tetapi, bukan Arista namanya jika menyerah karena keadaan. Pelan tapi pasti dirinya mengalah mendekatkan diri ke arah bocah yang wajahnya bagaikan pinang dibelah dua dengan Alsaki. Wajah mungil itu banyak berubah setelah waktu berlalu begitu lama. "Sayang ... ini Mama. Apa Gala tidak ingin memeluk Mama?" ucap Arist

    Last Updated : 2022-09-13
  • PAPA MUDA   BAB 34 B

    PAPA MUDA 34 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraArista yang sejak tadi diam memperhatikan hanya bisa menahan gejolak di dalam dadanya. Ternyata kehadirannya masih kalah jauh dibandingkan dengan Dyra. Walau dalam dunia literasi seseorang yang memiliki banyak kenangan, tetapi tentang dunia Gala dirinya seakan tertinggal jauh dalam segala hal. "Apa Dyra begitu dekat dengan Gala? Kenapa Gala terlihat begitu mencarinya saat tidak ada?" tanyanya dalam hati. Daripada bertambah sakit memikirkan hal yang kemungkinan benar adanya, ia mencoba menawari ide untuk pergi ke ruangan papanya. "Kita ke ruangan Papa aja, yuk? Kita buat kejutan," ujarnya sembari mengusap rambut pendek sang bocah. Gala yang memang masih mencari keberadaan wanita bernama lengkap Andyra Arsha memilih mengiakan ajakan sang mama dengan anggukan kepala. Jemari kembali saling bertaut hingga memasuki ruangan Alsaki—pria yang bergelar papa di usia muda. Wanita pemberi kehidupan untuk seorang Gala mengetuk pintu berbahan mirip kac

    Last Updated : 2022-09-13
  • PAPA MUDA   BAB 35 A

    PAPA MUDA 35 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBertahan untuk suatu hubungan yang belum bernama akan selalu menyisakan kesakitan tanpa bisa menunjukkan. Keyakinan seteguh karang pun bisa saja mendadak runtuh terkikis debar ombak kenyataan. Bahkan keinginan untuk menyerah bisa datang tanpa pernah diundang. Sungguh keadaan yang paling tidak diinginkan bagi semua wanita di dunia, khususnya Andyra Arsha. Ia hanya bisa diam menyaksikan sebuah pemandangan yang terlihat begitu sempurna dan bahagia dari luar pintu. Segala kecewa tertumpuk jauh di dasar ketidakpercayaan. Pasalnya baru kemarin pria di dalam sana membawa terbang mengililingi nirwana, lalu terhempas dan terjatuh bebas ke dasar bumi penuh luka. Akan tetapi, perkataan Alsaki kemarin seperti sungguhan, bukan main-main apalagi sedang bercanda. Sedangkan kenyataan di depan mata malah kebalikan dan semakin mengubah kepercayaan menjadi kebohongan. "Aku harus gimana, Mas Al ... jika sikapmu begini, aku malah semakin merasa asing dalam hidu

    Last Updated : 2022-09-15
  • PAPA MUDA   BAB 35 B

    PAPA MUDA 35 BOleh: Kenong Auliya Zhafira"Ta-tapi aku harus ke depan, Mas! Aku nggak enak sama Adrian dan Malik. Lagian aku juga udah pernah ketemu Mbak Arista. Nggak usah aja ya ...?" pinta Dyra yang belum siap bertemu kembali dengan Adila Arista—sosok penulis yang selama ini menjadi idola. Akan tetapi, mengetahui kenyataan yang ada membuat kekaguman itu sedikit berkurang. Selain menyayangkan sikapnya yang pergi dan memberi luka pada pria pujaannya, ada cemburu hebat membakar dada. Bahkan ketakutan akan kehilangan seorang Alsaki mulai menghantui setiap malam meski masih belum menjadi siapa-siapa dalam hidupnya. Pria yang begitu antusias mempertemukan dua wanita dari masa lalu dan masa depan seketika berbalik setelah mendengar alasan wanita di belakang. Tidak enak dan pernah bertemu sebelumnya bukanlah jawaban yang ingin didengarnya. Alsaki hanya tidak ingin membuang kesempatan ketika keadaan mendukung untuk saling bertemu dan menunjukkan telah ada hati yang melengkapi kosongnya ji

    Last Updated : 2022-09-15
  • PAPA MUDA   BAB 36 A

    PAPA MUDA 36 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMerelakan orang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidup kita memang tidak mudah. Bahkan mungkin kesulitan menata perasaan untuk sesuatu yang seharusnya menjadi milik kita. Dalam diam terbesit kejelekan tanpa pernah kita sadari yang berubah doa. Hal itu bukanlah lagi cinta, melainkan obsesi. Karena sejatinya cinta itu akan selalu mendoakan meski sesakit atau sebahagia keadaan hati, bukan malah menjelekkan dan menyumpahi. Wanita yang telah dikuasai hitamnya obesesi masih menatap kedekatan sang anak dengan wanita bernama Dyra. Arista tidak tahu kenapa perasaan yang dulunya menyimpan kagum pada sosok Arsha Andyra dalam dunia literasi perlahan berubah. Kegigihannya belajar menulis seakan menjadi hal biasa saja, bahkan keinginan untuk memberi support padanya seketika memudar. "Kenapa harus Alsaki, Ra ... pria yang masih begitu aku damba? Sesempit inikah dunia hingga kamu mencintai pria yang masih aku cinta. Bukankah hubungan mereka belum a

    Last Updated : 2022-09-18
  • PAPA MUDA   BAB 36 B

    PAPA MUDA 36 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAdrian paham betul apa yang terbaca dari wajah wanita di sana. Ada kecemburuan yang bersembunyi jauh dalam tenangnya jiwa. Perlahan, ia mendekat untuk memastikan keadaan wanita yang dulu pernah menjadi antrian hatinya. "Ra ... kamu nggak apa-apa? Maaf kalau omongan Malik buat kamu jadi berpikir dua kali. Aku yakin Alsaki itu orang yang menjunjung tinggi ucapannya. Dia tidak akan menarik apalagi mengganti kata yang telah terucap. Karena nyatanya, selama bekerja di sini, dia orang yang jarang bercerita tentang masalah pribadinya. Kamu yang kuat dan sabar ya? Beri waktu pada Gala untuk mengenal wanita yang melahirkannya," ucapnya terdengar seperti penuh perhatian terhadap teman. Bahkan tidak terkesan menyalahkan dan menghakimi apalagi memojokkan. Wanita yang memang mulai menaruh setengah kepercayaan pada pria pemilik konter hanya menanggapi dengan senyuman. Semua perkataan Adrian memang benar adanya. Ucapan Alsaki pun cukup meyakinkan hatinya

    Last Updated : 2022-09-18

Latest chapter

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE

    PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE H

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE G

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE F

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE E

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE D

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE C

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE B

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE A

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status