Share

Pesta Ultah (4)

Penulis: Marthino Mawikere
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Usulan itu sekilas sepertinya cerdas. Tapi begitu mengetahui dua judul lagu yang akan dinyanyiin, usulan itu langsung dibuang Dedot jauh-jauh karena lagunya tidak ia hafal liriknya.

"Apa penampilan lu mau dibatalin aja?”                                                                                                                

Maura menggeleng sambil mengebas tangan. “Hahh-nghan."

Dedot berpikir keras sebe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PANGGUNG HEBOH   Pesta Ultah (5)

    BJ masih mau protes tapi Lichelle sudah terburu masuk. Gadis itu mengawali dengan lengkingan vokal murni tanpa iringan musik. ‘Lately I’ve been, I’ve been losing sleep. Dreamin’ about the things that we could be.” BJ terperangah. Dengan sudah masuknya Lichelle di chorus, BJ jelas tak punya pilihan lain. Ia langsung bersiap di keyboard yang menjadi bagiannya. “But baby I’ve been, I’ve been prayin’ hard. Said no more counting dollars. We’ll be counting stars. Yeah, we’ll be counting stars.’ Saatnya BJ beraksi. Dentang-denting keyboard mulai mengalun. Mengiringi intro lagu yang memang ikonik itu. Selain karena keyboardnya yang canggih, olah vokal Lichelle memang di atas Maura. Perpaduan dua hal tadi membuat BJ tak terhalang untuk menampilkan permainan keyboard terbaiknya. Memang mereka nyaris tersendat di bait pertama tapi de

  • PANGGUNG HEBOH   Pesta Ultah (6)

    Tapi sewaktu BJ toss tangan dengan Happy, ia kaget karena merasa ada sesuatu di telapak tangannya. “Lu nyelipin apaan? Duit?” tanyanya yang belum melepas toss dengan Happy. Sambil menahan tangan BJ, Happy terlihat seperti menahan senyum. "Kalo duit kan udah dapet. Ini lain, Bro." Dedot juga tak menjawab pertanyaan BJ tadi. “Itu dari penggemar lu, J. Dia duduk paling depan bangku sebelah kiri.” Begitu sudah melepas telapak tangan dengan Happy, BJ baru tahu bahwa benda itu ternyata kunci kamar hotel. "Apa nih maksudnya?" "Hebat kali kau! Kau sudah langsung dapet penggemar nih. Cepatlah kau temui dia sekarang," cetus Happy yang logat Bataknya mendadak muncul begitu saja. "Ketemu gue? Di mana?" tanya BJ lugu. "Di kamarnya lah. Tuh, dia udah kasih kunci kamarnya ke lu. Masa' nggak ngeh?" Dedot tersenyum-senyum. BJ terperanjat. "D-di kamar hotel?" "Sssssh, k

  • PANGGUNG HEBOH   Tukang Urut

    Akhirnya, di hari ini, BJ mengabarkan hilangnya amplop angpauw berisi chek tunai untuk kegiatan operasional band. Dan seperti sudah diduga ketiga temannya kecewa. Marah. BJ benar-benar meminta maaf untuk kelalaiannya. Beruntung ketiga temannya memiliki rasa solidaritas tinggi. Adalah si pria asal Tarutung, Happy, yang ternyata cukup cerdik untuk berkesimpulan bahwa BJ tidak mungkin menggelapkannya. Patokannya sederhana. Ia diam-diam melirik ponsel di kantong celana dan melihat bahwa BJ masih setia dengan ponsel lamanya. Padahal Happy tahu bahwa sudah lama BJ kepingin mengganti ponsel dengan kapasitas lebih baik demi memenuhi kebutuhan BJ. Baik kebutuhan untuk bermusik maupun video editing. Kalau ia memiliki uang, mestinya BJ sudah memakai yang baru dan bukannya tetap dengan ponsel lamanya. Sebuah ponsel ber-O/S Android jadul dengan layar retak-retak yang kondisinya kian mengenaskan. "Gue nanti mau minta tolong supaya cheknya diterbitin lagi. Kar

  • PANGGUNG HEBOH   G-string Kepunyaan Encim

    Namanya rezeki memang tidak kemana. Secara fisik sebetulnya nyaris tak ada calon penumpang yang mau menaiki Si Doyok karena kondisinya yang jauh dari menarik. Tapi sore itu, di lokasi omprengan, mereka mendapatkan seorang calon penumpang yang bermaksud mencarter kendaraan. Seorang encim datang dan menegur dengan suara laiknya orang tengah berkumur-kumur. “Apaan, Cim?“ Dedot yang tidak bisa mendengar jelas meminta si encim mengulang. “Mleemlhl kebelllemlem mllllm... nas?“ “Ulangin dong. Nggak jelas.“ Di luar dugaan Dedot, si encim melepas giginya yang ternyata palsu. Dedot kaget, begitu pun Charlie yang duduk di belakang kemudi. “Ini ke kelulahan Kebon Nanas bukan?" Setelah itu ia kemudian memasang lagi gigi palsunya. Charlie berembug sesaat dengan Dedot. “Kalo ke sana carter aja, Cim.“ “Bel...mmm... llmmmnlmmnya ....“ “Apaan?“ “Bel...mmm... llmmmnlmmnya ....“

  • PANGGUNG HEBOH   Terjebak Di Toilet

    “Sabarrrr. Jadi gimana sekarang?” “Kok pake nanya jadi gimana. Nomor ponsel petugasnya kan ada di lu? Suruh dia balik! Gue tungguin dia di WC." "Idiiih, kenapa lu musti tungguinnya di WC? Lu tungguin aja di ruang penerimaan tamu." "Jangan macem-macem lu, Charlie. Pokoknya gue tunggu di WC, bilik nomor 3!" "Macam mana kau ini. Berjalan sedikitlah sampe ke ruang penerimaan tamu. Nggak enak kita sama petugas yang udah pulang." Disarankan begitu oleh Happy, BJ malah jadi semakin galak. "Pokoknya gue tunggu di WC, bilik nomor 3! Sekarang!" "Ih, keukeuh banget lu." Dengan terpaksa, antara mengalah dan sebal karena BJ sukses merepotkan banyak orang, Dedot ganti ikut bicara. "Ya udah, gue juga nanti ikutan masuk. Gue jemput lu di WC. Bilik e'ek nomor 3 kan? Gue sadar lu emang orang penting di grup ini, J. Orang VVIP lu. Puas?" "Makasih," suara BJ kedengaran lega. "Jangan lupa mampir

  • PANGGUNG HEBOH   Gara-gara Goyang Dumang

    Dengan berbagai alasan, BJ selama ini rupanya mengamen dengan diam-diam. Abah dan Emak sama sekali tidak tahu. Sayangnya, usaha BJ mencari uang mendapat hambatan sewaktu ulah BJ itu terpergok Emak. Ceritanya waktu itu siang hari dan udara panas luar biasa. Dalam keadaan radiasi super panas, tak heran kalau BJ dengan rekan mengamennya kehausan. Sialnya, tak ada orang yang berjualan air mineral atau softdrink di sekitar situ. Yang ada hanya tukang nira – penjual minuman dari pohon aren. Tak ada pilihan, mereka minum itu saja. Baik BJ maupun Happy tidak tahu bahwa air nira yang tersimpan lama akan menjadikan air nira mulai mengandung alkohol. Entah karena sebelumnya tidak pernah minum minuman beralkohol, air niranya sudah lama sehingga kadar alkoholnya lebih tinggi, minum berlebihan, lagi tulalit, atau faktor lain, efeknya langsung terasa. Mereka berdua jadi tampil begitu penuh percaya diri – bahkan cenderung b

  • PANGGUNG HEBOH   Dilarang Ngamen

    Emak memang unik. Untuk iklan-iklan favoritnya dia bisa hafal bukan cuma adegan tapi juga kata-kata beserta intonasinya. Kalau di iklan ada dialog beberapa orang, komentar, plus jingle lagunya, Emak yang hafal secara spontan mengikuti narasi iklan lengkap dengan jinglenya. Kadang malah ikutan nari kalo di iklannya ada sedikit joget-joget. Begitu iklannya selesai ditonton, Emak melanjutkan interogasi. “Kamu musti berhenti ngamen. Emak ndak mau tau,” katanya melanjutkan kegalakannya. “BJ begitu kan supaya bisa main musik. Acaranya tinggal seminggu lagi. Kalo Emak larang, untuk ngidupin band-nya pake cara apa dong?" "Cari cara lain." "Contohnya?" "Jualan makanan, misalnya." "Emak lupa BJ pernah bikin empek-empek dan Abah sakit murus-murus?" "Kamu masaknya ngaco.” “Resepnya kan dari Emak.” “Aduh, kamu itu sekarang pinter ngebantah ya,” Emak y

  • PANGGUNG HEBOH   Tai Lalat

    Semalam Abah pulang sangat larut. Dengan demikian Emak baru memiliki waktu untuk bercerita pada pagi ini, ketika toko mereka baru saja buka. Emak langsung bercerita panjang lebar laiknya berita liputan khusus. Emak juga bercerita tentang keputusannya untuk mendisiplin BJ. Di luar dugaan Emak, suaminya ternyata kurang sependapat. "Abah pikir itu sih kurang bijaksana. Zaman kan sudah berubah, iyo ndak?” “Aduh Abah ini. Lebih bela BJ mentang-mentang dia nurut terus sama Abah.” “Emak mau ndak, kalo Emak punya hobi tapi dilarang?" "Habisnya anak kita bikin Emak marah. Aku ini malu nian lihat ulahnyo. Muka Emak mau di simpen di mano? Kamu ndak liat dia sih waktu di bis." "Memang aksinya kayak apo? Kok sampe bisa bikin isteriku jadi merasa ndak enak." "Puteramu itu nyanyi sambil nari joget-joget. Ngeliuk-liuk badan persis ulet keket. Muter-muter di tiang bis. Goyangnya seperti penyanyi kesayangan Abah waktu masih

Bab terbaru

  • PANGGUNG HEBOH   Sebuah Epilog

    “Lagu kamu udah selesai, Je?” “Ssshhhh,” BJ meminta Lichelle diam dan menikmati saja lagu riang, menghentak, yang memang diciptakan BJ untuk gadis itu. Purnama, tahukah dirimu. Mentari, sadarkah engkau. Ada api cinta yang membara tiap hari Ku ingin kalian tahu Lichelle terperangah. Hasil akhir ini dibuat lebih indah dari sebelumnya karena penuh dengan improvisasi. Dengar curhatku wahai alam Bantulah aku wahai semesta Karena mabuk aku dalam romansa Beriku kekuatan saat ku ekspresikan cinta Lichelle menggenggam telapak tangan BJ yang berada di tuas kopling. Sebuah remasan lembut dilakukan BJ menanggapi sentuhan tadi persis ketika musik memasuki reffrain. Dalam serenada cinta kulantun lagu ini Because everytime I see you I fall in love all over again Tapaki waktu bersamamu itu rinduku Dalam serenada cinta kulantun tembang ini Together with you, Lichelle Is my favorite place to be Gapai masa depan bersamamu itu rinduku Lagu itu hanya berdurasi tiga menit lebih sekian de

  • PANGGUNG HEBOH   Jadi Bencong Deh

    Tidak ada pekerjaan untuk nyambi yang bisa menghasilkan uang yang sebelumnya mereka bisa dapatkan dari Bayu membuat Saipul dan Apip cekak. Tidak punya uang sama sekali. Ini menyengsarakan buat mereka yang sudah mulai boros dan orangtua mereka pun bukan orang berada. “Lu ada rokok? Mulut gue asem nih,” kata Apip sambil menadah tangan pada Saipul. “Dasar mental gretong lu. Gue ada tapi itu buat akika sendiri, tauk!” “Masa’ gak ada sebatang lagi?” “Cacamarica aja sendiri.” “Tadi gue liat di kantong lu ada tiga batang Surya.” “Surya? Itu rokok maharani, akika gak sanggup beli.” “Nggak lah, masa’ Surya kemahalan.” “Ember. Lagi susah begindang, beli Surya. Gilingan banget dah.” Apip menggaruk kening. “Nasib oh nasib. Kenapa kita jadi cekak begini ya?” “Akika ada sih duit goceng. Belalang aja dua batang gih.” “Beli dua batang? Hhh malu-maluin.” “Capcus. Mau

  • PANGGUNG HEBOH   Kemanusiaan Yang Terusik (2)

    Seperti biasa BJ memesankan makanan untuk dibungkus. Tapi Adhul menolak. Sepertinya ia sungkan karena BJ terus-terusan berbaik hati padanya. Dari saku celananya ia mengeluarkan ponsel candybar sederhana miliknya dan menunjukkan pada BJ. “Adhul gak usah dibeliin kak. Tadi pak Rokib, tetangga, nelpon minta Adhul cepetan pulang ke rumah sebelum maghrib.” “Maghribnya kan masih lama. Udah gak apa-apa biar kakak pesanin mie buat kamu.” Adhul terlihat malu sebelum kemudian mengangguk. “Mau yang goreng atau kuah?” “Yang kuah.” “Pake sambel?” “Iya tapi dikit aja.” Belum lagi kalimat itu usai, terdengar dering feedback dari panggung yang berada tak jauh dari lokasi mereka berada. Sepertinya manajeman pusat grosir sedang menyiapkan sebuah acara yang akan digelar beberapa jam lagi. Standing mike sudah terpasang beberapa unit berikut ampli dan terminalnya. Testing audio menyebabkan dengin

  • PANGGUNG HEBOH   Kemanusiaan Yang Terusik (1)

    Lichelle memegangi pipi BJ. “And I trust you.” Petir menyambar, disusul gemuruh membahana. Hujan menderas. Sangat deras. Air dari langit tercurah begitu dahsyat, membentuk rinai air yang pekat dan tebal. Seolah menutup pemandangan yang terjadi di teras, antara dua sosok remaja ketika bibir keduanya bertautan. * Urusan melayani seorang pembeli yang membeli kayu reng sudah selesai dilakukan BJ. Ia baru mau menyerahkan Minel yang sejak tadi digendong ke Emak ketika Lichelle mendadak muncul di depannya. “Ada apa?” Pertanyaan BJ tak segera dijawab. Dengan gemas Lichelle menggendong Minel. Seorang bocah berumur tiga tahun sebetulnya bobotnya sudah agak berat dan berpotensi bikin pegal. Tapi postur Minel yang mungil membuat ia masih bisa dengan gampang digendong oleh Lichelle. Melihat Lichelle yang pandai dan luwes menggendong, seketika ingatan BJ teringat pada perist

  • PANGGUNG HEBOH   Memiliki Terlalu Sedikit

    Bagi Abah, kehilangan pekerjaan sebagai interpreter memang agak disayangkan. Tapi keutuhan rumah tangganya adalah di atas segalanya. Pandangan itu diaminkan Emak. Kesulitan sehari cukuplah untuk sehari. Ke depannya tantangan akan seperti apa pasti mereka berdua bisa atasi ketika keduanya saling sepakat, saling tolong, dan saling mendukung. Hanya memang ada satu masalah kecil. Keciiiiiil sekali. Biasanya Abah bangun pagi. Tapi tidak kali ini. Emak sudah berusaha bangunkan suaminya. Sekali, dua kali, dan baru di usaha ketiga Abah baru terbangun. Ia sempat membuka mata, mengobrol sebentar dengan isterinya. Hanya saja ketika Emak ‘lengah’ dan melakukan hal lain, Abah berbaring lagi. Mendengkur malah. “Lho kenapa tidur lagi?” Emak mengomel sembari membangunkan Abah. Bukanya menjawab, Abah malah mengambil bantal guling, memeluknya dan melanjutkan tidur. “Hey, bangun.” “Masih ngantuk

  • PANGGUNG HEBOH   Atas Nama Cinta

    “Enak kan?” “Inhi enhak karhena akhu lhapar....” Lichelle tidak mau mengalah. Ia berucap dengan mulut penuh terisi makanan. “Ini adalah gado-gado terenak se-Jakarta. Kamu pergi kemana pun nggak ada gado-gado seenak ini. Bumbu kacangnya lembut dan ada aroma jeruk nipis. Wuih mantap,” BJ lantas menyuap sesendok untuk mulutnya sendiri. Tak lama ia mengambil secarik tisyu dari box-nya di atas meja dan menyapu mulut Lichelle yang terkena noda bumbu kacang. “Aku maunya ini terakhir ya kita makan di tempat kaya gini soalnya...” “Aaaaaa....” Ucapan Lichelle lagi-lagi tak terselesaikan ketika BJ menyuap satu sendok lagi. Makanan pesanan Lichelle kini datang. Sepiring kwetiau goreng dengan taburan bawang goreng yang menawan. Melihat bentuknya yang menggairahkan Lichelle tergoda untuk segera menikmati. Makanan itu sebetulnya dipesankan oleh BJ untuknya. Dan Lichelle harus mengaku

  • PANGGUNG HEBOH   Supir Angkot Durjana

    “Terima kasih,” kata Abah lirih setelah mereka melepas pelukan. “Malam ini, Abah jangan disuruh tidur di sofa ya? Sofa tua itu udah makin nggak enak. Pakunya mulai nusuk-nusuk pantat Abah kalo lagi tidur.” Emak tak tahu mau menangis atau tertawa atau kasihan mendengar ucapan jujur suaminya. Satu hal yang pasti, malam ini bisa jadi malam yang sama indahnya dengan honeymoon mereka dulu. * Dibantu temannya yaitu Charlie, Happy mulai mewujudkan pengembangan bisnisnya. Mumpung banyak waktu di rumah, sudah beberapa hari ini di dekat tempat tambal ban milik ayahnya ia juga membuka usaha tambahan yaitu penjualan mie instan berikut layanan memasak, menyediakan aneka kopi lengkap beserta air panas, serta menjual telur, dan biskuit. Semua untuk orang-orang yang menunggui ketika ban mobil mereka ditambal. Charlie juga datang dan menawarkan masker untuk dijual di sana dengan potongan harga.

  • PANGGUNG HEBOH   Lutut Yang Terluka

    “Bijeeee, cute banget sih lo.”Dalam gemas dan sayang Lichelle mencubit manja pinggang BJ.Makna hidup. Dua kata yang terakhir tadi diucapkan BJ teringat lagi. Bagi Lichelle, BJ tidak perlu berpepatah-petitih. Contoh kecil yang baru saja ditunjukkan dengan membantu seorang kakek menyeberang sudah memberikan sejuta makna. Itulah makna hidup dan BJ sedang menanamkan nilai itu kepadanya.*Abah tidak macam-macam. Abah tetap menjadi suami setia sebagaimana ia sudah terangkan pada BJ. Itu seharusnya disampaikan BJ kepada Emak. Atau Abah sendiri yang sampaikan. Tapi kesalahpahaman membuat baik Abah maupun BJ berasumsi. Abah merasa BJ sudah menyampaikan pada Emak, sebaliknya BJ merasa bahwa Abah pastinya sudah menyampaikan pada Emak. Akibatnya, Emak masih tetap dalam marahnya. Terlebih semalam ia memang tidak pulang ke rumah karena berkaitan dengan tugasnya sebagai interpreter yang

  • PANGGUNG HEBOH   Makna Hidup

    Kebutuhan uang memang masih besar. Namun bagi Abah, keutuhan keluarga adalah di atas segalanya. Permasalahan sikap Winda adalah perkara penting yang perlu ditangani segera. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan sikap Winda. Yang salah adalah bahwa ia melakukannya di waktu dan orang yang tidak tepat. Atas dasar itulah dengan berat hati pada siang itu Hendri menyempatkan diri menemui Haryono di kantornya. “Sepertinya aku gak bisa melanjutkan tugas. Aku nggak bisa lagi jadi interpreter.” Itu adalah inti pesannya. Sebuah pesan yang tentu saja membuat Haryono terkaget dan sempat menduga bahwa Hendri kurang puas dengan kesepakatan gaji. Ada waku bermenit-menit yang ia tanyakan dan semua dijawab secara lugas dan tuntas oleh Abah. Ada juga waktu satu jam sendiri ketika mereka saling bersilang pendapat. Sekali lagi, sebuah keputusan acapkali dihasilkan dengan tanpa membahagiakan seluruh pihak. Haryono mencoba memahami kega

DMCA.com Protection Status