Sementara Maura mulai mengambil lembar menu dan memeriksa, BJ membantu waiter resto yang membersihkan sisa makanan dan minuman di meja dimana selama itu otaknya dipenuhi aneka pikiran.
BJ tidak mau ge-er alias gede rasa alias over confident bahwa Maura menaksir dirinya. Tapi pemikiran itu muncul bukan tanpa sebab.
Pemikiran pertama, undangan makan siang dari Maura pada awalnya diterima tanpa tendensi apa-apa. Belakangan undangan makan siang diganti jadi undangan makan malam. Jadi, jelas bahwa acara ini adalah acara dinner yang telah disetup.
Pemikiran kedua, posisi meja dimana mereka berada itu lokasinya sangat mojok alias di sudut dan tertutup vas bunga serta merupakan jalan buntu. Artinya mereka yang berdua di sana benar-benar memiliki kebebasan penuh. Sebuah bangku yang sangat privacy.
Pemikiran ketiga, atas dasar hal-hal di atas tadi, bisa jadi inilah saatnya diman
Malu-malu, ia lalu mengikuti saran Maura dengan menatap wajahnya. Menatapi keindahan pada mata berbinar dengan celak biru, alis mata, serta bibir merah merekah di depannya. Betapa kecantikan gadis kota memang berbeda. Maura tampil amat memukau. Tapi BJ benar-benar tidak kuat bertatapan mata seperti tadi. Malu-malu, ia menurunkan pandangan dan akibatnya ia kini jadi melihat tubuh Maura dari leher ke bawah. Saat itulah baru BJ menyadari betapa ia sangat cuwek dan tidak peduli pada lingkungan sekitar. Ia baru sadar bahwa Maura malam itu tampil tak hanya dengan riasan penuh dan juga rok mini. Bukan hanya itu saja.... blus yang dikenakan pun BJ anggap seronok. “Kamu kenapa? Hmm? Risih ya jalan sama aku?“ BJ lebih menunduk lagi. Akibatnya ia jadi melihati lagi deretan makanan dalam daftar menu yang kini tergeletak di atas meja di depannya. “Iya, aku.... risih...“ “Risih karena....?“ “Kamu.... montok.“
Antara gemas dan jengkel, Maura mengulurkan tangan dan langsung mencubit lengan BJ.“Elu tuh ye. Orang lagi terharu, nangis, eh lu masih sempat-sempatnya bercanda. Mau ngomong tapi-tapi berapa kali?““T-tapi...““Sekali lagi ngomong ‚tapi‘ gue cubit lagi lebih keras.“Lah? BJ heran dengan gadis itu. ‚Cengeng dengan galaknya nyatu!‘“Ya, gue sih terhormat banget elo bisa punya perhatian seperti itu. Gue tersanjung tapi.... lu yakin?““Yakin.““Nggak PHP?““Nggak.“BJ mengulurkan tangan dan dengan enaknya menaruh punggung lengan tangan di kening Maura. “Kamu nggak lagi sakit kan?““Nggaaaakk...“Maura sepertinya tidak bohong. Buktinya keningnya tidak hangat. Kening Maura terasa adem.„Jidatmu ternyata adem. Nggak anget.&ldquo
Tapi walau belum jelas begitu, BJ bisa menilai sejak kunjungannya tiga hari lalu sikap Lichelle berubah lebih baik. Si dingin dan pemarah itu – yang juga galak pada adik kelas di level TK yang masih imut - di hari Senin kemarin, tidak lagi menunjukkan kejutekan wajahnya saat keduanya berpapasan. Pada 1-2 hari berikut sikapnya juga berubah saat berpapasan di minimarket, di kantin, di koridor. Manakala Lichelle tidak lagi memasang muka jutek, galak, dingin, angkuh, itu jelas ‘sesuatu banget.‘ Terlebih ketika ia menyapa dan dibalas balik disertai secercah senyum walau terlihat kaku.Bagi BJ itu perkembangan yang bagus. Satu patah kata ‘hai!‘ dari Lichelle ketika menyapa sangatlah berarti walau ia yakin itu belumlah berarti pemberesan sepenuhnya. Ia berharap dalam waktu sesingkat mungkin mereka bisa benar-benar rujuk karena BJ menilai dosanya besar sekali pada Lichelle. Ia telah sangat menyakiti dan sekaligus memper
Dan seperti yang mereka duga upaya untuk membujuk Lichelle ternyata tidak berjalan serumit atau semenakutkan seperti yang dibayangkan. Tanpa berpikir terlalu lama gadis itu menyatakan kesiapan untuk menjadi vokalis. Dengan demikian D’Corvus kini memiliki anggota tim yang lengkap. Ini jelas berita menggembirakan walaupun akibatnya BJ jadi malu sendiri. Ia malu karena lagi-lagi hal ini membuktikan bahwa ketakutannya – bahwa Lichelle sulit dibujuk kembali – tidak terbukti. * Seperti cerita si gadis kerudung merah dengan serigala dimana sang serigala mencoba berbagai upaya untuk memangsa si gadis, hal yang sama terjadi pada Bayu. Sikap berbaikan yang ditunjukkan Bayu pada BJ beberapa waktu lalu seperti itu hanya pura-pura. Itu hanya drama. Bayu malah berencana untuk meningkatkan serangan dengan melibatkan dua begundal yakni Saipul dan Apip untuk melakukan pembalasan. Bayu datang ke tempat Saipul. Apip ad
“Lu makin keliatan cemen karena gue belum dengar dengan kuping sendiri elo minta maaf sama Lichelle. Sebetulnya kita bertiga bisa aja ngomong ke Lichelle. Tapi dalam kasus ini yang paling bermasalah kan elo. Apa sih yang bikin elo takut banget menghadapi Lichelle?“ “Gue malu.“ “Ah dasar. Nah lu liat sendiri kan kalo Lichelle dengan gampang mau join.“ “Iya.“ “Efeknya, band bisa kebentuk dan ada peluang kita ikut manggung.“ “Iya.“ “Dengan lu minta maaf ujung-ujungnya kita punya waktu latihan yang lebih lama.“ “Iya.“ “Jadi mau gak nih lu minta maaf sama Lichelle?“ “Nggak mau.“ Arrrrggghhh! A few minutes later, giliran Charlie membujuk BJ. “Bro, gue, Dedot, sama Happy nggak enak hati sama Lichelle. Menurut kita bertiga neh, elo masih harus ngomong ke Lichelle langsung untuk sampein permohonan maaf. Karena permintaan maaf itu seharusnya datang dari elo, b
Dunia ini keras. Dunia ini juga acap dianggapnya tidak adil sehingga pada akhirnya berujung pada rasa kecewa dan bahkan sikap apatis. Kehadiran seseorang yang istimewa yang bisa menjadi teman dimana ia bisa mencurahkan energi positif sepertinya tidak terelakkan untuk meredam rasa kecewa tadi. Di lain pihak adalah hakekat dasar manusia bahwa ia juga mencari obyek atau membutuhkan pribadi lain untuk diberikan curahan kasih dan sayang. Curahan kasih sayang Lichelle kepada si Punpun adalah contoh nyata paling basic dimana hubungan timbal balik itu benar ada yaitu bahwa kalau seekor hewan saja perlu mencintai dan dicintai, apalagi seorang Benny Jonathan! Ia berharap ada cinta yang bisa dibagikan dan ia dapatkan dari gadis itu. OK, jadi sudah jelas bahwa ia tertarik pada gadis itu. Namun pertanyaannya sekarang adalah: cukup beranikah ia melangkah lebih jauh? Jika ya, tidakkah itu terlalu lancang? Logikanya seketika berteriak bahwa gadis itu terlalu sempurna
Kalau kali ini semua pemain turun tangan memang patut dicurigai. Saipul itu brondong sedangkan yang tempo hari pingsan itu adalah seorang remaja puteri yang tengah mekar-mekarnya di zaman revolusi kemerdekaan RI dahulu, alias sekarang sudah jadi nenek-nenek. Ketika melihat Saipul ditolong, Bayu sebetulnya bingung apakah mau membiarkan Saipul ditolong atau tidak. Lah, Saipul sebelumnya sudah menyatakan ketidaksukaannya ditolong oleh bencong. Apalagi kini ada bencong satu kampung yang berebutan menangani dirinya. Bayu ragu. Jangan-jangan sehabis ini Saipul sudah tidak ‘perjaka‘ lagi! * Dalam bingung dan galau yang menjadi-jadi, BJ malah akhirnya kembali duduk. Dan tak berselang semenit, seperti ada sebuah dorongan yang kuat bagi dirinya untuk jemari-nya melantun sebuah lagu. BJ baru memainkan satu bar saja dari lagunya namun Lichelle serta-merta tahu lagu apa yang
Dari jarak dekat yang sangat ekstrim ini, BJ kemudian melihat gadis itu menutup mata. Menengadah dengan mata mulut yang setengah terbuka. Untuk keduakalinya BJ hanya sekedar menyentuh. Merasa tak ada penolakan, BJ mengulang. Saat merasa penolakan itu tak ada akhirnya ia memberi sebuah kecupan yang mendarat persis di mulut gadis itu. Dunia seolah terjungkirbalik dalam fatamorgana terindah yang pernah ia alami. Perasaan bahagia yang menyatukan jiwa terasa meledak, mengguncang syaraf, membuncah keluar mengantar pendar-pendar rona cahaya bahagia. The kiss. Ciuman itu begitu memabukkan. Menyentak emosi, menyeret jiwa ke ekstasi bahagia nan indah yang belum pernah tergapai sebelumnya. Hidung BJ kembang-kempis. Nafas Lichelle tersengal, Kedua kaki BJ gemetar. Air mata Lichelle menderas. Tubuh BJ lemah tak bertenaga, Rasa aman dalam diri Lichelle membubung. Jiwa keduanya menyatu dal