Home / Young Adult / PAMANKU SUAMIKU / 036 Nostalgia lima sekawan bag 1

Share

036 Nostalgia lima sekawan bag 1

Author: Wolfy
last update Last Updated: 2023-02-14 03:35:01
Nostalgia lima sekawan bag 1

''Gua tadi denger dari si Mail, lu ribut ama si Fahri!'' tegur Rio.

''Eleh... Ribut apa? Tegor sapa aja...'' sahut Ardan menanggapi.

''Iya, kali... Si Mail aja, kalo cerita dilebihin...'' tukas Riki.

''Sorry ya, Dan... gue baru bisa nongol sekarang, gue baru balik,'' ujar Riki dengan tulus turut berbela sungkawa atas meninggalnya Pak Arga dan Ibu Aisyah.

''Iya, Maklum deh, kita lagi ada liputan di luar kota kemaren, seminggu...'' ujar Rio menambahkan.

Riki dan Rio dua sahabat Ardan yang bekerja di stasiun televisi. Mereka bertugas mencari dan meliput berita. Karena pekerjaan itu juga mereka sering berada di luar kota, kadang hanya sehari atau dua hari, tapi bisa juga sampai berminggu-minggu. Tergantung dari tema berita yang sedang diliput.

''Kagak apa-apa, lu pada mau nongol nyempetin diri aja, gue udah seneng banget... Gua tahu, elu-elu pada juga capek, belom pada istirahat. Lu baru aja nyampe kerumah,'' jawab Ardan sembari menepuk kedua temannya yang dudu
Wolfy

Hai, aku wolfy... Penulis cerita ini. Simak juga ceritaku yang lainnya... WANITA UNTUK MANUSIA BUAS (sudah tamat tapi sulit sekali mendapat kontrak dari GOODNOVEL) PAMANKU SUAMIKU MENJEMPUT ISTRIKU DUNIA MANUSIA BUAS SUAMIKU YANG BERBAHAYA KARENA KEBODOHANKU, AKU HAMPIR KEHILANGAN SUAMIKU SINGA BETINA MILIKKU (sequel lanjutan dari WANITA UNTUK MANUSIA BUAS, hanya saja kali ini wanita dari DUNIA MANUSIA BUAS yang terlempar ke DUNIA MODERN dan bertemu dengan CEO gahar.

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PAMANKU SUAMIKU   037 Nostalgia lima sekawan bag 2

    Nostalgia lima sekawan bag 2''Lah emang iya. Cewek mana yang nembak, kagak pernah ada yang lu tolak, kecuali elu emang lagi jalan ama cewek, tapi kalo lagi kosong... Kagak peduli yang mana, elu hajar aja!'' sahut Rio.''Suek... Enggak gitu juga keles! Sialan! Gue juga punya mata, kebeneran aja yang nyamperin emang lagi ngepas...'' kilah Ardan menimpali.''Lu kira celana...'' tukas Riki menimpali disambut tawa mereka.''Diantara kita belima, paling banyak punya cewek elu, Dan...'' sahut Andi.''Iya bener, gimana enggak... cewek, ama dia paling tahan enem bulan... Rata-rata tiga bulan pada cabut sendiri!'' seru Riki menambahkan.''Bener tuh! Makanya, kok bisa... Mereka mundur secara teratur tanpa drama, itu yang gue salut dari elu Dan,'' Rio ikut melanjutkan.Teman-teman Ardan masih asyik dengan nostalgia masa lalu mereka. Ardan bukan playboy, tapi posisi pacar memang nyaris tidak pernah kosong untuk Ardan. Hanya saja dalam setahun, Ardan bisa berganti pacar lebih dari empat kali.Tidak

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   038 Miss Kunti di belakang rumah

    Miss Kunti di belakang rumahTidak terasa dua minggu telah berlalu sejak kematian Pak Arga dan Ibu Aisyah. Kembali malam ini di gelar acara tahlil lima belas hari sebagaimana biasa adat di kampung jika ada yang meninggal.Setelah Ardan puas berbincang ria dengan teman-temannya, dia menutup pintu dan ketika dia memasuki dapur untuk meletakkan beberapa perabot bekas makanan dan minuman tadi saat dia mengobrol bersama teman-temannya. Ardan sedikit terkejut karena merasa mendengar sesuatu yang aneh.HIK HIK HIKSayup-sayup terdengar suara isak tangis dari arah belakang rumah.''Astaghfirullah, apaan tuh?'' tanya Ardan, dia bergumam dengan tampang serius memikirkan sesuatu, ''Masa' sih?!'' pekiknya dalam keadaan berbisik.''Kalau iya Miss Kunti, gua pantek paku di palanya bisa enggak ya?...'' tanya Ardan, dia bergurau menghibur dirinya sendiri, ''Apa jin cewek? Siapin botol, kalo kek gitu mah...'' tambahnya lagi dengan santai.Perlahan dia berjalan menghampiri pintu belakang yang tertutup,

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   039 Menangis sendirian

    Menangis sendirianDegup jantung Aruna berdetak menjadi semakin cepat, diiringi deru nafasnya yang memburu. Dari jari Ardan yang kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit Aruna. Dia bisa dengan jelas merasakan ketegangan istri kecilnya.''Dah...'' ujar Ardan saat kain peniti hijab Aruna terbuka, ''Kan, kalau begini enak, jadi nyaman. Di rumah, masih aja rapet nutup aurat,'' lanjut Ardan menambahkan.''Kan, tadi masih rame orang...'' jawab Aruna.''Iya... Abang ngerti, tapi sekarang kan wayahnya istirahat,'' sahut Ardan, ''Tuh liat!'' seru Ardan sembari menunjuk ke arah jam dinding di tembok kamar Ardan, ''Jam setengah dua Run...'' tambah Ardan memperjelas arah jarum jam menunjuk.''Ya... Udah atuh, Aruna ke kamar...'' jawab Aruna sembari mengangkat tubuhnya, tapi segera di tarik lagi oleh Ardan.''Kamar mana?'' tanya Ardan segera menyahut, menyela Aruna.''Kamar Runa...'' jawab Runa polos.''Emang, kenapa kalo di sini?'' tanya Ardan menyelidik.''Ini pan kamar abang,'' jawab Aruna.''

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   040 Ikan Asin bag 1

    Ikan Asin bag 1Ardan mengerti, hal yang tak terlihat. Aruna tampak biasa saja, tapi psikisnya sebetulnya sedang dalam tekanan berat. Meringkuk sendirian di belakang rumah tengah malam, adalah bagian dari nalurinya yang mencari tempat aman, dia sedang butuh pelampiasan untuk mengeluarkan air matanya.Aruna juga menceritakan bagaimana Aruna merasa seperti sedang di awasi sejak dia pulang dari rumah sakit. Dia juga sering sekali mendengar beberapa orang berbisik dan meliriknya. Kadang-kadang ada yang dengan lantang mencibirnya. Tapi, baru beberapa hari ini dia dengan jelas menyadari kalau cibiran-cibiran itu mengarah padanya.Tadi, setelah mereka semua selesai dengan urusan acara tahlil lima belas hari. Nenek Sundari, Kartiah dan beberapa yang lain sempat menghardik Aruna dengan kata-kata yang Aruna tidak mengerti maksudnya. Aruna sangat ingin memperjelas sesuatu pada mereka tapi Aruna urung melakukannya, karena Ardan juga masih asyik berbincang dengan teman-temannya di teras depan. Meli

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   041 Ikan Asin bag 2

    Ikan Asin bag 2''Tapi Run, abang jadi pingin...'' bisik Ardan di telinga Aruna.''Apanya?!'' tanya Aruna dengan matanya yang melotot dan pikirannya yang menerawang jauh kemana-mana.''Ikan asin!'' jawab Ardan, lagi-lagi di lakukannya di telinga Aruna sembari tersenyum nakal.''Abang!'' seru Aruna dengan wajah memerah, dia merasa malu karena berpikir hal lain tapi menutupinya dengan marah pada Ardan.''Ihh apaan sih?!'' seru Ardan meledek Aruna sembari tersengih-sengih, ''Makan...'' ujar Ardan lagi menekan kalimatnya, ''Makan Run... Abang pingin makan ikan asin!'' lanjut Ardan lagi, ''Sekarang, siapa coba yang ngaco?!'' seru Ardan bertanya sembari mencubit pipi Aruna.''Iiihhh!'' dengus Aruna, ''Dasar!'' seru Aruna kesal, ''Iya. Entar Runa masak ikan asin buat abang. Tapi, temennya ama apa?'' tanya Aruna lagi menanggapi permintaan Ardan dengan serius.''Urap! Keknya enak tuh, ama sambel, terus, pake perkedel'' jawab Ardan sembari menjilat bibirnya, ''Tapi, bikinnya, pake blender aja! T

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   042 Masa lalu Ardan dengan wanita

    Masa lalu Ardan dengan wanitaKembali lagi ke Bab 40 Ikan asin bag 1*****Aruna sempat terdiam dengan pernyataan tegas Ardan. Tapi, akhirnya dia memutuskan, bahwa sekarang ini adalah kesempatan yang tidak boleh terlewatkan. Karena Ardan sendiri yang membuka kesempatan untuk Aruna mencari tahu segala sesuatu tentang suaminya, agar di lain hari Aruna tidak menyesali kebungkamannya. Aruna banyak belajar kalau yang terpenting dari sebuah rumah tangga adalah komunikasi yang akan melahirkan kepercayaan dari dua kepala, walau, itu semua adalah asumsinya dari keisengannya membaca novel atau komik.''Abang enggak akan ngehindar lagi?'' tanya Aruna memastikan.Ardan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum menjawab Aruna dengan ekspresi meyakinkan.''Bener?!'' seru Aruna masih berusaha memastikan dengan jelas sejelas-jelasnya. Ardan mengangguk menanggapi Aruna yang sedang antusias dengan beberapa pertanyaan yang telah siap di kepalanya.''Yakinlah, abang akan jawab dengan jujur pertanyaan Runa.

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   043 Glock 19

    Glock 19Aruna dan Ardan masih menikmati perbincangan serius tapi juga santai, di dalam kamar Ardan yang sempit. Rasa canggung Aruna saat memasuki kamar Ardan tadi, sekarang sudah menghilang, berganti dengan rasa penasaran yang ingin segera di selesaikan.''Ihh!... Apaan sih?! Iya kesambet!... Kesambet gombalan Muhammad Ardan Wiryawan yang telah membuat hati Aruna Hashifa meleleh!'' seru Aruna lantang dan berani tapi langsung mengalihkan pandangannya menghindari kontak mata dengan Ardan.Aruna sendiri yang mengatakan kata-kata itu, tapi dia juga yang merasa malu. Hal itu tentu saja membuat Ardan semakin gemas dengan istri yang baru sepuluh hari di nikahinya.Terbelalak mata Ardan mendengar jawaban manis dari istrinya, mengembang senyumnya karena bahagia. Ardan sempat terkejut, dia baru menyadari ternyata pengantin baru itu memang manis, walau pernikahan ini tanpa cinta sebelumnya. Tapi, bukan tidak mungkin cinta itu akan terbentuk setelahnya. Apa lagi, pernikahan ini direstui oleh oran

    Last Updated : 2023-02-14
  • PAMANKU SUAMIKU   044 Tertangkap basah oleh Mang Tatang

    Tertangkap basah oleh Mang TatangSelesai shalat subuh, Aruna tidak tidur, tapi melanjutkan dengan jadwal kerjaan pagi ala seorang ibu rumah tangga, Ardan membantu Aruna membersihkan halaman dan juga kebun kecil di belakang, sedangkan Gavin membantu membersihkan kamar mandi dan mengepel lantai.''Bang, kopinya...'' ujar Aruna sambil meletakkan kopi dan beberapa cemilan sisa suguhan tahlil semalam, ''Gavin, nih Mocachinonya!'' seru Aruna.''Eum... Makasih'' jawab Ardan sambil memperhatikan smartphone di tangannya.''Thankyou, Run...'' sahut Gavin sembari menyambar cemilan.PLAKAruna segera menepuk tangan Gavin, ''Cuci tangan dulu, jorok ih!'' seru Aruna, dia kesal karena Gavin, baru saja bermain dengan kucing.''Iya, iya... Bawel!'' sahut Gavin sembari nyelonong ke belakang menuruti Aruna untuk mencuci tangannya.''Bang... Mau nyarap?'' tanya Aruna kemudian.''Boleh, Runa mau bikin apa?'' jawab Ardan yang kemudian malah balik bertanya, ''Atau beli aja .... '' tambah Ardan lagi menganju

    Last Updated : 2023-02-14

Latest chapter

  • PAMANKU SUAMIKU   152 Berakhir bahagia

    Ardan duduk di samping tempat tidur Aruna yang sedang tertidur setelah mendapat perawatan di rumah sakit dengan air mata berlinang.Ardan yang baru saja bangun setelah menjalani operasi karena luka tembak di bahu kirinya tidak mau mendengar ketika dokter dan perawat memintanya untuk tetap beristirahat. Dia tetap nekat untuk berada di samping Aruna. Pada akhirnya pihak rumah sakit yang mengetahui apa yang terjadi terhadap sepasang suami istri yang baru saja mengalami musibah membiarkan Ardan dan Aruna berada dalam satu ruangan.''Maaf... maafin abang, Run...'' gumam Ardan sambil memegang erat tangan Aruna, ''Maaf karena kamu harus mengalami ini semua gara-gara abang...'' Ardan terus bergumam menyalahkan dirinya dengan tangan Aruna yang didekap dekat wajahnya, ''Abang enggak tahu kalau kamu hamil... maafin abang karena enggak bisa lindungin dia...''''Bang, berisik!'' seru Aruna yang terbangun dengan semua penyesalan Ardan

  • PAMANKU SUAMIKU   151 Amira kembali hidup

    ''Kenapa sama Aruna?!'' pekik Ardan dengan sorot mata penuh amarah melotot pada Karissa.''Hehehe...'' kekek Karissa menaggapi Ardan yang sedang meradang karena pernyataannya barusan, ''Aku suka tampilanmu sekarang... kali ini, mata kamu bener-bener ngeliat aku.''''Brengsek Karissa, jawab aku!!!'' hardik Ardan yang semakin kesal dengan Karissa.''Dia pasti sedih... aku yakin dia masih belum tahu apa yang terjadi padanya... pasti seru ngeliat dia nangis...'' gumam Karissa yang seolah tdiak peduli dengan betapa marahnya Ardan.''Kamu bukan manusia,'' ujar Amira dengan suara bergetar, ''Bisa-bisanya kamu... KAMU BUKAN MANUSIA!'' teriak Amira histeris sambil menangis, ''Kamu sudah membunuh Raihan... kamu bunuh dia dengan sangat kejam... kamu tega, dasar perempuan jalang busuk!''Jeritan Amira menarik perhatian petugas yang sedang mengolah TKP sambil menunggu ambulans dan mobil tahan

  • PAMANKU SUAMIKU   150 Akhir pencarian

    Satu orang lagi tewas di tangan Karissa dan hal itu membuat para preman lain yang ingin berontak itu ciut nyalinya. Mereka tidak berkutik menghadapi Karissa yang sudah tidak lagi bisa mengontrol emosinya.''Buka, kasih dia masuk!'' seru Karissa memberi perintah, ''Atau... ada lagi yang mau ngerasain timah panas?!''Preman terdekat dengan pintu akhirnya menyerah dengan kebrutalan Karissa. Dia pasrah membuka pintu menuruti perintah Karissa.''Woy!'' pekik Casdi yang masih tidak menyetujui keputusan Karissa, ''Jangan di buka!''Preman yang sedang membuka pintu terkejut dan pintu terhenti sekitar sejengkal saat dia mendengar Casdi memekik kesal.''Buka!'' seru Karissa dengan mata melotot sambil mengarahkan moncong senjatanya ke arah si pembuka pintu.Perhatian Karissa teralih, lalu seketika itu juga beberapa preman mendekat hendak merebut senjata Karissa.

  • PAMANKU SUAMIKU   149 Terpojok

    ''...segera menyerah, kalian sudah di kepung!''Peringatan dari pengeras suara tiba-tiba terdengar ketika Karissa dan yang lainnya baru saja selesai mengikat Aruna, Amira, Dion dan Rafli.Karissa dan yang lainnya yang panik dan fokus dengan kubu masing-masing saat perseteruan belum lama terjadi barusan, mereka tidak menyadari deru mesin kendaraan yang datang mendekat, karenanya mereka semua terkejut ketika tiba-tiba saja mereka terkepung.Tanpa aba-aba kedua kubu segera mengadakan gencatan senjata lalu dengan cekatan menutup jendela dan pintu atau apa pun yang bisa menjadi akses dari luar untuk melihat situasi di dalam bangunan. Mereka semua tahu jika masih ada kesempatan karena mereka punya empat sandera yang bisa digunakan.***''Pak, mereka semua ada di dalam...'' ujar salah seorang petugas memberi laporan, ''Kemungkinan besar, Dion dan Rafli yang bertugas juga sudah di tangka

  • PAMANKU SUAMIKU   148 Perpecahan

    Dion dan Rafli bertindak mengikuti improvisasi dari situasi yang mereka ciptakan setelah terdesak.Desakan para preman yang meminta mereka untuk menyerahkan kunci mobil membuat mereka kesulitan mengulur-ulur waktu. Tapi, kreativitas dengan modal nyali nekat sekaligus bukti bahwa diklat yang mereka jalani menunjukkan kepiawaian mereka dalam melaksanakan tugas.''Lah, mana ya?!'' sahut Dion sambil kasak-kusuk berlagak mencari kunci di saku pakaiannya, ''Fli, mana kunci?''''Lah, bukannya ama elu?!'' jawab Rafli mengikuti skenario dadakan di lapangan.''Pe'a, kagak ada di gua... ama lu, kan...''''Kagak, kagak ada... tuh, liat!'' seru Rafli sambil menarik kantong pakaiannya keluar.''Ngelawak lu bedua!'' pekik preman yang menunggu kunci mobil mereka untuk di serahkan dengan mata melotot.''Ka-kagak bang, beneran dah... cek aja... kagak ada i

  • PAMANKU SUAMIKU   147 Parta

    ''Di mana ini?!" pekik Aruna ketika tali yang mengikat mulutnya dibuka saat sudah berada di sebuah ruangan, ''Mau apa kalian?!''Mereka yang ada di ruangan itu tersenyum sinis menanggapi kegelisahan Aruna dan Amira yang terkejut ketika tudung hoodie yang menutupi separuh wajah mereka dibuka, memperlihatkan suasana di sekeliling dengan lebih jelas sekarang.Salah seorang dari beberapa pria yang baru di lihat oleh Aruna dan Amira datang menghampiri.Pria itu mengangkat dagu Aruna dan Amira, memiringkannya ke kanan dan ke kiri, melihat mereka dengan seksama, menilai penampilan fisik mereka berdua.''Lumayan, biarpun enggak bisa laku mahal, tapi masih cukup ngejual,'' ujar Parta, pria paruh baya tapi punya aura mendominasi yang membuat Aruna dan Amira merasa sangat tidak nyaman, ''Enggak banyak duit yang bisa kamu dapet dari mereka berdua...'' tambah Parta seraya melirik kepada Karissa.

  • PAMANKU SUAMIKU   146 Nekat

    CKIITTTRem berdecit dan mobil yang dikendarai oleh para petugas yang mengikuti Karissa berhenti mendadak.''Dimana Pak Ardan?!" tanya Dion, salah satu petugas yang ditugaskan untuk mengawasi.''OTW,'' jawab Rafli yang jadi rekan bertugas Dion, ''Enggak jauh... dia pasti bentar lagi nyampe...''''Oke... keknya target udah sampe di tujuan. Gimana, kita lanjut masuk?''''Enggak tauk, tapi tempat ini sarang mafia, cuma kita bedua... ini mah nganter nyawa...''Dion dan Rafli berdiskusi tentang bagaimana langkah selanjutnya karena intruksi selanjutnya belum turun dari atasan mereka.''Terus gimana, target udah turun... iya kalo tujuan dia disini, kalo dia lanjut ke tempat laen... bakal repot...'' ujar Rafli dengan nada gemas.''Sialan!'' pekik Dion kesal, ''Gue juga bingung, kita cuma ditugasin buat ngintai... terjun langs

  • PAMANKU SUAMIKU   145 Harapan

    Ardan bergegas bergerak segera setelah mendapat laporan dari anak buahnya yang mengawasi rumah Amira.''Dua orang di seret paksa... kenapa dua?!'' tanya Ardan di dalam hatinya, ''Apa mungkin bukan Runa?!''Tidak banyak laporan yang diberikan anak buahnya selama dua hari terakhir karena sama sekali sulit untuk menemukan celah guna mengintip lebih dekat untuk melihat situasi di dalam rumah Amira supaya lebih jelas.Ardan bahkan meminta pada Ibunya Lita untuk menghubungi Amira dan menanyakan apakah ada hal lain yang dibutuhkannya supaya ada kesempatan baginya untuk bisa masuk ke dalam rumah Amira. Tapi, sayangnya, karena baru saja mendapat pasokan, Amira menolak tawaran bibinya.''Terserah deh... liat yang ini aja dulu. Enggak tauk kenapa tapi feeling gue beda tentang yang ini. Entah kenapa semangat gue naik buat ngejar yang ini... mudah-mudahan enggak salah...'' gumam Ardan d

  • PAMANKU SUAMIKU   144 Memantau

    Ardan memberikan beberapa foto Karissa dari berbagai posisi sebagai referensi agar Lita tidak salah mengenali.''Maafkan saya pak, saya tidak begitu yakin karena saya hanya melihat sekilas. Tapi pak, Ini bukan hal yang biasa di lakukan Kak Amira... Meski Kak Amira yang sekarang sangat jauh berbeda dengan Kak Amira tujuh tahun yang lalu. Tapi, tetap saja, saya merasa ada yang janggal...''Lita dengan jujur mengemukakan opininya karena dia juga tidak mau membohongi orang yang sedang kesulitan.''Saya tahu kalau ini tidak tepat,'' ujar ibu Lita menambahkan dengan wajah memelas menatap Ardan, ''Di saat bapak sedang susah saya malah merepotkan... tapi pak, bapak juga kan seorang petugas. Tolong bantu kami pak... Amira adalah anak baik yang ceria sebelumnya. Tapi, sejak tujuh tahun yang lalu tiba-tiba dia berubah... kami yakin ada sesuatu karena setelah tujuh tahun dia berdiam diri, tiba-tiba dia menghubungi kami.''&nb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status