Puspa yang dari tadi berdiam diri membuat Felix menjadi sangat kesal."Katakan yang sejujurnya, Puspa! Ini perintah!" serunya sambil menatap tajam ke arah gadis itu."Maaf, Tuan Muda. Menurut pandangan saya, Nona Cyra masih ragu kepada Anda.""Apa?" Alangkah begitu kagetnya Felix mendengar ucapan Puspa."Cih! Dia ragu kenapa? Bukankah saya ini adalah suaminya yang sah? Benar-benar tak masuk akal!" kesal Felix. "Sekali pun Anda adalah suami sah dari sang nona. Akan tetapi Nona Cyra masih ragu kepada Anda, Tuan Muda."Puspa kembali berkata-kata yang membuat Felix semakin bingung. "Apa? Dia masih ragu denganku? Setelah aku mempersuntingnya dan menjadikannya istri sahku dia masih ragu juga kepadaku?" Felix menjadi bertambah rasa kesalnya kepada istrinya. Dia tak habis pikir dengan jalan pikiran Cyra kepadanya."Puspa! Tolong jelaskan kenapa Cyra masih ragu denganku?" ujarnya penasaran.Lalu Puspa pun ingin menjelaskan keraguan Cyra terhadap Felix."Sekali lagi saya minta maaf, Tuan." t
Entah kenapa Asisten Peter menjadi sangat sedih melihat Felix yang seperti itu. Dia benar-benar baru mengetahui sang tuan muda yang begitu sangat lemah saat ini."Tuan Muda, are you okay?" tanya sang asisten, penuh nada khawatir."Menurutmu, bagaimana?" Felix malah balik bertanya.Jawaban sang atasan itu, berhasil membungkam bibir Peter. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi."Peter, apakah telah ada informasi terbaru mengenai Cyra?" tanyanya kepada sang asisten."Maaf, Tuan Muda. Masih belum ada kabar terbaru tentang Nona Muda," seru Peter tak semangat."Cyra ke mana ya kira-kira? Kenapa dia menghilang begitu saja?" tanya Felix kepada Asistennya."Sa ... saya juga kurang paham, Tuan Muda." ucap Peter kepada Felix.Lagi-lagi Felix diliputi rasa bersalah dan penyesalan ke manakah istrinya berada saat ini.Lalu tiba-tiba Puspa menghampiri ruang tv itu dan mengatakan jika makan siang telah tersedia."Saya tidak mau makan! Sebelum saya mengetahui kabar terbaru tentang Cyra!" serunya lanta
"Duh! Mami sudah tidak sabar ingin bertemu Cyra, menantu kita, Pi!" ujar sang istri."Iya, Mi. Tapi ya mau bagaimana, macet parah sekarang. Yang bisa kita lakukan hanya bisa menunggu dengan sabar. Yang macet juga bukan jalan ini saja. Hampir semua lajur sedang mengalami kemacetan." Tuan Doni mencoba menenangkan istrinya.Nyonya Mili hanya bisa terdiam saat ini. Dari dalam hatinya. Sang istri juga setuju dengan perkataan suaminya. Dia pun memilih untuk memejamkan matanya dan mencoba mengistirahatkan tubuhnya sebentar saja.Sementara sang sopir mulai menyembunyikan kegelisahannya. Dia menjadi kasihan melihat Nyonya Mili yang ingin segera bertemu menantunya. Padahal Nona Cyra telah menghilang sejak tadi malam.Sang sopir sangat senang karena saat ini jalanan sedang macet-macetnya sekarang. Sehingga hal itu dapat memperlambat mobil sampai ke Kediaman Domil.Sedangkan Shiro yang berada di samping kemudi. Merasakan sedikit keanehan dari sikap sopir itu. Sedikit gelisah dan tidak nyaman saat
Kesedihan Felix semakin mendalam mendengar ucapan ibunya. Dia pun baru menyadari jika kehadiran istrinya sangat penting bagi kedua orang tuanya. Terutama sang ibu.Puspa masih tetap diam. Dia tidak tahu harus menjawab apa kepada Nyonya Mili. Gadis itu menatap ke arah Asisten Peter yang baru saja tiba di ruangan itu. "Selamat siang Tuan dan Nyonya. Anda berdua baru saja sampai?" sapa Peter kepada orang tua, sang atasan."Anda sangat hebat, Peter! Anda berani melanggar perintah saya? Berani-beraninya Anda membawa Felix ke sini, ketika kami sedang pergi ke luar kota?" hardik Tuan Doni tak suka."Ma ... maafkan saya, Tuan Besar," sahut Asisten Peter sambil menundukkan kepalanya."Cih! Anda benar-benar tidak becus, Asisten Peter! Anda jangan lupa! Saya yang meletakkan Anda di samping Felix, bukan orang lain! Seharusnya Anda lebih patuh kepada saya!" serunya marah. "Saya mohon maaf atas ketelodoran saya, Tuan Besar. Sekali lagi saya mohon maaf," ucap Peter masih dengan wajah tertunduk.Ny
Perkataan sang ibu tersebut membuat Felix mulai memutar otaknya. Di mana kira-kira dirinya akan mencari keberadaan istrinya.Namun pikirannya serasa buntu saat ini.Sementara Shiro terlihat mulai sibuk sana-sini untuk mencari tahu keberadaan Cyra. Namun tetap saja tidak ada petunjuk. Malam pun tiba, namun tidak ada khabar tentang Cyra. Tuan Doni telah mengambil keputusan. Tepat dua puluh empat jam menantunya menghilang, Beliau akan memberi laporan resmi tentang kabar orang hilang kepada pihak kepolisian. Tiba saatnya makan malam, Tuan dan Nyonya Domil terlihat sedang menyantap makan malam. Felix, juga ikut bergabung di sana.Ketiganya terlihat tidak ada semangatnya sama sekali. Terlebih Felix yang dari tadi hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di atas piringnya.Tinggal beberapa jam ke depan. Cyra akhirnya genap dua puluh empat jam telah hilang. Hal itu jusrru membuat Felix semakin terpuruk.Sang ibu yang masih kesal kepada putranya, ikut melihat Felix yang tidak juga memulai maka
Setelah lama berkeliling, akhirnya Peter angkat bicara juga."Tuan Muda, tujuan kita ke mana sebenarnya?" serunya bingung. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Tengah malam hampir tiba. Namun Felix masih saja berdiam diri dan tidak mengatakan apa pun. Tatapannya kosong seperti orang yang sedang stress dan tidak ada semangat hidupnya sama sekali.Peter juga sudah mulai kelelahan menyetir dan mengitari jalan yang itu-itu saja dari tadi. Melihat tidak ada respon sama sekali dari Felix, sang asisten kembali angkat bicara, "Bagaimana Tuan Muda? Kita hendak ke mana?" tanya Peter lagi.Lalu tiba-tiba Felix angkat bicara, "Bawa gue ke mini market yang lengkap!" perintahnya."Siap, Tuan Muda." jawab Asisten Peter, kemudian melajukan mobilnya agak cepat dari biasanya. Sesampai di depan mini market, Felix segera ke luar dari dalam mobil diikuti oleh sang asisten. Felix kemudian masuk ke dalam mini market langsung menuju ke bagian rak yang menyediakan wine berbagai jenis
Ternyata Felix minum wine tadi malam, agar dirinya bisa tidur nyenyak. Sehingga pagi ini pria itu terlihat sangat segar. Apalagi dirinya baru selesai mandi.Felix pun mulai memakai baju santai lalu ke luar dari dalam kamar pribadinya. Rencananya hari ini dia akan mulai melakukan pencarian kepada istrinya.Felix telah sampai di ruang makan. Dia langsung disambut hangat oleh Peter, sang asisten. Di atas meja telah terhidang berbagai jenis sarapan untuk atasannya.Peter pun menyapa Felix pagi itu,"Selamat pagi, Tuan Muda. Seperti kabar Anda lebih baik pagi ini?" tebak Peter."Cih! Jangan sok tahu, Lo! Apakah ada laporan terbaru tentang Cyra?" tanyanya dengan mimik wajah sendu.Peter terdiam sejenak dan mulai mencoba membaca raut wajah sang atasan. Namun Felix terus mendesaknya. Sang asisten pun terpaksa mengatakan yang sebenarnya."Masih belum ada kabar terbaru, Tuan Muda. Akan tetapi Tuan Besar telah resmi melaporkan kehilangan Nona Cyra kepada pihak berwajib. Jadi pencarian terhadap N
"Rasakan! Lo pikir gue tidak terpukul karena hilangnya Cyra? Lo pikir gue bersenang-senang sekarang?" seru Felix kepada Lio."Gue tahu, gue salah! Makanya gue ingin mencari Cyra dan meminta maaf kepadanya! Jangan pernah bermimpi untuk memiliki Cyra! Dia hanya milik gue seorang dan gue tak pernah mau berbagi!" seru Felix lantang."Cih! Hei, Tuan Muda yang sok cengeng dan kekanakkan apakah maksud Anda selalu meneror saya?" sergah Lio marah."Maksud Anda, apa? Siapa yang meneror Anda, hah? Lo pikir gue kurang kerjaan? Ngapain gue meneror Lo, apa untungnya buat gue? Jangan asal nuduh, Lo!" seru Felix sengit.Lalu Asisten Peter yang dari tadi berdiam diri. Segera angkat bicara,"Tuan Lio tolong jelaskan semuanya, maksud dari perkataan Anda barusan. Saya juga butuh tahu maksud dari omongan Anda. Saya adalahAsisten Pribadi Tuan Felix, tidak mungkin saya tidak tahu setiap tindakan Beliau.Lalu Lio pun menceritakan rentetan kejadian aneh yang menimpanya. Mulai dari pengrusakan mobil, motor
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar