"Cih! Banyak ngatur, Lo!" Ketus Felix. Lalu melangkah menuju ke ruangan di mana Cyra sedang berada.
Bersamaan dengan itu dokter Galang tiba di kediaman Felix."Selamat datang Pak dokter, mari silakan masuk." Ujar, Bik Upik.Dokter Galang hanya mengangguk dan mengikuti langkah Bik Upik, masuk ke dalam rumah.Pintu di buka dari luar, terlihat wajah khawatir dari Felix yang dia perlihatkan saat ini."Bro, kok Lo lama banget datangnya, gue sangat khawatir dengan keadaannya." Ujarnya dengan sedih. Saat ini Felix sedang duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan dingin Cyra."Maaf Bro, tadi jalanan sedikit macet." Jawab sang dokter lalu mulai memeriksa Cyra. Ternyata dokter Galang adalah salah satu orang kepercayaan orang tuanya, yang mengelola sebuah rumah sakit milik keluarganya. Jadi mau tidak mau, Felix harus bersandiwara di depan dokter itu."Gadis ini, siapa?" Tanya sang dokter, sambil mulai memeriksa tekanan darah Cyra."He-he-he, dia calon istri gue, Bro." Jawabnya, cengengesan.Dokter Galang menatap tak percaya kepada omongan Felix."Dia kok bisa pingsan? Dan kenapa tubuhnya banyak luka lecet? Apakah Anda menyakitinya?" Selidik, sang dokter."Yaelah, Bro. Nggak mungkin kan gue melakukan kekerasan kepada calon istri gue sendiri?" Felix langsung menatap ke arah Peter, agar dia mencari alasan yang masuk akal."Begini dokter, Nona Cyra, beberapa hari ini ingin sekali belajar naik motor. Tanpa seizin Tuan Muda, Nona malah ngotot ingin lebih cepat belajar. Alhasil Nona Cyra tidak bisa menjaga keseimbangan saat membawa motor dan akhirnya terjatuh. Kalau dokter tidak percaya, di garasi ada terparkir motor milik Nona Cyra yang kondisinya sedikit parah." Ujar Peter setenang mungkin menjelaskannya, agar dokter Galang percaya.Untungnya lagi, motor Cyra yang rusak saat menabrak Mopi, telah terparkir manis di garasi milik Felix."Baiklah, nanti saya akan cek." Jawab sang dokter, dingin."Bro, gue punya satu permintaan kepada Lo." Ucap Felix, tiba-tiba."Apa itu?" Tanya sang dokter."Bolehkah, Lo merahasiakan tentang Cyra kepada kedua orang tua gue?""Kenapa harus dirahasiakan? Bukankah ini adalah kabar baik? Felix Domil, CEO yang terkenal dingin terhadap wanita, akhirnya menemukan tambatan hatinya, bukannya ini merupakan berita besar dan menghebohkan? Akan tetapi, kenapa malah terkesan ditutup-tutupi?" Sergah, sang dokter."Justru karena hal ini adalah berita besar, makanya gue mau membuat surprise kepada semua orang, Bro. Terkhusus untuk kedua orang tua gue." Ujar Felix, meyakinkan dokter Galang."Sepertinya apa yang dikatakan Felix masuk akal juga." Pikir dokter Galang, dalam hati."Bagaimana keadaannya, dok?" Tanya Felix lagi, pura-pura khawatir."Nona Cyra bisa pingsan karena kehabisan energi dari dalam tubuhnya. Apakah dia belum makan hari ini?"Terjadi keheningan di ruangan itu. Peter terlihat kebingungan untuk menjawab. Keringat dingin mulai mengucur di dahi Felix."Mampus! Bakal ketahuan nih, sandiwara gue!" Sedihnya, dalam hati."Maaf Pak dokter, Nona Cyra memang belum makan hari ini. Nona hanya minum air saja." Ucap, Bik Upik.Hati Felix bagaikan di siram seember air es mendengar penuturan Bik Upik, dingin dan sangat sejuk."Cih! Akhirnya, selamat gue!" Serunya, dalam hati."Kenapa hanya minum air saja?" Tanya, dokter Galang."Sepertinya, Nona Cyra ingin diet Pak dokter, agar gaun pengantinnya tidak kekecilan di tubuhnya." Ucap Bik Upik, mulai mengarang indah."Oh begitu, tolong diingatkan kepada Nona Cyra untuk mengikuti kelas diet yang sehat. Jangan sembarangan untuk berdiet, karena dapat merusak organ di dalam tubuh. Jadi saya terpaksa akan menginfus Nona." Seru sang dokter, lalu mengeluarkan beberapa peralatan kesehatan di dalam tas kerjanya."Baik, dok." Jawab Felix, singkat."Sial! Tangan gue lama-lama bisa geli nih menggenggam tangannya dari tadi." Kesal Felix, dalam hati.Disaat sang dokter mulai menusuk pergelangan tangan Cyra dengan jarum infus, tiba-tiba dia terbangun dan merasakan nyeri di tangannya.""Sakit ..." Lirihnya, sambil mulai meneteskan air matanya. Melihat Cyra yang sudah sadar dan mulai bersuara, Felix memulai sandiwaranya. "Sayang, kamu sudah bangun? Tahan sebentar ya? Dokter akan menginfusmu." Seru Felix lembut sambil mengusap air mata di pipinya.""Agak sakit sedikit Nona, tapi hanya sebentar kok." Ucap dokter Galang, sambil tersenyum ke arah Cyra. Entah mengapa, tiba-tiba dokter Galang merasakan sesuatu getaran yang aneh saat menatap mata sendu milik Cyra."Gila nih Si Galang! Kok malah senyum-senyum sendiri melihat Si jalang ini!" Ucap Felix, dalam hati.Sementara Cyra merasakan bagai berada di alam mimpi. Ada dua orang pemuda yang berlaku lembut kepadanya.Terutama Felix yang tiba-tiba berubah baik kepadanya. Padahal baru saja tadi, Felix memperlakukannya dengan kasar."Ke ... kenapa dia bisa berubah? Tuhan, jika ini hanyalah mimpi, tolong jangan bangunkan aku." Lirih Cyra, dalam hatinya."Sudah selesai. Infus terpasang dengan baik." Ucap dokter Galang, lagi-lagi sambil tersenyum ke arah Cyra.Sementara, tangan Felix dari tadi mengelus-elus pipi mulus Cyra. Seperti yang biasa dia lakukan dengan Mopi, sang anjing kesayangan.Peter dan Bik Upik seakan dibuat melongo karena tingkah konyol Felix."Sayang, apakah masih sakit?" Tanya Felix, kepada Cyra."Su ... sudah tidak sa-kit." Jawab Cyra menahan geli di pipinya, karena elusan Felix."Tuan Muda, ada baiknya Nona Cyra makan dulu, agar tubuh lemahnya bisa cepat pulih kembali." "Sayang? Kamu makan, ya? Nanti biar aku suapin kamunya. Oh ya, kamu mau makan apa?" Tanya Felix, lembut."A-pa saja, asalkan bukan makanan pedas." Ucap Cyra masih terus menahan geli, dengan elusan Felix di pipinya.Peter dan Bik Upik kembali melongo karena selera makanan Cyra sama dengan Felix. Sama-sama tidak menyukai makanan pedas."Kamu mendengar itu, Bibik?" "Siap, Tuan muda. Saya akan segera menyiapkan makan siang untuk Nona Cyra." Jawab Bik Upik, lalu dengan cepat keluar dari ruangan itu."Kamu tunggu sebentar ya, Sayang. Lagi disiapkan." Tuturnya sambil mengelus terus, pipi Cyra."Sial! Kenapa tangan gue tidak berhenti mengelus pipinya? Kok hati gue terasa sangat nyaman mengelusnya? Dia mirip seperti Mopi." Lirih Felix, dalam hati. "Nona Cyra, apakah Anda sudah lama mengenal Tuan Muda?" Tiba-tiba dokter Galang bertanya lagi.Cyra diam, tidak tahu harus menjawab apa. Karena dia masih belum mengerti apa yang sedang terjadi sekarang."Tidak terlalu lama kok, kami berdua sudah saling mengenal. Bukan begitu, Sayang?" Felix meminta persetujuan dari Cyra.Cyra mengangguk karena mereka memang baru hari ini mereka saling kenal.Cyra ingin mengatakan sesuatu, namun Felix lebih dulu memotong perkataannya."Walaupun kami baru saling kenal. Namun kami saling mencintai. Iya kan, Sayang?" Ujarnya, lagi.Entah kenapa, Felix jadi gemas sendiri melihat wajah sendu milik Cyra, dengan cepat, Felix menghujani wajah Cyra dengan beberapa kecupan dipipinya. Bahkan Felix juga mencium lembut bibir pucatnya. Cyra hanya bisa terpaku, mendapatkan serangan tiba-tiba dari Felix.Sementara Felix yang terbuai dengan manisnya bibir Cyra mulai kembali melahapnya. Cyra tak dapat berontak karena Felix menahan tengkuknya."Tuan Muda, kami masih ada di sini." Seru dokter Galang, menusuk.Sementara Peter menatap tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat."Apakah beliau, Tuan Felix? Kenapa dia berubah seperti itu?" Felix yang terkesan sangat dingin kepada wanita selama ini, membuat Peter seakan tak percaya dengan tingkah Felix yang sangat mengejutkan itu.Felix langsung tersadar, "eh iya, dok. He-he-he, maklum ya dok. Kami adalah pasangan baru, jadi wajar jika saling bermesraan begini. Bukan begitu, Sayang?" Seru Felix lalu mencuri sekali lagi satu ciuman di bibir Cyra, dengan kasar."Shit! Kenapa bibirnya serasa candu bagiku! Apakah aku sudah gila? Kenapa aku begitu mudahnya tergoda dengan Si jalang ini!" Gerutunya, dalam hati.Cyra kembali tersentak dengan adegan ciuman kilat yang dilakukan oleh Felix untuknya.Cyra menatap tidak suka ke arah Felix."He-he-he,
Keesokan harinya. Sudah dua puluh empat jam lebih, Cyra menghilang.Lio, sang sahabat kembali mendatangi kantor polisi pagi ini. Lio membuat laporan orang hilang. Semua mengarah kepada ciri-ciri Cyra.Sebenarnya Lio sudah sejak kemarin khawatir dengan keberadaan Cyra yang tidak muncul-muncul juga di tempat mereka janjian. Setelah malam pun tiba, Cyra tetap tidak muncul juga.Malam itu, Lio mulai mendatangi kantor polisi untuk melaporkan orang hilang. Namun sayangnya, laporannya tidak dapat diproses lebih lanjut karena belum tepat dua puluh empat jam Cyra menghilang.Makanya pagi ini, setelah dua puluh empat jam Cyra menghilang, Lio kembali datang ke kantor polisi untuk melaporkan menghilangnya Cyra.Dan berita menghilangnya Cyra mulai tersebar di media elektronik dan media sosial."Tuan Muda! Gawat!" Seru Peter kepada Felix, yang saat ini sedang berada di kantor tepatnya di ruang pribadi miliknya.Felix yang baru saja selesai meeting, langsung disambut dengan wajah tegang milik Peter.
"Hai semuanya, nama saya Janu Benizal. Saya adalah saudara kandung dari Cyra Alesha yang diberitakan sebagai orang hilang. Saya memberitahukan kepada Anda semua. Jika Kakak saya, Cyra tidak sedang menghilang. Akan tetapi saat ini dia sedang berada di rumah salah keluarga kami yang berada di Jakarta. Demikian informasi dari saya." Lalu di layar terlihat Cyra yang sedang membaca beberapa buku di sebuah ruangan mewah.Felix semakin tersenyum puas. Rencana awalnya berhasil dengan sempurna.Janu barusan melakukan konferensi pers dan menginformasikan jika Cyra tidak menghilang dan baik-baik saja.Lio yang sedang berada di rumahnya, juga ikut melihat berita konferensi pers itu. Walaupun dia sedikit lega jika Cyra baik-baik saja saat ini. Namun, sisi hatinya yang lain mengatakan jika ada sesuatu hal yang menimpa sahabatnya itu."Aku harus mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya." Gumam Lio, dalam hati."Apakah ada hal lain yang ingin saya lakukan untuk Anda, Tuan?" Mata Janu seketika menjadi
"Hei, kenapa kalian meninggalkanku di sini?" Seru Cyra, lalu melangkah menuju ke pintu yang telah tertutup rapat itu."Buka pintunya! Buka! Tolong buka pintunya! Aku hanya ingin bertemu dengan adikku!" Cyra mulai, menangis."Tuhan, apa yang harus ku lakukan untuk keluar dari sini?" Lirihnya, sambil mengeluarkan air matanya."Bagus juga sandiwara, Lo!" Puji Felix kepada Janu. Saat ini mereka berada di markas milik Felix yang mirip dengan penjara, karena ada beberapa sel di sana. Kedua polisi tadi juga adalah anak buahnya, yang menyamar sebagai polisi."Ini milik, Lo." seru Felix, lalu memberikan koper yang berisi rupiah yang banyak kepada Janu."Lo akan diantar oleh anak buah gue sampai ke desa, Lo. Untuk memastikan jika Lo tidak akan kembali lagi ke sini dan mulai melakukan kekacauan, lagi.""Siap, Tuan. Saya pasti akan menepati janji.""Tapi, Tuan. Bolehkah saya berbicara kepada kakak saya sebentar, saja?""Memangnya, Lo mau mengatakan, apa?""Saya hanya mau berpamitan kepadanya, untu
"Bagaimana dengan Si Jalang itu?" Tanya Felix, kepada Bik Upik.Saat ini dirinya sedang menikmati makan malamnya sendiri di meja makan.Sejak dulu Felix selalu makan sendiri di meja makan dan hal itu sudah menjadi kebiasaannya, sejak kecil."Maaf, Tuan Muda. Dari tadi pagi, Nona Cyra tidak mau makan." Lapor Bik Upik."Kurang ajar! Jadi dia berani melawanku?" Kesal, Felix.Felix hendak meninggalkan meja makan namun Peter menahannya."Tuan Muda, jaga emosi Anda. Kita masih membutuhkan foto Nona Cyra." Peter sudah menduga, jika Felix akan melakukan sesuatu kepada Cyra. Untuk itu, dia menasihatinya lebih dulu."Tapi saat ini kami sudah sah menikah secara hukum, bukan?" Tanya Peter."Semua sudah sah, Tuan. Hanya saja buku nikahnya masih belum keluar karena masih dalam pengurusan. Untuk itu, diperlukan foto Anda dan foto Nona Cyra untuk dicantumkan ke dalam buku nikah itu." Ucap Peter panjang lebar.Namun emosi Felix, mengalahkan akal sehatnya. Dia menghempas tangan Peter yang menahannya da
"Ja ... jadi, surat-surat yang aku tandatangani kemarin?""Tepat sekali! Lo dengan sadarnya telah menandatangani surat persetujuan menjadi budak gue, sekaligus sebagai istri sah gue selamanya! Ha-ha-ha-ha." Tawa lepas Felix kembali membahana."Ta-pi, Tuan. Anda menyuruh saya menandatangani itu dibawah tekanan.""Lah, siapa suruh Lo menandatanganinya tanpa membacanya sedikit pun?" Tanya, Felix.Air mata Cyra tak terbendung lagi. Dia benar-benar terperangkap dalam lingkaran setan yang dibuat oleh Felix."Tu .. tuan, tolong ampuni saya. Izinkan saya keluar dari sini dan melanjutkan hidup saya." Isaknya memohon, sambil bersimpuh di hadapan Felix."Tidak akan! Enak saja aku melepasmu. Hargamu sangat mahal! Lagian adikmu sudah menikmat hasilnya. Jadi stop menangis dan terima nasibmu!" Ejeknya, kepada Cyra."Mulai besok, Lo mulai menjalankan peran Lo yang baru! Bik Upik, urusi jalang ini!" Ketusnya, lalu keluar dari ruangan itu.Air mata Cyra terus saja mengalir di sudut ranjang luas itu. Bi
Peter pun menjelaskan kronologinya kepada Dokter Galang."Peter. Seharusnya, Anda melarang Tuan Felix untuk balap mobil. Kondisinya sedang tidak stabil. Emosinya mulai tak terkendalikan lagi." Tukas, Dokter Galang.Saat ini, dia sedang mengukur tekanan darah Felix yang sedang terbaring lemah di atas ranjang."Maaf, Pak Dokter. Saya sudah mencoba melarang Tuan Muda. Akan tetapi, dia tidak pernah menggubrisnya." Sesal, Peter."Lain kali, Anda harus lebih tegas kepada Tuhan Felix. Jika tidak kondisinya ini, bisa saja membahayakan nyawanya." Ucap sang dokter, lagi.Ada rasa menyesal di hati Peter saat mendengar penjelasan dokter Galang. Namun di lain sisi, dia juga tidak dapat berbuat banyak untuk menegur sang atasan yang sangat keras kepala itu."Tekanan darah Tuan Felix, agak naik saat ini. Saya akan menyuntikkan obat untuk menurunkan tensinya, melalui infus." Sergah, sang dokter lalu mempersiapkan semuanya."Dokter, apakah Tuan Felix butuh dirawat di rumah sakit?" Bik Upik menjadi ikut
"Okay, deal! Saya pegang janji Anda!" Setelah berkata begitu. Orang-orang itu segera meninggalkan ruangan itu.Tinggal ada Peter di dalam sana. Dia sedang berpikir, apakah ada pihak lain yang sengaja menabrak Mopi, Si anjing kesayangan Tuan Felix.Dia pun terlihat menelepon seseorang untuk menyelidikinya secara tersembunyi. Tanpa diketahui oleh siapa pun.Pintu ruangan itu, diketuk dari luar. Terdengar suara Bik Upik dari balik pintu.Ternyata sang bibi sengaja menemui Asisten Peter untuk menyampaikan rasa protesnya."Masuk," terdengar suara dari dalam ruangan itu."Ada apa, Bik. Malam-malam begini menemui saya? Apakah ada sesuatu yang penting?" Selidiknya."Tentu saja ini hal penting! Jika tidak, saya tidak mungkin menemui Anda!" Ketus Bik Upik, kepada Peter."Segera katakan, Anda mau apa, Bik? Hari sudah sangat malam. Anda pasti tahu jika besok pagi adalah hari yang sangat sibuk untuk semua orang di rumah ini." Tutur, Asisten Peter.Lalu dengan cepat, Bik Upik mengutarakan uneg-uneg
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar