Saat kami sedang menunggu makanan, dari arah pintu masuk, datanglah laki-laki dan perempuan, tepatnya sepasang kekasih, karena terlihat mereka berjalan berpelukan dan sangat mesra. Semakin mereka mendekat aku semakin yakin bahwa perempuan itu adalah Raisa, yang saat ini telah menjadi buronan kasus narkoba itu."Lin, bukannya itu Raisa ya?"Kataku sambil menyikut lengan Linda yang tengah asyik bermain handphone.Linda pun langsung menoleh dan melihat ke arah yang sama denganku."Eh, iya bener banget tuh Bu. Ku telepon polisi sekarang juga ya. Biar dia ngumpul di penjara sama keluarganya!" jawab Linda penuh emosi.Aku hanya mengangguk mendengar jawaban Linda itu, kemudian dia langsung menelepon polisi. Sementara itu kini Raisa dan kekasih atau langganannya itu sudah duduk tak jauh dari kami, tepatnya di depan mejaku, tapi dia duduk membelakangi k
Sebuah Penyesalan (pov Raisa)Ternyata mahal juga ya biaya untuk membebaskan Chandra dari kantor polisi itu, sebenarnya sayang juga sih uang sebanyak itu di buang hanya untuk membebaskan dia, kan mending di kasihkan kepadaku, bisa buat shoping dan membeli berbagai macam kebutuhanku. Karena sejak acar pernikahan itu, aku tak lagi memiliku uang, bahkan untuk makanpun aku tak punya. Untungnya ibuku masih memiliki sedikit simpanan, untuk kehidupan kami beberapa hari ini.Tiga hari lagi Chandra bari bisa kembali pulang, menunggu hingga mertuaku bisa mencarikan tambahan uang tiga puluh juta lagi itu.Sebuah ide cemerlang terlintas di benakku pagi ini, aku akan mencobaopen BO, ya cuma dengan cara ini rasanya aku bisa mendapatkan uang banyak secara cepat. Kupasang foto terbaruku yang super menggoda dengan menunjukkan p******aku yang memang berukuran wow itu.Tak sampai sepuluh
Malam ini, aku ingin istirahat lebih cepat, setelah melewati hari yang sangat melelahkan ini. Bismillah semoga saja ke deepannya tak ada lagi permasalah besar yang berarti.**************************Hari ini genap tujuh hari setelah penangkapan keluarga Mas Chandra itu. Hari ini jadwalnya adalah sidang kedua untuk para tersangka itu, menurut pengacaraku bisa saja hari ini hakim memberikan putusan langsung, karena sungguh banyak barang bukti yang memberatkan mereka. Semoga mereka mendapatkan balasan yang setimpal dengan semua perbuatannya.Sebuah panggilan masuk dari kantor polisi setelah waktu subuh itu, langsung saja kuangkat."Selamat pagi dengan saudara Dita?" kata suara berat di seberang sana."Selamat pagi juga. Iya itu saya sendiri Pak, ada apa ya?" tanyaku."Kami ingin memberitahukan bahwa tersan
"Saya Pak Kades, saya cuma mau memberitahukan, jika baru saja Pak Widodo menyusul istrinya dengan cara minum racun serangga.""Innalillahiwainnalilahirojiun. Kok bisa seperti itu Pak, ya Allah."Tak terasa saat itu juga air mata ini langsung turun deras, Pak Widodo yang baru sekitar dua jam yang lalu berbicara melalui telepon denganku, nyatanya kini telah meninggal dunia karena minum racun serangga. Memang dari tadi aku merasa akan hilangnya semangat hidup beliau karena di tinggal meninggal oleh anak dan istrinya sekaligus."Kejadiannya sangat cepat Mbak, saat semua pelayat datang Pak Widodo hanya mengurung diri di kamar, diketuk-ketuk tak ada jawaban. Akhirnya warga sepakat mendobrak pintu. Dan ternyata dia sudah tergeletak dengan mulut berbusa dan sudah tidak bernafas. Pak Widodo meninggalkan sepucuk kertas di meja dengan tulisan 'tolong telepon mantan menantu saya Dita, agar dia hari ini mau kesini, menyaksikan pemakaman ka
"Lin, malam ini kamu nginep di sini saja ya. Besok pagi kita bareng-bareng ke Jombang, aku juga mau mengurus adopsian bayi lucu itu," ucapku pada Linda sejenak setelah kami sampai di rumahku."Iya, Bu. Nggak apa-apa kok. Sekalian kan malam ini mau ikut ngaji kirim doa to."Memang mulai malam ini hingga hari ketujuh meninggalnya Mas Chandra, aku mengadakan kirim doa setelah waktu isya.Di acara kirim doa hari pertama ini, tetagga yang datang tidak seberapa, yang banyak adalah para pegawai di kantor.Pukul sembilan malam, aku masuk ke kamar, melepas lelah yang sungguh benar-benar terasa. Sesungguhnya sampai detik ini pun, aku belum percaya bahwa Mas Chandra telah menninggal. Mengapa dia pergi begitu cepat?Padahal aku sungguh in
Aku sungguh masih sangat ragu dengan kebenaran isi surat ini, bisa saja kan, orang yang menulis ini sekedar berbohong dan ingin menitipkan anak itu padaku saja. Namun aku juga tak boleh terlalu abai, jika benar apa yang telah tertulis, maka aku harus segera menebus kesalahan kepadanya, meski mungkin sebenarnya Mamaku tak pernah tahu jika Papa punya istri yang lainnya.Kembali kulipat kertas itu dan kumasukkan kedalam amplop. Atau besok langsung saja ku bawa bayi itu untuk menjalani test DNA, namun biarlah malam ini aku mengistirahatkan dulu badan dan pikiranku, agar esok aku bisa beraktivitas kembali.***********************************Tok tok tok"Bu Dita sudah bangun belum?"Terdengar ketukan dan suara Linda dibalik pintu, saat aku selesai melaksanakan shalat subuh."Sudah, Lin. Masuk saja, nggak kukunci kok!" Teriakku.Pintu dibuka
Pov Mirna( ibunya Raisa)"Ya ampun Sa, kenapa bisa sampai seperti ini sih?! Malu ibu ini! Malu sama tetangga!""Apaan sih, Bu!"Sungguh aku benar-benar tak menyangka, bila, akhirnya nasib membawaku ke sini, membawaku menjadii salah satu penghuni hotel prodeo ini. Yang lebih memalukan lagi, anakku juga kini berada di sini, bersamaku dan menantuku, si Chaandra, malah dua kali ini merasakan tidur di balik jeruji besi ini."Ibu ini malu, masak nih ya, dulu baru sebeentar punya mantu yang katanya kaya tuujuh turunan, eh malah pas hari pernikahan di tangkap polisi karena kasus perampokan! Dan kini kita baru beberapa hari bisa beli mobil dan punya banyak uang, eh malah satu keluarga masuk penjara! Mau di taruh di mana lagi mukaku ini Sa?! Ampun deh hidup kok gini-gini amat sih!""Ya sudahlah, Bu. Mau gimana lagi, semua kan sudah terjadi, malu tuh di dengar mereka dan juga pak polisi itu!" ucap Ra
Pov Pak Widodo ( Bapaknya Chandra)"Selamat pagi, Pak. Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwasaudara Wisnu Chandra pukul tiga dini hari tadi, meninggal dunia karena penyakit yang di deritanya pak."Seakan runtuh dunia ini, saat aku mendengar berita kematian anakku satu-satunya itu. Meski dia sangat jahat tapi sungguh aku tak ingin dia meninggal secepat ini, apalagi saat dia masih belum bertaubat kepada Allah.Berkali-kali ku nasehati, agar dia sadar, namun masih juga dia terus melakukan banyak kesalahan berikutnya. Dan ini jadi yang kedua kalinya dia masuk penjara.Selain perasaan sedih, kini aku juga merasa bingung. Apakah berita kematian Chandra ini harus kusampaikan kepada istriku-Sari-atau tidak?.Jika ku katakan, aku takut dia akan menjadi depresi, mengingat dia sangat sayang sekali kepada anaknya itu. Seperti kemarin, saat Chandra sudah ketahuan bersalah dan banyak
Jangan lupa baca juga cerita saya lainnya ya teman-teman, yang akan segera saya publish hingga tamat jugaPESANAN HENNA CALON PENGANTIN SUAMIKUBLURB: Rury kaget saat mendapat pesanan Henna dari perempuan yang ternyata selingkuhan suaminya itu.yuk. ikuti bagaimana dia menghancurkan pesta pernikahan suaminya itu.Jangan lupa baca cerita terbaruku PEMBALASAN ISTRI GENDUTEnding season 1 (Pov Author)Setelah sekitar satu jam bertemu dengan Bima, maka Raisa dan Dita pun kemudian meninggalkan rutan. Tampak sekali gurat kesedihan di wajah Bima saat berpisah dengan Ryan. Dalam hatinya sungguh menyesal karena tak bisa merawat dan menemani putranya itu hingga dewasa. Meski dia memberontak atau lari seperti apapun rasa
Mempertemukan Ryan Dengan Ayahnya (Pov Author)Selama tujuh hari meninggalnya Lisa, Dita dan Ryan tingggal di rumah Jombang bersama Raisa yang membantunya menjaga Ryan, sementara Bik Sanah di suruh Dita kembali ke rumah Kediri, untuk mengatur rumah seperti biasanya, karena memang dia adalah kepala pelayan di sana. Dita juga membeli sepetak tanah di sebuah perkampungan, lalu dibangunkan sebuah mushalla wakaf atas nama Almarhumah Lisa. Karena memang Dita sangat mengkhawatirkan Lisa, jadi dia berharap dengan ini, bisa mengurangi dosa kakaknya itu.Seperti janjinya kemarin kepada Lisa, hari ini dia akan membawa Ryan bertemu dengan Ayahnya, bersama dengan Raisa dia berangkat pukul tujuh pagi menuju ke rutan.Setelah melewati pemeriksaan, akhirnya mereka diperbolehkan untuk menemui si gembong na
Pertemuan Yang Amat Singkat. "Sesungguhnya Allah akan menerima tobat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut)." - HR Ibnu Majah dan Tirmidzi.Kami sudah menunggu di luar sekitar lima belas menit, namun dokter atau pun perawat belum ada yang keluar dari ruangan itu. Tak ada perbincangan diantara kami, semua hanya diam. Tapi mungkin perasaan yang di rasakan Bik Sanah dan Raisa tak seperti yang kini kurasakan.Aku hancur, rasanya sama seperti saat melihat Papa terbaring lemah dahulu. Dalam hati aku terus berdoa semoga ada keajaiban yang bisa membuat Mbak Lisa kembali sehat. Aku tahu tak ada yang tak mungkin bagi Allah.Ryan kini telah tertidur di gendonganku setelah tadi sempat rewel dan terus menangis. Mataku tak lagi bisa meneteskan air mata, saking sedihny
Apakah Semua Ini Takdir?"Semoga saja Dit. Tapi, ada satu hal lagi yang harus kau tahu tentang apa yang telah kuperbuat padamu dulu..." kata Lisa."Apa itu Mbak?" tanyaku penasaran."Sebenarnya, aku ada dibalik kejahatan Pak Johan, salah satu pekerjamu dulu.""Pak Johan? Kok Mbak Lisa bisa kenal dengan dia sih?""Saat itu aku memang sangat ingin menghancurkan perusahaanmu, jadi aku mencari pekerja yang bisa kupengaruhi. Kebanyakan pekerja senior di sana sangat pumya loyalitas yang tinggi, mereka semua setia kepadamu. Namun ternyata Pak Johan bisa kuajak kerja sama juga, karena dia juga ternyata mengincar jabatan yang lebih dan juga dia ternyata punya hati yang kotor, sehingga dapat dengan mudahnya masuk kedalam perangkapku..."
Lisa Jangan Pergi Dulu 2 Aku kemudian dudk di samping Mbak Lisa. Dan dia pun tersenyum melihatku. Wajahnya tampak bugar dan bahagia kulihat. Entah itu bahagia karena bertemu dengan Ryan atau karena bertemu denganku. Yang jelas aku sangat bahagia bisa melihat wajahnya, yang selama dua bulan terakhir ini selalu menjadi pertanyaan di pikiranku. "Sa, maafin ya semua yang telah kulakukan padamu dulu," ucap Mbak Lisa memulai obrolan ini. "Ah lupain Mbak, itu sudah menjadi takdir yang memang harus kita jalani. Yang penting untuk ke depannya, kita harus menjadi semakin baik, Mbak. Jujur aku sangat senang sekali, mengetahui keberadaan Mbak Lisa. Dari dulu, aku memang sangat ingin memiliki seorang kakak, dan Alhamddulillah kini Allah sudah mengabulkan doaku," ucapku sambil menggengam tangan Mbak Lisa. "Kamu ternyata memang sangat baik, sama seperti almarhum Mamamu," ucap Mbak Lisa singkat sambil tersenyum.
Lisa Jangan Pergi Dulu"Bik, ayo kita berangkat sekarang," ucapku pada Bik Sanah di dalam kamarnya.Setelah shalat subuh ini, aku mengajak Raisa dan juga Bik Sanah untuk menuju ke Surabaya. Sengaja ku bawa mereka berdua untuk membantu menjaga Ryan, karena kini aku menyetir sendiri. Karena tak mungkinkan aku menyuruh Leo yang tengah bulan madu untuk mengantarkan perjalananku kali ini?"Sudah, Non," jawab Bik Sanah sambil mengambi Ryan dari gendonganku."Aku juga sudah siap, Dit," ucap Raisa yang kini menenteng tas berisi segala macam keperluan Ryan.Akhirnya kami berangkat, perjalanan dari rumah ke Surabaya sekitar tiga sampai empat jam perjalanan. Semoga nanti saat aku sampai di sana, Lisa siuman. Dan aku kemarin pun sudah meminta pihak rumah sakit u
Lisa (Pov Author)Acara resepsi pernikahan Linda dan Leo di gelar sangat meriah di kediaman Dita. Pancaran kebahagiaan terpampar jelas di wajah kedua pengantin baru itu. Leo terlihat sangat mencintai istri cantiknya itu. Meskipun Linda memiliki masa lalu yang tak baik, namun Leo tetap setulus hati mencintai istrinya.Dita juga sangat bahagia, karena hari ini Raisa juga bisa hadir, namun pria yang menolongnya belum bisa, karena lukanya terlalu dalam. Dita berharap semoga secepatnya Raisa juga bisa menyusul Linda dan menemukan seorang pria yang benar-benar bisa mencintai Raisa apa adanya.Dita mulai saat ini tak memperbolehkan Raisa kerja jauh lagi, biarlah Raisa menjadi asisten pribadinya saja untuk memmbantu menjaga Ryan saat sedang bepergian. Mengingat saat ini Raisa juga tengah hamil muda, Dita tak ingin hal buruk terjadi pada sahabatnya itu lagi. Apapun akan di lakukan Dita agar Raisa bisa selalu sehat dan bahagia, hing
Dita Ngunduh Mantu (Pov Author)Raisa kini telah siuman, namun dia masih merasakan kepalanya yang pusing. Matanya di kerjap-kerjapkan. Dia bingung dengan keberadaanya saat ini. Terakhir kali dia ingat sedang berada di kebun tebu bersama dua orang pria jahat itu. Namun kini dia telah berada di sebuah ruangan, dan dia sangat tahu bahwa ini adalah sebuah ruangan di rumah sakit."Suster...suster!" teriak Raisa lirih."Eh, si cantik sudah bangun toh! Suster!"Suara Sardi yang memang ada di balik kelambu dan kini menengok Raisa itu, membuatnya sontak terkejut."Siapa Anda?" ucap Raisa."Jangan takut Nduk, aku sopirnya Den Rendy, orang yang sudah menyelamatkan dan membawamu kesini. Tuh dia, sama denganmu dia kini terbaring karena luka besar di punggung saat menyelamatkanmu tadi," ucap Sardi sambil menunjuk ke ranjang Rendy yang saat ini tengah tertidur setelah m
Takdir Yang Mempertemukannya (Pov Author)Rendy beruusaha membuka matanya, namun rasa nyeri di punggungnya makin terasa. Matanya kemudian menyusuri tempat di mana dia berada kini. Ah rumah sakit, pikirnya. Ada selang infus menancap di tangannya, juga ada selang oksigen di hidungnya, dan korden warna biru laut memutarinya, sebagai menyekat dengan ranjang lain. Dia masih ingat sekali kejadian apa saja yang terjadi sebelum dia pingsan. Lalu di mana gadis cantik itu? Bagaimana keadaannya saat ini?Rendy kemudian mencoba bangun, namun ternyata punggungnya terasa nyeri sekali. Saat meraba punggungnya yang terluka itu, ternyata luka itu kini telah di perban, berarti dia telah mendapatkan perawatan insentif. Tapi berapa lama kira-kira dia pingsan? Dan di mana Pak Sardi kini?"Pak Sardi! Suster!" teriak Rendy lirih, karena dia tak mau suaranya mengganggu pasien lain."Pak Pardi...Suster!" Sekali l