Beberapa saat sebelum El Bara menghubungi Evrard, dia mendapat pesan dari bu Dena yang mengatakan kalau ada seorang pria bule datang ke apartemen mencari Qailula dan mengatakan sebagai bosnya Qailula.Evrard langsung bisa menerka kalau pria bule yang dimaksud bu Dena adalah El Bara karena hanya dia yang masih memiliki akses ilegal ke apartemen Qailula.Dan Evrard langsung tahu kalau El Bara ada di rumah sakit ini sewaktu pria itu mengancam akan membakar rumah sakit bila tidak memberitahu keberadaan Qailula.Sekarang sahabatnya itu ada di depannya menuntut penjelasan.Cukup lama Evrard menimbang sampai akhirnya memutuskan untuk memberitahu semuanya kepada El Bara dengan tetap mempertahankan Qailula.Tidak peduli apakah El Bara akan menerima keputusannya atau tidak tapi setidaknya bila sahabatnya itu mengetahui kondisi yang ada bisa ikut melindungi Qailula.“Kamu benar tentang Sienna … selama ini aku terlalu percaya diri, bisa menyembunyikan hubunganku dengan Lula dan aku berpikir
Kening Qailula mengerut saat baru menyadari wajah Evrard yang terdapat lebam di rahang dan rongga mata kanannya.Evrard bergerak aneh dan kaku, selalu menghindari tatapan dengan Qailula.“Ev,” panggil Qailula. Sudah tidak ada lagi panggilan sayang untuk pria itu.“Kenapa?” Evrard menyahut tapi sambil membelakangi Qailula.Evrard sedang mengisi air ke gelas dari water dispenser.“Aku mau minum,” kata Qailula memancing agar Evrard mendekat.Terpaksa Evrard membawa air minum untuk Qailula, benaknya langsung mencari alasan untuk menjawab apa yang pasti akan Qailula tanyakan.“Wajah kamu kenapa?” tanya Qailula padahal langkah Evrard belum sampai di sisi ranjangnya.“Aku enggak bisa bicara baik-baik dengan Bara, jadi kami sempat berkelahi.” Sebuah dusta Evrard pilih untuk menjawab pertanyaan Qailula.Pasalnya Qailula pasti akan shock, cemas dan ketakutan apabila Evrard mengatakan yang sebenarnya bahwa dia baru saja berkelahi dengan mata-mata orang suruhan Sienna.“Ya Tuhan, Ev ….”
Saat Evrard sampai di rumah sakit sepulangnya dari kantor, dia langsung mengajak bicara bu Dena di luar ruangan rawat Qailula.Qailula mendengar suara tinggi bu Dena yang terdengar sedang menyanggah sesuatu yang mungkin dituduhkan Evrard padanya.Percakapan antara bu Dena dan Evrard tidak bisa Qailula dengar dengan jelas tapi beberapa saat kemudian bu Dena masuk ke ruangan itu sambil berlinang air mata.Dia meraih tas kemudian menghampiri Qailula.“Saya pamit Bu, maaf kalau saya ada salah kata atau sikap … yang pasti saya enggak pernah berniat sekalipun untuk menyakiti Ibu… mulai besok saya enggak bekerja lagi untuk Ibu.” Bu Dena bicara dengan derai air mata membanjiri pipi.Qailula yang tampak bingung akhirnya menutup mulutnya kembali saat hendak mengeluarkan suara karena bu Dena pergi begitu saja tanpa bersedia mendengar komentarnya.Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, datang-datang Evrard langsung memecat bu Dena.“Bu Dena kenapa, Ev?” Qailula langsung melayangka
“Aku jatuh cinta semenjak itu, aku berusaha menyangkal tapi enggak mampu … kamu terlalu indah untuk aku lewatkan, La.” Ini adalah ungkapan jujur Evrard.Pria itu mengecup dengan sering kepala Qailula sampai ke tengkuknya.Qailula melapisi tangan Evrard yang masih berada di perutnya.Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi kejujuran Evrard tersebut karena sepertinya Evrard juga tidak butuh alasannya kenapa bisa jatuh cinta.Wanita mana yang tidak jatuh cinta kepada seorang Evrard Zahn Alterio?Pria tampan sejuta pesona dan Multi Billioner ini tidak akan pernah kehabisan wanita namun yang membuat Qailula tidak habis pikir adalah kenapa bisa Evrard jatuh cinta kepadanya.Jadi meski Qailula telah mendapat penjelasan Evrard serta melihat apa yang dilakukan Evrard untuk melindungi dan mempertahankannya, rasa rendah diri Qailula tetap saja membuatnya denial dan tidak percaya kalau seorang Evrard Alterio jatuh cinta kepadanya.***Penanganan yang cepat dari para dokter terbaik di ru
Tidak seperti biasanya, racun yang Kevin masukan ke dalam teh Qailula tidak membuat perut Qailula kesakitan.Hal tersebut terjadi karena Qailula sudah mendapat obat penguat kandungan jadi seolah memiliki pelindung saat racun masuk ke dalam tubuhnya.Kevin tidak patah arang, di hari kedua dia memasukan lagi racun ke dalam minuman Qailula secara diam-diam saat Qailula ke ruangan Evrard karena hari ini minuman Qailula dibuat oleh Nuri.Namun lagi-lagi racun tersebut tidak bekerja, di hari ketiga Qailula masuk ke kantor seperti biasa meski hari ini dalam keadaan pucat.Dan akhirnya Kevin memasukan tiga kali dari dosis yang biasa dia masukan ke dalam minuman Qailula saat wanita itu tengah berada di dalam ruangan Evrard.“Maaf Mbak, tapi lo enggak boleh hamil anak pak Evrard … nanti lo juga yang celaka.” Kevin membatin sembari memasukan racun ke dalam tumbler Qailula.Sementara itu di dalam ruangan Evrard, Qailula tengah berada di atas pangkuan sang CEO.Kepalanya bersandar di pundak
“Pak, saya mau bertemu bu Qailula.” Roger menghampiri sekuriti setelah memarkirkan mobilnya.Kasus Qailula dan Evrard sudah sampai di level bahaya karena telah meman korban yaitu neneknya Qailula.Jadi om Arkana mengutus Roger untuk menjemput dan melindungi Qailula selama Evrard melakukan kunjungan bisnis ke kota sebelah.“Bu Lula barusan dibawa ke rumah sakit sama pak Kevin karena tadi bu Lula pendarahan Pak … itu darahnya masih dibersihin sama office boy.” Sang sekuriti menunjuk ke arah dalam lobby di mana tiga office boy sedang mengepel lantai yang menjadi berwarna merah oleh darah.Tanpa mengucapkan Terimakasih, Roger bergegas pergi kembali ke mobilnya.Dia langsung menghubungi om Arkana agar istrinya si pemilik rumah sakit yang paling dekat dari sini yang diduga menjadi tujuan Kevin membawa Qailula segera terinfo sehingga bisa menyiapkan segala sesuatunya dalam melakukan tindakan cepat guna menyelamatkan nyawa Qailula.Sementara itu, pak Joko berhasil mengemudikan kendaraan
Kevin mengemudikan mobilnya secara ugal-ucapan menuju rumah kakek Narendra.Dia tahu kalau di jam segini kakek Narendra pasti sudah sampai ke rumah.Sesepuh Gunadhya itu sudah tidak melakukan pekerjaan yang berat lagi hanya bertugas sebagai penasihat dan membantu melobi klien besar.Setelah berkendara cukup lama karena tertahan padatnya kendaraan di jam pulang kerja, akhirnya Kevin sampai di rumah kakek Narendra yang besar dan megah.Dia menekan klakson kencang agar sekuriti membuka pintu.Namun sekuriti tidak semudah itu membuka pintu apalagi mobil yang dikemudikan Kevin tidak dia kenali.“Pak Samsul! Saya Kevin, cucunya pak Haris.” Kevin berteriak dengan melongokan kepalanya keluar jendela mobil.Mendengar nama mendiang mantan kepala asisten rumah tangga yang dulu disebut, pak Samsul selaku sekuriti segera membuka pintu gerbang untuk mencari tahu siapa yang berada di balik kemudi.“Mas Kevin, ada keperluan apa ke sini?” Pak Samsul bertanya bingung pasalnya Kevin datang tanpa
“Kamu istirahat di sini ya, ada pakaian bersih punya cucu saya … kamu pakai aja dulu … nanti makan malam akan di antar asisten rumah tangga ke sini,” kata nenek Aura kepada Kevin, sungguh mulia sekali hati beliau.“Bu ….” Kevin menahan langkah nenek Aura yang telah membalikan badannya.Nenek Aura tidak jadi melangkah tapi juga tidak memutar tubuhnya kembali untuk bisa berhadapan menatap wajah Kevin.“Maafkan saya, Bu ….” Kevin berlutut menggunakan kedua kakinya hanya berjarak beberapa langkah dari belakang nenek Aura.“Pak Haris sudah puluhan tahun bekerja dengan kami, beliau sangat royal … jarang sekali cuti kecuali saat ada acara penting seperti saat kedua orang tua kamu menikah … pak Haris adalah orang kepercayaan keluarga Gunadhya … saya pikir kamu, cucunya juga akan seperti beliau ….” Nenek Aura menghentikan kalimatnya lantaran tidak sanggup menahan kesedihan yang tengah bergemuruh di dada.“Tapi saya salah … calon cicit saya harus kehilangan nyawa di tangan kamu, Kevin …,”
“Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari
Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b
Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala
Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.
Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana
Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus
Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto
Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang
Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b