Share

CEO Baru

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-05-29 20:01:45

Pilot memberi pengumuman kalau beberapa menit lagi pesawat akan mendarat di Bandara.

Evrard menegakan punggung lalu menarik sweater cashmere yang dia kenakan untuk merapihkannya dan terakhir menyisir rambut menggunakan jari.

Bagi seorang Alterio, penampilan adalah yang paling utama jadi harus selalu terlihat rapih dalam kesempatan apapun atau bertemu dengan siapapun.

“Silahkan Tuan ….” Seorang awak kabin cantik mempersilahkan Evrard untuk turun setelah pesawat berhenti sempurna.

Pintu pesawat dibuka oleh awak kabin pria sebelum Evrard sampai di sana.

Pria bermata abu itu lantas keluar menuruni anak tangga disambut hawa panas menerpa kulitnya.

Iklim di Jerman berbeda dengan di Indonesia, sepertinya dia tidak akan pernah menggunakan sweater-sweater atau pakaian lengan panjang yang biasa dia kenakan di Jerman.

Terparkir sebuah mobil dengan seorang wanita berdiri tegap di ambang pintu yang terbuka.

Pandangan Evrard langsung tertuju ke sana, dia tahu kalau itu adalah mobil yang menjemputnya tapi siapa wanita itu?

Perawakannya langsing, cukup tinggi untuk ukuran Asia, dan wajahnya ….

Evrard memaku tatap pada wajah wanita yang sedang dia tuju ini, wajahnya mirip dengan sang mommy.

Dagunya lancip dengan pipi tirus dan sorot mata tajam terkesan judes.

Evrard membuang tatapannya ke arah lain karena malah memindai wajah sang wanita sampai sedetail itu.

Tapi pandangannya terus ingin selalu tertuju pada wanita tersebut sampai akhirnya langkah Evrard berhenti di depan sang wanita dan terpaksa netra mereka harus bertemu.

“Selamat siang Tuan Evrard, saya Qailula Zivara … sekretaris Tuan.” Qailula mengulurkan tangan untuk bersalaman.

Evrard menatap tangan yang terulur ke depannya lalu beralih menatap wajah cantik mirip sang mommy.

Pria itu lantas menjabat tangan Qailula, terasa lembut dan hangat, tangan sekertarisnya itu mungil sehingga tenggelam dalam genggamannya.

“Jangan panggil saya Tuan, panggil saja bapak seperti yang lain,” titah Evrard sembari melangkah masuk ke dalam mobil.

“Baik, Pak.” Qailula menjawab cepat.

Dia lantas memutar setengah bagian mobil untuk duduk di kabin depan di samping supir.

“Selamat siang Pak Evrard, saya Joko yang akan menjadi supir operasional kantor dan supir pribadi Bapak.” Sang driver memperkenalkan diri.

“Siang,” balas Evrard dingin sembari menatap iPad yang tadi tergeletak di jok mobil.

Terdapat banyak informasi tentang perusahaan yang harus dia pelajari di iPad tersebut.

“Bapak sudah ditunggu pak Narendra beserta ibu di kediamannya untuk makan siang.” Qailula membacakan jadwal pertama Evrard hari ini.

“Oke … kita ke sana sekarang.”

Qailula menoleh sedikit ke belakang lantas menganggukan kepala merespon.

Meski fisiknya bule tapi Qailula mendengar logat Indonesia yang kental dalam nada bicara Evrard.

Sepertinya Evrard menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari setiap berkomunikasi dengan keluarganya.

Sekitar empat puluh lima menit karena jalanan cukup lengang di hari minggu ini, akhirnya mereka sampai di rumah kakek dari pihak mommynya Evrard.

Seorang kepala asisten rumah tangga menyambut di teras setelah diberitahu oleh Qailula melalui pesan singkat dalam perjalanan tadi.

“Selamat siang Tuan muda,” sapa pak Haris yang rambutnya telah memutih.

“Apa kabar, Pak?” Evrard menyalami pak Haris yang dia hormati karena beliau yang selalu mengurusnya beserta adik dan kakak juga para sepupu bila liburan ke Indonesia semasa kecil dulu.

“Baik Tuan, Terimakasih sudah bertanya.”

Evrard masuk lebih jauh ke dalam rumah sang kakek.

Sementara Qailula pergi ke belakang bergabung bersama pegawai Gunadhya lainnya.

“Eeee, cucu Nenek paling ganteng udah sampe.” Nenek Aura menyambut hangat ketika bertemu dengan sang cucu di ruang televisi.

“Apa kabar Nek?” Sembari melangkah, Evrard sudah merentangkan kedua tangan untuk memeluk sang nenek.

“Kabar Nenek sangat baik karena kamu akhirnya tinggal di Jakarta.” Nenek Aura menjawab usai mengurai pelukan.

Kakek keluar dari dalam kamar untuk menyambut Evrard.

“Kakek senang sekali karena kamu bersedia mengelola perusahaan mommy kamu di sini,” kata kakek Narendra usai memeluk sekilas sang cucu.

Evrard yang efisien sekali dalam bicara hanya memberikan senyum tipis.

Dia dituntun kakek dan nenek menuju meja makan untuk makan siang.

Makanan yang tersaji di meja makan adalah masakan khas Indonesia dan menyantap masakan tersebut harus menggunakan nasi.

Ingatkan Evrard untuk pergi ke pusat kebugaran setelah ini karena dia tidak bisa berhenti jika sudah menyantap makanan lezat tersebut.

Usai makan siang Evrard dan kakek bicara tentang peresmian perusahaan.

“Jadi setelah beroperasional selama sebulan baru akan melakukan peresmian, Kek … mommy dan daddy akan datang ke sini … untuk itu aku harus persiapkan semuanya mulai besok.” Evrard memberitahu rencananya.

“Oke … hubungi kakek kalau butuh bantuan, om Kama dan om Kana serta om Kai juga siap membantu kamu.”

“Baik Kek, aku memang membutuhkan banyak bantuan untuk memulai bisnis ini.”

Evrard dan kakek Narendra terlibat pembahasan serius mengenai peruahaan baru tersebut sampai tidak terasa hari mulai malam dan Evrard harus pulang untuk mempersiapkan beberapa hal sebelum dia bertemu dengan para Direktur di bawah ke pemimpinannya besok.

Kakek dan nenek mengantar Evrard hingga teras di mana Qailula sudah berdiri di sisi pintu mobil yang terbuka.

Setelah berpamitan, Evrard masuk ke dalam mobil kemudian mobil mewah itu melaju usai Qailula menempati kursi penumpang depan.

“Kita langsung ke Penthouse, Pak?” Qailula bertanya.

“Ya.” Evrard menjawab singkat.

Related chapters

  • Orang Ketiga   Hanya Mengagumi

    “Kita langsung ke Penthouse, Pak?” Qailula bertanya.“Ya.” Evrard menjawab cepat.Beberapa saat kemudian mereka tiba di gedung pencakar langit dengan kaca anti peluru sebagai dindingnya.Qailula turun lebih dulu untuk membuka pintu bagi Evrard.Pria itu lantas keluar lantas menderapkan langkahnya masuk ke dalam gedung.Qailula mengikuti dari belakang, dia memberikan kode kepada sekuriti dan resepsionis menggunakan gerakan bibir, kedipan mata juga tangannya kalau pria tampan yang berjalan di depannya itu adalah penghuni Penthouse yang baru seperti yang sudah Qailula sampaikan sebelumnya kepada mereka.Mereka pun mengangguk mengerti.Qailula dan Evrard berhenti di depan pintu lift.“Liftnya sebagai pintu utama ke Penthouse, Pak … kodenya dua tiga nol delapan,” kata Qailula memberitahu.“Dua tiga nol delapan?” Evrard mengernyit menoleh menatap Qailula.“Betul Pak, saya telah mendapat banyak informasi dari tuan Thompson-sekertaris Bapak di Jerman … salah satunya adalah bapak ser

    Last Updated : 2024-05-29
  • Orang Ketiga   Hari Pertama

    “Selamat pagi, Pak Evrard!” Suara lembut itu menyapa Evrard saat keluar dari kamar.Evrard yang tengah membuat simpul dasi di lehernya lantas mendongak.Dia pikir sudah kesiangan sehingga terburu-buru untuk menyiapkan data yang belum sempat dia pindahkan dari MacBook jadi keluar kamar sambil memakai dasi.Dan cukup terkejut karena mendapati sang sekretaris yang pulang jam dua pagi dari Penthousenya kini sudah berdiri tidak jauh dari hadapannya dengan pakaian rapih layaknya sekretaris pada umumnya berupa rok span dan blouse dengan tali yang menggantung di leher di bentuk pita, segar dan juga … cantik.Sesaat Evrard terpaku dengan pesona yang dipancarkan sekretarisnya itu sampai tidak sadar kalau Qailula mengikis jarak dan kini sudah berada tepat di depannya.“Pagi ….” Evrard menggumam.“Saya bantu, Pak?” Qailula menawarkan yang sebetulnya hanya basa-basi tapi Evrard menganggukan kepala jadi mau tidak mau Qailula melangkah sekali lagi lalu mengangkat tangan membuat simpul dasi.J

    Last Updated : 2024-05-30
  • Orang Ketiga   Nenek

    Tok …Tok … Ceklek …“Permisi, Pak.” Suara lembut Qailula tidak mampu membuat Evrard mengalihkan tatap dari layar MacBook.Setelah sosok Qailula sampai di depannya barulah pria itu mendongak.“Pak Evrard mau makan malam di sini atau di rumah?” Evrard menatap Qailula yang kepalanya menunduk padahal sedang bicara dengannya.Dia melirik arloji di pergelangan tangan sebelum menjawab.“Di rumah aja,” kata Evrard lantas menutup MacBook.“Baik, Pak.” Qailula undur diri dari ruangan tersebut untuk bersiap pulang.Evrard keluar dari ruangannya sesaat kemudian dan sebelum melewati mejanya—Qailula pergi lebih dulu bermaksud menekan tombol lift.Suasana di lantai itu telah sepi karena jam menunjukkan pukul tujuh malam.Hanya mereka berdua saja yang masih berada sana dengan lampu temaram.Karena berjalan sambil menundukan kepala, Qailula tidak melihat kalau ada tiang di depannya.Refleks Evrard mempercepat langkah, menyimpan telapak tangannya di depan kening Qailula sehingga tian

    Last Updated : 2024-05-30
  • Orang Ketiga   Perjalanan Bisnis

    Setiap harinya Qailula sibuk sekali mempersiapkan keperluan Evrard dari semenjak bangun tidur sampai mau tidur lagi karena pria itu tidak ingin dilayani oleh orang lain.Bahkan di kantor setiap hari lebih dari seratus kali pria itu memanggilnya untuk bertanya, meminta tolong, memberi instruksi sampai memberi suatu informasi yang dia minta untuk mengingatkannya nanti.Tapi Qailula memang tidak bekerja sendiri, ada office boy dan office girl di kantor yang siap membantu dan di rumah ada asisten rumah tangga yang menyelesaikan pekerjaan rumah.Namun ketika mereka ada kunjungan ke luar kota, otomatis Qailula melakukan semuanya sendiri.Sebuah kota di dataran tinggi dengan udaranya yang dingin di tengah pulau Jawa menjadi tujuan mereka kali ini.Evrard akan meninjau sebuah lokasi untuk proyek baru dari klien pertama yang berhasil dipinang untuk bekerjasama kerja sama dengan perusahaan.Sebelum kembali ke unit apartemennya, Qailula menyiapkan pakaian dan memasukan segala keperluan Evr

    Last Updated : 2024-05-31
  • Orang Ketiga   Gara-gara Petir

    Dani melirik ke arah Qailula bersama senyum ironi sebagai penyemangat, dia pikir kalau Qailula akan mengeluh namun Dani salah karena Qailula tahan banting, gadis itu malah tersenyum lebar.Evrard yang tidak sengaja melihat Dani sedang tersenyum kepada Qailula seketika berhenti bicara, dia tidak suka sekretaris pak Hendri menggoda Qailula.“Pak Hendri, bagaimana kalau kita lanjutkan diskusi kita nanti setelah makan malam,” kata Evrard memberi ide.“Boleh … boleh Pak, hujan juga semakin deras ini.” Pak Hendri setuju.Mereka kemudian balik badan untuk kembali ke sebuah Villa besar sekaligus kantor sementara milik pak Hendri.Melihat Qailula kesulitan memayungi tubuhnya yang tinggi menjulang, Evrard mengambil alih payung dari tangan Qailula.Qailula melongo bingung saat Evrard merebut payung dari tangannya.“Ayo!” Evrard berseru pelan dengan satu tangannya mendorong pelan punggung Qailula sehingga langkahnya kini sejajar dengan pria itu.Tangan Evrard seolah mengendalikan Qailula,

    Last Updated : 2024-05-31
  • Orang Ketiga   Desiran Hebat

    Hujan malam ini turun deras sekali, udara dingin menusuk hingga kulit meski Qailula menggunakan sweater tebal.Padahal di dalam kamar Evrard tadi dingin tidak terasa sepekat ini dan hujan tidak terdengar begitu deras.Angin kencang berhembus kencang menerbangkan rambut panjang Qailula, sekali dia menoleh ke belakang dan mendapati suasana gelap hutan belantara membuat bulu kuduknya berdiri.Qailula mendorong pintu kamar setelah memutar kunci yang tadi dia masukan ke lubangnya.Menutup pintu rapat, Qailula berjalan dalam gelap menuju sebuah meja untuk menyimpan MacBook beserta iPad.Dia berhasil mencapai meja dan meletakan benda canggih tersebut namun ketika hendak menarik langkah menuju ranjang, suara petir menyambar begitu kencang.“Aaaarrrggghhhh!!!” Qailula menjerit karena terkejut kemudian membekap mulutnya sendiri khawatir suaranya terdengar oleh Evrard.Dia tidak tahu saja kalau Evrard sudah ada di depan pintu kamarnya, tadi pria itu berlari hendak menyusul Qailula sewaktu

    Last Updated : 2024-06-01
  • Orang Ketiga   Sangat Dekat

    Beberapa jam lamanya mereka berguncang di dalam mobil sampai akhirnya tiba di tempat tujuan.Setelah semuanya turun, pemandu menuntun mereka ke tempat proyek ke dua.Dan di sinilah feeling Evrard dipertaruhkan, salah satu alasan kenapa dia mau repot-repot meninjau area yang akan dijadikan tempat proyek dalam kerjasama bisnis dengan klien adalah untuk menentukan apakah proyek tersebut patut dijalankan?Evrard tampak berpikir, cukup lama dia memindai tempat tersebut.Dia juga berdiskusi dengan para tenaga ahli yang sudah lebih dulu mengamati area tersebut selama beberapa minggu.Terlalu asyik berdiskusi membuat mereka tidak sadar kalau hujan mulai turun.Wajah pak Hendri dan Dani sudah pucat pasi karena bila hujan tidak berhenti saat sore nanti maka mereka benar-benar tidak bisa pulang dan harus menginap di sini.Sambil berharap hujan akan berhenti, mereka melanjutkan diskusi.Qailula jadi cemas karena hujan malah semakin deras.“Maaf Pak, kita enggak bisa kembali sekarang … ja

    Last Updated : 2024-06-01
  • Orang Ketiga   Lupakan

    Perusahaan yang tengah dipimpin Evrard ini memang tidak ada yang sejenis dengan perusahaan-perusahaan milik AG Group sehingga AG Group tidak bisa memenuhi kebutuhan karyawan yang ahli untuk bagian survei ke lapangan.“Baik, Pak ….” Qailula tersenyum lega membalas ucapan Evrard.Qailula mengubah posisi membelakangi Evrard agar pria itu bisa beristirahat tapi Evrard malah bergerak menghadap punggung Qailula.Dia pandangi punggung kecil itu lalu beralih ke tengkuk yang setengah terekspose karena rambutnya tergerai ke bantal.Evrard akui kalau timbul perasaan tertarik kepada Qailula semenjak pertama kali bertemu dengannya. Dia belum pernah seperti ini, proses sampai bisa jatuh cinta dengan Sienna saja membutuhkan waktu beberapa lama dengan pertemuan intens.Apalagi tertarik kepada perempuan yang baru dia temui dan berbeda jauh kasta dengannya, suatu hal yang sangat mustahil bagi Evrard.Qailula hanya karyawan biasa yang berasal dari keluarga sederhana bahkan setelah diam-diam Evra

    Last Updated : 2024-06-01

Latest chapter

  • Orang Ketiga   Tamat

    “Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari

  • Orang Ketiga   Second Honeymoon

    Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b

  • Orang Ketiga   Nasib Sienna

    Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala

  • Orang Ketiga   I Love You

    Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.

  • Orang Ketiga   Kebahagiaan Vita

    Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana

  • Orang Ketiga   Akhirnya Terungkap

    Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus

  • Orang Ketiga   Kebahagiaan Qailula

    Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto

  • Orang Ketiga   Hamil Lagi

    Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang

  • Orang Ketiga   Bisnis Resort

    Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status