"Apa keadaan mami sudah membaik?" tanya anak pak Andi.
"Keadaan mami sudah membaik apalagi jika dia melihat kondisi kamu sekarang. Papi yakin dia bisa langsung sembuh dan akan senang melihat kamu." Jawab pak Andi.
"Aku juga sudah sangat merindukan mami. Aku ingin segera bertemu dengan mami." Kata anak pak Andi.
"Kamu fokus saja dengan masa penyembuhan dan nanti papi akan membawa mami ke hadapan kamu." Kata pak Andi.
"Baik, aku akan fokus kepada penyembuhan aku ini. Siapa dokter ini?" tanya anak pak Andi.
"Ini dokter Mia." Jawab pak Andi.
"Perkenalkan saya Mia, dokter di ruang sakit ini." Kataku.
"Dia dokter yang telah menyelamatkan kamu. Dia itu baik sekali dan bersedia melakukan apa pun demi pasien dia. Dia dokter hebat menurut papi." Kata pak Andi.
"Begitu, terima kasih. Saya senang dapat mengenal kamu." Kata anak pak Andi.
"Saya juga senang mengenal kamu." Kataku.
"Terima kas
Robi bercerita tentang dia di sekolah kepada aku."Dokter Mia, aku mendapat nilai terbaik di kelas." Kata Robi."Benarkah?" tanyaku sambil merasa bangga."Benar, aku senang sekali bisa mendapatkan nilai terbaik. Padahal biasanya aku tidak pernah belajar saat kelas mengadakan ujian. Tapi sekarang aku dapat nilai yang sangat memuaskan. Ini semua juga karena dokter Mia." Jawab Robi."Saya? Kenapa saya bisa membuat kamu mendapat nilai terbaik?" tanyaku sambil merasa heran."Sebab dokter Mia selalu menghibur aku disaat aku menceritakan tentang keluarga aku. Dokter Mia juga memberikan aku semangat untuk belajar." Jawab Robi."Begitu, bagus itu. Kamu memang harus semangat belajar. Saya bangga sekali mendengar kamu mendapat nilai terbaik di kelas." Kataku."Terima kasih, dokter Mia!" Kata Robi."Tidak, aku tidak melakukan apa apa. Aku yakin kamu akan menjadi juara sebab kamu sudah berusah
"Jadi begitu ceritanya, seharusnya kamu menghubungi nenek atau yang lainnya. Kami membuat kami khawatir saja." Kata nenek."Maaf, aku sudah membuat kain semua khawatir. Tapi aku tidak apa apa." Kataku."Syukurlah kalau begitu, kamu bisa pulang dengan selamat. Mama sudah sangat senang." Kata mama."Anak papa ini memang hebat sekali." Kata papa."Kamu hebat, Mia." Kata Aluna."Tidak, aku biasa saja. Untung saja hal yang paling aku takutnya tidak terjadi. Aku bisa menyelamatkan anak dari ibu itu. Tadinya aku terus dilarang oleh sustwe sebab peraturan rumah sakit dan aku hampir terlambat." Kataku."Kamu sudah menjadi dokter hebat seperti kakek kamu. Dia juga melakukan apa saja untuk pasien. Bahkan dia hampir tidak pulang selama beberapa hari hanya untuk menangani pasien saja." Kata nenek."Jadi, kakek juga seorang dokter?" tanyaku sambil terkejut."Benar, nenek memang memiliki impian
"Apa?" tanya Arya sambil terkejut. "Tidak ada, sudah pergi saja kalian berdua nanti terlambat." Jawab nenek. "Baik, nenek." Kataku. Aku dan Arya langsung masuk ke dalam mobil dan saat di perjalanan aku berbicara tentang Robi. Aku ingin meminta izin kepada Arya. Aku tidak ingin membuat Arya kesal. "Arya!" Kataku. "Ada apa, Mia?" tanya Arya. "Aku ingin membicarakan tentang Robi." Jawabku. "Ada apa? Memangnya dia kenapa? Apa dia mulai mendekati kamu? Atau dia mengutarakan perasaan dia terhadap kamu?" tanya Arya sambil terkejut. "Tidak, aku kasihan kepada dia. Dia tinggal sendiri dan hari ini dia akan mengambil buku nilai pukul 10 pagi. Aku akan menjadi wali dan datang ke sekolah dia. Apa kamu tidak masalah aku pergi ke sana?" tanyaku. Arya hanya diam dan tersenyum. "Kenapa kamu tersenyum?" tanyaku. "Tidak, aku merasa senang saja kamu memint
Saat aku memeriksa pasien dan waktu mendekati pukul 9 pagi. Ada pasien yang kritis dan harus segera diberikan tindakan. Dia harus segera dioperasi. Aku langsung membawa dia ke ruangan operasi. Aku tahu ini akan membantu aku terlambat ke sekolah Robi. Tapi nyawa pasien lebih penting. Aku harus meminta maaf nanti kepada Robi. Sepertinya aku akan sangat terlambat."Jika dokter tidak bisa, kami akan memanggil dokter yang lain." Kata suster Wulan."Tidak, saya bisa. Tidak masalah jika terlambat. Sebab dokter lain sudah sibuk dengan pasien yang lainnya." Kataku."Dokter Mia ini memang terbaik. Kalau begitu saya akan mempersiapkan semuanya." Kata suster Wulan.Kami langsung melakukan tindakan operasi. Dan butuh waktu 1 jam lebih untuk menyelesaikan operasi ini."Saya permisi." Kataku.Aku langsung bergegas pergi ke ruang kerja dan bersiap untuk pergi. Aku berniat naik motor supaya bisa cepat sampai. Saat sampai a
"Maaf dokter Mia, saya belum menceritakan tentang ini kepada dokter Mia. Saya dan Dika akan satu universitas. Kami sudah dimasukkan ke dalam jurusan yang sama yaitu bisnis. Padahal aku memang ingin mendaftar ke sekolah tentara. Dika juga ingin masuk ke jurusan kedokteran. Dia sangat ingin menjadi dokter." Kata Robi."Begitu, saya tidak menyangka masa depan kalian harus ditentukan oleh keluarga kalian. Tapi kalian harus tetap semangat dan melakukan itu. Sebenarnya saya juga menjadi dokter bukan karena keinginan sendiri. Ini adalah keinginan nenek saya. Tapi saya berusaha yang terbaik dan mewujudkan keinginan nenek." Kataku."Ternyata dokter Mia juga sama dengan kami. Menjadi dokter bukan keinginan dokter Mia." Kata Dika."Tapi sekarang aku sudah menyukai pekerjaan ini. Aku merasa senang sebab aku dapat menyelamatkan orang lain." Kataku."Jadi, dokter Mia tidak berniat menjadi seorang dokter?" tanya Dika."Benar, saya me
"Benar." Jawabku."Dia menyuruh kamu menangani pasien itu." Kata suster Wulan."Itu emang harus dilakukan tapi yang membuat aku tidak nyaman adalah dia tidak mengetahui apa pun sehibgudia selalu bertanya tanpa melakukan semuanya dengan benar. Untung saja aku yang menangani pasien itu bukan dokter lain. Jika itu dokter lain, dia pasti sudah dimarahi. Aku tidak tega juga melihat wajah dia yang ketakutan dan tidak mengerti tentang operasi." Kataku."Tentu saja, dokter akan memarahi dia. Seharusnya dia belajar saja dan memanggil aku dan dokter Mia. Bukan dia dan dokter Mia yang menangani pasien itu. Dokter Mia juga seharusnya menghubungi aku. Supaya aku bisa membantu dokter Mia." Kata suster Wulan."Aku juga tidak mengetahui bahwa dia adalah mahasiswa yang baru saja magang di rumah sakit ini. Aku pikir dia memang seorang suster. Aku baru mengetahui itu disaat operasi selesai dilakukan." Kataku."Ada ada saja. Dokter Mia ma
"Kamu ini paling bisa mencari alasan." Kataku."Tentu saja, aku akan mencari cara untuk bisa bersama kamu." Kata Arya."Sudah, kita jalan saja." kataku sambil berjalan dengan Arya.Aku membawa Arya pergi ke ruangan pak Andi. Ternyata pak Andi sudah berada di depan pintu ruangan."Itu ada pak Andi!" Kataku."Benarkah?" tanya Arya."Itu! Kamu tidak melihatnya?" tanyaku sambil menunjuk ke arah pak Andi."Benar juga, itu dia." Jawab Arya."Jika kamu pergi sendiri juga akan melihat pak Andi. Kamu menang pandai mencari alasan." Kataku."Apa kamu tidak senang mengantar aku kemari?" tanya Arya."Tidak tapi aku harus pergi ke ruangan pasien sekarang juga." Jawabku."Baik, kamu pergi saja. Aku bisa ke ruangan dia." Kata Arya."Tentu saja, ini sudah berada di dekat pak Andi. Tidak mungkin tersesat, bukan?" tanyaku.Pak Andi langsung
Saat jam pulang, Arya langsung datang ke rumah sakit dengan cepat."Kamu sudah sampai lagi di depan ruang sakit." Kataku."Tentu saja, aku akan sangat cepat untuk bisa bertemu dengan kamu." Kata Arya."Mulai, kamu selalu saja berkata seperti itu kepada aku." Kataku."Aku serius, aku senang bertemu dengan kamu. Ayo kita pulang sekarang!" kata Arya sambil membuka pintu mobil.Dika mendadak kelurahan dari ruang sakit."Dika!" Kataku."Dokter Mia! Kak Arya!" Kata Dika."Sedang apa kamu berada di sini? Apa kamus sakit? Atau kamu bertengkar lagi sampai terluka? Aku sudah mengajak bahwa kamu harus menahan emosi." Kataku."Tidak dokter Mia, aku baru mengantar teman aku yang sakit." Kata Dika."Halo dokter Mia, ternyata ini yang namanya dokter Mia. Dokter memang baik antara juga cantik. Saya Tarisa, teman dari Dika dan Robi." Kata Tarisa."Hai Tarisa, senang dapa
"Aku ikut senang mendengar kabar perikanan kalian berdua. Aku pasti akan datang." Kata Elo."Harus, kamu dan Ratna harus datang bersama." Kata Arya."Apa aku harus mengejar dia lagi? Apa dia masih menginginkan aku?" tanya Elo."Siapa yang tahu? Kamu harus mencoba mendekati dia lagi. Aku yakin Ratna masih mencintai kamu." Jawab Arya."Apa kamu tidak masalah?" tanya Elo."Sudah berapa kali pertanyaan ini ditanyakan. Aku tidak masalah dengan hubungan kalian berdua. Setelah mengenal dan dekat dengan Mia. Perasaan dan pikirkan aku hanya tertuju kepada dia saja. Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini. Pernikahan ini rasanya seperti mimpi bagi aku. Apalagi kemarin hubungan kami telah ditentang sehingga saat kami mendapat restu. Ini menjadi sesuatu yang berharga dan tak terlupakan." Jawab Arya."Selamat atas pernikahan kalian berdua." Kata Elo."Tunggu! Itu terlalu cepat. Nanti ajaa saat di perni
Setelah dari rumah Arya, aku dan Arya pergi ke rumah dan menemui keluarga aku."Mia! Arya!" kata nenek."Nenek!" kata Arya."Untuk apa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta maaf atas kejadian itu. Saya tahu saya salah, tidak seharusnya saya melakukan itu. Saya hanya ingin data mengenal Mia lebih dalam. Saya sih jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Mia. Saya ingin mendekati dia tapi tidak tahu caranya. Pada saat itu, Mia terluka bingung dan juga sedih. Saya hanya berusaha membantu dia saja." Jawab Arya."Apa seperti itu cara kamu membantu seseorang?" tanya mama."Saya tahu itu salah tapi saya hanya tidak ingin melihat Mia sedih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan itu. Jadi, saya memutuskan untuk membantu Mia." Jawab Arya."Sekarang apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta restu untuk menikah dengan Mia
Aku bertemu dengan Arya dan kami berbicara berdua."Mia, kamu pulang bersama Robi?" tanya Arya sambil terlihat cemburu."Benar, aku pulang dengan Robi sebab Robi berada di rumah sakit. Dia terluka parah dan aku mengobati dia." Jawabku."Ada apa kamu ingin bertemu dengan aku malam ini?" tanya Arya."Aku merindukan kamu." Jawabku.Arya terlihat senang dan tersenyum saat aku mengatakan itu."Kamu merindukan aku?" tanya Arya."Benar, kamu tidak merindukan aku?" tanyaku."Tentu saja, aku juga merindukan kamu." Jawab Arya."Aku juga ingin meminta maaf kepada kamu." Kataku."Untuk apa?" tanya Arya."Aku janji akan bertahan dengan kau. Kita akan berjuang bersama mendapatkan restu mereka. Aku juga minta maaf mengenai Robi. Ternyata kamu benar, wanita yang disukai Robi adalah aku. Aku terlalu bodoh dan tidak dapat menyadari itu." Jawabku."Dia m
"Apa? Jadi, dia berani melakukan itu di depan keluarga kamu?" tanya suster Wulan sambil terkejut."Benar, maafkan aku yang tidak percaya dengan perkataan kamu." Jawabku."Tidak masalah, aku mengerti. Lalu, sekarang bagaimana nasib hubungan kalian berdua?" tanya suster Wulan."Aku juga tidak tahu bagaimana kisah kami berdua. Aku takut tidak bisa melupakan dia. Aku sudah terluka nyaman dan membutuhkan dia." Jawabku."Jangan berpisah! Kamu harus bertahan demi cinta kalian berdua. Aku yakin Arya juga sedang mempertahankan kamu. Dia sangat mencintai kamu." Kata suster Wulan."Aku juga berpikir untuk bertahan tapi rasanya terlalu sulit. Aku tidak tahu apa bisa kami bersama. Keluarga Arya pasti sangat membenci aku sebab aku telah membuat kebohongan ini. Mereka sudah berharap bahwa kami akan segera menikah. Tapi aku dan Arya menghancurkan harapan mereka. Aku juga membuat keluarga aku kecewa." Kataku."Tidak, semua
Elo merasa bingung dengan apa yng terjadi kepadaku Arya dan meminta tolong Arya menjelaskan semua yng terjadi."Lebih baik sekarang jelaskan semuanya dari awal. Supaya aku bisa amngerti dan memberikan solusi. Siapa tahu aku bisa membantu kalian berdua?" tanya Elo.Arya menceritakan kisah aku dan dia dari awal sampai akhir. Elo sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa itu terjadi kepada Arya dan aku."Apa? Jadi, seperti itu yang terjadi?" tanya Elo dengan sangat terkejut."Benar." Jawab Arya."Rumit juga kisah kalian berdua. Tapi aku sungguh tidak menyangka kalian itu hanya memiliki hubungan yang palsu. Aku pikir kalian sungguh saling mencintai pada saat itu. Sebab Mia juga terlihat sangat setia kepada kamu. Kami juga terutama mencintai dia dan bahagia saat bersama Mia. Aku bisa melihat itu dari mata kamu." Kata Elo."Maafkan aku, aku terlalu seperti anak kecil dan tidak dapat memaafkan kamu saat pertama k
Mereka pasti ingin mendapatkan penjelasan dari aku."Maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak ingin membohongi kalian semua. Tapi aku juga tidak bisa menghindari semua ini. Apa yang terjadi hari ini adalah kebenaran. Aku tidak akan bisa mengubah semua ini. Aku telah mengecewakan kalian semua." Kataku."Papa sungguh kecewa terhadap kamu, Mia!" Kata papa."Mama sangat kecewa, kamu melakukan ini kepada kami semua." Kata mama."Kenapa nenek diam saja? Nenek juga harus memarahi aku. Aku pantas mendapatkan itu. Lebih baik dimarahi dari pada nenek diam."Kataku."Tidak, nenek tidak kecewa terhadap kamu. Semua ini terjadi karena kesalahan nenek. Semua yang dikatakan Praja itu benar. Nenek tidak bisa menolak perjodohan keluarga skalian neng meninggalkan dia. Dan nenek melakukan kesalahan itu kepada kamu, Mia. Padahal kamu adalah cucu tersayang nenek tapi nenek membuat kamu dalam situasi yang sulit. Maafkan nenek, Mia!" Kata ne
"Tapi mereka berdua tidak ada hubungannya dengan masa lalu kita. Kamu pikir aku meninggalkan kamu itu adalah keputusan yang mudah?" tanya nenek sambil terlihta kesal."Tentu saja, bagi kamu mendapat pria yang kaya lebih baik dari pada pria yng selalu berada di sisi kamu." Jawab kakek Praja."Bukan karena dia kaya, aku memilih dia karena dia dijodohkan dengan aku oleh orang tua aku. Aku tidak bisa menolak perjodohan orang tua aku." Kata nenek."Setidaknya kamu harus berjuang bersama aku. Aku bertahan untuk bisa bersama kamu. Tapi kamu memilih mundur dan menghancurkan hubungan kita berdua. Apa Mia juga sama? Dia memilih cucu aku karena Arya sangat kaya dan sukses?" tanya kakek Praja."Hentikan! Kamu bisa menghina aku tapi tidak dengan cucu aku. Dia bukan wanita yang seperti itu. Kamu harus tahu Mia menolak perjodohan yang aku lakukan demi cucu kamu. Dia memilih Arya sebab Arya pria yang baik. Tadinya aku akan mengizinkan dia bersama
Siang ini, keluarga Arya akan datang ke rumah aku."Nenek tidak sabar bertemu dengan Praja." kata nenek sambil tersenyum."Memangnya siapa kakek Praja itu? Kenapa nenek sangat ingin bertemu dengan Kakek Arya?" tanyaku."Sudah kamu tidak pelet mengetahui itu, kapan mereka semua akan datang kemari?" tanya nenek."Sepertinya ada sesuatu dengan mama." Kata mama."Benar, papa juga merasakan yang sama dengan kamu." Kata papa."Apa mungkin ada hubungannya dengan masa lalu nenek? Apa mungkin kakek Praja itu adalah mantan kekasih nenek?" tanya Aluna."Apa? Benarkah itu?" tanyaku sambil terkejut seakan tidak percaya."Bisa saja itu, buktinya nenek sangat tidak sabar menunggu keluarga Arya. Pasti neng ingin sekali bertemu dengan kakek Praja. Aku yakin itu." Jawab Aluna."Apa benar?" tanyaku.Anehnya perasaan aku menyambut keluarga Arya malah merasa tidak nyaman. Pad
Saat sampai di depan gerbang, Arya menggendong aku lagi. Dia membawa aku sampai ke depan rumah."Sudah turunkan aku!" kataku."Kenapa? Kenapa aku tidak boleh membawa kamu sampai ke kamar kamu?" tanya Arya sambil tersenyum."Jangan! Aku bisa dimarahi oleh papa dan semuanya. Kamu membuat aku malu sebab semua orang melihat kita berdua. Kenapa harus malu?" tanya Arya."Tentu saja malu, aku tidak suka jika kamu terus bersikap seperti ini." Jawabku."Baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Jangan sampai kamu tidak suka! Kamu tidak bisa menjauh dari aku." Kata Arya."Aku masuk ke rumah." Kataku.Saat masuk ke dalam rumah, Arya mencium kening aku."Selamat malam, Kekasihku!" kata Arya."Selamat malam, Arya!" kataku.Arya pergi dari depan rumah aku. Aku sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Semua keluarga aku langsung bertanya kepada aku. Aluna sampai di rumah dengan t