Aku melanjutkan pekerjaan dan ada pasien yang mendadak kritis. Aku segera berlari menemui dan memeriksa keadaan dia.
"Apa yang terjadi ini?" tanyaku.
"Keadaan dia menjadi tidak stabil, dokter." Jawab suster Wulan.
"Kita harus segera menangani dia." kataku.
"Baik, dokter." Kata suster Wulan.
Kak Aluna sedang syuting dan saat dia selagi adegan. Kak Hengky mendekati kak Aluna.
"Aluna, apa kamu masih menjalin hubungan dengan pria itu?" tanya Hengky.
"Tentu saja, kami juga sudah mendapatkan restu dari keluarga. Dan aku akan menunjukkan kepada keluarga dia bahwa aku bisa menjadi istimewa yang baik untuk Andri nanti." Jawab Aluna.
"Seandainya kita tidak berpisah." Kata Hengky.
"Sudah hentikan! Itu sudah masa lalu, apa yang terjadi sekarang harus tetap dijalani. Kamu tidak bisa menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Aku sudah bahagia dengan Andri. Kamu juga harus bahagia denga
Saat kami berdua sangat makan, dokter Dirga datang dan ikut bergabung dengan kami berdua."Apa saya boleh bergabung dengan kalian berdua?" tanya dokter Dirga."Tentu saja dokter, silahkan duduk." Jawabku."Apa yang sedang kamu makan, Mia?" tanya dokter Dirga"Saya sedang memakan nasi goreng." Jawabku."Apa saya boleh mencoba?" tanya dokter Dirga."Tentu saja, silahkan." Jawabku."Dokter pesan saja, jika mau menanamkan ini." Kata suster Wulan."Jangan begitu! Biarkan saja jika dokter ingin mencoba makanan aku." Kataku."Terima kasih, ini enak sekali. Apa kamu sering memakan ini?" tanya dokter Dirga."Tentu saja, ini enak sekali." Jawabku."Jika begitu aku akan memesan itu juga." Kata dokter Dirga."Baik, dokter." Kataku.Kak Aluna dan kak Andri pergi dari restoran. Kak Andri pergi ke kantor dia. Kakak juga kembali ke lokasi syuti
Saat aku ingin tidur, kakak masuk ke kamar tidur aku."Ada apa kakak?" tanyaku."Tidak apa apa, kakak hanya ingin masuk ke kamar tidur kamu saja. Apa tidak boleh kakak masuk kemari?" tanya Aluna."Tentu saja boleh, kenapa tidak?" tanyaku."Bagaimana dengan Arya?" tanya Aluna."Apa?" tanyaku sambil terkejut."Bagaimana dengan Arya? Hubungan kalian sudah seperti apa sekarang?" tanya Aluna."Baik, kami baik baik saja." jawabku sambil gugup."Begitu." kata Aluna sambil menatap aku penuh curiga."Kenapa kakak menatap aku seperti itu?" tanyaku."Tidak ada, kakak hanya melihat kamu saja." Jawab Aluna.Aku merasa jika kakak sih mulia curiga dengan hubungan aku dan kak Arya. Aku harus bagaimana ini, tidak mungkin aku jujur. Kakak pasti akan marah jika mengetahui yang sebenarnya terjadi. Aku juga tidak ingin perjodohan mereka sampai batal. Mereka berdua suda
"Apa yang berbeda? Aku seperti dokter yang lain." Kataku."Benar juga, kapan kamu memiliki waktu yang kosong?" tanya Arya."Memangnya kenapa?" tanyaku."Papa aku ingin bertemu dengan kamu." Jawab Arya.Aku terkejut mendengar itu sebab aku pikir bahwa aku tidak akan bertemu dengan keluarga dia."Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak ingin bertemu dengan keluarga aku? Aku sudah bertemu keluarga kamu." kata Arya."Tidak, bukan aku tidak ingin entah dengan keluarga kak Arya tapi aku hanya terkejut. Kenapa keluarga kak Arya ingin bertemu dengan aku?" tanyaku."Aku juga tidak tahu." Jawab Arya."Begitu, besok aku libur." Kataku."Bagus itu, besok hari minggu." Kata Arya."Benar." Kataku.Aku tidak menyangka akan ada pertemuan selanjutnya dengan kak Arya. Dengan cara bertemu keluarga dia. Tapi aku merasa tidak enak terhadap kak Arya sebab ini bisa terjadi terha
Saat sampai di lokasi syuting, aku langsung menemui kak Aluna."Kakak, apa sudah selesai?" tanyaku."Belum, masih ada satu adegan lagi. Jika akamu sudah ingin pulang dan merasa sangat lelah, kamu pulang saja." Jawab Aluna."Tidak, aku hanya bertanya saja." Kataku."Kamu tunggu saja di sini." Kata Aluna."Baik, kakak." Kataku.Saat susah selesai syuting, kakak langsung mengajak aku pulang."Ayo kita pulang!" kata Aluna."Ayo!" kataku."Tio!" teriak Aluna."Baik." Kata Tio.Kami langsung pulang dan saat sampai di rumah. Semua orang sudah menunggu kami berdua. Pasti mereka akan membahas tentang kak Arya lagi. Ini sungguh mengganggu aku. Aku tidak ingin membahas ini setiap hari."Mia! Kamu sudah pulang?" tanya nenek."Sudah, nenek." Jawabku."Kalian pasti lelah, ayo kita makan malam!" kata mama."Baik, mama." Kat
Aku tertidur sebab hati sudah sangat malam. Pagi hari, aku terbangun dan semua orang sudah menyiapkan banyak makanan."Ada apa ini? Kenapa banyak sekali makanan?" tanyaku."Sebab Arya akan datang kemari." Jawab nenek."Kami tidak akan makan di sini. Arya hal Akan datang untuk menjemput aku nanti siang." Kataku."Tidak apa apa, mungkin saja Arya akan makan di sini." Kata nenek."Nenek kamu dari tadi sudah memasak, padahal mama juga sudah mengatakan hal yang sama. Dia tetap saja ingin masak yang banyak untuk kalian." Kata mama."Benar itu, apa tidak sebaiknya kamu menghubungi Arya untuk datang pagi ini dan kita sarapan bersama di sini?" tanya papa."Benar sekali, itu ide yang sangat bagus. Supaya dia bisa memakan masakan nenek ini. Cepat kamu hubungi dia!" Kata nenek."Benar Mia." Kata Aluna."Baik, aku hubungi sekarang." kataku sambil pergi menjauh."Kenap
"Begitu, ternyata kakek kamu belum berada di sini. Bagaimana jika nenek datang ke rumah akamu setelah kakak kamu kembali?" tanya nenek."Tentu saja boleh, kedatangan nenek kami tunggu nanti. Saya akan mengajari nenek jika dia sudah datang kemari." Jawab Arya."Benarkah?" tanya nenek."Benar sekali." Jawab Arya.Kami terus berbicara dan semakina aku mengenal kak Arya sperti apa. Tidak terasa sudah siang hari dan kami berdua langsung pamit kepada orang tua aku."Maafkan saya bukannya ingin segera pergi tapi papa saya sudah lama menunggu kami berdua. Kami harus segera tiba di sana. Jadi, saya pamit pegi." Kata Arya."Silahkan, Arya. Kamu harus bersikap dengan baik di depan orang tuanya." Kata nenek."Tentu saja, aku selalu bersikap baik." Kataku."Benar itu, Mia memang anak yang baik." Kata papa."Tentu saja, Mia itu wanita yang baik." Kata Arya."Nenek mengetahui itu h
"Memangnya aku terlalu kaku terhadap kak Arya?" tanyaku."Kembali lagi memanggil aku kakak. Aku sudah senang kamu mengatakan aku dan kamu saja." Jawab Arya."Benar, aku lupa." Kataku.Akhirnya kami sampai di rumah Arya."Kita sampai di rumah aku." Kata Arya."Jadi ini rumah kamu, besar sekali." Kataku."Tidak juga, biasa saja." Kata Arya."Ini sangat besar dan juga mewah." Kataku."Sudah, kita masuk sekarang." Kata Arya.Kami masuk ke dalam rumah Arya dan keluarga dia sudah bersiap menyambut kedatangan kami berdua. Ternyata papa Arya sangat ramah terhadap aku."Selamat datang di rumah kami." Kata papa Arya."Ternyata kamu cantik sekali dan juga masih sangat muda." kata mama Arya."Terima kasih!" kataku."Berapa usia kamu?" tanya papa Arya."Saya 28 tahun, om." Jawabku."Kenapa kamu memanggil saya om? Ka
"Semoga saja, apa kamu bisa memasak?" tanya mama Laras."Sebenarnya saya bisa tapi tidak terlalu jago memasak." Jawabku."Tidak masalah, bagaimana jika kita masak bersama di dapur?" tanya mama Laras."Boleh, mama." Jawabku.Aku dan juga mama Arya memasak berdua dan kami makan bersama."Enak sekali!" Kata papa Hendra."Benar, aku tidak mengetahui masakan kamu enak sekali. Aku tidak sabar dapat enak masakan kamu ini setiap hari. Pasti aku akan gendut." Kata Arya."Benar, papa juga akan gendut. Sebab makan masakan yang sangat enak." Kata papa Hendra."Bisa saja, ini juga atas bantuan mama Laras." Kataku."Tidak, kamu jangan berbohong. Mama Arya itu sama sekali tidak pandai memasak. Masak telur ayam saja gosong." kata papa Hendra sambil tersenyum."Benar itu, mama kurang enak jika memasak. Ini pasti kamu yang membuat." Kata Arya."Kalian ini memang suka mengejek m
"Aku ikut senang mendengar kabar perikanan kalian berdua. Aku pasti akan datang." Kata Elo."Harus, kamu dan Ratna harus datang bersama." Kata Arya."Apa aku harus mengejar dia lagi? Apa dia masih menginginkan aku?" tanya Elo."Siapa yang tahu? Kamu harus mencoba mendekati dia lagi. Aku yakin Ratna masih mencintai kamu." Jawab Arya."Apa kamu tidak masalah?" tanya Elo."Sudah berapa kali pertanyaan ini ditanyakan. Aku tidak masalah dengan hubungan kalian berdua. Setelah mengenal dan dekat dengan Mia. Perasaan dan pikirkan aku hanya tertuju kepada dia saja. Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini. Pernikahan ini rasanya seperti mimpi bagi aku. Apalagi kemarin hubungan kami telah ditentang sehingga saat kami mendapat restu. Ini menjadi sesuatu yang berharga dan tak terlupakan." Jawab Arya."Selamat atas pernikahan kalian berdua." Kata Elo."Tunggu! Itu terlalu cepat. Nanti ajaa saat di perni
Setelah dari rumah Arya, aku dan Arya pergi ke rumah dan menemui keluarga aku."Mia! Arya!" kata nenek."Nenek!" kata Arya."Untuk apa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta maaf atas kejadian itu. Saya tahu saya salah, tidak seharusnya saya melakukan itu. Saya hanya ingin data mengenal Mia lebih dalam. Saya sih jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Mia. Saya ingin mendekati dia tapi tidak tahu caranya. Pada saat itu, Mia terluka bingung dan juga sedih. Saya hanya berusaha membantu dia saja." Jawab Arya."Apa seperti itu cara kamu membantu seseorang?" tanya mama."Saya tahu itu salah tapi saya hanya tidak ingin melihat Mia sedih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan itu. Jadi, saya memutuskan untuk membantu Mia." Jawab Arya."Sekarang apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta restu untuk menikah dengan Mia
Aku bertemu dengan Arya dan kami berbicara berdua."Mia, kamu pulang bersama Robi?" tanya Arya sambil terlihat cemburu."Benar, aku pulang dengan Robi sebab Robi berada di rumah sakit. Dia terluka parah dan aku mengobati dia." Jawabku."Ada apa kamu ingin bertemu dengan aku malam ini?" tanya Arya."Aku merindukan kamu." Jawabku.Arya terlihat senang dan tersenyum saat aku mengatakan itu."Kamu merindukan aku?" tanya Arya."Benar, kamu tidak merindukan aku?" tanyaku."Tentu saja, aku juga merindukan kamu." Jawab Arya."Aku juga ingin meminta maaf kepada kamu." Kataku."Untuk apa?" tanya Arya."Aku janji akan bertahan dengan kau. Kita akan berjuang bersama mendapatkan restu mereka. Aku juga minta maaf mengenai Robi. Ternyata kamu benar, wanita yang disukai Robi adalah aku. Aku terlalu bodoh dan tidak dapat menyadari itu." Jawabku."Dia m
"Apa? Jadi, dia berani melakukan itu di depan keluarga kamu?" tanya suster Wulan sambil terkejut."Benar, maafkan aku yang tidak percaya dengan perkataan kamu." Jawabku."Tidak masalah, aku mengerti. Lalu, sekarang bagaimana nasib hubungan kalian berdua?" tanya suster Wulan."Aku juga tidak tahu bagaimana kisah kami berdua. Aku takut tidak bisa melupakan dia. Aku sudah terluka nyaman dan membutuhkan dia." Jawabku."Jangan berpisah! Kamu harus bertahan demi cinta kalian berdua. Aku yakin Arya juga sedang mempertahankan kamu. Dia sangat mencintai kamu." Kata suster Wulan."Aku juga berpikir untuk bertahan tapi rasanya terlalu sulit. Aku tidak tahu apa bisa kami bersama. Keluarga Arya pasti sangat membenci aku sebab aku telah membuat kebohongan ini. Mereka sudah berharap bahwa kami akan segera menikah. Tapi aku dan Arya menghancurkan harapan mereka. Aku juga membuat keluarga aku kecewa." Kataku."Tidak, semua
Elo merasa bingung dengan apa yng terjadi kepadaku Arya dan meminta tolong Arya menjelaskan semua yng terjadi."Lebih baik sekarang jelaskan semuanya dari awal. Supaya aku bisa amngerti dan memberikan solusi. Siapa tahu aku bisa membantu kalian berdua?" tanya Elo.Arya menceritakan kisah aku dan dia dari awal sampai akhir. Elo sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa itu terjadi kepada Arya dan aku."Apa? Jadi, seperti itu yang terjadi?" tanya Elo dengan sangat terkejut."Benar." Jawab Arya."Rumit juga kisah kalian berdua. Tapi aku sungguh tidak menyangka kalian itu hanya memiliki hubungan yang palsu. Aku pikir kalian sungguh saling mencintai pada saat itu. Sebab Mia juga terlihat sangat setia kepada kamu. Kami juga terutama mencintai dia dan bahagia saat bersama Mia. Aku bisa melihat itu dari mata kamu." Kata Elo."Maafkan aku, aku terlalu seperti anak kecil dan tidak dapat memaafkan kamu saat pertama k
Mereka pasti ingin mendapatkan penjelasan dari aku."Maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak ingin membohongi kalian semua. Tapi aku juga tidak bisa menghindari semua ini. Apa yang terjadi hari ini adalah kebenaran. Aku tidak akan bisa mengubah semua ini. Aku telah mengecewakan kalian semua." Kataku."Papa sungguh kecewa terhadap kamu, Mia!" Kata papa."Mama sangat kecewa, kamu melakukan ini kepada kami semua." Kata mama."Kenapa nenek diam saja? Nenek juga harus memarahi aku. Aku pantas mendapatkan itu. Lebih baik dimarahi dari pada nenek diam."Kataku."Tidak, nenek tidak kecewa terhadap kamu. Semua ini terjadi karena kesalahan nenek. Semua yang dikatakan Praja itu benar. Nenek tidak bisa menolak perjodohan keluarga skalian neng meninggalkan dia. Dan nenek melakukan kesalahan itu kepada kamu, Mia. Padahal kamu adalah cucu tersayang nenek tapi nenek membuat kamu dalam situasi yang sulit. Maafkan nenek, Mia!" Kata ne
"Tapi mereka berdua tidak ada hubungannya dengan masa lalu kita. Kamu pikir aku meninggalkan kamu itu adalah keputusan yang mudah?" tanya nenek sambil terlihta kesal."Tentu saja, bagi kamu mendapat pria yang kaya lebih baik dari pada pria yng selalu berada di sisi kamu." Jawab kakek Praja."Bukan karena dia kaya, aku memilih dia karena dia dijodohkan dengan aku oleh orang tua aku. Aku tidak bisa menolak perjodohan orang tua aku." Kata nenek."Setidaknya kamu harus berjuang bersama aku. Aku bertahan untuk bisa bersama kamu. Tapi kamu memilih mundur dan menghancurkan hubungan kita berdua. Apa Mia juga sama? Dia memilih cucu aku karena Arya sangat kaya dan sukses?" tanya kakek Praja."Hentikan! Kamu bisa menghina aku tapi tidak dengan cucu aku. Dia bukan wanita yang seperti itu. Kamu harus tahu Mia menolak perjodohan yang aku lakukan demi cucu kamu. Dia memilih Arya sebab Arya pria yang baik. Tadinya aku akan mengizinkan dia bersama
Siang ini, keluarga Arya akan datang ke rumah aku."Nenek tidak sabar bertemu dengan Praja." kata nenek sambil tersenyum."Memangnya siapa kakek Praja itu? Kenapa nenek sangat ingin bertemu dengan Kakek Arya?" tanyaku."Sudah kamu tidak pelet mengetahui itu, kapan mereka semua akan datang kemari?" tanya nenek."Sepertinya ada sesuatu dengan mama." Kata mama."Benar, papa juga merasakan yang sama dengan kamu." Kata papa."Apa mungkin ada hubungannya dengan masa lalu nenek? Apa mungkin kakek Praja itu adalah mantan kekasih nenek?" tanya Aluna."Apa? Benarkah itu?" tanyaku sambil terkejut seakan tidak percaya."Bisa saja itu, buktinya nenek sangat tidak sabar menunggu keluarga Arya. Pasti neng ingin sekali bertemu dengan kakek Praja. Aku yakin itu." Jawab Aluna."Apa benar?" tanyaku.Anehnya perasaan aku menyambut keluarga Arya malah merasa tidak nyaman. Pad
Saat sampai di depan gerbang, Arya menggendong aku lagi. Dia membawa aku sampai ke depan rumah."Sudah turunkan aku!" kataku."Kenapa? Kenapa aku tidak boleh membawa kamu sampai ke kamar kamu?" tanya Arya sambil tersenyum."Jangan! Aku bisa dimarahi oleh papa dan semuanya. Kamu membuat aku malu sebab semua orang melihat kita berdua. Kenapa harus malu?" tanya Arya."Tentu saja malu, aku tidak suka jika kamu terus bersikap seperti ini." Jawabku."Baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Jangan sampai kamu tidak suka! Kamu tidak bisa menjauh dari aku." Kata Arya."Aku masuk ke rumah." Kataku.Saat masuk ke dalam rumah, Arya mencium kening aku."Selamat malam, Kekasihku!" kata Arya."Selamat malam, Arya!" kataku.Arya pergi dari depan rumah aku. Aku sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Semua keluarga aku langsung bertanya kepada aku. Aluna sampai di rumah dengan t