"Memangnya aku terlalu kaku terhadap kak Arya?" tanyaku.
"Kembali lagi memanggil aku kakak. Aku sudah senang kamu mengatakan aku dan kamu saja." Jawab Arya.
"Benar, aku lupa." Kataku.
Akhirnya kami sampai di rumah Arya.
"Kita sampai di rumah aku." Kata Arya.
"Jadi ini rumah kamu, besar sekali." Kataku.
"Tidak juga, biasa saja." Kata Arya.
"Ini sangat besar dan juga mewah." Kataku.
"Sudah, kita masuk sekarang." Kata Arya.
Kami masuk ke dalam rumah Arya dan keluarga dia sudah bersiap menyambut kedatangan kami berdua. Ternyata papa Arya sangat ramah terhadap aku.
"Selamat datang di rumah kami." Kata papa Arya.
"Ternyata kamu cantik sekali dan juga masih sangat muda." kata mama Arya.
"Terima kasih!" kataku.
"Berapa usia kamu?" tanya papa Arya.
"Saya 28 tahun, om." Jawabku.
"Kenapa kamu memanggil saya om? Ka
"Semoga saja, apa kamu bisa memasak?" tanya mama Laras."Sebenarnya saya bisa tapi tidak terlalu jago memasak." Jawabku."Tidak masalah, bagaimana jika kita masak bersama di dapur?" tanya mama Laras."Boleh, mama." Jawabku.Aku dan juga mama Arya memasak berdua dan kami makan bersama."Enak sekali!" Kata papa Hendra."Benar, aku tidak mengetahui masakan kamu enak sekali. Aku tidak sabar dapat enak masakan kamu ini setiap hari. Pasti aku akan gendut." Kata Arya."Benar, papa juga akan gendut. Sebab makan masakan yang sangat enak." Kata papa Hendra."Bisa saja, ini juga atas bantuan mama Laras." Kataku."Tidak, kamu jangan berbohong. Mama Arya itu sama sekali tidak pandai memasak. Masak telur ayam saja gosong." kata papa Hendra sambil tersenyum."Benar itu, mama kurang enak jika memasak. Ini pasti kamu yang membuat." Kata Arya."Kalian ini memang suka mengejek m
"Sebelum bertemu kamu, aku pernah mencintai seorang wanita. Dia cinta pertama aku tapi dia melukai aku. Aku hampir ingin menikah tapi dia menduakan aku dengan orang lain." Jawab Arya."Aku tidak menyangka sesuatu seperti itu akan terjadi kepada kamu. Padahak kamu pria yang sangat baik dan juga tampan. Tapi wanita itu tega sekali melukai kamu." Kataku."Aku tampan?" tanya Arya sambil tersenyum.Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Aku mengatakan bahwa Arya tampan dan saat dia bertanya aku mengatakan bahwa di seorang pria sehingga dia memang tampan."Benar, kamu tampan sebab kamu seorang pria." Kataku."Aku pikir kamu memang memuji aku sebab aku tampan. Ternyata hanya sebatas seorang pria saja." kata Arya sambil cemberut.Aku gugup sekali dan merasa tidak tahu harus apa."Maafkan aku." Kataku."Tidak perlu, aku masalah." Kata Arya."Ternyata benar yang dikatakan oleh papa kam
"Jadi, mama Arya itu penggemar kakak?" tanya Aluna."Benar dia juga mengatakan jika dia ingin sekali bisa bertemu dengan kakak." Kataku."Benarkah? Nanti jika keluarga kita beretemu kekayaan Arya. Aku akan meluangkan waktu untuk bisa ikut." Kata Aluna."Siapa nama orang tua Arya?" tanya papa."Pak Hendra dan Bu Laras." Jawabku."Bagaimana sikap dia terhadap kamu?" tanya papa."Tadi aku sudah mengatakan kepada papa bahwa keluarga Arya itu baik sekali. Mama dia mengajak aku memasuki berdua dan masakan aku dipuji oleh mereka semua. Padahal mengenai masakan, kakak lebih pandai dari aku. Tapi mereka itu sangat anak dan juga ramah. Bahkan papa Arya meminta aku mengatakan apa yang aku inginkan. Tapi aku tidak menjawab sebab aku merasa tidak enak. Aku baru kenal dengan mereka tapi mereka sudah ingin memberi hadiah untuk aku." Jawabku."Jadi begitu, baik sekali mereka semua." Kata mama."Benar sekali, kebai
"Baik, Arya." Kataku."Aku senang kamu mulai memanggil nama aku saja. Kamu ingin mengetahui apa yang dapat membuat ku merasa jauh lebih senang?" tanya Arya."Apa itu?" tanyaku."Dipanggil sayang." kata Arya sambil tersenyum."Apa maksudnya? Hentikan! Kamu ini memang suka bercanda saja." Kataku."Kenapa aku bercanda? Jika aku serius, memangnya masalah?" tanya Arya."Tidak juga, sudah kamu fokus saja mengendarai mobil." Kataku."Baik, dokter cantik." kata Arya sambil tersenyum dan melihat aku."Kamu bisa saja, Arya." Kataku.Kami sampaikan di depan rumah asisten dan dokter Dirga sudah berada di sana. Dia sepertinya menunggu aku dengan sangat tajam melihat ke arah Arya."Dokter Mia!" Kata dokter Dirga."Dokter Dirga, apa yang sedang dilakukan?" tanyaku."Saya menunggu kamu, ada yang ingin saya bicarakan kepada kamu." Jawab dokter Dirga.&n
Saat aku tiba di ruangan, sudah ada Robi dan Dika."Kalian! Ada apa datang kemari?" tanyaku"Aku ingin bertemu dokter Mia, apa dokter Mia sibuk?" tanya Robi."Sebenarnya sekarang aku akan melakukan operasi, jadi kalian tunggu saja di sini." Jawabku."Baik, dokter Mia. Aku akan menunggu di sini." Kata Robi."Kami bukan kamu saja." Kata Dika."Terserah aku saja, siapa juga yang mengajak kamu datang ke rumah sakit ini." Kata Robi."Apa sudah ada orang yang pernah mengatakan kepada kamu bahwa kamu itu menyebalkan sekali?" tanya Dika."Sepertinya tidak, hanya kamu yang mengatakan itu kepada aku. Semua orang tidak pernah mengatakan itu." Kata Robi."Bagus, itu artinya aku adalah orang pertama yang mengatakan itu terhadap kamu." Kata Dika."Iri saja kamu, Dika." Kata Robi."Aku pergi, kalian tunggu saja di sini." kataku."Baik, dokter M
"Benarkah?" tanyaku."Padahal dia tidak mengetahui apa pun tentang aku. Tapi sikap dia sekarang mengetahui segalanya. Aku tidak suka melihat dia." Jawab Robi."Benarkah?" tanyaku."Dswri tadi dokter Mia hanya mengajak benarkah. Apa tidak ada perkataan yang lain?" tanya Dika."Lalu, apa yang harus aku katakan?" tanyaku."Setidaknya dokter Mia mengatakan hal yang lain." Jawab Dika."Baik, aku akan menanyakan apa yang kalian inginkan sampai datang kemari sampai bersedia menunggu saya dengan waktu yang lama?" tanyaku."Aku ingin mengatakan sesuatu terhadap dokter Mia." Jawab Robi."Apa itu?" tanyaku."Aku ingin hanya mengenal dokter Mia lebih dalam." Jawab Robi."Begitu." Kataku."Aku juga sama, dokter Mia." Kata Dika.Mereka berdua ingin mengenal aku lebih dalam. Akhirnya aku menjawab semua pertanyaan mereka berdua."Dokter, apa be
Mereka itu hanya anak SMA dan tidak mungkin mendekati aku. Mereka berdua sudah seperti adik aku sendiri. Pasti Arya salah mengartikan sikap mereka berdua."Kenapa tidak mungkin? Mereka sudah pasti menyukai kamu." Jawab Arya."Tidak mungkin, mereka berdua pasti menganggap aku ini sebagai kakak mereka sendiri. Sebab mereka berdua itu hanya merasa kesepian bukan membutuhkan cinta. Mungkin benar pada masa mereka berdua, cinta itu menyenangkan. Tapi aku tahu betul yang mereka butuhkan." Kataku."Tapi kamu tidak mengetahui apa yang mereka inginkan, bukan? Seseorang terkadang lebih melakukan keinginan bukan kebutuhan. Sebab merk ingin merasakan keinginan dalam hidup mereka meski hanya sekali." Kata Arya.Saat aku mendengar perkataan Arya, itu terasa sangat benar sebab itu semua memang terjadi dalam kebanyakan orang."Apa itu benar?" tanyaku sambil merasa ragu."Jika kamu tidak mempercayai aku, kamu dapat bertanya
"Ini memang salah kamu yang selalu pulang malam, seharusnya kamu bisa pulang lebih awal lagi. Lihat adik kamu! Dia sudah pulang dari tadi padahal pekerjaan dia lebih sulit dari kamu." kata nenek sambil marah"Pekerjaan aku dan Mia jelas berbeda. Mia itu bekerja di ruang sakit dan jam kerja dia sudah diatur. Sedangkan aku ini seorang Aktris bermain dari pagi hingga malam sebab adegan yang aku mainkan tidak tentu. Aku bisa bermain di siang hari atau malam hari. Jadi, pekerjaan kami tidak bisa disamakan." kata Aluna sambil marah."Kamu sudah pandai berbicara ternyata, bagus kamu sudah menyadari pekerjaan kamu itu. Dari dahulu nenek tidak pernah menyetujui itu. Nenek hanya ingin kamu fokus terhadap pelajaran dan juga memulai karir yang nenek tentukan." kata nenek sambil marah."Nenek selalu seperti ini, nenek tidak pernah mengerti apa yang aku inginkan. Aku juga ingin menggapai mimpi bukan menuruti keinginan nenek. Aku juga berhak atas kehidupan ak
"Aku ikut senang mendengar kabar perikanan kalian berdua. Aku pasti akan datang." Kata Elo."Harus, kamu dan Ratna harus datang bersama." Kata Arya."Apa aku harus mengejar dia lagi? Apa dia masih menginginkan aku?" tanya Elo."Siapa yang tahu? Kamu harus mencoba mendekati dia lagi. Aku yakin Ratna masih mencintai kamu." Jawab Arya."Apa kamu tidak masalah?" tanya Elo."Sudah berapa kali pertanyaan ini ditanyakan. Aku tidak masalah dengan hubungan kalian berdua. Setelah mengenal dan dekat dengan Mia. Perasaan dan pikirkan aku hanya tertuju kepada dia saja. Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini. Pernikahan ini rasanya seperti mimpi bagi aku. Apalagi kemarin hubungan kami telah ditentang sehingga saat kami mendapat restu. Ini menjadi sesuatu yang berharga dan tak terlupakan." Jawab Arya."Selamat atas pernikahan kalian berdua." Kata Elo."Tunggu! Itu terlalu cepat. Nanti ajaa saat di perni
Setelah dari rumah Arya, aku dan Arya pergi ke rumah dan menemui keluarga aku."Mia! Arya!" kata nenek."Nenek!" kata Arya."Untuk apa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta maaf atas kejadian itu. Saya tahu saya salah, tidak seharusnya saya melakukan itu. Saya hanya ingin data mengenal Mia lebih dalam. Saya sih jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Mia. Saya ingin mendekati dia tapi tidak tahu caranya. Pada saat itu, Mia terluka bingung dan juga sedih. Saya hanya berusaha membantu dia saja." Jawab Arya."Apa seperti itu cara kamu membantu seseorang?" tanya mama."Saya tahu itu salah tapi saya hanya tidak ingin melihat Mia sedih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan itu. Jadi, saya memutuskan untuk membantu Mia." Jawab Arya."Sekarang apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta restu untuk menikah dengan Mia
Aku bertemu dengan Arya dan kami berbicara berdua."Mia, kamu pulang bersama Robi?" tanya Arya sambil terlihat cemburu."Benar, aku pulang dengan Robi sebab Robi berada di rumah sakit. Dia terluka parah dan aku mengobati dia." Jawabku."Ada apa kamu ingin bertemu dengan aku malam ini?" tanya Arya."Aku merindukan kamu." Jawabku.Arya terlihat senang dan tersenyum saat aku mengatakan itu."Kamu merindukan aku?" tanya Arya."Benar, kamu tidak merindukan aku?" tanyaku."Tentu saja, aku juga merindukan kamu." Jawab Arya."Aku juga ingin meminta maaf kepada kamu." Kataku."Untuk apa?" tanya Arya."Aku janji akan bertahan dengan kau. Kita akan berjuang bersama mendapatkan restu mereka. Aku juga minta maaf mengenai Robi. Ternyata kamu benar, wanita yang disukai Robi adalah aku. Aku terlalu bodoh dan tidak dapat menyadari itu." Jawabku."Dia m
"Apa? Jadi, dia berani melakukan itu di depan keluarga kamu?" tanya suster Wulan sambil terkejut."Benar, maafkan aku yang tidak percaya dengan perkataan kamu." Jawabku."Tidak masalah, aku mengerti. Lalu, sekarang bagaimana nasib hubungan kalian berdua?" tanya suster Wulan."Aku juga tidak tahu bagaimana kisah kami berdua. Aku takut tidak bisa melupakan dia. Aku sudah terluka nyaman dan membutuhkan dia." Jawabku."Jangan berpisah! Kamu harus bertahan demi cinta kalian berdua. Aku yakin Arya juga sedang mempertahankan kamu. Dia sangat mencintai kamu." Kata suster Wulan."Aku juga berpikir untuk bertahan tapi rasanya terlalu sulit. Aku tidak tahu apa bisa kami bersama. Keluarga Arya pasti sangat membenci aku sebab aku telah membuat kebohongan ini. Mereka sudah berharap bahwa kami akan segera menikah. Tapi aku dan Arya menghancurkan harapan mereka. Aku juga membuat keluarga aku kecewa." Kataku."Tidak, semua
Elo merasa bingung dengan apa yng terjadi kepadaku Arya dan meminta tolong Arya menjelaskan semua yng terjadi."Lebih baik sekarang jelaskan semuanya dari awal. Supaya aku bisa amngerti dan memberikan solusi. Siapa tahu aku bisa membantu kalian berdua?" tanya Elo.Arya menceritakan kisah aku dan dia dari awal sampai akhir. Elo sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa itu terjadi kepada Arya dan aku."Apa? Jadi, seperti itu yang terjadi?" tanya Elo dengan sangat terkejut."Benar." Jawab Arya."Rumit juga kisah kalian berdua. Tapi aku sungguh tidak menyangka kalian itu hanya memiliki hubungan yang palsu. Aku pikir kalian sungguh saling mencintai pada saat itu. Sebab Mia juga terlihat sangat setia kepada kamu. Kami juga terutama mencintai dia dan bahagia saat bersama Mia. Aku bisa melihat itu dari mata kamu." Kata Elo."Maafkan aku, aku terlalu seperti anak kecil dan tidak dapat memaafkan kamu saat pertama k
Mereka pasti ingin mendapatkan penjelasan dari aku."Maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak ingin membohongi kalian semua. Tapi aku juga tidak bisa menghindari semua ini. Apa yang terjadi hari ini adalah kebenaran. Aku tidak akan bisa mengubah semua ini. Aku telah mengecewakan kalian semua." Kataku."Papa sungguh kecewa terhadap kamu, Mia!" Kata papa."Mama sangat kecewa, kamu melakukan ini kepada kami semua." Kata mama."Kenapa nenek diam saja? Nenek juga harus memarahi aku. Aku pantas mendapatkan itu. Lebih baik dimarahi dari pada nenek diam."Kataku."Tidak, nenek tidak kecewa terhadap kamu. Semua ini terjadi karena kesalahan nenek. Semua yang dikatakan Praja itu benar. Nenek tidak bisa menolak perjodohan keluarga skalian neng meninggalkan dia. Dan nenek melakukan kesalahan itu kepada kamu, Mia. Padahal kamu adalah cucu tersayang nenek tapi nenek membuat kamu dalam situasi yang sulit. Maafkan nenek, Mia!" Kata ne
"Tapi mereka berdua tidak ada hubungannya dengan masa lalu kita. Kamu pikir aku meninggalkan kamu itu adalah keputusan yang mudah?" tanya nenek sambil terlihta kesal."Tentu saja, bagi kamu mendapat pria yang kaya lebih baik dari pada pria yng selalu berada di sisi kamu." Jawab kakek Praja."Bukan karena dia kaya, aku memilih dia karena dia dijodohkan dengan aku oleh orang tua aku. Aku tidak bisa menolak perjodohan orang tua aku." Kata nenek."Setidaknya kamu harus berjuang bersama aku. Aku bertahan untuk bisa bersama kamu. Tapi kamu memilih mundur dan menghancurkan hubungan kita berdua. Apa Mia juga sama? Dia memilih cucu aku karena Arya sangat kaya dan sukses?" tanya kakek Praja."Hentikan! Kamu bisa menghina aku tapi tidak dengan cucu aku. Dia bukan wanita yang seperti itu. Kamu harus tahu Mia menolak perjodohan yang aku lakukan demi cucu kamu. Dia memilih Arya sebab Arya pria yang baik. Tadinya aku akan mengizinkan dia bersama
Siang ini, keluarga Arya akan datang ke rumah aku."Nenek tidak sabar bertemu dengan Praja." kata nenek sambil tersenyum."Memangnya siapa kakek Praja itu? Kenapa nenek sangat ingin bertemu dengan Kakek Arya?" tanyaku."Sudah kamu tidak pelet mengetahui itu, kapan mereka semua akan datang kemari?" tanya nenek."Sepertinya ada sesuatu dengan mama." Kata mama."Benar, papa juga merasakan yang sama dengan kamu." Kata papa."Apa mungkin ada hubungannya dengan masa lalu nenek? Apa mungkin kakek Praja itu adalah mantan kekasih nenek?" tanya Aluna."Apa? Benarkah itu?" tanyaku sambil terkejut seakan tidak percaya."Bisa saja itu, buktinya nenek sangat tidak sabar menunggu keluarga Arya. Pasti neng ingin sekali bertemu dengan kakek Praja. Aku yakin itu." Jawab Aluna."Apa benar?" tanyaku.Anehnya perasaan aku menyambut keluarga Arya malah merasa tidak nyaman. Pad
Saat sampai di depan gerbang, Arya menggendong aku lagi. Dia membawa aku sampai ke depan rumah."Sudah turunkan aku!" kataku."Kenapa? Kenapa aku tidak boleh membawa kamu sampai ke kamar kamu?" tanya Arya sambil tersenyum."Jangan! Aku bisa dimarahi oleh papa dan semuanya. Kamu membuat aku malu sebab semua orang melihat kita berdua. Kenapa harus malu?" tanya Arya."Tentu saja malu, aku tidak suka jika kamu terus bersikap seperti ini." Jawabku."Baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Jangan sampai kamu tidak suka! Kamu tidak bisa menjauh dari aku." Kata Arya."Aku masuk ke rumah." Kataku.Saat masuk ke dalam rumah, Arya mencium kening aku."Selamat malam, Kekasihku!" kata Arya."Selamat malam, Arya!" kataku.Arya pergi dari depan rumah aku. Aku sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Semua keluarga aku langsung bertanya kepada aku. Aluna sampai di rumah dengan t