Beranda / Romansa / Only Look At Me / SUNDAY MORNING CLARISSA - KEENAN

Share

Only Look At Me
Only Look At Me
Penulis: Kymo

SUNDAY MORNING CLARISSA - KEENAN

Penulis: Kymo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

BAB 1 - SUNDAY MORNING CLARISSA - KEENAN

“That may be all I need, In darkness she is all I see, Come and rest your bones with me, Driving slow on Sunday morning,Well I never want to leave..” sepenggal bait lagu Sunday morning milik Maroon 5 terdengar dari bibir mungil milik Rissa.

Ia tengah bersenandung dan bersiap dengan atribut juga perlengkapan untuk bersepeda. Sudah menjadi kebiasaan Rissa di hari minggu untuk melakukan aktivitas pagi di luar rumah kecuali sedang sakit. Ia biasa dengan bersepeda dan jogging dengan kedua sahabat kesayangannya, siapa lagi jika bukan Nara dan Azri. Begitupun hari minggu kali ini, ketiga sahabat itu berencana untuk bersepeda dan berjanji untuk bertemu di taman perumahan dekat rumah Nara pukul 6. Setelah dirasa siap, Rissa melangkahkan kaki jenjangnya keluar kamar dan menghampiri sang Mama yang tengah berkutat dengan alat tempur memasaknya.

"Morning mam, Rissa pergi dulu sama duo rusuh ya biasa mau gowes mam. Enggak usah hubungi Rissa ya mam, Rissa enggak bawa hp cuman bawa mp3 kak Gavin. Bye mam.."pamit Rissa pada sang mama yang tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga tercinta. 

Sang mama hanya menggelengkan kepalanya melihat putri bungsunya yang selalu  membuatnya tidak banyak bertanya karena putrinya telah menjelaskan semuanya di awal.  Bahkan ia belum menjawab, putrinya sudah menghilang dari pandangannya sambil terus  bersenandung. Setelah kepergian sang putri, ia kembali fokus dengan membuat sarapan untuk putra dan suaminya.

Setelah menempuh waktu 5 menit ke taman tempat janjian, Rissa telah sampai dan disambut dengan pemandangan duo rusuh yang sedang adu mulut meributkan suatu hal. "Ehm.. Ehm... Lagi pada ngeributin apa kalian berdua pagi - pagi begini ? Kebiasaan.." tegur Rissa. Duo rusuh yang mendengar suara cempreng khas sahabat kesayangannya langsung menolehkan kepalanya serempak.

 "Biasa nih, si codet enggak mau ngalah sama aku riss. Aku kan pengen bawa sepeda baru dia nih. Dasar pelit anaknya si wak abud nih." adu Nara dengan memanyunkan bibirnya 5 senti. Mendengar Nara menyebutnya dengan pelit juga anak wak abud, Azri pun turun dan menghampiri Nara yang tengah duduk di bangku panjang taman dan segera mencubit kedua pipi Nara yang seketika meninggalkan bekas kemerahan akibat ulah Azri.

“Rasain, pipi bakpau merah kan itu pipi. Jangan bilang aku pelit lagi atau kau akan merasakan capitan tanganku di hidung tomatmu itu, huh..” Azri yang puas telah mencubit pipi Nara pun beranjak menghampiri sepeda barunya model Xtrada 6 2X10, dan menaikinya lalu menghampiri kedua sahabat tersayangnya.

“Codetttt.. sakit ini pipi mulus aku yang berharga. Huhhh... Rissa, pipi aku perih gara – gara si codet,” adu Nara pada Rissa yang tengah tertawa terbahak – bahak melihat tingkah absurd kedua sahabatnya.

“Nih, pake sepeda aku. Jangan ngatain aku pelit lagi atau kau akan tau akibatnya.”ancam Azri pada Nara yang seketika berbinar mendengar sahabatnya meminjamkan sepeda barunya. Setelah berdiskusi tentang rute mana saja yang akan menjadi sasaran ketiga sahabat itu, mereka memulai bersepeda dengan Rissa memimpin jalan, disusul dengan Nara di tengah dan Azri di belakang.

***

Di sebuah ruangan dengan berbagai peralatan fitnes, tampak seorang pria dengan jersey tank top warna putih keluaran produksi adidas yang tengah melakukan pull-up dengan peluh yang membanjiri tubuh dan pelipisnya, siapa lagi jika bukan Keenan Neo Salvino. Sudah dua jam ia berkutat pada ruang gym yang tersedia di lantai dua rumah pria dewasa tersebut.

Tok tok tok ... ... terdengar ketukan halus dari luar ruangan beberapa kali, pria itu menghentikan aktivitasnya sejenak untuk membuka pintu karena ia tau siapa yang mengetuk pintu tersebut. Seorang wanita paruh baya berusia sekitar 55 tahun, Arshinta Kirania ibu dari pria tersebut tengah berdiri di depan pintu sambil membawa handuk kecil dan mineral untuk sang putra.

“Son, jangan terlalu memforsir tubuhmu, kau sudah lelah bekerja menggantikan daddy di perusahaan. Mom hanya ingin kau segera menikahi si cerewet itu agar mom dan tante Nad segera menjadi besan. Haha..” ucap Mom sambil berjalan beriringan bersama sang putra yang masih diam dan menatap datar jalan di depannya.

Tiba diruang keluarga, yang terletak di lantai satu tampak seorang pria paruh baya berusia sekitar 57 tahun tengah duduk dengan memangku sebelah kakinya di sofa sambil membaca koran harian langganan Bisnis Indonesia Group yang menyajikan informasi mengenai pasar modal, perbankan, asuransi, dana pensiun, pembiayaan infrastruktur, hingga properti. Ketika akan mengambil cangkir teh yang disiapkan oleh sang istri, ia menolehkan kepalanya ke anak tangga yang ia belakangi karena terdengar langkah kaki berjalan menuruni anak tangga. Ia meletakkan koran yang masih ia genggam di meja, dan menyambut kedua pasang ibu dan anak dengan senyuman khasnya.

 “Morning son, apa kau tidak lelah selalu berpeluh diruangan itu ?” tanya Adam pada sang putra yang sedang meneguk mineral yang diberi sang ibu.

“I never get tired of doing that Dad, aku sangat menyukai olahraga karena akan berefek pada tubuh sexy ku ini..” jawab Ken dengan mengerlingkan mata pada sang Daddy yang hanya memutar bola matanya malas, sedangkan sang istri terlihat tertawa melihat ketidaksukaan suaminya pada jawaban putra semata wayangnya.

Setelah cukup lama berbincang di ruang keluarga, Mom Nia meninggalkan kedua pria yang masih enggan beranjak dari duduknya ke dapur untuk melihat sejauh mana pelayan sang putra menyiapkan sarapan untuk ketiga majikannya.

“Bibi, apa sarapan kami sudah siap ? apa menu yang aku pilih sudah siap ?” tanya mom Nia pada salah satu bibi pelayanan yang sedang meyiapkan piring – piring untuk sang majikan.

“Semua sudah siap, sesuai keinginan nyonya,” jawab bibi dengan sopan. Mom Nia tersenyum dan terlihat ikut membantu menata menu sarapan di meja makan.

“Terima kasih bi, setelah ini kalian juga sarapan lah.” Jawab mom Nia. Sedangkan dua pria beda generasi itu terlihat tengah membicarakan proyek baru perusahaan dengan serius, terkadang terdengar tawa yang memecah keseriusan diantara keduanya.

“Dad, aku kekamar dulu. Kita sambung lagi nanti setelah sarapan..” ujar Ken saat merasa tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya sehabis berpeluh.

“Oke son, mandi dan segera susul dad dan mom sarapan,” jawab dad Adam dan beranjak menyusul istrinya yang telah lebih dulu ke ruang makan.

Setelah 20 menit menunggu sang putra membersihkan diri, dad Adam dan mom Nia melihat kedatangan sang putra yang terlihat lebih segar dengan atasan Paddy pro 2 polo shirt produk Boss Men wana putih dipadukan dengan celana ¾ chino pepe jeans mc queen shorts warna beige dan tak lupa kolsen sneakers beige kesayangannya yang ia kenakan pada kaki panjangnya yang membuat penampilan Ken semakin terlihat memukau dan maskulin.

“Hai mom, dad, apa aku terlalu tampan sehingga kalian tidak berkedip. Hahaha ... aku memang terlahir tampan dan selalu memukau  dimanapun. Ingatlah berkedip dan bernafas mom, jangan membuat daddy ku cemburu pada putranya yang menawan ini.” kata Ken dengan percaya diri yang tinggi membuat sang daddy mencebikkan bibirnya dan berdecih sinis melihat putranya yang duduk di seberang sang istri.

“Kau itu memang tampan dan menawan son, tapi hanya daddy mu yang amat sangat mempesona dimata mommy. Benar itu darl ?” tanya mom Nia pada dad Adam yang terlihat jengah dengan tingkah Ken yang semakin menjadi.

“Of course darl, dia bahkan akan kalah jika bersaing dengan aku sewaktu muda.” Jawab dad Adam sambil mengerlingkan mata dengan genit pada mom Nia yang merona mengingat wajah tampan dan rupawan suaminya kala muda. Mendengar kedua orang tuanya sedang menggodanya, Ken langsung memutar bola matanya jengah dan memakan sarapan yang tersedia tanpa menimpali obrolan kedua pasutri di depannya.

“Son, mau kemana kau sudah rapi begini ?” tanya mom Nia melihat putranya tengah meminum orange juice setelah menyelesaikan sarapannya.

“Biasa mom, aku akan kerumah si cerewet karena tante Nad membuat kue,” jawab Ken dan akan bersiap meninggalkan meja makan, tapi dad Adam menghentikan sang putra dan membuatnya duduk kembali.

“Bagaimana hubungan kau dengan gadis ceria itu ? Dad dan mom sudah tidak sabar untuk segera berbesan dengan om Ardian dan tante Nadhine son. Jangan pernah lagi bermain – main dengan wanita apalagi kau membuat putri sahabatku menangis,” ucap dad Adam dengan tatapan tajamya pada sang putra yang terkenal gemar menebar pesona pada gadis – gadis.

“Hmm.. baiklah dad. Akan aku pikirkan lagi,” jawab Ken datar dan berlalu dari hadapan pasutri yang menghela nafasnya panjang melihat putranya tidak kunjung meresmikan hubungannya dengan putri sahabatnya.

“Semoga Ken tidak membuat kesayangan mom menangisinya ya dad,” ucap mom Nia dan dijawab dengan anggukan sang suami.

***

Di tengah perjalanan,

“Hey codettt, bisakah kita istirahat sebentar ? aku sungguh lelah dan tidak kuat untuk melanjutkan lagi..” ujar Nara yang kini berada di belakang Azri. Azri yang mendengar gadis berpipi chubby itu mengeluh lelah langsung memanggil Rissa yang ada didepan untuk berhenti sejenak. Mereka bertiga turun dari sepeda masing – masing ketika menemukan tempat untuk beristirahat.

 “Hahaha.. lihatlah kalian berdua jika duduk dengan akur begini sangatlah serasi..” kata – kata Rissa seketika membuat kedua sahabatnya langsung terbelalak dan menjawab dengan kompak.

 “ NOOOOOO !!!!!!!! Najissss..” Azri dan Nara kompak membuang muka dan membuat tawa Rissa pecah dan membuatnya mendapat capitan tangan dari si jangkung pada hidung mancungnya dan gelitikan pada pinggang dari tangan mungil si pipi chubby. Ketiganya tertawa lepas dan saling mengejek sehingga lelah yang mereka rasakan perlahan hilang dan melanjutkan kembali perjalanan pulang karena jarak kerumah masing – masing sudah dekat. Setelah menempuh waktu sekitar 15 menit, ketiga trio rusuh pun sampai pada taman perumahan dekat rumah Nara.

“Bagaimana kalau kalian berdua mampir dulu kerumah ? Aku rasa mama sudah memasakkan kita,” usulan Nara membuat mata kedua sahabatnya berbinar dan menganggukkan kepalanya dengan semangat seolah mendapat undian runtuh. Bukan tanpa sebab mereka tampak senang, karena mereka sangat menyukai masakan mama Nara yang sungguh enak. Bagaimana tidak enak, mama Nara merupakan salah satu owner resto terkenal di kota mereka.

Ketiga sahabat dengan kerusuhan yang selalu menyelimuti mereka pun tiba di depan rumah megah bercat broken white. Ketiganya disambut oleh penjaga yang langsung membukakan pagar rumah tersebut sambil tersenyum karena sapaan ketiga sahabat itu dengan ciri khasnya yang membuat penjaga itu selalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“Mamaaaaaa.... Nara sudah pulang ini bawa duo rusuh minta makan ke mama..” teriak Nara yang mendapat toyoran di kening dari si jangkung dan cubitan di pinggang dari si cempreng. Mama yang mendengar suara si bungsu langsung menghampiri ruang tamu dan mendapati ketiga rusuh sedang duduk manis di sofa.

“Halooo sayang – sayang aunty, capek ya ? yuk, langsung ke ruang makan aja ya. Tante udah masak kesukaan kalian, cumi asam manis untuk Rissa, udang balado untuk Azri dan gurami bakar untuk anak mama yang chubby ini,” kata mama Nara yang membuat ketiga makhluk minim akhlak ini bergegas ke ruang makan dengan perut yang berteriak minta segera diisi. Benar saja, ketiga makhluk itu tampk berebut mengambil nasi dan membuat mama Nara hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Gantian sayang, nasinya masih banyak ga usah pake rebutan gitu,” mama Nara melerai aksi berebut ketiga makhluk itu dan hanya mendapat cengiran dari ketiganya.

***

Dalam perjalanan kerumah kekasih cerewetnya, Ken tampak lebih menawan dengan rounded frame sunglasses warna hitam keluaran mango men’ yang ia kenakan. Ia menepikan mobilnya di halaman toko buah untuk mampir membeli beberapa buah kesukaan mama sang kekasih, dan bergegas memasuki toko buah dengan gaya nya yang maskulin dan mengundang banyak perhatian  mata untuk terus melihat ke arahnya. Banyak mata yang tidak berkedip ketika sosok pria maskulin itu berjalan melewati mereka dengan angkuhnya.

Brukk.. .. terlihat seorang gadis menabrak pria itu dan menjatuhkan beberapa buah yang ia pegang, “Ah ... maaf saya tidak sengaja menabrak anda pak,” ucap gadis belia itu yang  tampak ketakutan untuk menatap Ken yang berada di depannya.

“Hmm.. it’s okay. Hati – hatilah, jangan sampai  kau menabrak orang lagi. Apalagi menabrak ku,” jawab Ken datar dan berlalu begitu saja menuju bagian buah kesukaan Nadhine. Si gadis tampak diam membisu mendengar suara datar namun terkesan sexy pada pendengarannya dan dengan cepat ia mengangkat wajahnya.

“Wahh,, pagi – pagi begini ada seorang dewa menyapaku. Mimpi apa aku semalam ??” gumamnya sambil tertawa riang dan segera memunguti buah yang ia jatuhkan.

Usai melakukan pembayaran pada kasir, Ken segera membawa buah yang telah dibelinya dan segera menuju halaman tempat parkir lalu membuka pintu mobilnya dan mengemudikan mobilnya keluar dan bergegas menuju rumah sang kekasih. Ditengah perjalanan, ponselnya berdering dan ternyata tante Nadhine yang menghubunginya.

“Hallo tan, ada apa ?” tanya Ken tanpa basa basi.

 “Ken, apa kau sudah dalam perjalanan kerumah ?” tanya Nadhine.

“Ya..” jawab Ken.

“Tante kira belum, jika belum ajak sekalian mommy dan daddy mu Ken, karena om Ardi ingin bertemu daddy mu,” Nadhine berkata sambil menengok pada sang suami yang tengah meminum kopi hangatnya.

“Oh baiklah tan, kalau begitu biar Ken hubungi mommy agar kerumah tante,” usul Ken karena ia enggan jika harus putar balik kerumahnya untuk menjemput pasutri yang tengah terlihat bersantai di taman belakang rumah sang putra.

“Baiklah, tante dan om tunggu..” jawab Nadhine. Sambungan telpon pun terputus, Ken segera mencari kontak sang mommy dan menghubunginya agar kerumah sahabatnya.

Setelah 25 menit waktu untuk menempuh kerumah sang kekasih, Ken pun membunyikan klakson mobilnya di depan rumah besar dengan pagar desain rustic yang berbentuk melengkung  dan memberi kesan elegan, mencolok dan klasik itu agar dibuka oleh penjaga rumah. Sang penjaga yang saat itu sudah diberitahu oleh majikannya karena calon menantunya akan datang pun segera memegang handle besi pada gerbang itu untuk segera membukanya dengan lebar agar mobil Ken bisa masuk.

Terlihat penjaga membungkukkan badan dengan hormat kepada Ken saat mobilnya memasuki halaman dan ia pun membalas dengan lambaian tangan tanpa mengatakan sepatah kata dan segera memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah tersebut. Sebelum  memasuki rumah tante Nadhine dan om Ardian, Ken tampak merapikan rambutnya dan meletakkan rounded frame sunglasses yang ia kenakan pada dashboard mobilnya, lalu bergegas keluar dan tidak lupa membawa bingkisan buah yang tadi ia beli. Tampak wanita dan pria paruh baya seumuran dengan orang tuanya tengah menyambut kedatangannya dengan seulas senyuman yang meneduhkan siapa saja memandangnya.

 “Hei boy, how are you ?” tanya om Ardian melihat Ken menghampirinya dengan senyum tipisnya.

“Hei om, I’m okay. Om dan tante sehat ?” balas Ken sambil bersalaman dengan kedua paruh baya yang masih menerbitkan senyuman teduhnya.

“Kita sehat boy, ayo masuk. Tante sudah membuatkan cookies kesukaanmu dan mommy mu,” ucap tante Nadhine sambil menggandeng kedua lengan kekar milik Ken dan suaminya untuk masuk ke ruang keluarga yang sudah ia siapkan kue – kue kesukaan calon menantu dan calon besannya yang ia tata di meja.

***

Di ruang keluarga kediaman Nara,

Sudah 20 menit yang lalu ketiga sahabat dengan akhlak minim itu menghabiskan masakan mama Nara yang selalu menggugah selera, kini mereka bertiga tampak sedang berada di ruang keluarga dengan posisi Nara tidur tengkurap di sofa menghadap ke Rissa yang tengah tidur di bawahnya alias di karpet bulu dengan memejamkan kedua matanya merasakan punggungnya yang sedikit lebih relax, sedangkan Azri duduk dengan anteng di sofa single sebelah kanan Nara, tengah memainkan game online pada ponselnya dan sesekali terdengar mengumpati lawan mainnya.

“Codetttt, tidak bisakah mulutmu itu tidak berkata jahat pada ponsel yang kau pegang ??” gerutu Rissa masih dengan mata terpejam. Nara yang mendengar si cempreng mulai protes dengan umpatan si jangkung, terlihat menarik bibirnya ke atas bersiap untuk mengompori Rissa agar lebih memarahi Azri.

“Benar sekali riss, si codet itu tidak ada sopan – sopannya dengan ponselnya apalagi dengan kita. Mulutnya itu perlu kita laundry dengan banyak detergen agar tidak selalu mengumpat dan berkata jahat,” cibir Nara. Azri yang mendengar cibiran Nara dan protes dari Rissa langsung membungkam mulutnya rapat.

“I’m sorry guys..” ucapnya. Ruangan seketika hening, sebelum mama Nara menghampiri ketiga makhluk minim akhlak itu dan mengatakan jika ada telepon dari mama Rissa.

“Rissa sayang, ada telepon dari mama mu nak,” ucap mama Nara. Rissa yang mendengar ada telepon dari sang mama pun segera membuka matanya lebar dan berlari menuju ruang tamu dan bergegas mengangkat telepon tersebut,

“Hallo mam, ada apa ?” tanya Rissa sambil menguap.

“Honey,  cepat pulang. Ada tamu penting, mama kan sudah bilang langsung pulang jangan keluyuran. Ayo jangan merepotkan mamanya Nara. Mama tunggu,” ucap mama Rissa diseberang telepon. Belum sempat membalas ucapan sang mama, sambungan telepon terputus dan membuat Rissa menggerutu.

 “Mama nih, kebiasaan kalo telepon selalu saja langsung diputus,” batin Rissa. Rissa segera menghampiri dua sahabatnya yang minim akhlak untuk p amit pulang, ia juga menghampiri mama Nara yang sedang bersantai dengan buku resep masakannya untuk pamit pulang dan berterima kasih atas makanan yang ia habiskan. Ternyata Azri juga ikut pamit pulang dan mereka berdua pun saling melambaikan tangan dan berpisah di pertigaan kompleks perumahan.

“Siapa sih tamu penting yang datang tiba – tiba itu, sangat tidak penting dan mengganggu waktu santaiku saja,” gerutu Rissa dengan terus mengayuh sepeda polygon heist x5 nya yang dikado  gavin pada tahun kemarin. Tanpa ia tahu, kejutan tengah menantinya di rumah.

***

Bab terkait

  • Only Look At Me   INTENTIONS

    BAB 2 - INTENTIONS Di Taman Belakang kediaman Keenan, Mom Nia yang tengah bersantai dengan sang suami seusai sarapan dikejutkan dengan dering ponselnya yang ia letakkan di meja tidak jauh dengan tempat ia duduk. Terlihat nama “My Son” memanggil, mom Nia lekas mengangkat panggilan sang putra dengan me-loudspeaker agar dad Adam bisa mendengarnya juga. “Halo son, ada apa kau menghubungi mommy ?” tanya mom Nia dengan meletakkan ponselnya kembali di meja. “Tante Nad meminta mommy dan daddy untuk kerumahnya sekarang. Ada hal penting yang ingin om Ardian dan tante Nad bahas dengan mommy dan daddy sekarang. Ken sudah hampir sampai, jadi tidak bisa menjemput kalian,” jawab sang putra di seberang telepon. Mendengar ucapan sang putra, keduanya saling pandang dengan seulas senyuman. “Baiklah son, tunggu daddy dan mommy beberapa menit lagi. Sampaikan pada om Ardian kami sedang dalam perjalanan,” kali ini terdengar sang daddy yang men

  • Only Look At Me   WITH YOU

    BAB 3 - WITH YOU Setelah berpamitan kepada kedua pasang paruh baya yang masih terlihat akan meneruskan obrolannya, sepasang kekasih itu pun segera pamit untuk jalan – jalan. Setelah kepergian keduanya, mereka berempat memutuskan untuk melanjutkan obrolan – obrolan dan nostalgia mereka di taman belakang rumah Ardian. Tampak mobil sport warna frozen grey dengan desain eksterior futuristik yang tidak pernah lekang oleh waktu terparkir rapi di halaman rumah milik Ardian, siapapun yang memandangnya tidak akan bosan dengan desain mobil sport tersebut yang tak lain merupakan supercar keluaran mobil merk BMW i8 milik kekasih Rissa, Keenan Noe Salvino. Mereka berdua masuk kedalam mobil tanpa sepatah kata dan masih tampak saling mendiamkan diri satu sama lain hingga keheningan melingkupi suasana di dalam mobil mewah Ken. “Dasar kulkas, tidak ada romantis – romantisnya. Diam terus seperti patung angsa ditaman mommy. Huh..” batin Riss

  • Only Look At Me   WORKING

    BAB 4 - WORKING Di sebuah danau pinggir kota.. Terik matahari yang seakan membakar kulit dan menyilaukan mata jika memandangnya dengan mata telanjang itu telah berpamitan kepada dua sejoli yang tengah melakukan acara kencan ala – ala pasangan yang sedang dimabuk asmara namun terkesan aneh bagi beberapa manusia – manusia lain yang melihatnya. Bagaimana tidak aneh, seorang pria yang notabenenya adalah seorang CEO di sebuah grup perusahaan terbesar di Asia mengajak seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan ialah kekasih yang ia kencani setahun terakhir ini dengan mengajaknya kencan menonton beberapa film – film lawas pada layar LCD di dalam supercar yang ia pasang tempo lalu dengan bantuan si jangkung alias Azri sahabat rusuh dari Rissa si cerewet sang pujaan hati. Namun bukannya protes atau kesal, gadis bersuara cempreng dan cerewet itu sangat menikmati momen berduanya bersama pria kulkas beton yang duduk disampingnya dengan menikmat

  • Only Look At Me   NICE TO MEET YOU

    BAB 5 - NICE TO MEET YOU Perusahaan Citra – Jarvis Lakashya Group (C-JL Group), Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit antara jarak dari rumah Rissa ke perusahaan tempatnya bekerja, mobil Ken tampak berhenti di depan gerbang perusahaan bidang layanan public relations (hubungan masyarakat) dan advertising C-JL Group. Rissa melepas seatbelt dan hendak beranjak keluar, namun tangan Ken memegangnya dan membuat Rissa menoleh padanya. “Sa, jam berapa kau pulang kantor nanti ?” tanya Keenan seraya menatap mata Rissa dengan teduh. Rissa yang ditatap seperti itu mengerutkan dahinya dan membatin, “Tumben si kulkas hangat??” “Emm,, mungkin aku baru bisa keluar kantor jam 5 an Ken. Ada apa, tumben kau bertanya??” tanya Rissa pada Ken yang masih menatapnya. “ Aku ingin mengajak kau makan diluar setelah pulang kerja nanti, sekalian menghabiskan waktu karena kemungkinan besok siang aku dan Jad akan berangkat ke Singapura,” ucapnya

  • Only Look At Me   BEAUTIFUL PEOPLE

    BAB 6 - BEAUTYFUL PEOPLE “ Clarissa, Nice to meet you..” ucap pria didepan Rissa dengan kacamata hitam yang bertengger pada hidung mancungnya, membuat Rissa membulatkan kedua bola matanya dan tidak bisa menjawab sapaan pria itu. Rissa yang tadinya akan menekan aplikasi hijau untuk memesan taksi online mengurungkan niatnya dan menatap pria itu dengan sinis. “Ada apa kau kemari? Apa kau memiliki kekasih lain di perusahaan ini? Setahuku kekasihmu itu sangat manja hanya untuk sekedar bekerja,” ketusnya. “Haha, aku kesini bukan untuk menemui kekasihku melainkan menemui mantan kekasihku yang cantik dan imut,” jawab pria itu dengan percaya diri tinggi yang membuat Rissa ingin menyumpal mulutnya dengan kaos kaki milik Azri yang satu bulan belum dicuci. “Aku tidak suka basa basi, ada apa kau kemari?” tanyanya dengan memicingkan mata, menatap pria dihadapannya yang kini telah turun dari sedan mewahnya dan berjalan kearahnya. Pria itu membuka pi

  • Only Look At Me   WHO IS SHE / HE ?

    BAB 7 - WHO IS SHE / HE ? Satu hari sebelumnya, Sepeninggal Rissa dari cafe yang ia datangi bersama seorang wanita dari masa lalunya, ia menghembuskan nafasnya dengan kasar dan melirik sinis pada pria dihadapannya yang masih diam membeku karena bingung dengan situasi dimana mantan kekasihnya itu pergi setelah diteriaki oleh seorang pria asing baginya. Sadar dengan lirikan sinis dari pria asing yang bersama dengan wanita cantik dihadapannya, Kazu pun segera beranjak keluar dari cafe dan berniat menyusul Rissa. Sedangkan wanita yang masih melingkarkan tangan di lengan kekarnya tampak kebingungan dengan situasi yang terjadi baru saja, dan berniat akan bertanya kepadanya. Namun ia segera melepas kasar tangan wanita itu dari lengannya dengan melirik tajam dan berkata, “ Jangan pernah menyentuhku sembarangan atau kau akan tahu akibatnya”. Setelah mengatakan itu, ia berlalu pergi dan menyusul wa

  • Only Look At Me   CONSEQUENCES 1

    BAB 8 - CONSEQUENCES 1 Singapore, Setelah memakan waktu kurang dari 2 jam penerbangan dari Jakarta – Singapura, ketiga makhluk rupawan itu menginjakkan kakinya di bandara Singapura Changi dan segera menghampiri beberapa orang yang sudah menunggu kedatangan mereka dari 30 menit yang lalu. Claire dihampiri asisten Alex yang menjemput kedatangannya atas perintah dari sang kakak, sang asisten segera meraih koper kecil milik adik kesayangan bosnya dan berjalan di belakang wanita itu. Ken dan Jad pun dihampiri oleh beberapa pengawal dan seorang pria yang menjadi wakil pimpinan di perusahaan Salvino Grup cabang Singapura. Mereka tampak memberi hormat pada pimpinan perusahaan pusat, dan segera mengambil alih barang – barang yang dibawa kedua pria tersebut. Claire berhenti sejenak melirik pada kedua pria yang tadi berangkat bersama dengannya dan memberi kode pada asisten Alex untuk terlebih dahulu masuk ke dalam mobil setelah

  • Only Look At Me   CONSEQUENCES 2

    BAB 9 - CONSEQUENCES 2 Lantai 7 gedung Diego Company, Di sebuah ruangan yang biasa disebut dengan ruangan rapat milik Diego company, terlihat seorang pria paruh baya dengan perkiraan usia sekitar lima puluh tahuhan yang masih terlihat tampan di usianya. Pria itu mengenakan jas dan kemeja yang serasi dan juga dasi yang menempel pada lehernya tampak serius mendengarkan laporan dari seorang pria muda yang berdiri di depannya. Saat keduanya masih fokus pada pembicaraan itu, tiba – tiba pintu ruangan diketuk dari luar. “Masuk,” perintahnya dengan nada tegas. Pembicaraan itu pun terjeda dengan kemunculan seorang pria muda dengan wajah yang sedikit mirip dengan pria paruh baya itu. Pria muda blasteran Jepang Amerika Indonesia hasil dari perbauran gen antara ibu dan ayahnya itu berjalan dengan senyuman khasnya yang terpampang di wajah tampannya membuat siapa saja yang melihat akan terpesona, namun tidak bagi pria paruh baya i

Bab terbaru

  • Only Look At Me   IT'S TIME

    BAB 15 – IT’S TIME Zelle yang baru saja menerima panggilan dari sang bos itu pun menghela nafasnya panjang dan bersungut – sungut karena Ken telah membuang waktunya yang berharga itu. “Bukankah kadar itu yang bilang, kalau jangan menyia – nyiakan waktu barang sedetik saja untuk hal yang tidak penting. Cih.. pria itu selalu melanggar peraturan yang dibuat sendiri.” Ia pun kembali menyelesaikan pekerjaannya, di sela – sela pekerjaannya ponselnya mengeluarkan suara notifikasi pesan yang masuk. Diliriknya benda pipih yang tergeletak itu dengan malas, melihat nomor yang tak dikenal tertera pada layar ia pun dengan acuh membiarkannya. Namun, tidak sampai lima menit benda pipih itu meraung – raung untuk minta disentuh sang pemilik karena bukan pesan lagi melainkan sebuah panggilan. “Halo?” sapanya pada penelepon. Hening dan hanya ada suara angin yang terdengar, Zelle mengerutkan dahinya dan sekali lagi menyapa penelepon itu namun tetap saja

  • Only Look At Me   NOW !!

    BAB 14 – NOWSemua karyawan CJ-L hadir di aula gedung CJ-L yang dikhususkan untuk tempat acara – acara penting milik perusahaan seperti : rapat besar, briefing anggota per divisi, dll. Aula itu mampu menampung kurang lebih 500 orang. Lumayan besar bukan untuk ukuran perusahaan yang belum besar seperti milik Arn company, Diego company bahkan Salvino grup.Jarvis dan Citra selaku pemilik juga pimpinan CJ-L juga turut hadir di aula itu dengan menggendong seorang bayi mungil perempuan yang cantik dan gembul.“Selamat pagi untuk semua karyawan CJ-L yang bisa hadir di aula pada hari ini. Saya dan istri selaku pimpinan perusahaan CJ-L, ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan – rekan sekalian atas dedikasi yang telah diberikan kepada perusahaan. Tanpa adanya peran serta dari rekan – rekan sekalian, mustahil perusahaan kita masih berdiri dan bisa berkembang sejauh ini melihat banyaknya perusahaan &ndas

  • Only Look At Me   ONE MORE TIME

    BAB 13 – ONE MORE TIMEKeenan sudah siap dengan pakaian casualnya dan tampak lebih gagah dan lebih tampan. Saat akan bergegas keluar dari resort, langkahnya terhenti karena ulah si pria sengklek datar di depannya.“Wahh, harum sekali pria perjaka satu ini. Mau kemana dengan aroma tubuh yang wangi dan segar ini?? Apa kau sedang berusaha menggoda iman betina di luaran sana???” sinis Jad dengan mencebikkan bibirnya.“Cihh, dasar pria gila. IRI?? BILANG BOS?!!”“Kau kan tahu, aku sedang ada janji dengan Claire dan juga ingin bertemu Alex membahas kerja sama kita,” lanjut Ken santai.“Alaahhh, bilang saja kau mau main api dengan wanita gila itu. Kau hanya mencari alasan bertemu Alex padahal semua itu hanya buat kedok untuk bertemu masa lalumu yang gilanya sama denganmu itu. Cihhh, dasar pria laknat. Sudah diberi ganti yang lebih baik dan layak, malah main – main dengan yang usang dan

  • Only Look At Me   FINE

    BAB 12 - FINE Apartemen Grand City Gabby Zellean Owen, wanita berusia sekitar 29 tahun itu terlihat lebih segar dan sehat setelah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih bertengger di kepalanya. Ia berjalan ke arah sofa dekat tempat tidurnya dan mengambil benda pipih dengan harga yang tidak murah itu, ia melihat beberapa panggilan tidak terjawab pada daftar panggilan. Zelle mengernyitkan dahinya dengan masih menggenggam ponselnya dan membuka panggilan tidak terjawab itu, “Tidak biasanya Clarissa menghubungi ku hingga sepuluh kali. Ada apa dengannya?” gumamnya. Zelle memutuskan untuk meletakkan ponselnya kembali setelah mengirim pesan pada Rissa untuk menunggunya sebentar karena ia akan menghubunginya kembali setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke meja rias dan mengeringkan rambutnya, ia berpikir sejenak dan menerka – nerka mengapa wanita si kulkas beton itu menghubunginya di jam

  • Only Look At Me   I'M SO TIRED

    BAB 11 - I'M SO TIRED Di sebuah resto hotel, terlihat seorang pria dan seorang wanita tengah menikmati menu sarapan yang tersaji dengan keheningan yang tercpita diantara keduanya. Wanita cantik itu tampak elegan dengan style yang simple dan minimalis, ia menggunakan atasan putih dengan blazer polos warna cream dipadukan dengan short pants hitam membuat tampilannya terkesan casual, classy dan modern. Ia mengenakan strappy sandals warna hitam untuk menyempurnakan penampilannya dan ia juga menggerai rambut panjang hitamnya. “Ehm.. Vino, apa hari ini kau sibuk?” tanya Claire dengan hati – hati. Ken yang mendengar pertanyaan Claire pun mendongakkan kepalanya menatap pada wanita cantik yang duduk di hadapannya, meletakkan sendok dan garpu di samping piring. “Ada apa kau menanyakan aku sibuk atau tidak?” “Apa kau tidak ingin pergi ke tempat dulu kita biasa jalan – jalan Vin?” “Hmm, kenapa? Kau ingin kesana ???” tanya Ken masih dengan wajah d

  • Only Look At Me   ARE YOU OKAY ?

    BAB 10 - ARE YOU OKAY Resort World Sentosa Singapore, Kedua pria tampan namun datar itu tengah membicarakan masalah pekerjaannya, disela – sela pembicaraan itu Jad membicarakan keadaan Zelle yang terlihat tidak sedang baik – baik saja saat mendengar suara wanita itu terisak dan tidak mau membicarakan ataupun menjawab pertanyaannya dan juga Ken. “Kau yakin Rio dan Doni bisa menjaga betina datar itu? Aku masih penasaran dengan apa yang sudah dilakukan oleh si botak gempal itu pada betina datar”. “Kita tunggu saja laporan dari Rio, dia dan Doni sudah mengurus semua. Aku sudah memerintahkan Rio untuk meminta rekaman cctv dari hotel Arai, semoga saja dia bisa berhasil membujuk pihak hotel untuk memberikan salinan itu,” jawab Ken menatap Jad yang masih tampak khawatir dengan keadaan Zelle. Ia juga mengkhawatirkan keadaan si betina datar, namun ia tidak mau gegabah dalam bertindak untuk segera memutuskan kontrak kerja sama m

  • Only Look At Me   CONSEQUENCES 2

    BAB 9 - CONSEQUENCES 2 Lantai 7 gedung Diego Company, Di sebuah ruangan yang biasa disebut dengan ruangan rapat milik Diego company, terlihat seorang pria paruh baya dengan perkiraan usia sekitar lima puluh tahuhan yang masih terlihat tampan di usianya. Pria itu mengenakan jas dan kemeja yang serasi dan juga dasi yang menempel pada lehernya tampak serius mendengarkan laporan dari seorang pria muda yang berdiri di depannya. Saat keduanya masih fokus pada pembicaraan itu, tiba – tiba pintu ruangan diketuk dari luar. “Masuk,” perintahnya dengan nada tegas. Pembicaraan itu pun terjeda dengan kemunculan seorang pria muda dengan wajah yang sedikit mirip dengan pria paruh baya itu. Pria muda blasteran Jepang Amerika Indonesia hasil dari perbauran gen antara ibu dan ayahnya itu berjalan dengan senyuman khasnya yang terpampang di wajah tampannya membuat siapa saja yang melihat akan terpesona, namun tidak bagi pria paruh baya i

  • Only Look At Me   CONSEQUENCES 1

    BAB 8 - CONSEQUENCES 1 Singapore, Setelah memakan waktu kurang dari 2 jam penerbangan dari Jakarta – Singapura, ketiga makhluk rupawan itu menginjakkan kakinya di bandara Singapura Changi dan segera menghampiri beberapa orang yang sudah menunggu kedatangan mereka dari 30 menit yang lalu. Claire dihampiri asisten Alex yang menjemput kedatangannya atas perintah dari sang kakak, sang asisten segera meraih koper kecil milik adik kesayangan bosnya dan berjalan di belakang wanita itu. Ken dan Jad pun dihampiri oleh beberapa pengawal dan seorang pria yang menjadi wakil pimpinan di perusahaan Salvino Grup cabang Singapura. Mereka tampak memberi hormat pada pimpinan perusahaan pusat, dan segera mengambil alih barang – barang yang dibawa kedua pria tersebut. Claire berhenti sejenak melirik pada kedua pria yang tadi berangkat bersama dengannya dan memberi kode pada asisten Alex untuk terlebih dahulu masuk ke dalam mobil setelah

  • Only Look At Me   WHO IS SHE / HE ?

    BAB 7 - WHO IS SHE / HE ? Satu hari sebelumnya, Sepeninggal Rissa dari cafe yang ia datangi bersama seorang wanita dari masa lalunya, ia menghembuskan nafasnya dengan kasar dan melirik sinis pada pria dihadapannya yang masih diam membeku karena bingung dengan situasi dimana mantan kekasihnya itu pergi setelah diteriaki oleh seorang pria asing baginya. Sadar dengan lirikan sinis dari pria asing yang bersama dengan wanita cantik dihadapannya, Kazu pun segera beranjak keluar dari cafe dan berniat menyusul Rissa. Sedangkan wanita yang masih melingkarkan tangan di lengan kekarnya tampak kebingungan dengan situasi yang terjadi baru saja, dan berniat akan bertanya kepadanya. Namun ia segera melepas kasar tangan wanita itu dari lengannya dengan melirik tajam dan berkata, “ Jangan pernah menyentuhku sembarangan atau kau akan tahu akibatnya”. Setelah mengatakan itu, ia berlalu pergi dan menyusul wa

DMCA.com Protection Status