Share

Pemilihan CR (3)

Penulis: Rizka hami
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

    Tepat pukul 2 siang, makanan dari katering Ibu Raina datang. Seluruh angkatan Raina juga sudah berkumpul, kecuali yang bertugas di bagian transportasi, beberapa senior meminta untuk dijemput. Merepotkan sekali sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, mereka adalah residen paling junior, sama sekali tidak bisa menolak. 

    Raina sudah mulai mengatur tempat bersama Yasmin, Tama dan Radit juga ikut membantu. Saat katering datang, mereka berempat bahkan lebih sibuk. Beruntung, hari ini Tama sangat penurut, tidak ada kegaduhan atau adu pendapat antara Tama dan Raina. Semua berlangsung tenang. 

    "Tumben Tom and Jerry rukun" goda Yasmin pada Raina. 

    "Jelas aja rukun, dia takut gue nekat. Kalau macem-macem, gue tinggalin aja," balas Raina dengan wajah tenang. Dia yakin Tama pasti panik dan kebakaran jenggot kalau dia tinggalkan hari ini. Lelaki itu tidak mungkin mengurus semua kegiatan hari ini sendirian tanpa bantuan Raina. 

    "Jangan macem-macem deh" balas Yasmin, mengingatkan. Sahabatnya itu sering mengambil keputusan tanpa pikir panjang terlebih dahulu. Masalahnya bukan hanya Tama yang akan kesulitan, tapi seluruh kelompok mereka juga akan dinilai tidak kompak oleh senior, tentu saja Yasmin tidak ingin hal itu terjadi. 

   "Enggak macem-macem, cuman satu macem aja, buat kanebo kering jengkel, itu juga kalau si kanebo bikin ulah hari ini" ucap Raina dengan wajah usil. Hatinya langsung bahagia bila dia merasa menang melawan lawannya pria kaku mirip kanebo kering. 

   "Udah deh, sehariiii aja, please.. Jangan berantem lagi sama Tama" pinta Yasmin, dia heran mengapa dua orang ini sulit sekali untuk akur. Selalu ada saja hal yang membuat mereka beradu pendapat atau bertengkar. Benar-benar Tom and Jerry di dunia nyata, batin Yasmin. 

   "Iya.., tenang aja.. Gue enggak bakal macem-macem hari ini" balas Raina, mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk tanda V, artinya dia berjanji pada Yasmin. Bisa-bisa Yasmin nekat tidak mau bersahabat lagi kalau Raina macam-macam. 

   "Bagus deh" balas Yasmin. Sedikit lega, tapi tetap waspada dengan kelakuan tidak terduga sahabatnya ini bisa terjadi kapan saja. 

   Semua persiapan sudah selesai. Tepat pukul 15.00, senior mereka mulai berdatangan. Raina, Yasmin, Tama dan Radit bergantian menyambut para senior. Sampai akhirnya tepat pukul 16.00 semuanya sudah hadir, hanya beberapa orang saja yang memang sudah meminta izin untuk datang terlambat di acara ini. 

   Acara berlangsung menyenangkan, setelah makan, semuanya berkumpul karena acara perkenalan anak baru akan dimulai. Chief resident meminta semua angkatan Raina untuk berkumpul di depan. 

   "Oke semuanya, hari ini kita akan mulai dengan perkenalan angkatan baru kita, semester 0. Mereka akan mulai beraktivitas bulan depan. Kita mulai dari ketua angkatannya dulu ya" ucap CR, wajahnya berseri-seri, mungkin karena ini hari terakhir dia memegang jabatan yang cukup membebaninya. 

   Tama maju, dia tersenyum kaku, lalu menunduk dengan sopan ke arah para senior. Manusia kanebo kering itu memulai kalimatnya. Mulai dari info tentang identitas diri. Beberapa senior wanita mulai berbisik-bisik, memuji ketampanan Tama. Mereka punya idola baru. Memang jarang sekali menemukan lelaki tampan di bagian ini. 

   "Status dong!" Teriak seorang senior sambil mengerling genit. Seruannya itu langsung disambut oleh senior yang lain, seakan setuju. Wajah Tama langsung memerah karena menahan malu. Apalagi para wanita itu bersahutan menggodanya. 

   Raina tersenyum miring. Baru kali ini dia melihat ekspresi lain dari pria kaku itu. Raina pikir hanya ada wajah datar disana. Tidak disangka kanebo kering bisa tersipu malu, batin Raina, masih mencibir. 

   "Belum menikah Teh" ucap Tama, wajahnya bertambah merah.

    Jawaban Tama ini menambah riuh para senior wanita itu, yang menurut Raina saat ini sudah menjelma menjadi grup wanita pemuja kanebo kering. Raina merasa ada yang salah dengan otak orang-orang itu, atau mungkin mereka belum tahu saja watak pria yang mereka puji habis-habisan itu, batin Raina dalam hati. 

   Sementara itu, Tama berdiri dengan kikuk. Sorak sorai penggemar wanitanya masih terdengar dengan jelas. 

   "Oke, udah, gantian. Yuk yang kedua" ucap CR itu, menghentikan keributan para penggemar Tama yang dia nilai cukup keterlaluan. Dia menunjuk ke arah Radit. Pria itu pun maju ke depan, memamerkan senyuman manisnya. 

   "Selamat sore para senior sekalian, nama saya Raditya" ucap Radit dengan percaya diri, beberapa terlihat menatap Radit tak berkedip, tidak terlalu heboh seperti perkenalan Tama. Penggemar Radit sepertinya kurang banyak bila dibandingkan dengan penggemar Tama sebelumnya. Salah satu wanita yang tidak mengedipkan matanya adalah Raina. Dia terbuai dengan senyuman manis Radit. Ekspresi Raina sungguh berbeda dengan saat Tama memperkenalkan diri sebelumnya. 

   "Manis banget" gumam Raina pelan, tapi masih bisa terdengar oleh sahabatnya. Yasmin hanya bisa mencibir mendengar pujian sahabatnya itu. Jelas sekali Raina sudah naksir berat dengan Radit. 

   "Awas patah hati, terus kabur lagi" balas Yasmin, setengah menyindir. Raina membalas dengan cibiran. 

  Satu per satu akhirnya memperkenalkan diri. Setelah selesai, mereka mulai acara inti yaitu pemilihan CR. Ada tiga kandidat kuat untuk menjadi CR. Masing-masing diberikan waktu 10 menit untuk memaparkan visi, misi serta program mereka bila mereka menjadi CR kelak pada semua residen yang hadir hari ini. 

   Voting pun dimulai. Angkatan Raina mulai sibuk memberikan kertas kepada masing-masing senior. Kebanyakkan para senior wanita meminta kertas pada Tama dan Radit, kebanyakkan meminta pada Tama. Lelaki itu lumayan kewalahan menghadapi "fans" barunya. 

   "Na, bantuin gue disini" pinta Tama. Raina yang paling dekat dengan posisi Tama saat ini. 

    Raina melirik sebentar ke arah Tama, lalu tanpa banyak bicara gadis itu membantu Tama, walaupun sebenarnya hatinya sedikit enggan.

   "Kok elu yang kasih kertasnya, gue kan maunya sama Tama" keluh seseorang senior wanita. Tidak senang karena Raina membantu Tama.

   "Maaf Teh" balas Raina, membalas dengan senyuman manis yang dibuat-buat, padahal dia merasa kesal dengan ucapan wanita itu. Raina langsung beranjak dari sana. 

   "Na, mau kemana?" Tanya Tama heran, dia sempat melihat kemana Raina, gadis itu bahkan belum selesai membagikan kertas pemilihan, mengapa sudah pergi, tanya Tama dalam hati. 

  "Fans elu enggak seneng gue yang bagiin, mendingan elu aja deh," balas Raina dengan tenang. Tama baru akan protes ketika mendengar kalimat Raina, tapi dia langsung mengurungkan kalimat protesnya saat ada beberapa yang memanggil namanya dengan nada tidak sabar, meminta kertas pemilihan.

   "Mendingan cepetan balik kesana, fans udah nunggu tuh" ucap Raina sambil tersenyum usil. 

    Tama tidak menjawab, dia hanya bisa mendengus kesal, tapi tetap menuju ke arah senior yang memanggilnya dan mulai memberikan potongan kertas di tangannya. Walaupun enggan, Tama tetap mencoba memberikan senyuman pada seniornya itu. 

___________

Hai, up baru..

Jangan lupa kasih komentar ya

Dan follow IG baru saya di rizka_author yaa

Happy reading

     

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Priella Hartanto
mau juga dong kertas dr kanebo kering, kusemprot parfum tiap hari deh. gemes banget sama si kanebo. kapan ya disahkan dan dihalalkan duo sejoli ini. semoga author berbaik hati pd mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Pemilihan CR (4)

    Setelah keributan "memperebutkan" Tama saat pembagian surat suara. Kali ini para fans baru Tama itu kembali "ribut" saat mulai mengumpulkan surat suara. "Tama, sini Tama!" Teriak senior perempuan di sudut ruangan. Rekannya ikut bersahut-sahutan memanggil nama Tama. Raina hanya bisa menahan tawanya. Dia melirik wajah Tama sekilas. Wajah lelaki itu masam sekali dan memaksakan senyumnya. Tanpa bertanya pun Raina sudah bisa memprediksi suasana hati Tama. "Yas, lihat tuh!" Bisik Raina, menyenggol lengan Yasmin sambil menunjuk ke arah Tama dan fansnya. "Bantuin Na" balas Yasmin, dia sendiri sedang sibuk mempersiapkan media untuk penghitungan suara nanti, sedangkan Raina sudah selesai membagikan dan mengambil surat suara sedari tadi. "Ogah ah. Pada kepengennya sama si kanebo" balas Ra

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Bohong

    "Lama banget sih?" Kalimat itu langsung diucapkan oleh Irna saat melihat sosok Radit datang. Wajah gadis itu cemberut. Dia sudah menunggu kekasihnya itu selama 1 jam lebih. Tentu saja dia kesal setengah mati. Hari ini Irna sudah berdandan cantik demi pergi kencan dengan kekasihnya. Dalam bayangannya hari ini dia akan menghabiskan malam romantis bersama Radit. Tapi, siapa yang bisa menyangka akhirnya lain. Satu jam menunggu dia merasa riasannya bahkan sepertinya sudah luntur, ditambah wajah masam karena kekesalan hatinya. Selamat tinggal kencan romantis, Irna bersyukur kalau hari ini tidak ada pertengkaran. "Maaf ya Sayang. Kan aku udah bilang kalau tadi antar senior dulu" balas Radit. Tersenyum selebar mungkin. Lelaki itu merasa sangat bersalah karena berbohong pada Irna hari ini. Apalagi dia bersama dengan Raina sebelumnya. "Tapi ini udah satu jam aku tung

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Perhatian

    Di tempat lain, Raina baru saja turun dari angkutan kota. Hari sedikit mendung, langit kota Bandung semakin menggelap. Raina berjalan lebih cepat, takut hujan akan turun sebelum dia sampai di rumah karena dia tidak membawa payung apalagi jas hujan. Sebuah bunyi klakson dari arah samping mengagetkan dirinya. "Astaga!" Pekik Raina, nyaris terpeleset karena saking terkejutnya. Nyaris saja Raina akan mengumpat, mengeluarkan semua sumpah serapah si pengemudi mobil yang membunyikan klakson itu, beruntung pengemudi itu langsung turun, dan membuat Raina tambah terkejut saat melihat sosoknya. "Tama?" Sapa Raina saat menyadari ternyata pengemudi mobil itu adalah Tama. Lelaki itu berjalan mendekati Raina. Seperti biasanya, ekspresinya tetap datar, seolah-olah dia tidak bersalah. "Sori, gue buat kaget ya?" Tanya Tama, nada suaranya dan raut wajahnya terlihat tidak tulus meminta maaf.&nb

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Teman Kos (1)

    Raina baru saja terbangun subuh ini. Dia meregangkan seluruh sendi di tubuhnya. Terasa pegal dan lelah sekali. Seharian bekerja mengurusi acara pemilihan CR, ditambah kehujanan sedikit semalam, membuat tidurnya lelap sekali. Gadis itu mengambil ponselnya yang dia lempar sembarangan semalam. Hari ini dia berencana untuk melihat tempat kos yang letaknya di dekat rumah sakit. Raina sengaja menyewa tempat kos, karena jarak rumahnya dengan rumah sakit tempat dia belajar nanti cukup jauh. Akan sulit bila ada keperluan mendadak nanti. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, telepon masuk dari Yasmin. "Halo" sapa Raina cepat. Suaranya masih serak khas orang bangun pagi. "Udah bangun lu? Hari ini jadi kita lihat kos-kosan?" Tanya Yasmin, menyadari Raina yang baru bangun tidur. "Em" balas Raina, matanya masih setengah terpejam. Badannya yang pegal memintanya untuk kembali bangun

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Teman Kos (2)

    "Na, nanti tunggu dulu ya, kita nunggu yang mau bareng liat kos" ucap Yasmin saat mereka sampai di tempat kos yang mereka tuju. Seorang penjaga kos sudah menyambut mereka. "Siapa?" Tanya Raina. Dia tidak tahu kalau Yasmin membuat janji dengan orang lain. Raina pikir hanya mereka berdua. "Tunggu bentar, nanti juga lu tahu sendiri" balas Yasmin. Gadis itu mengetik pesan tulisan di ponselnya"Na, nanti tunggu dulu ya, kita nunggu yang mau bareng liat kos" ucap Yasmin saat mereka sampai di tempat kos yang mereka tuju. Seorang penjaga kos sudah menyambut mereka. "Siapa?" Tanya Raina. Dia tidak tahu kalau Yasmin membuat janji dengan orang lain. Raina pikir hanya mereka berdua. "Tunggu bentar, nanti juga lu tahu sendiri"

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Kenyataan yang Menyakitkan (1)

    "Aku lihat dulu ya, ada kemungkinan aku bareng kosnya sama pacar aku" jawab Radit. Raina tersentak mendengar jawaban Radit. "Pacar? Apa dia salah dengar?" Tanya Raina dalam hati. "Pacar?" Tanya Raina. Rasa bahagia lenyap seketika dari hatinya. "Iya, pacar aku kos sekitar sini juga" jawab Radit. "Oh" jawab Raina pelan. Gadis itu langsung menunduk dalam, merasa bodoh. Bagaimana mungkin pria semanis dan sebaik Radit belum punya kekasih, bodohnya dirinya yang terlalu naif menyangka kalau Radit masih jomblo. Di sisi lain, Yasmin hanya bisa menghela napas berat. Dia tahu apa yang sahabatnya itu rasakan. Ini akan menjadi kenyataan yang Menyakitk

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Kenyataan yang Menyakitkan (2)

    "Katanya lu mau beli makanan, kok malah kesini?" Tanya Raina bingung, yang dia tahu tempat ini untuk berbelanja. "Iya, gue disini buat beli makanan, ada yang salah?" Tanya Tama, justru heran dengan pertanyaan Raina. Memang apa salahnya membeli makanan di swalayan, tanya Tama pada dirinya sendiri. "Gue pikir elu mampir di kafe atau restauran atau food court untuk beli makanan" jawab Raina, menjelaskan maksud dirinya. "Lebih hemat kalau masak" balas Tama dengan tenang. "Masak?!" Raina terkejut sekaligus tertawa geli. Dia tidak sanggup membaya

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Menumpang (1)

    Sudah seminggu terakhir Raina berusaha keras untuk melupakan Radit dalam hidupnya, tapi tentu saja sulit. Mereka masih tetap bertemu setiap hari, karena sudah mulai banyak tugas untuk junior baru yang harus dikerjakan bersama kelompok. Radit juga tidak mengetahui isi hati Raina, tentu saja lelaki manis itu tetap berlaku sopan dan baik pada Raina, membuat Raina bertambah sulit untuk melupakannya. Minggu ini adalah minggu terakhir liburan Raina. Mulai minggu depan Raina mulai mengikuti kegiatan residensi di rumah sakit. Pagi ini Raina mulai mengemas barang-barangnya untuk pindah ke kamar kosnya. Gadis itu sudah sibuk dari pagi hari. "Mau ibu antar jam berapa?" Tanya Ibu, tiba-tiba berada di depan pintu kamar Raina. "Duh, Ibu. Buat Nana kaget aja." Balas Raina, dia terlalu serius mengemas barang sampai tidak menyadari kehadiran ibu di kamarnya. "Kamu aja kagetan, orang ibu dari tadi berd

Bab terbaru

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Sebagai Pelampiasan

    "Hmmm, pemandangan yang indah, film yang bagus, makanan yang enak dan teman yang menyenangkan. Ini malam minggu terbaik" celetuk Radit, mengalihkan pandangannya kepada Raina."Eh?" Raina bergumam tanpa sadar. Tapi dia segera menutup mulut nakalnya."Ya, rasanya kita bisa malam mingguan lagi kapan-kapan" balas Radit."Malam mingguan lagi?" Tanya Raina ulang. Jantungnya berdetak cepat. Apa ini berarti Radit mengajaknya berkencan lagi? Ingin rasanya Raina menari saking girangnya."Ya, mungkin lain kali kita bisa nonton lagi.." balas Radit, sedikit menggantungkan kalimatnya. Radit menyadari wajah terkejut dari Raina. Apa gadis ini menjadi sedikit salah mengerti mendengar dia menyebutkan kalimat tadi, pikir Radit."Sekalian mengajak Yasmin, Tama dan teman angkatan kita lainnya" Radit cepat-cepat melanjutkan kalimatnya. Khawatir Raina semakin salah sangka.&nbs

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Malam Mingguan (3)

    "Akhirnya tenang juga" ucap Raina, menarik napas dalam-dalam sambil menutup mata. Mereka saat ini sedang berada di gedung bioskop dan sedang mengantre memesan tiket nonton. Bioskop memang ramai, tapi tidak berdesakan seperti kafe tempat makan mereka sebelumnya. Raina merasa jauh lebih lega. "Kafe tadi terlalu berisik ya?" tanya Radit, dia baru sadar kalau Raina merasa tidak nyaman sebelumnya, sedikit merasa bersalah karena dia yang memaksa untuk makan disana, padahal jelas-jelas kafe tadi padat pengunjung. "Oh, enggak, hanya. Emm, sedikit penuh saja, kita enggak bisa ngobrol enak" balas Raina langsung, khawatir Radit merasa tidak enak hati. Bukan masalah kafe tadi penuh dan sesak oleh pengunjung, tapi letak masalahnya ada pada Rian dan Mischa. "Masih lama waktu nonton, mau minum kopi? Atau makan makanan kecil lain sebelum nonton?" tawar Radit. Rasa bersalah membuat dia menawari Raina untuk ke tempat lain

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Malam Mingguan (2)

    "Makan disini enggak apa-apa?" Tanya Radit. Mereka saat ini masuk di sebuah kafe yang berada di dalam mall. Kafe itu memang terlihat padat pengunjung. Wajar saja karena kota Bandung di akhir pekan tidak mungkin tidak ramai. Selain itu, kafe ini juga sedang naik daun di media sosial. Raina sedikit mengernyitkan keningnya, sedikit tidak setuju karena terlalu ramai. Raina tidak terlalu penyuka keramaian. Dia lebih suka suasana yang sepi, karena dia bisa makan dan mengobrol dengan tenang. Apalagi ini kali pertama dia bisa berduaan dengan Radit, Raina ingin suasana yang tenang, tidak riuh seperti ini. "Kalau enggak mau juga enggak apa, kita cari lagi tempat lain" balas Radit setelah melihat wajah enggan dari Raina. "Enggak apa-apa, disini aja Dit" tolak Raina cepat. Dia melirik wajah Radit dan melihat kalau lelaki itu sepertinya ingin sekali makan di tempat ini. Walaupun

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Malam Mingguan

    Akhir pekan akhirnya datang. Kata orang hari-hari di akhir pekan adalah siksaan untuk orang yang baru saja putus. Radit baru tahu rasanya sekarang. Sabtu ini dia tidak punya janji apapun dengan siapapun. "Hah, membosankan sekali" gumam Radit. Sepanjang pagi dia hanya menyetel televisi dan menonton dengan pikiran kosong. Dia mengambil ponselnya dan mulai melihat-lihat film apa yang sedang diputar minggu ini di bioskop. "Apa ajak jalan anak kosan ya?" Radit mulai menemukan ide di kepalanya saat melihat film action yang terlihat cukup seru sudah tayang mulai minggu ini. Radit segera melihat jadwal jaga, baik Yasmin, Tama maupun Raina tidak ada yang jaga hari ini. Lelaki itu segera keluar dari kamar untuk mencari teman kosnya. Saat baru menuruni tangga, Radit bertemu dengan Raina. Gadis itu berjalan ke arah kulkas yang terletak di dapur kos dengan mata setengah terpejam, rambut berantakan dan dia mas

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Putus (4)

    "Apa Kakak enggak kangen sama aku? Setelah putus Kakak sama sekali enggak pernah hubungi aku," keluh Irna. Dia merasa tidak nyaman dengan perubahan sikap Radit padanya setelah putus. Irna pikir Radit akan mengejar-ngejar dirinya setelah dia meminta putus, tapi kenyataannya justru Radit malah mendiamkan dirinya dan sama sekali tidak pernah menghubungi dirinya. "Aku rasa, kita butuh momen untuk sama-sama sendiri, supaya kita bisa pikirkan bagaimana hubungan kita selama ini" balas Radit. Dia masih sangat menyukai Irna, tapi kembali menjadi kekasih Irna masih sedikit sulit bagi Radit. Lelaki itu masih butuh waktu untuk memikirkan hubungan mereka yang dia rasa mulai tidak sehat. "Aku kangen Kakak" ucap Irna tiba-tiba. Dia merasa harus jujur tentang hal ini. "Rindu?" ucap Radit dalam hati, dia cukup terkejut dengan kejujuran Irna. Detak jantung Radit menjadi cepat saat mendengar ucapan mantan kek

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Putus (3)

    Entah Raina harus bahagia atau justru waspada dengan keadaan yang saat ini dia hadapi, yang pasti selama Radit putus dari kekasihnya, lelaki itu selalu menempel pada Raina, dimana pun dan kapan pun. Tidak terasa sudah dua minggu Radit putus dari Irna. Dalam hati Radit merasa sangat nyaman, tidak ada lagi yang mengatur dengan kejam semua kehidupannya. Dia bisa menjalani kehidupan residensi dengan nyaman. Semakin hari keduanya semakin lengket, dimana ada Raina pasti ada Radit disana. "Na, selesai dari rumah sakit, kita makan dulu ya sebelum pulang ke kos" ajak Radit disela-sela acara ilmiah. "Em" balas Raina langsung mengiyakan tanpa pikir panjang, dia bahkan lupa kalau hari ini orang tuanya datang untuk melihat kamar kosnya. Sudah dua minggu Raina belum juga mengizinkan ayah ibunya untuk datang. "Oke!" balas Raina dengan bersemangat sambil mengacungkan jempolnya. Dia selalu senang setiap diajak makan

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Putus (2)

    (3 menit sebelumnya) "Gue jawab telepon dulu ya, agak berisik disini" ucap Radit, beranjak pergi menuju sudut di luar bioskop. "Gue jawab telepon dulu ya, agak berisik disini" ucap Radit berdiri, dia tidak bisa menjawab telepon Irna di tengah suasana gaduh begini. Pasti kekasihnya itu akan bertambah kesal. "Jangan lama-lama, bentar lagi teaternya mau buka" balas Raina, mengingatkan. Radit mengangguj sambil melambaikan tangannya. "Ada yang mau beli minum?" Tanya Yasmin, Raina langsung mengiyakan. "Gue enggak, enggak seru nonton sambil makan minum, terlalu mengganggu" balas Tama, menggeleng. Dia lebih suka menikmati film tanpa gangguan makan dan minum. Sayang sekali kal

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Putus (1)

    "Oke, Raina ikut juga" ucap Radit. "Oh, oke" balas Yasmin, melirik Raina sambil tersenyum geli. Bukan Yasmin namanya kalau tidak bisa menebak isi kepala sahabatnya yang paling drama itu."Oke, Raina ikut juga" ucap Radit. "Oh, oke" balas Yasmin, melirik Raina sambil tersenyum geli. Bukan Yasmin namanya kalau tidak bisa menebak isi kepala sahabatnya yang paling drama itu. Beberapa detik kemudian Tama terlihat menuruni tangga. Raina yang pertama menyadari, dia langsung melirik kesal ke arah Tama. "Buat apa si kanebo kering itu ikut-ikutan?" Batin Raina dalam hati.

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Menumpang (3)

    "Tadi sih curhat berantem hebat sama pacarnya" balas Yasmin. "Tadi sih curhat berantem hebat sama pacarnya" balas Yasmin. Yasmin teringat cerita Radit beberapa hari terakhir. Radit cukup nyaman untuk berkeluh kesah dengan Yasmin, mungkin karena Radit tahu Yasmin punya hubungan serius dengan kekasih Yasmin dan gaya berpacaran Yasmin dan kekasihnya dewasa sekali. Radit mengagumi itu, berbeda dengan gaya pacaran dirinya dan Irna. Kekasihnya masih manja, seenaknya dan jauh dari kata dewasa. Setiap hari selalu ada saja bahan untuk bertengkar. Radit kadang merasa lelah sendiri menghadapi sikap kekanakan dari Irna.

DMCA.com Protection Status