Lucy dan Olso duduk di sofa di ruang tengah, tampak kebingungan. Mereka saling pandang, mencoba membaca situasi, tetapi tidak berani bertanya apa-apa. Mereka tidak tahu apa-apa soal kecurigaan Mary terhadap Victor, apalagi mengenai keterlibatan suaminya dalam kecelakaan yang menewaskan Nathan. Yang
Mary berdiri di tengah kamar, memandangi suasana yang berantakan—selimut yang tergeletak di lantai, bantal yang tak pada tempatnya, dan meja kecil yang dipenuhi barang-barang. Pandangannya sempat kosong, tetapi ia menarik napas panjang, memutuskan untuk mulai merapikan kamar. Ia mengambil selimut y
*** Sudah hampir tiga puluh menit berlalu sejak Mary dan Victor memutuskan untuk beristirahat. Namun, kamar itu masih dipenuhi oleh kesunyian yang berat. Ranjang terasa dingin, mencerminkan suasana hati dua insan yang tidur dengan jarak lebar di antara mereka. Hubungan mereka, yang biasanya penuh k
*** Setelah prosesi pemakaman yang penuh haru, keluarga besar kembali ke Mansion Hilton. Suasana masih dipenuhi duka yang mendalam. Semua orang tampak letih, baik secara fisik maupun emosional. Di kamar, Hannah duduk di sofa dengan tubuh lemas. Matanya bengkak dan sembab akibat terlalu banyak mena
Di Ruang Keluarga… Ketika Dominic tiba di ruang keluarga, ia mendapati Michael sedang berdiri di dekat perapian. Pria itu tampak memandangi api yang bergerak pelan, wajahnya datar seolah tengah memikirkan sesuatu yang berat. Secangkir teh di tangannya tak tersentuh, uapnya menghilang bersama waktu.
Miami, Florida… Cahaya mentari pagi perlahan menembus celah tirai kamar, menciptakan garis-garis terang yang lembut di lantai. Udara dingin pagi menyelimuti ruangan, membawa kesunyian yang nyaris sempurna. Namun, keheningan itu tiba-tiba pecah oleh tangisan tangisan keras Zack. Bayi mungil berusia
Setelah mendengar kabar bahagia dari Dokter, Victor segera diizinkan masuk ke ruang IGD untuk menemui Mary. Langkahnya sedikit tergesa. Ia mendorong pintu perlahan, matanya langsung tertuju pada sosok Mary yang terbaring lemah di ranjang. Wajahnya masih tampak pucat, tetapi kedua matanya sudah terbu
Dalam perjalanan pulang, Victor melirik Mary yang duduk di kursi penumpang. Wajahnya tampak pucat, namun sorot matanya jauh lebih tenang dibandingkan saat mereka meninggalkan rumah sakit. Untuk sejenak, Victor kembali memusatkan pandangan ke jalan di depannya, membiarkan suasana hening mengisi ruang
*** Hari itu penuh dengan aktivitas seru. Mereka menjelajahi jalur hiking pendek yang mudah untuk anak-anak, melewati hutan mangrove yang teduh. Zack bersama Calvin dan Valentin tampak kagum melihat kepiting kecil di sela-sela akar pohon, sementara Katty dan Cassandra sibuk mengumpulkan daun-daun u
*** Setibanya di lokasi camping, keluarga Victor dan Mary langsung terpukau oleh keindahan alam yang terbentang di hadapan mereka. Taman itu memiliki pemandangan yang memanjakan mata: pepohonan mangrove yang rimbun, udara segar dengan aroma laut yang khas, dan suara burung-burung yang berkicau merd
*** "Katty sudah dibantu oleh Daddy, Mom," jawab Zack sambil menunjuk ke arah luar rumah. Mary hanya mengangguk pelan, merasa lega mendengar semua sudah terkendali. Sementara itu, di halaman depan, Katty yang berusia tiga tahun tampak bersemangat membantu Victor memuat barang-barang ke dalam mobil
*** Empat Tahun Kemudian… Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah lima tahun usia pernikahan Mary dan Victor. Kehidupan mereka dipenuhi kebahagiaan, berkat cinta yang terus tumbuh dan keluarga kecil yang mereka bina bersama. Dari pernikahan mereka, Tuhan menganugerahi dua buah hati yang menj
*** Victor kemudian menegakkan tubuh, berdiri menjulang di hadapan Mary yang tengah terengah-engah. Kedua tangannya bergerak menurunkan celana serta boxer, kemudian berlanjut dengan kaos hitam yang melapisi tubuh atletisnya. Hingga kini, Victor berdiri dengan tubuh polos tanpa sehelai benang yang m
*** "Victor!" pekik Mary terkejut, tubuhnya memantul ringan saat ditempatkan di permukaan kayu yang dingin. Refleks, tangannya mencengkeram bahu kokoh suaminya, mencari keseimbangan. Victor menatapnya lekat, wajahnya begitu dekat hingga Mary bisa merasakan hangat napasnya. Ada intensitas di matany
*** Mary mengalihkan pandangannya ke dinding kamar, memperhatikan jam besar di sana. Jarum jam menunjukkan waktu yang sudah cukup larut. Ia menghela napas, menyadari suaminya masih saja sibuk di ruang kerja. "Sudah jam segini, tapi dia masih bekerja," gumamnya pelan, nada suaranya seperti protes ke
*** Langit Miami, Florida, kini telah diselimuti kegelapan malam. Mary, baru saja menyelesaikan ritual malamnya setelah menidurkan putra kecilnya, Zack. Anak lelaki itu telah lelap di kamarnya, meninggalkan keheningan di rumah mereka. Mary melangkah masuk ke dalam kamar mandi, membasuh wajahnya d
Dominic menghela napas panjang, seolah beban berat terangkat dari pundaknya. “Syukurlah,” gumamnya, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri. Namun, matanya melirik sekilas ke arah Michael, seolah ingin memastikan reaksi menantunya. Michael, yang sedari tadi memperhatikan dengan seksama, memicing